5.1. Ampermeter.
Gerakan dasar dari sebuah ampermeter arus searah adalah galvanometer. Karena gulungan
kmparan dari sebuah gerakan dasar adalah kecil dan ringan seperti gambar-7a kemampuan
kumparan dialiri arus besarnya Ifs maka juga mampu diberi tegangan sebesar Vfs besarnya V fs=
Ifs x Rd seperti gambar-7b, bila yang akan diukur adalah arus besar maka diperlukan sebuah
tahanan untuk mengalirkan arus tersebut, tahanan tersebut disebut tahanan Shunt terlihat pada
gambar-7c.
Tahanan shunt dapat ditentukan dengan menerapkan analisa rangkaian konvensional terhadap
gambar-7c. Karena tahanan shunt parallel terhadap alat ukur (ampermeter). Tahanan shunt yang
digunakan dalam sebuah alat ukur bisa terbuat dari sebuah kawat tahanan bertemperatur konstan
yang ditempatkan didalam instrument atau sebuah shunt luar (manganin atau konstantan) yang
memiliki tahanan yang sangat rendah. Tahanan shunt ini terdiri dari lempengan-lempengan
bahan resistif yang disusun berjarak sama dan masing-masing ujungnya dilas kesebuah batang
tembaga besar dan berat. Bahan tahanan ini mempunyai koefisien temperature yang sangat
rendah dan memberikan efektermolistik yang kecil terhadap tembaga.shunt luar jenis ini
biasanya digunakan untuk mengukur arus yang sangat besar.
Cara penyambungan dalam penggunaan ammeter dengan cara diseri dengan beban. Seperti yang
diperlihatkan pada gambar-7d.
5.2. Voltmeter.
Penambahan sebuah tahanan seri atau pengali(multiplier), mengubah gerakan d’Arsonval
menjadi sebuah voltmeter arus searah, seperti ditunjukan pada gambar-5a. Tahanan pengali
membatasi arus searah mengukur beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian arus
searah dan dengan demikian dihubungkan parallel terhadap sebuah sumber tegangan atau
komponen rangkaian. Biasanya terminal terminal alat ukur ini diberi tanda positif dan negative
karena polaritas harus ditentukan.
Nilai tahanan pengali yang diperlukan akan memperbesar batas ukur tegangan.
Gambar-7e. rangkaian tahanan pengali pada voltmeter.
Contoh:
Alat ukur kumparan putar mempunyai kemampuan arus simpangan skala penuh (Ifs) 5mA
dangan tahanan dalam dari kumparan sebesar 0,5 Ω. Berapakah besarnya tahanan yang
diperlukan dan bagaimana cara menghubungkannya jika
a. Digunakan sebagai Ammeter dengan batas ukur 100 mA?
b. Digunakan sebagai Voltmeter dengan batas ukur 100 Volt ?
Jawab:
Ifs = 5 mA
Rd = 0,5 Ω
Jadi Vfs = Ifs x rd
= 5 mA x 0,5 Ω
= 2,5 mV
a. Sebagai ampermeter dengan BU 100 mA
= 99997,5V/5mA=19999,5Ω
Atau
Rs=Rd(n-1)=0,5Ω(100V/2,5mV-1)=0,5(40000-1)
Rs=19999,5Ω
Latihan
Batas ukur sebuah ampermeter arus searah (dc) masih dapat diperbesar dengan menggunakan
sejumlah tahanan shunt yang dipilih melalui saklar rangkuman ( range switch ). Alat ukur seperti
ini disebut ampermeter rangkuman ganda (multirange ammeter ). Alat ini ditunjukan pada
gambar-9a. Rangkaian ini memiliki empat shunt Ra,Rb,Rc dan Rd yang dihubungkan pararel
terhadap alat ukur agar menghasilkan empat belas ukur (rangkuman ) yang berbeda. Saklar S
adalah sebuah saklar posisi ganda dari jenis menyambung sebelum memutuskan (make-before-
break), sehingga alat pencatat tidak akan rusak, tidak terlindung dalam rangkaian tanpa sebuah
shunt sewaktu pengubahan batas ukur.
Shunt universal atau shunt Ayrton dalam gambar-8b mencegah kemungkinan pemakaian alat
ukur tanpa tahanan shunt. Keuntungan yang diperoleh adalah nilai tahanan total yang sedikit
lebih besar. Shunt aryton ini memberikan kemungkinan yang sangat baik untuk menerapkan teori
dasar rangkaian listrik dalam sebuah rangkaian praktis.
Gambar-9a diagram skema amperemeter rangkuman ganda sederhana
Contoh :
Rancangan sebuah shunt aryton yang menghasilkan amperemeter dengan batas ukur
(rangkuman) 1A, 5A dan 10A. gerakan d’Arsonval yang digunakan pada konfigurasi gambar-12
mempunyai tahanan dalam Rm = 50Ω dan defleksi penuh 1mA.
Penyelesaian :
Pada batas ukur 1A; Ra + Rb + Rc pararel terhadap 50Ω. Karena gerakan alat ukur memerlukan 1
mA untuk defleksi penuh diperlukan shunt untuk mengalirkan arus sebesar 1A – 1mA = 999mA
Pada batas ukur 5A : Ra + Rb pararel terhadap Rc + Rm (50Ω). Dalam hal ini arus 1 mA akan
mengalir melalui Rm + Rc dan 4999 mA melalui Ra + Rb sehingga di dapat :
Pada batas ukur 10 A : dalam posisi ini R a menjadi shunt dan Rb + Rc seri dengan RM. Arus ,
melalui Rm adalah 1mA dan melalui shunt (Ra) adalah sisanya sebesar 9999mA. Dengan
mengulangi persamaan sebelumnya, diperoleh :
Dengan penyelesaian ketiga persamaan simultan ini (I,II dan III) diperoleh :
4,999 x (1) : 4,999 Ra + 4,999 Rb + 4,999 Rc = 250,2
5,000 Rc = 200,2
Rc = 0,04004 Ω
(III) : 9,999Ra – Rb – Rc = 50
Rb = 0,005005Ω
Ra = 0,005005Ω
Perhitungan ini menunjukan bahwa untuk arus besar nilai tahanan shunt bias menjadi
lebih keci.
Ampermeter arus searah secara komersil tersedia dalam berbagai rangkuman dari 20 µA sampai
50A skala penuh dengan shunt yang berada di dalam alat ukur, dan sampai 50 A dengan shunt
luar. Amperemeter presisi jam laboratorium dilengkapi dengan kart kalibrasi, sehingga
pembacaan untuk setiap kesalahan pada skala dapur . Tindakan pencegahan yang harus
diperhatikan bila menggunakan sebuah amperemeter adalah :
(a) Periksa polaritas yang tepat. Polaritas yang terbalik menyebabkan defleksi yang
berlawanan yang dapat merusak jarum penunjuk .
(b) Bila mengugunakan alat ukur rangkuman ganda, mula – mula gunakan rangkuman yang
trtinggi; kemudian turunkan sampai diperoleh defleksi yang sesungguhnya. Untuk
memperbesar ketelitian pengukuran, gunakan rangkuman yang akan menghasilkan
pembacaan terdekat ke skala penuh.
TD5 sebesar 5
0
60
=. 12
1 mA TD1 1 = 5
Jika kita gunakan sebagai voltmeter maka skala tersebut kita gantikan dengan skala volt yang
besarnya : I yang mengalir x tahanan dalam alat ukur.
Skala-skala tersebut (A & V) dapat diperluas batasnya yang perluasannya dengan cara
menambah tahanan seperti perhitungan sebelunya sehingga skala.
50 mA
Berarti yang diukur : 2mA x 5mA
50 mA
BU : 50V misal Jarum angka 2 Terbaca : 2mA x 5mA
Sebelum ke redaman arus pusar kita ambilkan contoh sebuah redaman mekanis pada sebuah
timbangan tepung yang menggunakan pegas.
n = Putaran (rpm)
E
P = kutub, A = cabang parallel belitan = 2 2 sisi kerangka I pusar = R
o I TD
IFS TD mak 0
1,5 V
[ I FS=
100 Ω ]
=15 mA → Rx=0 Ω→ AB di HS
Missal 15 mA = 600
15
I= mA=7,5 mA
1/2 skala 2
→
Rx=. .. . ? 600
θ= =300
o 5
1,5V
Rx= −Rd
7,5 mA
Rx = Rd = 100 atau =200 Ω−100Ω=100Ω
o Skala I = 0; = 0
Rx =
( RxV = 1,5V
∞ =0 A )
= terminal AB di open!!
o Bagaimana menentukan / meletakkan angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, 10, 50
dan sebagainya?
1,5V 1,5 V
Rx=1Ω→ I = = =14 , . .. .. . mA
Rd+ Rx 101Ω
14 ,. .. .
θ= x 600 =59 , .. . .0
15
1,5 V
Rx=5Ω →I = = mA ; θ= 600 =. ..
105 Ω 15
1,5V
Rx=10Ω →I θ=
110 Ω
1,5 V 10
Rx=50Ω →I = =10 mA ; θ= x 600 =400
150 Ω 15
1,5 V 5
Rx=200Ω →I = =5 mA ; θ= x 60 0 =200
300 Ω 15
5.6. Rangkuman
1. Tahanan Shunt ( pada Ampermeter) dapat ditentukan dengan menerapkan analisa
rangkaian konvensional.
2. Tahanan Shunt terdiri dari lempengan-lempengan bahan resistef, mempunyai koefisian
temperetur yang rendah dan efektermalistik yang kecil.
3. Tahanan seri pada voltmeter (tahanan pengali) mengubah mencadi voltmeter arus searah.
4. Nilai tahanan pengali yang di …… akan memperbesar batasn ukur tegangan.
5. Tindakan pencegahan yang harus diperhatikan dalam penggunaan ampermeter,: polaritas
yang terbalik, gunakan pembacaan skala terdekat untuk memperoleh hasil yang baik,
Ampermeter harus dihubungkan seri terhadap beban yang mampu membatasi arus.