Sebab,
asupan gizi yang baik secara umum bisa mengurangi efek keterbatasan yang mereka miliki.
Sebaliknya, kekurangan nutrisi dalam tubuhnya bisa memperparah cacat yang dimiliki anak dan
menghambat perkembangan sel-sel otak anak serta dapat mengakibatkan terjadinya gangguan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 27 Februari 2014,
peneliti melakukan pengambilan data di Dinas Kesehatan tentang status gizi anak SLB di Salatiga
serta data kesehatan lainnya mengenai anak berkebutuhan khusus, dan peneliti memperoleh hasil
bahwa tidak ada data kesehatan baik dalam pelayanan kesehatan, kesehatan reproduksi, serta
status gizi anak SLB (IMT), sehingga peneliti melakukan pengambilan data langsung ke sekolah
Siswa anak berkebutuhan khusus di SLB “Wantuwirawan” Salatiga yang terdiri dari SLB-A
(Tunanetra), SLB- B (Tunarungu), SLB-C (Tunagrahita), dan SLB-D (Tunadaksa). Jumlah total
siswa 90, terdiri dari siswa SD sampai siswa SMA. Dari total siswa yang aktif berangkat ke
sekolah sebanyak 72 siswa, karena siswa berkebutuhan khusus cenderung berangkat sekolah
sesuka hatinya. Jumlah anak SLB-A 10 siswa, SLB-B 20 siswa, SLB-C 33 siswa, dan SLB-D 9
siswa.