Anda di halaman 1dari 8

SIMULASI PERHITUNGAN EFISIENSI SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA UAP (PLTU) REMBANG


Anang Nungky Ristyanto 1), Joko Windarto 2), Susatyo Handoko2)

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang


Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia
1)
E-mail: anang_nungky@yahoo.com

Abstrak
Dalam usaha untuk meningkatkan efektifitas kerja suatu perusahaan perlu adanya perencanaan yang tepat pada
operasionalnya, hal ini penting karena berpengaruh langsung pada biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan
tersebut. Pada proses PLTU di lapangan efektifitas kerja ini dimaksudkan adalah pengaruh dari Pin dan Pout pada nilai
efisiensi dari pembangkit itu sendiri, karena dari nilai efisiensi ini dapat dilihat langsung apakah sebuah pembangkit
dapat dikatakan layak atau tidak untuk beroperasi. semakin tinggi nilai efisiensi dari sebuah pembangkit maka unjuk
kerjanya di lapangan juga bagus. Dalam tugas akhir ini nantinya nilai dari efisiensi pembangkit tersebut akan dihitung
menggunakan software simulasi yang telah dibuat. Dengan masukan data yang diambil langsung dari hasil penelitian di
PLTU Rembang, untuk mendapatkan nilai dari efisiensi pembangkit sesuai dengan yang diinginkan. Percobaan
dilakukan dengan variasi beban dan variasi masukan jenis batu bara, percobaan dilakukan dengan tujuan mendapatkan
hasil yang lebih variatif. Dari hasil percobaan nantinya bisa didapatkan nilai masing-masing efisiensi dengan percobaan
bahan bakar jenis A dan B, load 50%, 75%, dan 100%, dengan begitu dapat dilihat pengaruh masukan dengan hasil
akhir keluaran berupa nilai efisiensi total pada pembangkit. Dengan melakukan analisa perhitungan seperti ini, maka
dapat membandingkan kerja optimal PLTU dan perkiraan input supaya menghasilkan efisiensi sesuai keinginan.
Kata Kunci : PLTU, simulasi, efisiensi
Abstract

In an effort to increase the effectiveness of a company's need for proper planning of the operation, it is important
because it directly affects the operational costs incurred by the company. At the plant in the field effectiveness of this
work is the intended effect of Pin and Pout on the efficiency of the plant itself, because of the efficiency can be seen
directly whether a plant can be said to be feasible or not to operate. the higher the efficiency of a generation hence their
performance in the field is good. In this final value of the future generation efficiency will be calculated using the
simulation software has been made. With the input data taken directly from the results of research in Rembang, to get
the value of efficiency in accordance with the desired plants. Experiments performed with the load variation and
variations in input coal types, experiments were conducted with the aim of getting more varied results. From the
experimental results will be obtained each value fuel efficiency with trial types A and B, load 50%, 75%, and 100%, so
it can be seen the influence of the input with the output of the final results on the efficiency of the total plant. By
analyzing these calculations, it can compare the optimal labor input estimates that power plants and generate efficiency
as desired.
Key words: PLTU, Simulation, efficiencies

1. Pendahuluan[10] salah satu faktor penting juga dalam menjaga


supaya nilai efisiensi tetap baik. Ada banyak
Kebutuhan energi listrik semakin meningkat cara untuk dapat menjaga nilai efisiensi dan
sejalan dengan pertumbuhan penduduk, maka mensimulasikannya adalah salah satu caranya.
dari itu selain dengan pembangunan bidang Simulasi merupakan cara dimana untuk dapat
kelistrikan yang harus dapat mengimbangi menggambarkan perhitungan dalam suatu
kebutuhan masyarakat juga wajib untuk bentuk yang menarik dan mudah difahami oleh
pemanfaatan listrik secara efisien, baik dari segi banyak orang. Dengan simulasi kita dapat
penggunaan maupun proses pembangkitan memisalkan sebuah nilai dengan kehendak kita
energi listrik itu sendiri. supaya mendapatkan nilai efisiensi yang sesuai
Perhitungan yang matang serta pengaruh dari dengan yang diinginkan.
faktor-faktor yang tidak terduga merupakan

1
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP Semarang
2
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro UNDIP Semarang
Simulasi dapat dilakukan dengan banyak cara, 2.1 Metode Pengumpulan data
salah satunya dengan menggunakan
perancangan software khusus untuk perhitungan Pengumpulan data diambil langsung dari data
dengan berorientasi objek sehingga nantinya performance test PLTU rembang pada bulan Maret
diharapkan menjadi solusi terhadap perhitungan 2011
efisiensi yang ada pada PLTU yang
bersangkutan. 2.2 Metode Pengolahan Data
Perancangan simulator ini juga dapat digunakan
sebagai modul praktikum dimana menjadikan Setelah data diperolah langkah selanjutnya
PLTU batubara sebagai bahasan. Dari simulasi merancang dari software yang nantinya sebagai
ini dapat juga dilihat pengaruh dari nilai simulator, dimulai dengan sketch untuk tampilan
keluaran efisiensi itu sendiri, sehingga simulasi hingga coding. Untuk pembuatan software
ini dapat menjadi gambaran perhitungan dan menggunakan Visual Studio 2010. Akhir proses
sebuah analisa untuk mendapatkan nilai mensimulasikan data yang ada pada program yang
efisiensi dari PLTU batubara. telah dibuat.
.

2. Metode 2.2 Thermodinamika[10]


Mulai

Mengambil Data
PLTU Rembang

Pengolahan Data

Hukum Thermodinamika menyatakan bahwa energi


listrik dapat diciptakan atau dimusnahkan. Energi
dalam suatu sistem bertambah atau berkurang karena
perubahan bentuk energi yang satu menjadi bentuk
Software Manual
energi yang lain di dalam sist eksem tersebut.

Gambar 2.2 Siklus Rankine ideal dalam diagram (a)


Tidak P-v dan (b)T-s
Cocok?

Siklus 1-2-3-4-B-1 adalah siklus Rankine Jenuh,


Ya
yang berarti uap jenuh ke dalam turbin. Siklus 1’-2’-
3-4-B-1’ merupakan siklus Rankine uap super panas
Selesai
karena uap super panas yang masuk turbin. Siklus
Gambar 2.1 Skema Perancangan tersebut melalui proses sebagai berikut:
1 – 2 atau 1’ – 2’: ekspansi adiabatic reversible
dalam turbin, uap keluar pada 2 atau 2’ berada
dalam daerah campuran dua fase
2 – 3 atau 2’ – 3: panas keluar pada suhu dan
tekanan konstan di kondensor
3 – 4: kompresi abiabatic reversible oleh pompa Dimana adalah berat jenis fluida
terhadap cair jenuh
2.3.2 Turbin[10]

2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Uap `

2.3.1 Boiler[10]

Dalam perhitungan neraca energi dan efisiensi perlu


diketahui nilai kalor dari proses pembakaran
batubara. Nilai kalor menunjukkan perpindahan
panas dari suatu proses pembakaran batu bara yang
didinginkan sampai suhu awak dari udara dan batu
Gambar 2.3 Instalasi pembangkit uap menggunakan
bara.
superheater dan reheater
Ada dua macam nilai kalor, yaitu nilai kalor Tinggi
(HHV, High Heating Value) yaitu nilai kalor yang Dari gambar tersebut dapat dicari kerja turbin
terjadi jika semua uap yang terbentuk telah aktualnya dalam kJ/hr dengan menggunakan rumus:
terkondensasi, sehingga dalam hal ini termasuk kalor WT = m1(h1 -h2)+m2(h3 -h4)
laten penguapan air. Selain HHV ada nilai lain yaitu
Nilai Kalor Rendah (LHV, Low Heating Value) Apabila uap air didalam turbin ada yang dikeluarkan
yaitu nilai kalor yang tidak termasuk nilai kalor laten sebagai uap bocoran turbin (extraction steam) untuk
untuk penguapan uap air. HHV dan LHV dalam memanasi air pengisi ketel dalam feedwater heater
kcal/kg dapat ditentukan dengan: seperti terlihat pada gambar dibawah dengan m
HHV = [ 8,080C + 34.500 (H – O/8) +2220 SJ] adalah laju aliran uap dan h adalah entalpi pada
LHV = HHV - 588,76 x W titik-titik tertentu maka persamaan untuk menhitung
kerja actual turbin dalam kJ/hr menjadi:
Dalam perhitungan neraca energi dan efisiensi
digunakan HHV karena semua kandungan energi WT = m3(h1-h2)+(m1 -m2)(h2-h3)+(m1-m2-m3)(h3-h4)
total harus diperhitungkan. Panas yang dihasilkan Sedangkan daya yang terbangkitkanpada gambar
dalam kcal/hr dari pembakaran batubara di dalam generator (KW) adalah:
Boiler sebesar: Pgen= WT x ηgen
QBB = HHV x BB Dimana ηgen adalah efisiensi generator dalam %

untuk mencari kebutuhan udara yang 2.3.3 Pompa [10]


dibutuhkan untuk pembakaran tiap kg batubara
Untuk menggerakkan pompa-pompa tersebut
UOG = 11,5C +34,5 − + 4,32)
dibutuhkan motor sebagai tenaga penggerak. Energi
UOV = , listrik yang dibutuhkan oleh motor itu diambil dari
instalasi tersebut. Secara umum kebutuhan daya
Laju aliran udara atau gas buang yang diperlukan (KW) untuk menggerakkan pompa dapat dicari
atau dihasilkan oleh pembakaran sujumlah tertentu dengan menggunakan dua cara, yang pertama adalah
batu bara dalam kg/hr adalah:
m = U.BB .
PP =
.

sedangkan cara ke dua adalah :


debit aliran fluida dalam m3/hr adalah :
Q = m/ PP =√3. . .
2.3.4 Fan[10] 13. Layer Pulverizer
14. Layer Beban
Sebagai penggerak dari fan-fan tersebut diatas juga
digunakan motor sebagai sumber tenaga penggerak. Pada pengujian program ini untuk data diambil dari
Dan daya (KW) yang dibutuhkan adalah: performa test di PLTU dengan tujuan mencocokan
Pf = √3. . . . hasil dari performa test yang sudah ada dengan
pengujian program yang sudah dibuat dengan
perhitungan dan rumusan yang sudah sesuai dengan
2.3.5 Unjuk Kerja
teori yang ada, dari data hasil dari pengujian
program nantinya akan di jadikan komparasi
Unjuk kerja pembangkit dapat ditunjukkan oleh sehingga didapatlah hasil baik dari perhitungan
efisiensi total dari PLTU, yaitu antara daya yang maupun dari simulasi
keluar pada generator dikurangi daya utnuk
peralatan bantu dengan panas dari bahan bakar
3.1 Perhitungan Beban 100%
masuk.
3.1.1 Manual
ηtotal =
HHV = 8080 C + 34500 (H – O/8) + 2220 S
HHV = 8080x0,4738+ 34500(0,0328 – 0,1336/8) +
3. Hasil dan Analisa 2220 x 0,0023
HHV = 3829,112+ 555,45 + 5,106
HHV = 4389,688 kcal/kg x 4,187 kJ/kcal
HHV = 18379,62 kJ/kg

Panas yang diberikan oleh pembakaran 93400 kg/hr


batu bara adalah sebesar:
QBB = HHV x BB
QBB = 18,379 kJ/kg x 93400 kg/hr
QBB = 1716656508 kJ/hr

Kebutuhan udara teoritis pembakaran:


Gambar 3.4 Tampilan Utama
Uog = 11,5 C – 34,5 (H – O/8) + 4,32 S
Uog = 11,5 x 0,4738 + 34,5 (0,0328 – 0,1336/8) +
Pada tampilan Utama menggambarkan antara Sub 4,32 x 0,0023
Layer yang disatukan dan membentuk suatu sistem Uog = 5,44 + 0,555 + 0,00993
tertutup pada PLTU batu bara, adapun Sub Layer Uog = 5,9993 kgudara/kgBB
yang ada pada tampilan Utama yaitu:
1. Layer Bahan Bakar Sedangkan kebutuhan udara lebih (excess air)
2. Layer Boiler m = 21/(21 – O2)
3. Layer HP Turbine m = 21/(21 – 7)
4. Layer IP Turbine m = 1,5
5. Layer LP Turbine
6. Layer Condensate Water Pump (CWP) Jadi kebutuhan udara untuk pembakaran aktual :
7. Layer Circulating Condensate Water Pump
Ug = m. Uog
(CCWP)
Ug = 1,5 . 5,999
8. Layer Condensate Pump
Ug = 8,9985 KgUdara/KgBB
9. Layer Boiler Feed Pump (BFP)
10. Layer Force Draft Fan
11. Layer Induced Draft Fan Laju Aliran Udara yang dibutuhkan untuk
12. Layer Primary Air Fan membakar 93400 kg/hr batubara :
mUdara = Ug . BB Jadi panas total yang diserap oleh ketel :
mUdara = 8,9985 . 93400 Qketel = Qekonomiser + Qsuperheater + Qreheater
Qketel = (1526433440 + 519475220 +
mUdara = 840459,9 kgUdara/hr
385071718.9) kJ/hr
Debit aliran udara dalam m3/hr : Qketel = 2430980378.9 kJ/hr

Q = mUdara/ρUdara
Efisiensi penyerapan panas dari ketel :
Q = 840459,9/1,29
ηketel = Qketel/QBB
Q = 651519,30 m3Udara/h ,
ηketel = .
Berat gas asap yang dihasilkan dari pembakaran : ηketel = 70,58%
Gg = Ug + (1 – A )
Gg = 5,9993 + (1 – 0,04) kerja yang dihasilkan oleh turbin adalah sebagai
berikut :
Gg = 6,9593 kgGas/kgBB
WHPTurbine = 230047420 kJ/hr
Laju aliran gas asap yang terbentuk dari pembakaran WIPTurbine = 296439770,2 kJ/hr
93400 kg/hr batu bara: WLPTurbin = 467411058 kJ/hr
mgas = Gg . BB
mgas = 5,039 kggas/kgBB . 93400 kg/hr
Wturbine = WHPTurbine + WIPTutbine +
mgas = 470670,62 kggas/hr
WLPTurbine
Debit aliran gas buang dalam m3/hr :
= 993898248 kJ/hr
Q = mgas/ρgas
Q = 470670,62/1,286 Daya yang dibangkitkan Generator :
Q = 365995,8165 m3gas/hr Pgen = Wturbin x ɳgen
= 993898248 kJ/hr . 92,71%
Panas hasil pembakaran batu bara tersebut = 921443065,7 kJ/hr
diserap di dalam ketel oleh ekonomiser, superheater = 255,96 MW
dan reheater. Dari tabel didapatkan harga-harga
entalphy pada kondisi masing-masing seperti pada Daya yang dibutuhkan untuk auxiliary equipment
gambar dibawah sebesar: antara lain:
Untuk Boiler Feed Pump:

Untuk ekonomiser : PBPF = ɳ
Qekonomiser = m1 (h2 – h1)
, ,
Qekonomiser = 935200 kg/hr (2837,3 – 1205,1) kJ/kg =
,
Qekonomiser = 1526433440 kJ/hr
= 2133,795 KW
Untuk Superheater :
Untuk Condensate Pump:
Qsuperheater = m3 (h3 – h2)

Qsuperheater = 927800 kg/hr (3397,2 – 2837,3) kJ/kg PCP1 =
ɳ
Qsuperheater = 519475220 kJ/hr
, ,
= ,
Untuk Reheater : = 364,22 kW
Qreheater = m4 (h5 – h4)
Qreheater = 766007 kg/hr (3538,5 – 3035,8) kJ/kg
PCP2 = ɳ
Qreheater = 385071718,9 kJ/hr , ,
=
,
= 364,22 kW
Untuk Primary Air Fan:
PAF yang bekerja pada arus 143 amp.
Total PCP = PCP1 + PCP2 PPAF1 = √3 cos
= 364,22 + 364,22 = √3 6300 200 0,8
= 728,44 kW = 1745,91 kW
PPAF2 = √3 cos
Untuk Condensate Circulating Water Pump:

= √3 6300 200 0,8
PCCWP1 = = 1745,91 kW
ɳ
, PPAF = PPAF1 + PPAF2
= , = 1745,91 + 1745,91
= 1339,216 kW = 3491,82 kW

PCCWP2 =
ɳ
,
Untuk Induced Draft Fan
= , IDF yang Bekerja pada arus 78 amp.
= 1339,216 kW PIDF1 = √3 cos
Total PCCWP = PCCWP1 + PCCWP2 = √3 6300 250 0,8
= 1339,216 + 1339,216 = 2182,38 kW
= 2678,432 kW PIDF2 = √3 cos
Untuk Circulating Water Pump :

= √3 6300 250 0,8
PCWP1 = = 2182,38 kW
ɳ
, PIDF = PIDF1 + PIDF2
=
,
= 2182,38 + 2182,38
= 1073,58 kW

= 4364,76 kW
PCWP2 = Untuk Pulverizer yang bekerja:
ɳ
, Terdapat 2 buah Pulverizer yang bekerja, Pulverizer
=
, A pada arus 75 amp, sedangkan
= 1073,58 kW Pulverizer B pada arus 81 amp.
Total PCWP = PCWP1 + PCWP2 PPul = √3 cos
= 1073,58 + 1073,58 PPul A = √3 6300 60 0,8
= 2147,16 kW = 523,77 kW
Untuk Force Draft Fan:
FDF yang Bekerja pada arus 25 amp PPul B = √3 6300 60 0,8
PFDF1 = √3 cos = 523,77 kW
= √3 6300 52 0,8
= 453,94 kW PPul C = √3 6300 60 0,8
PFDF2 = √3 cos = 523,77 kW
= √3 6300 52 0,8
PPul D = √3 6300 60 0,8
= 453,94 kW
= 523,77 kW
PFDF = PFDF1 + PFDF2
= 453,94 + 453,94
PPul E = √3 3 0 0,8
= 907,88 kW
=0
data hasil yang diolah dengan perhitungan
PPul = 523,77+523,77+523,77+523,77+0 manual, dengan Software yang telah dibuat
= 2095,08 kW untuk mempermudah perhitungan efisiensi, dan
mengidentifikasi pengaruh dari hasil efisiensi
Daya total dari auxiliary equipment akhir ini terdapat sedikit perbedaan karena
adalahjumlah total dari daya yang dihitung dari pembulatan koma, namun tingkat keakuratan
data diatas: mencapai 95 % lebih.
Paux = PBFP+ PCP + PCCWP+ PCWP + Selain percobaan beban 100%, juga dilakukan
PFDF + PPAF + PIDF + PPUL untuk beban 75% dan 50%. Selain itu karena di
Paux = [2133,795 + 728,44 + 2678,432 + PLTU rembang menggunakan bahan bakar 2
2147,16 + 907,88 + 3491,82 + macam, maka data hasil perhitungan dapat
4364,76 + 2095,08] dilihat pada tabel dibawah ini, dengan tujuan
= 18547,367 kW agar dapat membandingkan efisiensi keluaran
= 18,547 MW dengan variasi masukan yang berbeda, berikut
Jadi Efisiensi total dari pembangkit adalah : adalah tabel hasil perhitungannya.
Tabel 4.3Hasil Perhitungan dengan variasi beban dan
ηtotal = Bahan Bakar

( , , ) /
Beban
= Bahan Bakar
50% 75% 100%
, /
=
/ Jenis A 41.65% 47.55% 49.69%
= 49,79 %
Jenis B 36.01% 41.11% 43.95%
3.1.2 Software
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk
beban 100% jelas memiliki efisiensi lebih baik
dari pada untuk beban 75% maupun 50%.
Sedangkan untuk jenis batu bara jenis A lebih
baik daripada untuk jenis batu bara B, namun
pada PLTU rembang kedua jenis batubara
Gambar 3.5 Layer perhitungan hasil akhir digunakan sebab untuk jenis batu bara A
digunakan pada saat awal proses sehinggaa
untuk mencapai suhu tinggi didapatkan dengan
Perhitungan Efisiensi secara manual : waktu yang singkat, sedangkan selanjutnya
menggunakan bahan bakar jenis B, hal ini
ηtotal = 49,79 % bertujuan untuk mengurangi biaya oprasional.

Perhitungan Efisiensi secara Softwaring:


4. Kesimpulan

ηtotal = 49,69 % Kebutuhan batubara per jam juga meningkat


seiring dengan beban yang diterima pada saat
Dari perbandingan kedua nilai tersebut bisa
disimpulkan bahwa tingkat keakuratan antara pembangkitan. Untuk jenis pemakaian batubara
yang berbeda juga berpengaruh pada panas yang BIODATA MAHASISWA
dihasilkan oleh boiler, pengaruh tersebut Anang Nungky Ristyanto
(L2F607008)
menyebabkan nilai dari efisiensi PLTU juga Lahir di Semarang pada 26 April
berubah. Nilai efisiensi untuk jenis pembangkit 1989. Penulis menempuh
pendidikannya di SD
PLTU batubara dengan pendingin pada Sendangmulyo 03 Semarang,
SMP Negeri 8 Semarang, SMA
umumnya skitar 35%, jika nilai efisiensi Negerti 11 Semarang. Saat ini
sedang menyelesaikan studi
dibawah 35% maka pembangkit dapat kurang pendidikan Strata I di Jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknik
baik untu beroprasi, sedangkan untuk nilai Universitas Diponegoro
efisiensi yang telah diujikan, baik 50%,75%, mengambil Konsentrasi Teknik Tenaga Listrik.

dan 100% tidak kurang dari 36%, berarti masih


tergolong “Baik” dan layak untuk peroprasi

Referensi

[1] Appiarius, J. C. Electric Utility System And Practice. Edited


by Homer M. Rustebakke. New York: John Wiley &
Sons, 1983.
[2] Cengel, Y. A. and Michael A. Boles. Thermodinamics: An
Enginering Approach. Singapore : McGraw-Hill, 1989.
[3] Eastop, T. D. and D. R. Croft. Energy Efficiency. Harlow :
Longman, 1990.
[4] El-Wakil, M.M. Power Plant Technology. New York:
Butterworths, 1984.
[5] Cogeneration Pembangkit Listrik yang Ideal, Deni Almanda,
FT UGM, Yogyakarta, 1999.
[6] Miller, R. H. and James H. Malinowski. Power System
Operation. Singapore: McGraw-Hill International Editions,
1994.
[7] Reynolds, W. C. and Henry C. Perkins. Enginering
Thermodynamics. Translated by Filino Harahap. Jakarta:
Penerbit Erlangga, 1977.
[8] Sorensen, H. A. Energy Conversion Systems. New York: John
Wiley & Sons. 1983.
[9] Weisman, J. and L. E. Eckart. Modern Power Plant
Enginering. New Jersey : Prentice-Hall, 1985.
[10] Sudarto Yudi, 1999,”Kajian teoritik perhitungan
efisiensi PLTU unit I kapasitas 400 MW di Paiton” from
http://dewey.petra.ac.id/jiunkpedg_13517.html, 5
Februari.
[11] Rohini Kumar, 2011, “Performa test procedure PLTU
Rembang” 16 September.
[12] Rohini Kumar, 2011, “Performa test procedure PLTU
Rembang” 28 September.
[13] -----------, Key Single Line Diagram : Fichtner
Consulting Enginer (india)

Anda mungkin juga menyukai