Anda di halaman 1dari 2

DZIKIR PINTU DASAR YANG UTAMA MENUJU ALLAH

Janganlah kau tinggalkan dzikir di sebabkan karena hatimu tidak hadir bersama –
sama Allah Swt di dalam dzikir, karena sesungguhnya kelalaianmu kepada Allah Swt
sewaktu melaksanakan dzikir, adalah lebih berbahaya daripada tidak berdzikir sama sekali
kepadaNya, semoga Allah Swt mengangkatmu dari dzikir yang di sertai kelalaian menuju
kepada dzikir yang di sertai dengan kesadaran (ingat) kepadaNYa.
Dzikir yang di sertai kesadaran (ingat) akan menuju kepada dzikir hadirnya hati
kepadaNya, dan dari dzikir yang di sertai kehadiran hati kepadaNya dapat pula menuju
kepada dzikir yang di sertai dengan keghaiban (fanafillah) dari selain yang di sebut dalam
dzikir tersebut, dan ini tidaklah sukar bagi Allah Swt untuk mengaruniakan taufik dan
hidayahNya kepada seorang hamba yang rajin berdzikir kepadaNya.
Dzikir kepada Allah Swt adalah terutamanya adalah dzikir akan keberadaan dan
kebesaran nikmat, atau akan siksaan Allah Swt, secara luas ingat kepada Allah Swt ialah
mengerjakan suruh dan menghentikan segala laranganNya, di mana saja kita berada, dalam
keadaan sepi atau ramai, suka maupun duka hendaklah selalu ingat kepada Allah Swt,
karena sesungguhnya segala sesuatu tersebut adalah sesuai dengan aturan dan
kehendakNya, pergunakanlah selalu waktumu untuk selalu ingat kepada Allah Swt, jangan
sampai lupa setiap tarikan nafas yang keluar masuk pada tubuh jasmani. 
Sungguh sangat berbahaya kalau sampai melalaikan dzikir ini kepada Allah Swt,
melebihi bahayanya jika sewaktu berdzikir tersebut selalu lengah dan lalai akan konsentrasi
kepadaNya, kalau sudah benar – benar bisa menghadirkan hati untuk selalu ingat kepada
Allah Swt, hati akan terisi oleh kalimat illahi, dan setiap langkah seorang hamba yang
sedemikian adalah gerak yang di ridhaiNya.
Dzikir merupakan jalan yang dekat untuk menuju Allah Swt, hamba selalu di ingatkan
untuk selalu ingat kepadaNya, dan diaNya pun akan ingat kepada seorang ham tersebut,
sesuai dengan firmanNya : “Karena itu ingatlah kamu kepadaKu, niscaya aku ingat
(pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu mengingkari
nikmatKu.” (Surah Al-Baqarah Ayat 152).
Manusia yang melaksanakan hal ini hanyalah orang-orang yang beriman, dan dianya
selalu melazimkan ingat kepada Allah Swt pada tiap detiknya, ini juga yang di katakan Allah
Swt dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab Ayat 44 : “Hai orang – orang yang beriman,
berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah Swt, dzikir yang sebanyak – banyaknya,
dan bertasbihlah kepadaNya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat
kepadamu dan malaikatNya (memohon ampunan bagimu), supaya dia mengeluarkan
kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah dia maha penyayang
kepada orang – orang yang beriman, salam penghormatan kepada mereka (orang-
orang mu’min) pada hari mereka menemuiNya ialah salam dan dia menyediakan
pahala yang mulia bagi mereka.”
Mengingat Allah Swt berarti ingat pula akan mati, sebab mati adalah kesudahan hidup
di dunia dan berhadapan langsung dengan dzat penciptanya, yaitu Allah Swt, ingat akan
mati ini pernah juga di sabdakan Rasulullah Saw sebagai berikut : “Perbanyaklah olehmu
semua akan mengingat – ingat sesuatu hal yang dapat menghapuskan segala macam
kelezatan, yakni kematian.”
Juga Rasulullah Saw bersabda : “Orang cerdik ialah yang terbanyak ingatannya
terhadap kematian, terbaik persiapannya untuk menghadapi itu. Merekalah orang –
orang yang pergi meninggalkan dunia dengan membawa kemuliaan duniawiah serta
mendapat kenikmatan di akhirat.”
Oleh karena itu lazimkanlah berdzikir kepada Allah Swt di tiap kesempatan jika dengan
jalan beribadah, tetapi sekurang – kurangnya selain mendirikan ibadah yang wajib adalah
berkekalannya ingat kepada Allah Swt sepanjang waktu, dengan arti tiap tarikan nafas
keluar masuk selama hidup di dunia ini, untuk menghadapi saat kematian yang buruk adalah
hendaknya belajar mati sebelum mati, seperti yang di lakukan oleh para penganut atau
pengamal ajaran sufi/tasawwuf.

Anda mungkin juga menyukai