Anda di halaman 1dari 48

Rabu, 2020-04-22

Lanjutan mekanisme penguatan logam

Kita kembali ke awal yaitu mekanisme penguatan logam


Semua mekanisme penguatan logam adalah bgm kita dpt menghambat pergerakan dislokasi
Mekanismenya:
1) Penghalusan butiran,
2) Pengerasan larutan padat,
3) Penguatan presipitasi,
4) Penguatan dispersi,
5) Pengerasan regangan,
6) Pengerasan melalui pendinginan kejut (quenching)

2) Penguatan larutan padat


Larutan padat artinya paduan. Logam A yg dicampur dengan logam B dan menciptakan suatu fasa
dengan variasi komposisi kimia disebut sebagai larutan padat.
Ingatlah bhw umumnya yg kita temui dan gunakan sehari-hari adalah paduan logam bukan logam
murni. Logam murni kita ketahui bersifat lunak (ulet).
Pada manufakturnya, saat melakukan pemaduan logam, maka kita bisa padukan dalam keadaan cair,
seperti casting, atau kita padukan dalam keadaan padat seperti pada metoda powder metallurgy
(melalui mixing dan atau mechanical alloying).

Lihatlah contoh paduan Cu-Ni (substitutional solid solution). Semakin tinggi kandungan Ni, kekuatan
paduan Cu-Ni semakin tinggi.
Paduan memang selalu lebih kuat dari logam murninya, karena logam pemadu menciptakan distorsi
pada kisi kristal, baik sebagai substitusi maupun interstisi
Rabu, 2020-04-22

Impurity (unsur pemadu) dg uk atom yg lbh kecil akan menciptakan regangan tarik pada kisi Kristal

Sementara itu, impurity dg uk yg lbh besar, akan menciptakan regangan tekan pada kisi Kristal

Dari ilustrasi diatas, maka penghambat pergerakan dislokasinya adalah distorsi kisi oleh elemen
pemadu atau impurity. Dengan demikian semua jenis paduan mengalami solid solution strengthening.
Contoh yg terkenal dari solid solution hardening dg impurity yg insterstisi adalah C dan N pada Fe.
Baja adalah paduan Fe dengan C sebagai unsur terlarut.

Disebabkan uk atom C lbh besar dibandingkan spasi / ruang yg tersedia diantara celah atom2 Fe,
maka terjadilah distorsi, yaitu berupa regangan tekan.
Rabu, 2020-04-22

3) Penguatan Presipitasi

Apakah itu presipitat (endapan)?


Presipitat: fasa solid yang terbentuk dari fasa matriks asli ketika batas kelarutan terlampaui.
Presipitat merupakan hasil dari larutan padat jenuh yang dipertahankan pada suhu kamar karena
adanya batas kelarutan.
Ilustrasi terbentuknya presipitat (endapan) adalah seperti kita menambahkan gula (fasa padat) ke
dalam air (fasa cair). Maka kita peroleh suatu fasa baru yaitu sirup.

Kelarutan gula bertambah dengan


meningkatnya temperatur sirup.
Namun, apabila kita mendinginkan
campuran air dan gula tsb, maka
perlahan akan terbentuk endapan
gula (gula tidak larut lagi), yang
terbentuk akibat batas kelarutan
gula didalam air terlampaui.
Pada precipitation strengthening,
maka penghambat pergerakan
dislokasi (dislocation barrier) nya
adalah kehadiran presipitat sebagai
fasa kedua.
Berikut ini adalah gambaran
bagaimana presipitat berinteraksi
dengan dislokasi, hingga
menghambat pergerakan dislokasi.

Precipitation hardening memerlukan distribusi


partikel halus dari fasa kedua. Kesesuaian
arrangement dari presipitat terhadap matriks
memberikan 2 kemungkinan:

1. Coherent precipitate
2. Incoherent precipitate

Coherent precipitate (endapan koheren) memiliki


struktur kristal yang sama, dan parameter kisi
yang sama, seperti fasa matriks.
Sementara itu Incoherent precipitate (endapan
inkoheren) tidak memiliki hubungan dengan fasa
Rabu, 2020-04-22

matriks sekitarnya. Struktur kristal dan parameter


kisi tidak sama antara matriks dan endapan.

1. Coherent precipitate (endapan koheren) memiliki struktur kristal yang sama, dan parameter
kisi yang sama, seperti fasa matriks

2. Incoherent precipitate (endapan inkoheren) tidak memiliki hubungan dengan fasa matriks
sekitarnya. Struktur kristal dan parameter kisi tidak sama antara matriks dan endapan

Partikel endapan koheren ini dapat saja dipotong oleh dislokasi, namun tetap memberikan
hambatan pergerakan terhadap dislokasi.
Rabu, 2020-04-22

Endapan inkoheren ini masih dapat mencegah dislokasi, tetapi tidak sebaik endapan koheren.

Saya berikan analogi:


Bila dislokasi harus melewati endapan maka:
Lewat endapan koheren = berani hadapi masalah, mak akibatnya perlu ekstra usaha
Lewat endapan inkoheren = mending jauhi masalah (ada preman didepan), kita lewat jalan memutar
saja, meski lebih jauh.

Contoh paling terkenal dari penguatan presipitasi adalah pada paduan Aluminim

Ini adalah gambaran proses penguatan presipitasi dari paduan Al seri 2000
Rabu, 2020-04-22

Perhatikan tahap (1) solution treatment ; (2) quenching; dan (3) aging. Presipitasi terjadi pada masa
aging (penuaan = membiarkannya pada temp tertentu (umumnya 100 sd 150 deg C) pada waktu
tertentu)

Perubahan kekerasan sebagai fungsi dari waktu aging

Jadi pada posisi (1) larutan padat dan (2) quenched sbg super aturated solution (larutan padat jenuh)
Al 2000 bersifat lunak, kemudian setelah di-aging maka terjadi peningkatan kekerasan krn
terbentuknya presipitat sejalan dg waktu. Ada puncaknya lalu kemudian menurun perlahan.
Mekanisme penguatan yg serupa dengan (3) penguatan presipitasi adalah (4) penguatan dispersi.

Jadi mekanisme penguatan menggunakan fasa kedua atau ketiga dst, selain melalui pembentukan
presipitat, dapat pula dilakukan melalui Dispersion Strengthening. Dispersion Strengthening adalah
mekanisme penguatan yang dilakukan dengan menambahkan secara sengaja partikel-partikel dispersi
kedalam matriks selama proses manufaktur. Partikel dispersi yang umum digunakan adalah partikel
oksida, sehingga dikenal sebagai oxide dispersion strengthening (ODS). Proses dari penguatan
dispersi ini dapat dilakukan melalui mechanical alloying dan powder metallurgy.
Rabu, 2020-04-22

Produk akhir umumnya adalah MMC (metal matrix composite), seperti paduan Al-Li yang diperkuat
dengan partikel Al2O3. Paduan Al dan Ni yang diperkuat dengan ThO2. Superalloy berbasis Nikel
(misalnya Inconel) yang diperkuat dengan partikel Y2O3.

Partikel ODS juga dapat ditambahkan pada matriks cair dalam proses pengecoran, seperti misalnya
penambahan ZnO kedalam paduan magnesium cair.
hambatan pergerakan dislokasi oleh partikel dispersi ini tergantung dari sifat mekanik partikel,
persebaran, ukuran, bentuk presipitat, dan jumlah partikel presipitat.
Perhatikan ilustrasi-ilustrasi berikut:

Pada gambar diatas anda bisa melihat bhw lebh baik menambahkan partikel keras ke matriks ulet,
dibandingkan menambahkan partikel ulet di matriks keras/getas. Pada kasus terakhir, retak mudah
merambat.

Hambatan dislokasi yang efektif adalah bila menggunakan partikel dispersi yang berukuran kecil dan
berjumlah banyak

Partikel yang tajam menjarum (needle-like) kurang baik dibandingkan partikel berbentuk round,
karena ujung partikel needle-like dapat menjadi stress raiser
Rabu, 2020-04-22

Semakin banyak partikel pada DS, maka alloy menjadi lebih kuat

Meskipun precipitation strengthening (PS) dan dispersion strengthening (DS) sama-sama


menggunakan fasa kedua (ke-3, ke-4 dst untuk kasus DS), namun keduanya memiliki perbedaan
sebagai berikut:
1. Coherency occur in PS but No coherency presence in DS
2. DS stable at all temperatures but PS is not stable. Partikel DS krn oksida, maka temp leleh
partikel nya tinggi. Cocok paduan yang digunakan pada aplikasi temp tinggi
3. Time factor not important for DS but PS time factor important. Pada PS partikel endapan dapat
mengalami overaging. Bahkan apabila PS digunakan pada temp tinggi, maka partikel dapat mengalami
coarsening.
4. Any alloys can be made in case DS
5. In DS chemical stability is increase than PS
6. PS-isotropic and DS-anisotropic

5) Strain Hardening (Pengerasan Regangan)


Pengerasan melalui pemberian deformasi plastis yang menciptakan regangan merupakan salah satu
mekanisme penguatan yang paling umum, dan terjadi selama proses pengerjaan dingin (cold working).
Pengerasan melalui pemberian deformasi plastis yang menciptakan regangan merupakan salah satu
mekanisme penguatan yang paling umum, dan terjadi selama proses pengerjaan dingin (cold working).
Ini merupakan panel otomotif yang dihasilkan melalui proses forming (secara khusus disebut deep
drawing).
Bahan baku awalnya adalah lembaran baja karbon sangat rendah (ultra low carbon steel) yang
memiliki sifat lunak.
Setelah mengalami proses pembentukan, akhirnya diperoleh produk pembentukan yang keras (kuat).
Strain hardening (work hardening) adalah fenomena dimana logam yang ulet menjadi lebih keras dan
kuat setelah mengalami deformasi plastis.
Proses tersebut umumnya dikerjakan pada temperatur kamar.
Kita mengenal secara umum, 2 pembagian dari working (pengerjaan) dikategorikan menurut
temperatur prosesnya, yaitu:

1. Cold working, dimana deformasi plastis diberikan dibawah temperatur rekristalisasi. Tujuannya
selain membentuk adalah memperkuat. Contohnya: cold rolling, cold forging/stamping.
Rabu, 2020-04-22

2. Hot working, dimana deformasi plastis diberikan diatas temperatur rekristalisasinya. Tujuan
utamanya adalah untuk membentuk produk logam. Meskipun demikian pada hot working juga sangat
memungkinkan diterapkan prisip penguatan. Contohnya: hot rolling, extrusion etc.
Temperatur rekristalisasi merupakan temperatur dibawah titik leleh logam dimana struktur kisi
kristal menjadi terorientasi kembali (atau disebut terbentuk kristal baru).

Temperatur rekristalisi kira-kira berada pada rentang 0,3-0,6 Tm logam tersebut.

Fenomena pengerasan regangan dijelaskan atas dasar interaksi antar medan regangan dislokasi.
Akibat deformasi plastis, kepadatan dislokasi meningkat akibat pembentukan dislokasi-dislokasi
baru. Interaksi antar regangan dislokasi ini mengakibatkan suatu dislokasi terhambat akibat
kehadiran dislokasi lainnya. Dengan meningkatnya kepadatan dislokasi, maka resistensi terhadap
gerakan dislokasi menjadi lebih signifikan.

Alur pikir pengerasan regangan


Dengan demikian pada mekanisme
pengerasan regangan, hambatan
pergerakan dislokasi adalah dislokasi
lain.

Analogi: Pada butiran krsitalin, butiran memiliki orientasi yg berbeda, maka gerak dari slip
juga berbeda-beda. Maka saat slip bergerak memungkinkan saling berinteraksi. Analoginya
seperti lalu lintas di persimpangan empat, kalau kendaraan hanya bergerak kesatu arah saja,
maka tidak macet. Tetapi kalau dari semua arah bergerak, maka akan terjadi kemacetan.
Ingat di butiran kristalin, tdk seperti di jalan raya, tidak ada lampu lalu lintas, semuanya
jalan, semua tabrakan begitu dislokasi tsb bergerak bersama ke berbagai arah krn diberi
deformasi plastis

Pengaruh cold working terhadap sifat mekanik dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

Dimana dengan meningkatnya persen cold


working maka akan meningkatkan kekuatan
luluh dan tarik, serta menurunkan
keuletan. Logam yang mengalami
pengerasan regangan pada dasarnya
menyimpan residual stress (tegangan sisa)
sebagai akibat dari deformasi plastis.
Rabu, 2020-04-22

Parameter n atau eksponen pengerasan regangan, yang


diperoleh dari hasil pengujian tarik, merupakan ukuran
kemampuan logam untuk mengalami pengerasan regangan;
semakin besar nilai n, maka semakin besar pengerasan
regangan yang dicapai untuk jumlah regangan/deformasi
plastis tertentu.

Efek dari pengerasan regangan ini dapat dihilangkan


dengan perlakuan panas anil (annealing heat
treatment).
Perlakuan anil ini seringkali diberikan pada produk hasil
pengerjaan dingin yang akan diberikan proses pengerjaan
dingin lanjutan. Misalnya baja yang telah mengalami
pengerolan (pencanaian) dingin, diberikan perlakuan anil
sebelum akan dibentuk (forming)
Parameter anil adalah temperatur pemanasan,
temperatur penahanan, waktu penahanan, dan laju
pendinginan.

Parameter anil adalah temperatur pemanasan, temperatur penahanan, waktu penahanan, dan laju
pendinginan

PESERTA KULIAH, JADI KRN MATERI BYK MAKA SY UMPAN DULU BAHAN YG SUDH SY
PERSIAPKAN. SY SDH BIAT DLM BHS INDONESIA AGAR MUDAH DIBACA DAN DIPAHAMI.
SILAHKAN DICATAT ATAU DISAVE LALU DIPRINT UNTUK DIPELAJARI YA.
Rabu, 2020-04-22

Proses manufaktur CRC (cold-rolled coil) steel. Slab yang telah mengalami hot rolling kemudian
dibersihkan permukaannya dari scale di pickling line, setelah bersih kemudian menuju cold rolling mill
(CRM). Keluaran dari CRM adalah CRC full hard yang getas dan keras. Ini merupakan produk yang
dapat dijual langsung karena ada penggunanya. Namun apabila CRC ini diinginkan untuk proses
pembentukan lanjutan, maka harus dijual dalam keadaan lunak/ulet, sehingga harus masuk ke
annealing line
Di industri baja, dikenal dua jenis teknik anil yaitu dengan menggunakan batch annealing (BA) dan
continuous annealing (CA) line.

Pada batch annealing, CRC ditumpuk dan ditutup dengan cover interior yang diisi dengan gas
pelindung untuk mencegah oksidasi. Kemudian cover interior ditutup dengan kap pemanas dimana
burner berada. Proses BA umumnya memakan waktu 2 hingga 3 hari.
Sementara itu pada proses CA, CRC dilepas gulungannya kemudian dilewatkan dan dipapar pada
tungku pada temperatur anil yang relatif lebih tinggi dan waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan
proses BA. Lembaran baja kemudian didinginkan ke temperatur kamar dan digulung kembali.

Annealing terdiri dari tiga tahap:

1. Pemulihan (recovery) atau penghilangan stress (stress relieving), dimana terjadi pengurangan
tegangan sisa pada logam yang telah mengalami pengerjaan dingin. Selama recovery terdapat
Rabu, 2020-04-22

poligonisasi (yaitu pengurangan kepadatan dislokasi), yang disebabkan oleh pembentukan subgrain
yang kecil (sekitar 1 mikron) di dalam butiran yang mengalami stress.
2. Recystallization (rekristalisasi) - pembentukan struktur butiran bebas-regangan yang baru dari
struktur butiran yang mengalami pengerjaan dingin.
3. Grain growth (Pertumbuhan butir) – ukuran butiran meningkat akibat pemanasan logam pada suhu
tinggi dan waktu yang cukup di mana suatu butiran “menyerap” butiran yang lain.

Tahap-tahap anil

Pada anil, ukuran butiran akan meningkat dengan meningkatnya temperatur dan juga waktu anil.
Rabu, 2020-04-22

(6) Quench hardening

videoplayback (1).mp4

Baja karbon dapat diperkeras dengan suatu metoda yang disebut sebagai quench hardening.
Quench hardening pada dasarnya adalah metode pengerasan yang melibatkan perlakuan panas (heat
treatment).

Quench artinya pendinginan kejut.

Kehadiran atom-atom C interstisi memiliki peran yang penting dalam pengerasan ini.
Baja dengan kandungan karbon yang rendah kurang sensitif terhadap quench hardening. Untuk baja
karbon rendah, pengerasan umumnya dilakukan melalui metode strain hardening, grain refining, dan
precipitation strengthening.
Baja karbon yang dapat diperkeras dengan cara quench hardening adalah baja dengan kandungan
karbon lebih dari sekitar 0,2%.
Pada quench hardening baja karbon akan membentuk suatu struktur kristalin keras yang disebut
martensite.

Martensite pada baja terbentuk ketika baja karbon diaustenisasi (dibawah ke area fasa austenite)
kemudian didinginkan dengan cepat hingga ke temperatur yang relatif rendah.
Rabu, 2020-04-22

Tahap dari quench hardening adalah


1) austenization,
2) quenching,
3) tempering.

Martensite adalah struktur merupakan struktur dengan fasa tunggal nonequilibrium sebagai hasil
dari transformasi dari fasa austenite tanpa difusi (diffusionless). Dengan analogi istilah martensite
juga dapat merujuk pada struktur kristal apa pun yang dibentuk oleh transformasi tanpa difusi.
Transformasi martensit ini terjadi ketika laju pendinginan cukup cepat untuk mencegah terjadinya
difusi dari karbon.
Kita ketahui fasa austenite FCC mengalami transformasi menjadi BCC apabila pendinginan dilakukan
secara perlahan dimana difusi berperan.
Namun, pada kasus transformasi martensite, fasa austenite yang berstruktur face centered cubic
(FCC) dimana atom C menempati posisi oktahedral mengalami transformasi menjadi body centered
tetragonal (BCT). Perhatikan struktur BCT dibawah ini.

The body-centered tetragonal unit cell for martensitic steel showing iron atoms (circles) and sites
that may be occupied by carbon atoms (crosses). For this tetragonal unit cell, c > a.

Memiliki struktur BCT membuat martensite tidak stabil (metastable) dan cenderung untuk
bertransformasi menjadi BCC namun kehadiran atom C pada posisi oktahedral menghalangi sumbu c
untuk menyusut (agar mengkompensasi penyusutan pada sumbu a).
Hal inilah yang menyebabkan kekerasan yang tinggi pada martensit yaitu adanya distorsi kisi yang
memicu internal/residual stress. Distorsi kisi yg besar ini menghambat pergerakan dislokasi.
Rabu, 2020-04-22

Martensite memiliki penampilan platelike atau needlelike.

Struktur martensite pada baja, memiliki kekerasan yang sangat tinggi. Kekerasan yang tinggi ini
menyebabkan baja berstruktur martensit bersifat getas atau mudah patah/pecah. Dalam metalurgi,
selalu ada tawar menawar antara kelenturan (ductility) dan kegetasan (brittleness).
Oleh karena itu kemudian untuk meningkatkan ketangguhannya, baja kemudian diberikan perlakuan
tempering, yaitu dengan memanaskan baja martensit pada temperatur antara 180-480 deg C pada
selang waktu tertentu.
Temperatur yang lebih tinggi akan mengurangi internal stress yang lebih cepat melalui laju difusi
atom karbon yang lebih cepat.

Martensite yang ditemper akan berubah struktur mirkonya dari needlelike type menjadi bushy type
dan karbida mulai mengendap.
Pada proses tempering, martensit yang tidak stabil terurai menjadi ferit dan karbida tidak stabil,
dan akhirnya menjadi cementite (Fe3C) yang stabil, membentuk struktur mikro yang disebut
tempered martensite.
Rabu, 2020-04-22

MATERI BAB BERIKUTNYA ADALAH DIAGRAM FASA

Diagram fasa merupakan suatu peta atau representasi grafis kestabilan dari fasa yang memberikan
hubungan antara beberapa fasa yang setimbang dalam suatu sistem paduan logam sebagai fungsi
temperatur, tekanan dan komposisi kimia.
Diagram fasa yg umum adalah yg berada dalam kondisi setimbang atau yang dibuat dalam kondisi
pendinginan sangat lambat
Karena ada juga diagram fasa yang ditampilkan dalam keadaan tidak setimbang. Keadaan tidak
setimbang adalah seperti yg tadi kita bahas mengenai martensit. Martensite terbentuk melalui
pendinginan cepat.
Menggunakan diagram fasa ini kita dapat melakukan suatu prediksi fasa-fasa apa saja yang stabil
untuk suatu paduan logam pada komposisi kimia dan temperatur tertentu.
Fasa adalah bagian homogen dari sistem yang memiliki karakteristik fisik dan kimia yang seragam.
Atau dapat kita sebut fasa sebagai suatu bagian yang memiliki komposisi, struktur dan sifat yang
sama pada keadaan kesetimbangan (equilibrium) baik fisik maupun kimia
Mari kita lihat contoh sederhana , yaitu suatu fasa yg sudah banyak kita kenal.

Air (H2O) yang dapat hadir dalam tiga keadaan:


- padat (solid)
- cair (liquid)
- uap/gas (vapour/gaseous)
Tergantung dari temperatur dan tekanan

Sementara sistem adalah istilah yg terkait dg rangkaian paduan (alloys) yg mungkin terbentuk,
namun tidak terkait dg komposisi alloy
Sistem satu komponen, contoh air
Fasanya bisa solid, liduid, dan gas
Sistem dua komponen (binary system/sistem biner), contoh Fe-C, Cu-Zn
Pada sistem Fe-C misalnya nanti kita kenal namanya alpha Fe, gamma Fe, delta Fe, fasa cair, fasa
cementite (Fe3C) dll
Demikian juga pada sistem Cu-Zn, kita kenal banyak sekali fasa.
Rabu, 2020-04-22

Sistem tiga komponen (ternary system/sistem terner), contoh MgO-Al2O3-SiO2. Keramik umumnya
banyak gunakan sistem terner
Dan juga ada sistem empat komponen (quaternary system/sistem kuarter). Ini kompleks dan
bentuknya nanti seperti diagram tetrahedral
Sementara itu yg namanya komponen adalah logam/senyawa pembentuk sebuah alloy/paduan.

Contoh: pada kuningan (brass) komponennya adalah Cu dan Zn


Lalu ada istilah solution atau larutan. Ini kita sering sebut saat berbicara mengenai solid solution
strengthening
Larutan (solution): suatu fasa dengan lebih dari satu komponen
Larutan cair = liquid solution
Larutan padat = solid solution
Kalau larutan maka ada yg menjadi solute/terlarut ada yg menjadi solvent/pelarut
Solute (terlarut): bila elemen/senyawa tsb hadir dg konsentrasi yg kecil
Solvent (pelarut): bila elemen/senyawa tsb hadir dg konsentrasi yg besar
Kalau berbicara larutan, maka ada batas kelarutan. Ingat saat kita bahas mengenai penguatan
presipitasi. Presipitat muncul karena batas kelarutannya dilampaui. Ini artinya batas kelarutan
merupakan konsentrasi terlarut maksimum yang dapat ditambahkan tanpa membentuk fase baru.
Daya larut komponen2 tsb dapat tak terbatas (unlimited solubility) atau terbatas (limited solubility).

Unlimited solubility: jika komponen2 tsb dpt larut tanpa pembentukan fasa kedua (second phase)
Contohnya air dan alkohol
Kita mau tambahkan berapa saja alkohol ke air, atau air ke alkohol, tidak tdk akan menemukan fasa
baru
Pada paduan logam ada contohnya. Yaitu misalnya sistem Cu-Ni. Cu berapapun dapat larut ke Ni,
jumlah Ni berapa pun dapat larut ke Cu. Tanpa membentuk fasa baru.

Sementara itu limited solubility adalah jika konsentrasi solute yg dpt larut memiliki batas
Contoh sederhana yg sudah kita kenal adalah air dan gula/garam
Daya larutnya tsb dipengaruhi oleh temp dan tekanan
Sementara itu air dan minyak tidak memiliki kelarutan, tidak terbentuk solution.
Kita berkali-kali sebelumnya menyebut solid solution (larutan padat)
Larutan padat : fasa padat yg mengandung lebih dari satu unsur
Atau dalam definisi lain, larutan padat: Fasa kristal homogen yang mengandung dua atau lebih spesies
kimia.
Kalau kita bicara larutan --> berarti larut, bukan bereaksi
Sirup atau larutan gula, tidak pernah terjadi reaksi kimia. Baik air H2O maupun gula C12H22O11,
tidak bereaksi
mengenal dua jenis larutan padat yang membentuk alloy, yaitu substitusi dan interstisi.
Pemahaman ini sdh kita bicarakan pada bab Ketidaksempurnaan pada logam. Jadi ada substitutional
solid solution dan interstitial.
Rabu, 2020-04-22

Larutan padat interstisi dan substitusi

Atom-atom impurity yang menempati posisi substitusi dan interstisi


substitusi = pengganti
insterstisi = antar celah

OH YA, SILAHKAN SAMPAIKAN PERTANYAAN? KHUSUSNYA UNTUK BAB MEKANISME


PENGUATAN. SILAHKAN!

Naufaldhiya: Masih menyangkut minggu lalu pak, proses penguatan baja hanya familiar menggunakan
grain refining saja pak?

+62 812-2329-7622: Tidak hanya grain refining. Penambahan paduan artinya penguatan solid solution
strengthening. Lalu apabila berikatan dengan C akan menjadi presipitation strengthening. Kalau
kemudian baja tersebut dibentuk, maka mekanisme penguatannya bertambah dengan strain
hardening. Jadi bisa beberapa mekanisme penguatan sekaligus.

Naufaldhiya: Mekanisme penguatan ini related sm matkul dan seperti apa kalau menyangkut
gambaran utk skripsi ya pak? Saya penasaran

+62 812-2329-7622: Tewntu terkait dengan mata kuliah seperti perlakuan panas, transformasi fasa,
teknik pembentukan logam, pengecoran, metalurgi serbuk dan banyak lagi. Kalau terkati dengan
quench hardening misalnya pada heat treatment baja.

Fjr TMM: Proses manufaktur CRC (cold-rolled coil) steel. Slab yang telah mengalami hot rolling
kemudian dibersihkan permukaannya dari scale di pickling line, setelah bersih kemudian menuju cold
rolling mill (CRM). pak apakah alurnya harus dari hot rolling dulu lalu ke cold rolling?

+62 812-2329-7622: Tentu saja, slab baja tebalnya sekitar 20 cm. Saat kita perlu baja lembaran yg
tipis, maka tebalnya harus direduksi dengan pengerolan. Kalau slab yg demikian tebal, tidak dapat
direduksi ketebalannya dg pengerolan dingin, Harus dipanaskan dahulu pada temp tinggi sekitar 1000
deg C, lalu di-rol. Pada temp tinggi, baja menjadi lbh lunak,s hg mudah dirol. Setelah ketebalannya
tipis hingga beberapa milimeter, baru kemudian lanjut ke pengerolan dingin.
Rabu, 2020-04-22

Atom-atom impurity yang menempati posisi substitusi dan interstisi


substitusi = pengganti
insterstisi = antar celah

Berbeda dengan bila kita berbicara mengenai kisi kristal logam murni yang sempurna tanpa cacat
apapun, maka adanya atom2 subtitusi dan intestiti menyebabkan terjadinya distorsi kisi

Untuk larutan padat substitusi, kita tidak dapat menambah secara bebas logam apapun, ada syarat
atau aturannya.
Seorang metallurgis dari Inggris yaitu William Hume-Rothery membuat aturan tersebut. Aturan
Hume-Rothery digunakan sbg pedoman ttg kelarutan padat substitusi.
Menurut dia, agar terjadi kelarutan padat substitusi suatu logam thd logam yg lain maka beberapa
faktor perlu diperhatikan sbb:
1) Radius atom tidak boleh berbeda lebih dari sekitar 15%
Jadi perbedaan jari2 kedua atom yg akan menjadi substitutional solid solution harus kurang dari
sekitar 15%. Atau fasa baru akan terbentuk
Bila tdk maka akan terjadi distorsi yg signifikan.
2) Logam murninya harus memiliki struktur kristal yang sama
Agar terjadi kelarutan padat subtitusi, struktur kristal kedua atom harus sama (FCC dg FCC, BCC dg
BCC)
3) Atom-atomnya memiliki keelektronegatifan yang serupa
Semakin berbeda afinitas kimianya, maka cenderung membentuk senyawa intermetalik (intermetallic
compound) dibandingkan larutan pada substitusi
4). Atom-atomnya memiliki valensi yang sama
Pada larutan padat interstisi, atom terlarut menempati posisi di antar celah atom pelarut
Pada larutan padat interstisi, atom terlarut menempati posisi di antar celah atom pelarut
Semakin tinggi APF, faktor tumpukan atom (atomic packing factor), maka posisi interstisi akan
semakin sedikit. Umumnya untuk kelarutan atom interstisi pada paduan logam kurang dari 10%.
Kita sudah sama-sama tahu, bahkan atom pengotor yang kecil sekalipun biasanya lbh besar ukurannya
dibandingkan dengan ukuran ruang antara celah yang ada, sehingga tentu menciptakan distorsi atau
regangan pada kisi atom pelarut

C pada Fe menempati posisi interstisi


Konsentrasi maksimum C adalah sekitar 2%
Rabu, 2020-04-22

Jari-jari atom C sekitar 0.071 nm (0.71 A)


Jari-jari atom Fe sekitar 0.124 nm (1.24 A)
Seperti tadi kita sudah lihat bersama, bahwa kondisi untuk diagram fasa biasanya dalam keadaan
setimbang. Setimbang artinya energi bebasnya minimum pada T, P dan komposisi tertentu.

Phase equilibrium: Keadaan sistem di mana karakteristik fasa tetap konstan selama periode waktu
yang tidak terbatas. Misalnya fasa yg terkenal pada baja yaitu ferrite. Ia akan terus stabil tidak
berubah.
Tapi martensite misalnya, saat ditemper (pd temp dan waktu tertentu), ia lama kelamaan akan
berubah menjadi ferrite dan karbida
Martensite adalah fasa yg metastabil, dimana ia dapat hadir pada waktu yang cukup lama. Artinya
bisa berubah kan.

Diagram Fasa Biner Isomorf

Contohnya sistem Cu-Ni berikut


Diagram fasa biner isomorf sistem Cu-Ni

Isomorf artinya memiliki struktur kristal yg


sama.
Dengan kata lain memiliki kelarutan yang
sempurna utk semua komposisi.
Atau sering disebut dengan istilah memiliki
misibilitas.
Ketercampuran atau misibilitas adalah sifat
kemampuan dua zat untuk bercampur dalam
semua perbandingan (yaitu, saling mensolvasi
sempurna satu sama lain pada konsentrasi
berapapun), membentuk larutan homogen.
Intinya istilah isomorf artinya dia dapat larut
sempurna utk semua komposisi.

Pada diagram fasa Cu-Ni, kita dapat melihat terbentuknya fasa alpha untuk semua variasi kompoisi.
Pada diagram fasa ini, kita dapat melihat garis Liquidus dan Solidus.
*Garis Liquidus merupakan garis atau batas yang memisahkan daerah fasa cair dan fasa cair-padat.
*Temperatur liquidus adalah suhu di mana fasa padatan pertama kali terbentuk dalam kondisi
pendinginan kesetimbangan.

*Sementara Garis solidus merupakan tempat dari titik-titik di mana solidifikasi selesai pada
pendinginan kesetimbangan, atau di mana pelelehan dimulai pada pemanasan kesetimbangan.

Pada diagram fasa hal yang harus kita lakukan antara lain adalah interpretasi dari diagram fasa
yang meliputi:
1. Penentuan fasa-fasa yg hadir
2. Penentuan komposisi fasa yang ada (% dari komponen unsur/senyawa pada fasa)
Rabu, 2020-04-22

3. Penentuan jumlah fasa-fasa tersebut (% dari fasa)

Perhatikan gambar ini ya


Pada gambar ini kita dapat menentukan
fasa yang hadir sebagai berikut:
A point :
1100°C, 60 wt% Ni
Phase: alpha (solid)
B point :
1250°C, 35 wt% Ni
Phase: alpha (solid) & liquid

Pada gambar ini kita dapat menentukan


komposisi fasa sbb:
Pada titik A:
alpha (solid), compose of 60 wt% Ni & 40
wt% Cu
Sementara pada titik B :
Fasa: alpha (solid) & liquid
Untuk menentukan komposisi fasa, kita
perlu gunakan metode tie line (isoterm)
Tie line digambar horisontal hingga
menyentuh liquidus dan solidus.

Dari sini kita akan peroleh:

*Composition at liquid → CL
31.5 wt% Ni and 68.5 wt% Cu
*Composition α (solid) → Cα
42.5 wt% Ni and 57.5 wt% Cu
Jadi perhatikan, bhw di dlm fasa cair
ada Cu dan Ni. Di dalam fasa α solid
juga ada Cu dan Ni
Rabu, 2020-04-22

3. Penentuan jumlah fasa.

Boleh dalam persen atau fraksi


Masih menggunakan tie line. Metoda nya disebut lever rule
Perhatikan bhw posisi titik B lbh dekat ke garis liquidus dibandingkan garis solidus. Artinya
persentase fasa liquid akan lebih banyak
Maka jumlah fasa dpt ditentukan sbb

Diagram fasa yg umum kita bahas adalah dalam kondisi setimbang. Sementara itu pada proses
pendinginan dari kondisi cair, misalnya saat logam cair pada proses pengecoran, dituangkan ke dalam
cetakan, maka akan ada proses pendinginan (pembekuan/solidifikasi), sehingga menjadi padatan.
Temperatur atmosfir kita (di bumi) boleh dikatakan 'dingin' bagi logam. Sehingga laju pendinginan
dari kondisi cair menuju padat juga relatif cepat.
Maka yg terjadi pada industri logam adalah laju pendinginan yg cukup cepat. Sehingga pendinginan yg
setimbang (equilibrium) sebenarnya tidak pernah tercapai
Pada pendinginan equilibrium, prosesnya berlangsung dengan sangat lambat. Ini hanya dpt dicapai
dengan cara sengaja. Namun tentu tidak memungkinkan dalam produksi. Pada pendinginan setimbang
ini, atom-atom berdifusi dg sempurna sehingga memerlukan waktu yg lama. Apabila kita memadukan
logam 50% A dan 50% B, kita katakan mereka mendingin setimbang dg sempurna apabila pada setiap
lokasi yg kita tinjau, komposisinya tepat 50-50.
Sehingga normalnya pendinginan adalah non-equilibrium. Dimana laju pendinginannya cepat. Atom tdk
berdifusi dg sempurna. Dan ini umumnya kita temui dalam produksi.

Produk coran (casting) memperlihatkan struktur dendritik


Rabu, 2020-04-22

Seperti kita ketahui, pembekuan logam diawali dari


inti lalu tumbuh menjadi dendrit. Dendrit tumbuh
membesar hingga saling menyentuh. Pada gambar (d)
terlihat tampilan butiran. Namun butiran tersebut
baru tampak setelah diberi perlakuan panas

Perkembangan struktur mikro paduan Cu-35% Ni pada


pendinginan equilibrium. Mari kita lihat perbedaan
dari tampilan diagram fasa Cu-35% Ni utk yang
equilibrium dan non-equilibrium disertai dengan
perkembangan struktur mikro nya.

Gambar menunjukkan bagaimana awalnya paduan


berada pada kondisi cair di titik (a) lalu terus
didinginkan hingga titik (e). Pada kondisi equilibrium.
Fasa α solid yg terbentuk memiliki komposisi yang
tunggal selalu mengandung 35% Ni. Dan sat padat
langsung terbentuk grain (butiran)

Pada gambar ini kita dapat menentukan fasa yang hadir sebagai berikut:
A point :
1100°C, 60 wt% Ni
Phase: alpha (solid)
B point :
1250°C, 35 wt% Ni
Phase: alpha (solid) & liquid

Naufal : Pak punten, pada point A dan B kita lihat sisi Ni nya dulu ya? Atau yg 1100 pada Cu
pak? Kurang paham saya karena persenan keduanya untuk Ni...

Pak korda : Lihat gambar lagi. Sumbu mendatar adalah komposisi. Ke kanan menuju 100% Ni.
Sebelah kiri adalah 100% Cu. Pada titik A tinggal tarik garis ke sumbu datar atau vertikal
utk lihat kompisisinya juga temp nya
Rabu, 2020-04-22

PERHATIKAN YA KELAS, MESKI SUDAH DITULIS DLM BHS INDONESIA PUN, PESERTA
KULIAH AKAN PERLU MEMBACA BERKALI-KALI UNTUK PAHAM. SY PUN DEMIKIAN DULU
SAAT S1, BELAJARNYA DG MEMBACA BERBELAS-BELAS KALI. PERLU WAKTU UTK
DIENDAPKAN. TERLEBIH DULU MEMBACANYA MENGGUNAKAN TEXTBOOK IN ENGLISH.
TINGGAL LUANGKAN WAKTU.

Perkembangan struktur mikro paduan Cu-35% Ni


pada pendinginan non-equilibrium. Sementara pada
kondisi pendinginan non-equlibrium. Fasa α yg
terbentuk selama pendinginan hingga padatan
penuh, memiliki komposisi kimia yg berbeda secara
gradasi. Bagian tengah fasa α memiliki kandungan
Ni lbh tinggi dibandingkan bagian luar nya. Kita pun
dpt melihat bahwa garis solidus mengalami shift.
Pada kondisi pendinginan non-equilibrium ini kita
akan menemukan fenomena yg disebut segregasi,
yaitu komposisi kimianya tidak seragam. Segregasi
ini buruk thd kualitas produk paduan logam yg
dihasilkan sehingga hrs dihilangkan.

Segregasi yg secara tampilan diperlihatkan oleh adanya


struktur dendritik ini, dapat dikurangi atau dihilangkan
dengan melakukan proses homogensasi, yaitu dibawa ke
temp tinggi dibawah garis solidus selama beberapa jam,
maka akan terjadi difusi sehingga komposisi kimia
menjadi merata
(a) Interdendritic/micro segregation evolution during
solidification
(b) Segregation photo of Cu – Ni alloy
Rabu, 2020-04-22

Saya perlihatkan contoh hasil homogensisasi dari produk biomaterial antimikroba antivirus paduan
Ti-Cu. Perhatikan baik-baik perbedaan strukturnya. Terjadi perubahan dari struktur dendritik
menjadi butiran

Struktur coran memiliki bentuk dendritik, setelah dilakukan homogenisasi maka terjadi perubahan
dari struktur dendritik menjadi butiran
Rabu, 2020-04-29

MATERI KITA LANJUTKAN, SEKARANG MENGENAI DIAGRAM FASA BINER EUTEKTIK

Baik sekarang kita menuju jenis diagram fasa yg lain, yaitu diagram fasa biner eutektik. Eutektik
artinya mudah meleleh. Contohnya Diagram fasa Cu-Ag

Diagram fasa Cu-Ag

Lihat pada posisi titik eutektik,


temperatur paduan antara Cu-Ag
memiliki titik leleh terendah.
Pada diagram fasa Cu-Ag, kita
dapat melihat area-area dimana
terdapat fasa-fasa tunggal
seperti α, β dan liquid.
Serta juga fasa antara yaitu α +
L ; β + L, dan α + β.
Fasa α merupakan larutan padat
yg kaya akan Cu dimana Ag
terlarut didalamnya. Strukturnya
FCC.
Fasa β merupakan larutan padat
yg kaya akan Ag dimana Cu
terlarut didalamnya. Strukturnya
juga FCC
Rabu, 2020-04-29

Ingat kalau secara komponen struktur nya FCC, maka FCC dan FCC akan membentuk juga FCC.
Maksimum kelarutan Ag didalam Cu adalah 8 wt% yaitu di titik B.
Sementara maksimum kelarutan Cu didalam Ag adalah 8,8 wt% yaitu di titik G.
Kita bisa melihat bhw kelarutan tsb berubah menurut temperature.
Kita juga mengenal adanya garis solvus selain liquidus dan solidus.
Pada titik E terdapat titik reaksi eutektik.
Penentuan fasa yg hadir, kompisisi fasa, dan jumlah fasa (fraksi fasa) pada diagram fasa biner
eutektik.

Perhatikan posisi titik A, B, dan C


Pada titik A --> fasa L
Titik B --> fasa α + L
Titik C --> fasa α + β
Perhatikan dalam penentuan komposisi fasa atau juga penentuan jumlah fasa, maka kita menggambar
tie line pada titik-titik tsb.
Masing-masing garis akan memeotong, baik itu garis liquidus, solidus, atau solvus.
Dari perpotongan tsb kita tarik garis kebawah --> utk tentukan komposisi fasanya.
Sementara jumlah fasa (% fasa) menggunakan metode lever rule.
Pada titik B tentu lebih banyak fasa α dibanding L.
Rabu, 2020-04-29

Pada titik C lebih banyak fasa α dibandingkan β


Di titik B. Fraksi fasa α = v/(u+v)
Di titik C. Fraksi fasa α = y/(x+y)
Kurva Pendinginan
Dalam mempelajari perubahan fasa, kita juga perlu mempelajari kurva pendinginan yg digunakan
untuk menentukan temperatur dari transisi fasa.
Data temperatur vs waktu pada pendinginan paduan logam cair dicatat dan diplot.

kurva pendinginan ideal untuk logam murni pada kondisi equilibrium.

Pada gambar tsb terdapat garis mendatar yg disebut arrest point. Pada
temperatur ini terjadi perubahan dari liquid menuju solid atau sebaliknya.
Adanya arrest point ini disebabkan oleh pelepasan latent heat. Namun pada
kurva pembekuan dan pelelehan dari logam murni memungkinkan adanya
undercooling atau supercooling sebagaimana diperlihatkan oleh gambar berikut:

Undercooling (supercooling) merupakan keadaan dimana solidifikasi tidak terjadi (liquid tidak
membeku) pada temperatur dibawah liquidus

Berikut ini adalah tampilan kurva pendinginan untuk biner isomorf.


Rabu, 2020-04-29

Saat proses pendinginan melalui zona fasa cair + padat maka terlihat adanya kemiringan pada kurva
antara suhu liquidus dan solidus

Sementara itu berikut ini adalah tampilan kurva pendinginan untuk biner eutektik :

Kurva pendinginan ideal diagram fasa


eutektik untuk (1) hypoeutectic alloy, (2)
eutectic alloy, and (3) hypereutectic
alloy.
Sebelumnya untuk diagram fasa biner
isomorf telah ditunjukkan perkembangan
struktur mikro selama pendinginan.
Kali ini kita akan melihat perkembangan
struktur mikro untuk diagram fasa biner
eutektik.

Berikut ini contoh untuk sistem Pb-Sn.:


Rabu, 2020-04-29

[10:34, 4/29/2020] +62 812-2329-7622:


Perkembangan struktur mikro paduan Pb-Sn untuk
antara 2 wt% Sn sd 18,3 wt% Sn. Hasilnya adalah
polikristalin (solid solution) α dengan distribusi halus
fasa β
[10:35, 4/29/2020] +62 812-2329-7622:
Perkembangan struktur mikro paduan Pb-Sn untuk
antara 18.3 wt% Sn sd 61,9 wt% Sn.

Perkembangan struktur mikro paduan Pb-Sn untuk antara 18.3 wt% Sn sd 61,9 wt% Sn. Perhatikan
juga perhitungan jumlha fasanya

Berikutnya Perkembangan struktur mikro paduan Pb-Sn untuk komposisi 61,9 wt% Sn atau pada
komposisi eutectic. Struktur yg dihasilkan adalah sstruktur eutectic :
Rabu, 2020-04-29

Perkembangan struktur mikro paduan Pb-


Sn untuk komposisi 61,9 wt% Sn atau pada
komposisi eutectic. Struktur yg dihasilkan
adalah sstruktur eutectic.

Struktur eutektik yg berbentuk plate-like


memungkinkan pemisahan L menjadi fasa α (yg kaya
Pb) dan fasa β (yang kaya Sn) dengan jarak difusi
yang minimum.

Struktur mikro eutectic Pb-Sn menunjukkan adanya tampilan struktur lamellar


Rabu, 2020-04-29

Selanjutnya Diagram Fasa dengan Fasa Intermediate

Jenis diagram fasa lainnya adalah diagram fasa equilibrium yang memiliki fasa-fasa intermediate
(intermediate solid solution). Contohnya diagram fasa Cu-Zn. Kuningan (brass) sebagai contoh
merupakan paduan Cu-30 Zn

Diagram fasa Cu-Zn. Kuningan


(brass) sebagai contoh merupakan
paduan Cu-30 Zn.
Pada diagram fasa tsb terdapat 6
solid solution:
Terminal ss : α & η
Intermediate ss : β, γ, δ, ε
Fasa β’ disebut sebagai ordered
solid solution, dimana atom-atom Cu
dan Zn berada pada pengaturan yg
spesifik dan teratur dalam setiap
unit sel.

ordered solid solution vs disordered solid solution

Selain itu terdapat juga diagram fasa equilibrium yang memiliki intermediate compounds
(intermetallic compound). Contoh diagram fasa Mg-Pb sbb :
Rabu, 2020-04-29

diagram fasa Mg-Pb

Intermetallic compound (senyawa


intermetalik) merupakan senyawa dua
logam yang memiliki rumus kimia
tertentu. Pada diagram fasa, fasa
intermediate hadir pada suatu rentang
komposisi yang sangat sempit. Mg2Pb
pada komposisi 18 wt% Mg – 81 wt% Pb

Bila kita melihat kembali diagram fasa


Cu-Zn, kita dpt melihat adanya reaksi
pada saat pendinginan, yaitu reaksi
eutektoid dan peritektik

reaksi eutektoid dan peritektik pada penggalan diagram fasa Cu-Zn


Rabu, 2020-04-29

Summary reaksi-reaksi pada diagram fasa

Latihan reaksi-reaksi pada diagram fasa:


Rabu, 2020-04-29

Selanjutnya Diagram Fasa Sistem Fe-C


Berikutnya yang akan kita bahas adalah diagram fasa yang paling klasik yaitu diagram fasa Fe-C.
Diagram fasa ini umumnya ditampilkan tidak lengkap dan ditampilkan untuk penggalan diagram fasa
Fe-Fe3C.
Diagram fasa ini sangat penting untuk dipelajari karena apikasi dari paduan besi ini sangat dan paling
luas dibandingkan denganpaduan logam lainnya.
Besi (Fe) merupakan logam alotropis dimana memiliki lebih dari satu jenis struktur kristal
tergantung pada temperaturnya. Fe mengalami perubahan tiga fasa ketika didinginkan dari titik leleh
ke temperatur lingkungan.

Pada temperatur kamar Fe hadir sebagai


struktur BCC yang disebut ferrite atau α-Fe.
Saat dipanaskan ke 912 deg C, Fe mengalami
transformasi menjadi struktur kristal FCC yang
disebut austenite atau γ-Fe. Lalu pada 1394 deg
C bertransformasi menjadi BCC yang disebut δ-
Fe.

Austenit mampu untuk melarutkan lebih banyak


atom C dibandingkan ferit. Meskipun kisi BCC
memiliki lebih banyak ruang dibandingkan kisi
FCC, namun ruang tersebut tidak cukup besar
untuk mengakomodasi sejumlah besar atom C.
Rabu, 2020-04-29

Mari perhatikan diagram fasa Fe-Fe3C berikut:

Pada diagram fasa Fe-Fe3C, di sumbu kiri adalah Fe murni, sementara di sumbu kanan pada kadar
karbon 6,7 wt% adalah Fe3C atau cementite yang merupakan intermediate compound dari karbida
besi.

Pada diagram fasa Fe-Fe3C kita dapat melihat adanya tiga titik reaksi perubahan fasa yaitu:
1. Reaksi peritectic
δ + L --> (pada 1495 C)
2. Reaksi eutectic
L --> γ + Fe3C (pada 1148 C)
3. Reaksi eutectoid
γ --> α + Fe3C (pada 727 C) Austenite

Austenite : larutan padat interstisi C dalan γ-Fe yang


memiliki struktur kristal FCC. Austenit dapat
melarutkan atom C hingga 2 wt% pada 1129 C. Austenite
dapat merupakan fasa metastable atau stable
tergantung dari paduannya.
Rabu, 2020-04-29

Ferrite

Ferrite: larutan padat interstisi C dalan α-Fe yang


memiliki struktur kristal BCC. Ferit dapat
melarutkan atom C hingga 0.022 wt% pada 723 C.

Cementite: senyawa intermediate dari Fe dan C,


yaitu Fe3C. Sementit mengandung 6.67 wt%C dan
sisanya Fe. Struktur kristal dari Fe3C adalah
orthorombic yang kompleks. Bersifat keras dan
getas

Cementite termasuk fasa yang metastable karena


dapat berdisosiasi menjadi graphite (C) dan
ferrite. Namun reaksi tersebut amat sangat
lambat.

Pearlite: struktur berbentuk agregat lamelar dari ferit dan sementit yang terbentuk dari
dekomposisi eutektoid austenit saat pendinginan lambat.

Struktur pearlite

Fasa pearlite sesungguhnya


metastable (secara termodinamik
tdk stabil). Pearlite dpt
terdekomposisi menjadi besi dan
grafit, namun membutuhkan waktu
yg sangat lama dan temperatur yg
cukup tinggi.

Perkembangan struktur mikro pada


diagram Fe-Fe3C menarik untuk
dipelajari terutama pada kisaran
area yang disebut sebagai hypo-
eutectoid dan hyper-eutectoid.

Eutectoid sendiri berada pada kandungan karbon sekitar 0,76 wt%.


Hypo-eutectoid steel adalah baja yang mengandung C kurang dari 0,76 wt% (eutectoid).
Hyper-eutectoid steel adalah baja yang mengandung C antara 0,76-2 wt%.
Pendinginan equilibrium (lambat) dari area γ pada komposisi eutectoid (0,76 wt%C) menghasilkan
struktur pearlite sbb: γ --> α + Fe3C (pearlite)
Rabu, 2020-04-29

Perkembangan struktur pada pendinginan equilibrium


(lambat) dari area γ pada komposisi eutectoid (0,76 wt%C)
Sementara itu pada komposisi hypo-eutectoid (wt% C < 0,76)
akan terjadi transformasi sebgai berikut:
γ --> α + γ
Dibawah 727 deg, austenite yang tersisa akan
bertransformasi menjadi pearlite
γ --> α + Fe3C
Sehingga diakhir transformasi, struktur mikro yang
terbentuk adalah
1. butiran proeutectoid ferrite yang tidak mengalami
transformasi
2. pearlite bermorfologi lamellar, yang terdiri dari eutectoid
ferrite dan cementite (Fe3C).

Perkembangan struktur utk pendinginan pada komposisi hypo-eutectoid (wt% C < 0,76)

Perhitungan jumlah fasanya dapat dilihat dari materi yg sdh dikirimkan dalam bentuk pdf:
Rabu, 2020-04-29

Sementara itu pada komposisi hyper-eutectoid (0,76<wt% C<2,1) akan terjadi transformasi sebagai
berikut:
γ --> γ + Fe3C
Dibawah 727 deg, austenite yang tersisa akan bertransformasi menjadi pearlite
γ --> α + Fe3C

Sehingga diakhir transformasi, struktur mikro yang terbentuk adalah:


1. fasa pro-eutectoid cementite yang terbentuk disepanjang batas butiran austenite
2. pearlite bermorfologi lamellar, yang terdiri dari eutectoid ferrite dan cementite (Fe3C).

Austenite : larutan padat interstisi C dalan -Fe yang memiliki struktur kristal FCC. Austenit dapat
melarutkan atom C hingga 2 wt% pada 1129 C. Austenite dapat merupakan fasa metastable atau
stable tergantung dari paduannya.

Naufaldhiya: proses homogenisasi yaitu dibawa ke temp tinggi di bawah garis solidus selama
beberapa jam. jadi cara menentukan waktu yang pas bagaimana pak? apa yang terjadi kalau kita bawa
ke atas garis solidus pak?

+62 812-2329-7622: Tentu matriksnya haruslah paduan yg kita pilih stabil pada temp tertentu. Atau
punya titik leleh yg tinggi pada temp aplikasinya. Sementara dispersikan menggunakan oksida yg mana
memang temp lelehnya tinggi. Waktu yang tepat sangat beragam tergantung komposisi, semuanya
Rabu, 2020-04-29

ditentukan melalui percobaan. Kalau baja karbon rendah biasanya sekitar 45 menit pada temp 1250
dec C. Tetapi ingat semuanya dilakukan melalui trial percobaan di indstri.

Berikut ini adalah penentuan jumlah fraksi Fe3C-proeutectoid dan pearlite untuk suatu komposisi
hyper-eutectoid tertentu.
Rabu, 2020-04-29

Transformasi Fasa pada Sistem Fe-C

Transformasi fasa (perubahan struktur mikro) dapat dibagi menjadi tiga kategori:

1. Transformasi fasa melalui difusi (i.e. pergerakan atom jarak jauh) dengan tidak adanya perubahan
komposisi fasa atau jumlah fasa yang ada (contoh pelelehan, pembekuan logam murni, transformasi
alotropik, rekristalisasi dll)

2. Transformasi fasa melalui difusi dengan adanya perubahan komposisi fasa atau jumlah fasa yang
ada (contoh transformasi eutektoid)

3. Transformasi fasa tanpa difusi (diffusionless or displacive transformation), menghasilkan fasa


metastable melalui perpindahan semua atom pada struktur melalui kerja sama berupa gerakan
homogen yang menghasilkan perubahan struktur. Atom-atom yang bergerak bersama, bergerak
kurang dari satu jarak interatomik dan mempertahankan hubungannya dengan atom-atom tetangga.
Contohnya adalah transformasi martensitik yang sempat dibahas pada Bab Mekanisme Penguatan
Logam. Transformasi fasa martensitik ini akan dibahas lebih lanjut.

Transformasi fasa tidak terjadi secara seketika. Transformasi fasa melalui difusi, berlangsung agak
lambat dan struktur akhir sering tergantung pada tingkat pendinginan/pemanasan.

Kinetika Transformasi Fasa

Kebanyakan transformasi fasa melibatkan perubahan komposisi yaitu dimana diperlukan adanya
redistribusi atom-atom melalui difusi. Proses transformasi fasa tersebut meliputi:

1. Nucleation (pengintian) dari fasa baru --> pembentukan partikel kecil (nuclei) yang stabil dari fasa
baru tersebut. Nuclei (inti) umumnya terbentuk pada batas-batas butiran dan cacat-cacat (defects)
lainnya.

2. Growth (pertumbuhan) dari fasa baru dengan mengkonsumsi fasa asli

Persamaan laju nucleation dan growth dinyatakan melalui pers. Avrami:

dimana
y = fraksi yang bertransformasi
t = waktu
k, n = tetapan
Pers Avrami ini baik digunakan untuk menggambarkan kinetika transformasi dari transformasi fasa
padat-padat.
Rabu, 2020-04-29

Transformation Rate
Laju transformasi = laju nukleasi x laju pertumbuhan = N x G
Pertama, laju transformasi meningkat, mencapai nilai maksimum dan kemudian mulai menurun dengan
menurunnya temperature.
Lihat gambar berikut:

Waktu yang diperlukan untuk transformasi sebagai fungsi suhu mengikuti tren terbalik dari laju
transformasi.
Waktu yang diperlukan untuk transformasi pertama berkurang, mencapai minimum dan kemudian
mulai meningkat dengan penurunan suhu.
Rabu, 2020-04-29

Kurva S, fraksi yang bertransformasi (padat) vs


log waktu transformasi pada temperatur konstan

Contoh kurva S utk rekristalisasi Cu :

Laju rekristalisasi dari Cu murni pada temperatur yang berbeda.

Diagram Fasa Kesetimbangan vs Diagram TTT


Meskipun diagram equilibrium Fe-C sangat berguna, namun tidak memberikan informasi tentang
transformasi austenit ke struktur apa pun selain struktur kesetimbangan, dan juga tidak
memberikan informasi pengaruh laju pendinginan pada pembentukan struktur yang berbeda.
Dengan kata lain, diagram Fe-C tidak menjelaskan dekomposisi austenit dalam kondisi non-
kesetimbangan yang melibatkan laju pendinginan yg lebih cepat daripada pendinginan kesetimbangan.
Beberapa struktur (mis. martensit) yang tidak muncul pada diagram kesetimbangan dapat ditemukan
dalam struktur mikro dalam baja.
Maka dibuatlah diagram transformasi isothermal (diagram TTT) yg menjelaskan kondisi
transformasi non-kesetimbangan

DIAGRAM FASA
- Menggambarkan perkembangan struktur mikro secara equilibrium
- Laju pendinginan atau pemanasan sangat lambat
Rabu, 2020-04-29

- Tidak tersedia informasi waktu yang diperlukan untuk membentuk fasa

DIAGRAM TTT
- Dapat memprediksi struktur yang terbentuk untuk beragam laju pendinginan.
- Secara grafis menggambarkan laju pendinginan untuk transformasi austenite menjadi pearlite,
bainite, atau martensite
- Memberikan informasi temperatur dimana transformasi tersebut terjadi

Terdapat dua jenis diagram transformasi yang dapat membantu dalam memilih baja dan rute
pemrosesan yang optimal untuk mencapai sifat-sifat yang diinginkan, yaitu: Diagram Time-
Temperature Transformation (TTT) dan Continuous Cooling Transformation (CCT).

Diagram TTT vs Diagram CCT

DIAGRAM TTT
- Menunjukkan transformasi pada temp konstan
- Sampel diaustenisasi lalu didinginkan dg cepat ke suhu yg lebih rendah dan ditahan pada suhu itu
sementara jumlah transformasi diukur (mis dg dilatometri)
- Memerlukan banyak percobaan untuk membuat diagram TTT yg lengkap

DIAGRAM CCT
- Menunjukkan laju transformasi sbg fungsi waktu untuk temp yang terus menurun
- Sampel diaustenisasi lalu didinginkan pada laju yang telah ditentukan dan tingkat transformasi
diukur (mis dg dilatometri)
- Memerlukan juga banyak percobaan untuk membuat diagram CCT yg lengkap

Diagram TTT: Transformasi Pearlite

Reaksi eutectoid

Kurva S bergeser ke waktu yang lebih lama pada T


yang lebih tinggi, dimana menunjukkan transformasi
didominasi oleh nukleasi (laju nukleasi meningkat
dengan pendinginan) dan bukan oleh difusi (yang
terjadi lebih cepat pada T yang lebih tinggi).
Rabu, 2020-04-29

Kompilasi dari transformasi


isothermal pearlite pada temperatur
yang berbeda menghasilkan Diagram
TTT

Garis putus-putus ditengah


menunjukkan transformasi telah
berlangsung setengahnya (50%) dari
austenite menuju pearlite (50%
austenite dan 50% pearlite)

Diagram TTT: Transformasi Pearlite


Rabu, 2020-04-29

Lihatlah posisi dari coarse dan fine pearlite:

coarse pearlite fine pearlite


Rabu, 2020-04-29

Kehadiran elemen paduan selain C (mis., Cr, Ni, Mo, dan W) dapat menyebabkan perubahan posisi dan
bentuk kurva TTT, seperti (1) pergeseran yang lebih jauh dari hidung transformasi austenite ke
pearlite (dan juga hidung fasa proeutektoid, jika ada), dan (2) pembentukan hidung bainit yang
terpisah.

Lihat gambar dibawah ini :


Rabu, 2020-04-29

Nah sekarang kita akan mengikuti TTT DIAGRAM: EXERCISE

Soalnya diambil dari buku Callister silahkan dicek saja, soalnya dalah sebagai berikut:

(a) Cool rapidly to 700 C, hold


for 104 s, then quench to room
temperature.

(b) Reheat the specimen in part


(a) to 700 C for 20 h.

(c) Rapidly cool to 600 C, hold


for 4 s, rapidly cool to 450 C,
hold for 10 s, then quench to
room temperature.

(d) Cool rapidly to 400 C, hold


for 2 s, then quench to room
temperature.

(e) Cool rapidly to 400 C, hold


for 20 s, then quench to room
temperature.

(f) Cool rapidly to 400 C, hold


for 200 s, then quench to room
temperature.

(g) Rapidly cool to 575C, hold


for 20 s, rapidly cool to 350 C,
hold for 100 s, then quench to
room temperature.

(h) Rapidly cool to 250 C, hold


for 100 s, then quench to room temperature in water. Reheat to 315 C for 1 h and slowly cool to
room temperature.

Silahkan dicari di Callister ya.

Anda mungkin juga menyukai