Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

HAKIKAT SUPERVISI DI SEKOLAH

OLEH

NAMA ANGGOTA KELOMPOK

1.LYDIA SARONG (2019280945)

2.DELVIANA DORTIN SENE(2019280979)

3.YOLANDA OWA (2019280950)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS FLORES

ENDE

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil untuk menyelesaikan makalah tentang “
hakikat supervisi di sekolah“.

Selayaknya manusia biasa, pasti tidak luput dari kesalahan, begitu pula dengan kami.
Oleh karena itu, apabila adanya suatu kritik dan saran, itu semua bersifat membangun. Agar
makalah ini berguna untuk selanjutnya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan
membaca karya tulis ini dengan iklas. Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami dan
pembaca. Amin..

Ende, 13 Desember 2021

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan
B.Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk memiliki serta
memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang tertuang dalam peraturan menteri
tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam memahami metode
dan teknik dalam supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan
tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan pelayanan supervisi.
Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru berakar mendalam dalam kehidupan
masyarakat. Untuk menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam
terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk
memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya
bukan masalah kongkrit yang tampak, melainkan memerlukan kepekaan batin.

Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan dengan usaha-usaha
mennciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material
semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan, tentu memiliki misi
yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan
kepada kepala sekolah dalam mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala
sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian supervisi pendidikan

2. Apa saja prinsip-prisip supervisi pendidikan

3. Apa tujuan supervisi pendidikan

4. Apa fungsi supervisi pendidikan

5. Apa tipe supervisi pendidikan

6. Apa saja jenis-jenis supervisi pendidikan

7. Apa objek supervisi pendidikan

8. Apa saja langkah-langkah supervisi pendidikan


BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Sejatinya, istilah pendidikan sudah tidak asing lagi diperkenalkan dalam dunia pendidikan. Kemudian
istilah supervisi adalah sebuah kegiatan yang mengacu kepada sebuah perbaikan dalam sebuah institusi.
Banyak para pegawai yang berkecimpung dalam sebuah institusi merasa ketakutan ketika mendengar
bahwa institusi yang bersangkutan akan dikunjungi oleh supervisor. Anggapan masyarakat institusi
supervisor adalah yang diperintahkan oleh atasannya untuk membentak dan memarahi para pegawai-
pegawai yang sedang aktif di institusi.

Kata “Supervisi” diadopsi dari bahasa inggris “supervision” yang berarti pengawasan/ kepengawasan.
Orang yang melaksanakan pekerjaan supervisi disebut supervisor. Supervisi adalah sebagai bantuan dan
bimbingan kepada guru dalam bidanga instruksional, belajar, dan kurikulum dalam usahanya untuk
mencapai tujuan sekolah. [1]

Ada beberapa ahli yang telah memberikan sumbangsih pemikirannya tentang makna supervisi,
diantaranya sebagai berikut :

a. Kimball Wiles merumuskan bahwa supervisi adalah sebagai bantuan dalam pengembangan situasi
belajar-mengajar yang lebih baik.

b. Harold P. Adams dan Frank G.Dickey merumuskan supervisi sebagai pelayanan/ layanan khusus
dibidang pengajaran dan perbaikannya mengenai proses belajar-mengajar termasuk segala faktor dalam
situasi itu.

c. Thomas H.Briggs dan Josep Justman merumuskan supervisi sebagai usaha yang sistematis dan
terus menerus untuk mendorong dan mengarahkan pertumbahan diri guru yang berkembang, secara
lebih efektif dalam membantu tercapainya tujuan pendidikaan dengan murid-murid di bawah tanggung
jawabnya.

Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk melihat kinerja personalia dan
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap salah satu bagian kerja yang tidak masksimal dalam
menunjukkan kinerjanya. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa
supervisi merupakan suatu layanan dan bantuan yang diberikan oleh supervisor kepda guru dalam
upaya memperbaiki pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

B. PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI

Dalam melaksanakan tugasnya seorang supervisor harus berpegang pada prinsip-prinsip yang kokoh
demi kesuksesan tugasnya atau memiliki pedoman bagi pelaksnaan tugasnya, yaitu:

1. Prinsip Fundamental/ dasar (Foundamental/ basic principle)[2]


Setiap pemikiran, sikap dan tindakan seorang supervisor harus berdasar/ berlandaskan sesuatu yang
kokoh/ kuat serta dapat dipulangkan kepadanya. Bagi bangsa indonesia Pancasila adalah falsafah dan
dasar negara kita, sehingga bagi supervisor, Pancasila adalah prinsip fundamental. Setiap supervisor
pendidikan Indonesia harus bersikap konsisten dan konsekuen dalam pengamalan sila-sila Pancasila
secara murni dan konsekuen.

2. Prinsip Praktis

Sesuai prinsip fundamental sebagai pedoman seorang supervisor pendidikan Indonesia, maka dalam
pelaksanakan sehari-hari mereka berpedoman pada prinsip positif dan prinsip negatif.

a) Prinsip positif merupakan pedoman yang harus dilakukan seorang supervisor agar berhasil dalam
pembinaannya.

· Supervisi harus konstruktif dan kreatif

Supervisi harus mampu membangun pendidikan dan pengajarn ke arah yang lebih baik dengan
mengembangkan aktivitas, daya kreasi dan inisitaif orang-orang yang disupervisinya.

· Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional, bukan berdasarkan hubungan


pribadi/ konco.

· Supervisi hendaklah progresif tekun, sabar, tabah dan tawakal.

· Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat dan kesanggupan untuk mencapai
kemajuan.

· Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan serta hubungan baik yang dinamik.

· Supervisi hendaklah bertolak dari keadaan yang kini nyata ada (Das Sein) menuju sesuatu yang
dicita-citakan (Das Sollen).

· Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri demi kemajuan.

b) Prinsip negatif merupakan pedoman yang tidak boleh dilakukan oleh seorang supervisorr dalam
pelaksanakan supervisi.

· Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya (otoriter) kepada orang-orang yang disupervisi.
Berikan argumentasi/ alasan yang rasional tentang tindakan-tindakan serta instruksi-instruksinya.
Jangan menonjolkan jabatan/ kekuasaannya agar tidak menghambat kreativitas bawahannya.

· Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi, keluarga, persahabat-an dan
sebagainya.
· Supervisi hendaklah tidak menutup kemungkinan terhadap perkembangan dan hasrat untuk maju
bagi bawwahannya dengan dalih apapun. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil,
mendesak dan memperkuda bawahan.

· Supervisi tidak boleh menutup kemungkinan terhadap hasrat berkembang dan ingin maju dari
bawahannya dengan segala dalih apapun.

· Supervisi tidak boleh mengeksploitasi bawahan dan bersifat otoriter.

· Supervisi tidak boleh menuntut prestasi diluar kemampuan bawahannya/ cita-cita muluk-muluk
yang hampa.

· Supervisi tidak boleh egois. Tidak jujur dan menutup diri terhadap kritik dan saran dari
bawahannya.

C. TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu mengarah kepada tujuan yang ingin
dicapai tersebut. Pendidikan merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang memiliki tujuan yang
ingin dicapai dari proses pelaksanaanya. Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat
membantu mencari dan menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih efektif. Tujuan supervisi
pendidikan adalah:

· Membantu guru agar dapat lebih mengerti/ menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah, dan
fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.

· Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan masalah-masalah yang
dihadapi siswannya supaya dapat membantu siswanya itu lebih baik lagi.

· Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis dalam rangka
meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan hubungan antara staf yang kooperatif untuk
bersana-sama meningkatkan kemampuan masing-masing.

· Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta mengembang-kan
kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuannya.

· Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.

· Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat menyesuaikan diri dengan
tugasnya dan dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal.

· Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan merencanakan tindakan-


tindakan perbaikannya.
· Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak wajar baik tuntutan itu
datangnya ddari dalam (sekolah) maupun dari luar (masyarakat).

Menurut Hasbullah, fungsi dan tujuan supervisi pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Sebagai arah pendidikan. Dalam hal ini, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha,
sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi
berikutnya. Sebagai contoh, guru yang berkeinginan membentuk anak didikanya menjadi manusia yang
cerdas maka arah dari usahanya ialah menciptakan situasi belajar yang dapat mengembangkan
kecerdasan.

b. Tujuan sebagai ttitik akhir. Dalam kaitan ini, apa yang diperhatikan adalah hal-hal yang terletak
pada jangkuan masa datang. Misalnya, jika seorang pendidik bertujuan agar anak didiknya menjadi
manusia yang berakhlak mulia, tentu menekannya di sini adalah deskripsi tentang pribadi akhlakul
karimah yang diinginkannya tersebut.

c. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujun pendidikan yang satu
dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.

d. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-usaha yang dilakukan, kadang-
kadang didapati tujuannya yang lebih luhur dan lebih mulia dibanding yang lainnya semua ini terlihat
apabila berdasarkan nilai-nilai tertentu.

Tujuan supervisi pendidikan adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui
pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.

Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum supervisi adalah memberikan
bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan
kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.

D. FUNGSI SUPERVISI PENDIDIKAN

Menurut Swearingen terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:

1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah. Usaha-usaha sekolah meliputi:

a. Usaha tiap guru

Guru ingin mengemukakan ide dan menguraikan materi pelajaran menurut pandanga-nnya ke arah
peningkatan. Usaha-usaha yang bersifat individu tersebut perlu di koordinasi. Itulah fungsi supervisi.

b. Usaha-usaha sekolah
Sekolah dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas setiap kegiatan sekolah,
termasuk program-program sepanjang tahun ajaran, perlu ada koordinasi yang baik.

c. Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan setiap guru ingin bertumbuh dalam jabatan-nya. Oleh
karena itu, guru selalu belajar terus menerus, mengikuti seminar, workshop, dan lain-lain. Mereka
berusaha meningkatkan diri agar lebih baik. untuk itu, perlu ada koordinasi yang merupakan tugas dari
supervisi.

2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. Kepemimpinan merupakan suatu keterampilan yang


harus dipelajari dan membutuhkan latihan yang terus-menerus. Salah satu fungsi supervisi adalah
melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki keteram-pilan dalam kepemimpinan
disekolah.

3. Memperluas pengalaman guru. Supervisi harus dapat memotivasi guru-guru untuk mau belajar
dari pengalaman nyata dilapangan. Melalui pengalaman baru ini mereka dapat belajar untuk
memperkaya pengetahuan mereka.

4. Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif. Seorang supervisi harus bisa memberi-kan
stimulus agar guru-guru tidak hanya berdasarkan instruksi atasan, tetapi mereka adalah pelaku aktif
dalam proses belajar mengajar.

5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus. Penilaian yang diberikan harus bersifat
menyeluruh dan kontinu. Mengadakan penilaian secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari
supervisi pendidikan.

6. Menganalisis situuasi belajar mengajar. Tujuan dari supervisi adalah untuk memperbaiki situasi
belajar mengajar. Penganalisisan memberi pengalaman baru dalam menyusun strategi dan usaha ke
arah perbaikan.

7. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf supervisi befungsi untuk
memberikan dorongan stimulasi dan membantu guru agar dapat mengembangkan pengetahuan dalam
ketrampilan mengajar.

8. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan
dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.[6]

E. TIPE SUPERVISI PENDIDIKAN

1. Otokratis: supervisor penentu segalanya.

2. Demokratis: mementingkan musyawarah mufakat dan bekerjasama atau gotong royong secara
kekeluargaan.
3. Pseudo/ Quasai demokratis (demokratis semu). Dalam praktiknya sering terdapat seorang
supervisor yang berbuat seolah-olah demokratis, seperti mengadakan rapat untuk memusyawarahkan
sesuatu permasalahan tetapi dalam rapat tersebut supervisor berusaha memaksakan rencanannya/
keinginannya untuk dituruti bawahannya dengan cara/ muslihat yang halus dan licin.

4. Manipulasi diplomatis: mengarahkan orang yang disupervisi untuk melaksanakan apa yang
dikehendaki supervisor dengan cara muslihat.

5. Laissez-faire: memberikan kebebasan dan keleluasan kepada orang yang disupervisi untuk
melakukan apa yang dianggap mereka baik.

F. JENIS-JENIS SUPERVISI

1. Supervisi umum dan supervisi pengajaran.

Yang dimaksud dengan supervisi umum disini adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-
kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran
seperti supervisi terhadap kegiiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-
kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau
kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi kantor, supervisi
pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan.

Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang
ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personal maupun material yang memungkinkan
terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi terciptanya tujuan pendidikan.

2. Supervisi klinis

Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada mencari sebab-
sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar mengajar, dan kemudian secara langsung
pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.

Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang
sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intesif terhadap
penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional. Adapun
ciri-ciri supervisi klinis menurut La sulo adalah sebagai berikut : Bimbingan supervisor kepada guru/
calon guru bersifat bantuan, bukan perintah atau intruksi. Jenis ketrampilan yang akan di supervisi
diusulkan oleh guru atau calon guru yang akan disupervisi dan disepakati melalui pengkajian bersama
antar guru dan supervisior.

[7]Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai ketrampilan mengajar secara terintegrasi,
sasaran supervisi hanya pada beberapa ketrampilan tertentu saja. Instrumen supervisi dikembangkan
disepakati bersama antara supervisor dan guru berdasarkan kontrak. Balikan diberikan dengan segera
dan secara objektif. Meskipun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam
oleh instrumen observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan guru/ calon guru diminta terlebih
dahulu menganalisis penampilannya.

Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau menga-rahkan.
Supervisi berlangsung dalam suasana terbuka dan supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi
perencanaan, observasi dan diskusi balikan. Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan
atau peningkatan dan perbaikan ketrampilan mengajar.

G. ALAT-ALAT BANTU SUPERVISI PENDIDIKAN

Agar kegiatan supervisi pendidikan berjalan dengan lancar, seorang supervisor dapat menggunakan
berbagai alat bantu. Alat-alat bantu itu dipergunakan dengan maksud untuk memungkinkan
pertumbuhan kecakapan dan perkembangan penguasaan pengetahuan oleh guru/ orang yang
disupervisi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan
khususnya. Alat-alat bantu supervisi antara lain:

· Perpustakaan profesional dan perpustakaan sekolah

Dari perpustakaan baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan khusus mengenai profesi guru
(pendidikan dan pengetahuan), setiap guru dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan
keterampilannya masing-masing. Supervisor harus mendorong agar dilingkungan lembaga pendidikan/
sekolah diselenggarakan perpustakaan. Supervisor harus selalu memberikan motivasi kepada guru-guru
agar selalu berminat untuk membaca di perpustakaan guna perkembangan ketrampilan dan
pengetahuannya.

· Buku Kurikulum/ rencana pelajaran dan buku pegangan guru

Setiap guru yang bertugas pada sebuah lembaga pendidikan harus mengetahui program yang akan
dilaksankan baik secara mendetail tentang program yang berkenaan dengan bidangnya. Program suatu
lembaga pendidikan pada umumnya telah tersusun di dalam buku yang disebut Kurikulum Pelajran yang
berisi jenis kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan sekolah.

· Bulletin pendidikan dan bulletin sekolah

Bulletin pendidikan termasuk brosur-brosur dan majalah-majalah tentang pendidikan merupakan salah
satu sarana tertulis yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan guru.
Bulletin sekolah dapat juga dipergunakan untuk menyalurkan kemampuan murid dan guru dalam
membahas suatu persoalan, menyusun suatu kerangka dan lain-lain agar diantara yang satu dengan
yang lain terdapat komunikasi yang sehat. Dalam bentuk yang lebih sempurna bulletin atau majalah
pendidikan dapat diterbitkan oleh suatu badan yang berusaha menghimpun berbagai tulisan tentang
perkembangan pendidikan/ ilmu pengetahuan.

· Penasehat asli dan resource person

Pada sebuah sekolah atau kantor pendidikan perlu ada seorang atau sejumlah orang yang tergabung
dalam suatu cabang ilmu sebagai suatu staf ahli yang selalu siap memberikan bantuan dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi sekolah atau guru. Seorang supervisor dapat meminta
bantuannya bilamana dipandang perlu, misalnya memberikan nasihat/ saran-saran penyelesaian
masalah.

Bilamana staf ahli atau penasehat ahli itu tidak tersedia, supervisor dapat meminta bantuan dari siapa
pun di luar lembaga pendidikan yang dipandang mampu/ ahli, untuk membantu meningkatkan
ketrampilan dan pengetahuan guru. [8]

H. OBJEK SUPERVISI PENDIDIKAN

Menurut Piet A. Sahertian: Objek supervisi di masa yang akan datang mencakup:

1. Pembinaan kurikulum

2. Perbaikan proses pembelajaran

3. Pengembangan Staff

4. Pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru[9]

Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni pembinaan personil dan
pembinaan non personil.

1. Pembinaan Personil

a. Kepala sekolah

Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga menjadi objek dari supervisi pendidik-an tersebut.
Dan sebgai pemegang tertinggi dalam suatu sekolah juga perlu disupervisi, karena melihat dari latar
belakang perlunya supervisi pendidikan bahwa kepala sekolah itu juga perlu tumbuh dan berkembang
dalam jabatannya, maka kepala sekolah harus berusaha mengembangkan dirinya, meningkatkan kualitas
profesionalitasnya serta menumbuhkan semangat dalam dirinya dalam melaksanakan tugasnya sebagai
kepala sekolah. Tidak jauh berbeda dengan supervisi kepada guru, kepala sekolah disupervisi oleh
seorang pengawas. Sistem dan pelaksanaannya hampir sama dengan supervisi guru. Namun ada
perbedaan jika guru pada pelaksanaan pembelajaran kalau kepala sekolah pada bagaimana ia mampu
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah yang sesuai dengan yang telah ditetapkan
seperti pengelolaan dan manajement sekolah.[10]

b. Guru

Guru sebagai agent of change yang merupakan ujuk tombak pelaksanaan pembelajaran, dalam
melaksanakan tugasnya perlu adanya pengawasan oleh supervisor yakni kepala madrasah yang
menyuvervisi guru.[11] Karena guru juga manusia yang setiap saat mengalami perkembagan dan perlu
adanya pengawasan secara berkala dan sistematis. Selain itu, guru juga perlu meningkatkan kualitas
profesionalitasnya, meningkatkan efektifitasnya sebagai seorang pendidik. Karena guru harus mampu
mengembangkan dan meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar siswa yang lebih baik lagi. Yakni
dengan cara pembinaan tersebut. Pembinaan yang dilakukan oleh supervisor kepada guru bisa berupa
pembinaan secara individu maupun secara kelompok. Terkadang guru juga memiliki permasalahan yang
sama dan juga berbeda dengan guru satu dan lainnya. Oleh karena itulah pembinaan guru harus
disesuaikan dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru. Diluar itu guru juga dituntut mampu
untuk menata administrasi pembelajaran secara benar dan baik, guna menunjang kegiatan belajar
mengajar. Adapun point-point yang menjadi supervisi guru antara lain adalah: Kinerja Guru, KBM Guru,
Karakteristik Guru, Administrasi Guru dll.

c. Staff sekolah

Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama. Pembinaan atau supervisi terhadap
staff sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah sama seperti guru, namun dalam staff sekolah yang perlu
disupervisi adalah tentang kinerja staff, penataan administrasi sekolah, kemampuan dalam bekerja atau
skill serta loyalitas terhadap pimpinan atau kepala sekolah.

d. Peserta didik

Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah yang saling terkait satu sama
lainnya. Dan siswa yang menjadi objek dari pelaksanaan kegitan belajar mengajar tersebut, juga ikut
disupervisi. Namun berbeda dengan supervisi yang dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staff
sekolah. Siswa disupervisi dalam tiga aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif oleh guru
sebagai supervisornya.

1. Pembinaan Non Personil

Pembinaan Non Perssonil menitik beratkan pada pembinaan Sarana dan Prasarana yaitu semua
komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 079/1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:
- Bangunan dan perabotan sekolah

- Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan laboratorium.

- Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat
penampil.

I. LANGKAH-LANGKAH SUPERVISI

Supervisi dilakukan secara cermat sehingga hubungan antara supervisor dengan klien bersifat sejajar
dan terbuka. Untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal. Maka dilalui langkah-langkah sebagai
berikut:[12]

1. Pertemuan pendahuluan

Kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Menciptakan suasana kekeluargaan antara guru dengan supervisor (establish rapport) agar
komunikasi selama kegiatan dapat berjalan dengan efektif.

b. Membuat kesepakatan (contract) antara guru dengan supervisor tentang aspek proses belajar
mengajar yang akan dikembangkan dan ditingkatkan (misalnya keterampilan bertanya, cara memotivasi
siswa). Secara singkat, pertemuan pendahuluan ini akan disepakati mengenai:

1. Sasaran atau keterampilan mengajar yang akan diamati secara cermat oleh supervisor

2. Strategi observasi yang akan dilaksanakan,

3. Panduan atau instrumen observasi yang akan digunakan.

4. Kriteria atau tolak ukur yang akan digunakan dalam pengisian observasi.

1. Perencanaan oleh guru dan supervisor

Kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Persiapan mengajar tertulis yang sudah dibuat terlebih dahulu untuk dibicarakan kekurangan-
kekurangan yang mungkin masih perlu dibenahi, serta membicarakan bagian dari persiapan tertulis
tersebut yang akan mendapat perhatian khusus.

b. Persiapan media atau alat-alat pelajaran yang akan digunakan sekaligus strategi penggunaannya.

c. Cara-cara mencatat atau perekaman data yang akan digunakan oleh supervisor serta arah
pengambilan data. Hal ini perlu dibicarakan agar guru tidak merasa terganggu pada waktu sedang
beraksi.
2. Pelaksanaan latihan mengajar dan observasi

Pada waktu ini guru melaksanakan mengajar sedangkan supervisor melakukan pengamatan secara
cermat dengan menggunakan observasi. Dalam melakukan observasi, kegiatan yang dilakukan antara
lain:

a. Pengamatan dilakukan secara terus menerus selama guru mengajar, tetapi hanya menekankan
dan mencatat bagian yang menjadi sasaran saja, sedangkan bagian yang lain dicatat kesan umumnya
saja.

b. Pengamatan intensif dilakukan setiap selang beberapa menit dan dalam jangka waktu tertentu.
Beberapa alternative yang biasa dilakukan adalah:

- Periode 5 menit, yaitu mengamati 5 menit, berhenti 5 menit, mengamati lagi 5 menit, berhenti
lagi 5 menit, dan seterusnya.

- Periode 10-5, yaitu mengamati 10 menit, berhenti 5 menit, mengamati lagi 10 menit, dan
seterusnya.

- Mengamati terus menerus tetapi pencatatan dilakukan setiap 2 menit atau 4 menit.

3. Mengadakan analisis data

Hal-hal yang perlu didiskusikan antara lain:

a. Kesenjangan antara apa yang telah direncanakan dengan pelaksanaannya.

b. Hasil rekaman baik yang dituliskan dalam instrumen observasi maupun dalam kaset (apabila
rekaman dilakukan dengan foto atau film tentu saja belum biasa diikutkan untuk didiskusikan saat ini)

c. Cara atau strategi yang digunakan dalam penyampaian umpan balik. Apabila disepakati bahwa
umpan balik disampaikan secara tertulis agar terdokumentasikan dengan baik maka setelah selesai
diskusi analisis data rekaman, supervisor menuliskan kesimpulan akhir untuk umpan balik kepada guru.

4. Diskusi memberikan umpan balik

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan umpan balik yang dilakukan oleh supervisor kepada guru yang
sedang berlatih mengajar meningkatkan keterampilannya. Pemberian umpan balik harus dilakukan
dengan segera dan objektif mengenai sasaran yang telah dibicarakan dalam pertemuan pendahuluan.
Sehubungan dengan pemberian umpan balik, terdapat rambu-rambu sebagai berikut:

a. Sesudah latihan selesai, (calon) guru diminta untuk mengungkapkan persepsi/ kesannya mengenai
kegiatan mengajar yang ia lakukan.

b. Supervisor bersama-sama dengan guru menganalisis kegiatan tersebut langkah demi langkah
dilengkapi dengan data hasil pengamatan supervisor. Hal penting dalam langkah ini adalah melatih guru
agar dapat melakukan penilaian terhadap diri sendiri.
c. Dalam mengidentifikasikan hal-hal yang sudah baik dan kekurangn dalam latihan, supervisor tidak
boleh menunjuk dengan tegas dan keras secara langsung tetapi melalui pertanyaan-pertanyaan yang
bersifat menggali dan mengorek kelemahan sendiri sehingga akhirnya guru menyadari kelemahannya.

d. Hal yang perlu diingat bahwa dalam langkah ini supervisor harus sekali-kali memberikan pujian,
ulasan positif , penguatan, penghargaan terhadap guru agar ada perasaan puas dan bangga, sehingga
tumbuh kemauan keras untuk memperbaiki diri.

e. Pada akhir diskusi, supervisor bersma-sam guru menarik kesimpulan dari latihan yang baru saja
dilakukan yaitu hal-hal yang sudah berhasil dan yang masih harus diperbaiki pada lain kesempatan.

J. MANFAAT SUPERVISI PENDIDIKANs

1. Mampu menemukan kegiatan yang sudah sesuai dengan tujuan

2. menemukan kegiatan yang belum sesuai dengan tujuan[13]

3. Mampu memberikan keterangan tentang apa yang perlu dibenahi terlebih dahulu (yang
diprioritaskan)

4. Mampu mengetahui petugas-petugas, seperti guru-guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, dan
penjaga sekolah yang perlu di tatar

5. Mampu mengetahui petugas yang perlu diganti

6. Mampu mengetahui buku-buku yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran

7. Mampu mengetahui kelemahan kurikulum

8. Mampu meningkatkan mutu proses belajar mengajar dan

9. Mampu mempertahankan sesuatu yang sudah baik.

Manfaat akhir dari proses supervisi adalah suatu hal yang tidak mudah dalam sistem manajemen
personalia diIndonesia, seperti untuk melakukan mutasi, demosi, apalagi pemecatan petugas sekolah
yang tidak becus. Begitu pula halnya dengan perubahan kurikulum yang sangat bersifat sentralisasi yang
kurang memperlihatkan perbedaan masing-masing sekolah, dan yang membuat sebuah standard
keberhasilan sulir di ukur secara merata, yang kalau dilaksanakan akan menimbulkan frustasi pada
pelaksana-pelaksana dilapangan, terutama bagi guru-guuru yang berada di daerah-daerah terpencil,
baik secara fisik maupun secra mental. Namun demikian apapun halangannya kegiatan supervisi harus
tetap dilaksanakan, walaupun hanya sampai pada batas yang sangat bersahaja.

K. BAGAIMANA JIKA TIDAK ADA SUPERVISI PENDIDIKAN?


Sesuai dengan tujuan dan manfaatnya sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak melakukan supervisi
pendidikan karena manfaat dan kkegunaannya sangat vital bagi mutu pendidikan di sekolah itu. Jika
tidak dilakukan supervisi pendidikan guru dan tenaga pendidik tidak bisa mengukur sejauh mana
perkembangan kemampuan dan profesionalisme nya. Tidak adanya supervisi artinya juga mengabaikan
kesempatan guru untuk mendiskusikan permasalahan yang ada dalam proses belajar mengajar, dan itu
sangat disayangkan.

L. PENTINGNYA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA GURU DENGAN SUPERVISI

Di abad sekarang ini, yaitu era globalisasi dimana semuanya serba digital, akses informasi sangat cepat
dan persaingan semakin hidup semakin ketat, semua bangsa berusaha untuk meningkatkan sumber
daya manusia. Hanya manusia yang mempunyai sumber daya unggul yang dapat bersaing dan
mempertahankan diri dari dampak persaingan global yang ketat. Termasuk suber daya pendidikan. Yang
termasuk dalam sumber daya pendidikan yaitu ketenagaan. Dana dan sarana dan prasarana.

Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional dan
eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek “guru” dan
tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan
dalam satu manajemen pendidikan yang profesional.[14]

Ada dua metamofora untuk menggambarkan pentingnnya pengembangan suber daya guru. Pertama,
jabatan guru diumpamakan dengan sumber air. Sumber air itu harus terus bertambah, agar sungai itu
dapat mengalirkan air terus-menerus. Bila tidak, maka sumber air itu akan kering. Demikianlah bila
seorang guru tidak pernah membaca informassi baru, tidak menambah ilmu pengetahuan tentang apa
yang diajarkan, maka ia tidak mungkin memberi ilmu dan pengetahuan dengan cara yang lebih
menyegarkan kepada peserta didik.

Kedua, jabatan guru diumpamakan dengan sebatang pohon buah-buahan. Pohon itu tidak akan berbuah
lebat, bila akar induk pohon tidak menyerap zat-zat makanan yang berguna bagi pertumbuhan pohon
itu. Begitu juga dengan jabatan guru yang perlu bertumbuh dan berkembang. Baik itu pertumbuhan
pribadi guru maupun pertumbuhan profesi guru. Setiap guru perlu menyadari bahwa pertumbuhan dan
perkembangan profesi merupakan suatu keharusan untuk menghasilkan ouput pendidikan yang
berkualitas.

M. PERAN SUPERVISI DALAM EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

Sesuai dengan fungsi evaluasi, proses supervisi meliputi penelitian, penilaian perbaikan dan peningkatan
atas upaya pendidikan yang dilaksanakan. Hasil evaluasi akan menunjukkan efektif atau efisiensinya
suatu program pendidikan.
Tujuan pendidikan beserta kebijakan-kebijakan penyertanya merupakan acuan dari proses evaluasi yang
dilaksanakan. Dalam hal ini, kegiatan supervisi akan melakukan pengamatan terhadap aktiivitas yang
telah, sedang, dan akan dilaksanakan serta dikomparasikan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses
supervisi merupakan suatu siklus evaluasi. Dalam siklusnya Guthrie & Reed planning-bud-getting-
evaluation cycle memperlihatkan keterkaitan amatan proses penyelenggaraan program pendidikan
dalam situasi sebelum, sedang, dan telah dilaksanakan.

Dampak evaluasi akan berpengaruh pada perencanaan dan pelaksanaan. Proses itu harus berlangsung
secara silkuler. Dalam hal ini, upaya menjamin tujuan tercapai secara efektif dan efisien dilakukan
dengan melakukan evaluasi di tataran konseptual (perencanaan) dan praktis (pelaksanaan). Dalam
kajian Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu), proses evalusi selayaknya dilakukan
pada komponen input, proses transformasi, lingkungan, dan output. Jika inputnya, lingkungan, dan
proses transformasinya terawas serta terjamin maka dengan sendirinya ouput yang dihasilkan juga akan
baik. Dalam aktivitas mengevaluasi, ada tiga kegiatan besar yang biasanya dilakukan supervisor, yaitu:

1. Identifikasi tujuan evaluasi

2. Penyusunan desain dan metodologi evaluasi

3. Pengukuran

Dalam melakukan evaluasi, supervisor tidak hanya sebagai evaluator program yang hanya memberikan
rekomendasi kepada policy maker untuk membuat suatu keputusan, tetapi juga berperan sebagai
pembuat keputusan dan pelaksana putusan.Supervisor harus bertanggung jawab terhadap kontinyuitas
program yang sedang berlangsung juga mutu produknya. Ada beberapa teknik evaluasi program yang
biasanya dipakai oleh supervisor dalam rangka mencari bahan mentah untuk tindak lanjut, yaitu dengan
tes, observasi, laporan diri, evaluasi diri dan teman sejawat.

Ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh oleh supervisor dalam melaksanakan proses evaluasi,
yaitu:

1. Komprehensif, evalusi harus dilakukan secara menyeluruh.

2. Kooperatif, untuk mendapatkan informasi yang lengkap diperlukan kerja sama antara subjek
evaluasi dan objek evaluasi. Evaluasi yang kooperatif mengindikasikan adanya kesepakatan di antar
kedua belah pihak betapa pentingnya proses evaluasi tersebut.

3. Kontinyu dan relevan dengan kurikulum. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas proses
pencapain tujuan pendidikan senantiasa bisa terus diupayakan dalam kondisi prima dan berkualiatas.

4. Objektif, tidak terpengaruh dengan hal-hal yang bisa mengakaburkan pengukuran dan penilaian.

5. Humanis, supervisor harus memperlakukan subjek yang diteliti secara manusiawai, menghargai
subjek sebagai individu. Proses evaluasi yang dinamis akan mengungkap semua masalah yang berkaitan
dengan operasionalisasi pencapaian tujuan pendidikan.
6. Aman, proses evaluasi yang dilakukan hendaknya menjaga privasi individu. Semua data yang
bersifat rahasia sebaiknya tidak diekspos ke khalayak karena akan berakibat buruk terhadap kinerja
hubungan dengan manusia yang berujung dengan menurunnya produktifitas lembaga.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk melihat kinerja personalia
dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap salah satu bagian kerja yang tidak masksimal dalam
menunjukkan kinerjanya. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa
supervisi merupakan suatu layanan dan bantuan yang diberikan oleh supervisor kepda guru dalam
upaya memperbaiki pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

2. Tujuan supervisi pendidikan adalah Membantu guru agar dapat lebih mengerti/ menyadari tujuan-
tujuan pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.Tujuan
utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan
teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas
kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.

3. Seorang supervisor dapat menggunakan berbagai alat bantu. Alat-alat bantu itu dipergunakan
dengan maksud untuk memungkinkan pertumbuhan kecakapan dan perkembangan penguasaan
pengetahuan oleh guru/ orang yang disupervisi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan ilmu pendidikan khususnya.

4. Manfaat akhir dari proses supervisi adalah suatu hal yang tidak mudah dalam sistem manajemen
personalia diIndonesia, seperti untuk melakukan mutasi, demosi, apalagi pemecatan petugas sekolah
yang tidak becus. Begitu pula halnya dengan perubahan kurikulum yang sangat bersifat sentralisasi yang
kurang memperlihatkan perbedaan masing-masing sekolah. Namun demikian apapun halangannya
kegiatan supervisi harus tetap dilaksanakan, walaupun hanya sampai pada batas yang sangat bersahaja.

B. Saran

Supervisi haruslah ada pada setiap sekolah dan diberlakukan secara benar dan baik serta tegas agar
sekolah dapat berkembang dengan baik dan tujuan sekolah dapat tercapai dengan baik pula.

DAFTAR PUSTAKA

Syafaruddin, dkk, Administras Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, 2017

Moh Rifai, Supervisi Pendidikan, Bandung: Jemmars, 1982


Maryono, Dasar-dasar dan Teknik Menajadi Supervisor Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011

Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara, 1988

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002

Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Gunung Agung, 1994

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000

Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan, Jakarta: CV Damai Jaya

Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009

Arikunto, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2009

Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1988

Anda mungkin juga menyukai