Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN KUALITAS DAN KUANTITAS ANTENATAL CARE

DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS


MLONGGO KABUPATEN JEPARA

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Keperawatan (S-1)

Oleh :
Nila Sovya Huda
NIM : 820163080

Pembimbing :
1. DEWI HARTINAH, S.Kep., Ners., M. Si., Med
2. SRI KARYATI, M.Kep., Ners., Sp. Kep., Mat

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia adalah suatu keadaan yang mana kadar hemoglobin (Hb) dalam
tubuh dibawah nilai normal sesuai kelompok orang tertentu (Irianto, 2014).
Anemia pada ibu hamil berdampak buruk bagi ibu maupun janin.
Kemungkinan dampak buruk terhadap ibu hamil yaitu proses persalinan yang
membutuhkan waktu lama dan mengakibatkan perdarahan serta syok akibat
kontraksi. Dampak buruk pada janin yaitu terjadinya prematur, bayi lahir berat badan
rendah, kecacatan bahkan kematian bayi (Fikawati, 2015).

Menurut badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO)


2010, secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di indonesia mengalami
peningkatan , pada tahun 2013 sebanyak 37,1% ibu hamil anemia sedangkan pada
tahun 2018 meningkat menjadi 48,9% (Riskesdas, 2018) . Berdasarkan profil
kesehatan profinsi jawa tengah , angka kejadian anemia pada ibu hamil sebanyak
57,7%. Sedangkan menurut data Puskesmas Mlonggo Kabupaten Jepara, sejak
tahun 2017 sampai tahun 2019, tiap tahunnya terdapat peningkatan jumlah kasus
anemia pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas tersebut. Bahkan dibandingkan
dengan tahun 2017, pada tahun 2018 terjadi peningkatan hingga 240 ibu hamil yang
mengalami anemia

Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Ada faktor langsung dan
tidak langsung. Faktor langsungnya yaitu kecukupan konsumsi tablet tambah
darah, jarak kehamilan, paritas, status gizi, serta penyakit infeksi. Penyebab
terjadinya anemia yang utama adalah kurangnya asupan zat besi dalam makanan
atau tablet tambah darah. Kejadian anemia diakibatkan oleh kekurangan asupan
zat besi (Rahmawati, 2012)

Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Sentolo II pada tahun 2015


ditemukan bahwa kepatuhan konsumsi tablet Fe berpengaruh pada anemia
(Faridah, 2015). Penelitian serupa yang dilakukan oleh Atik Purwandani tahun 2016
di Minahasa, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang erat antara asupan
zat besi dengan kejadian anemia. Hasil dari penelitian yang dilakukan di Sukoharjo
menunjukkan seluruh ibu hamil yang anemia tidak patuh mengonsumsi tablet besi,
dan seluruh ibu hamil yang tidak anemia patuh mengonsumsi tablet besi (Rizqi,
2016)
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) <
11 gr% pada trimester I dan III, sedangkan pada trimester II kadar hemoglobin < 10,5
gr%. Anemia kehamilan di sebut “potentional danger to mother and child” (potensi
membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius
dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Bobak, 2005; Manuaba,
2010).
Penyebab anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi dalam tubuh.
Wanita hamil sangat rentan terjadi anemia defisiensi besi karena pada kehamilan
kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat.
Namun peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga penurunan konsentrasi
hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi (Cunninggham et al, 2013; Winkjosatro H, 2009).

pengaruh anemia terhadap hasil kosepsi diantaranya dapat menyebabkan


keguguran, kematian janin dalam kandungan, kematian janin waktu lahir, kematian
perinatal tinggi, prematuritas dan cacat bawaan (Assis Z et al, 2014).
Hasil penelitian Ridayanti (2012) menyebutkan bahwa ibu hamil primigravida
yang mengalami anemia kehamilan sebesar 44,6% sedangkan ibu multigravida yang
mengalami anemia kehamilan sebesar 12,8%. Hal tersebut disebabkan ibu
primigravida belum mempunyai pengalaman untuk menjaga kesehatan kehamilan
dari kehamilan sebelumnya karena baru pertama kali hamil (Farsi et al, 2011).

Beberapa pengaruh yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan


diantaranya tingkat pengetahuan, status ekonomi dan kepatuhan konsumsi tablet Fe.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ridayanti (2012) menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada
ibu hamil, hal tersebut disebabkan karena tingkat pengetahuan seseorang akan
mempengaruhi kesadaran untuk berprilaku hidup sehat dan membentuk pola pikir
yang baik sehingga ibu akan lebih mudah untuk menerima informasi dan memiliki
pengetahuan yang memadai (Popa et al, 2013).
Pemerintah telah mengupayakan kesehatan ibu hamil yang diwujudkan
dalam pemberian palayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa
kehamilan (K4). Pelayanan antenatal diupayakan diantaranya agar dapat memenuhi
standar pemberian tablet tambah darah (tablet Besi) minimal 90 tablet selama
kehamilan, serta pelayanan tes laboratorium sederhana minimal tes hemoglobin
darah (Hb). Namun, analisis cakupan K4 dengan pemberian tablet besi (Fe) sering
menunjukkan adanya kesenjangan yang cukup besar. Pada tahun 2011 khususnya
di Kabupaten Jepara, cakupan kunjungan K4 pada ibu hamil adalah sebesar 97,17%,
sedangkan cakupan ibu hamil yang mendapat Besi adalah sebesar 90,32%. Padahal
salah satu kriteria K4 adalah ibu hamil tersebut mendapatkan tablet besi (Fe)
sebanyak 90 tablet yang diindikasikan dengan besarnya cakupan Besi. Oleh karena
itu seharusnya cakupan Besi lebih besar atau sama dengan cakupan K4. Namun
yang terjadi sebaliknya, cakupan ibu hamil yang mendapat Besi lebih rendah
dibandingkan dengan cakupan K4 (Kementrian kesehatan RI 2012, dalam nur
maulida 2013)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,


Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup (Badan
Pusat Statistik, 2012) Cakupan pemeriksaan kehamilan ibu di Indonesia berdasarkan
data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 secara keseluruhan 83,8%
ibu yang memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan (Kementerian
Kesehatan RI, 2010).
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Jawa Tengah yaitu 92,99% sehingga telah
mencapai target Rencana Stratergi (Renstra) 2012 sebesar 90%. Akan tetapi di Jawa
tengah masih terdapat Kabupaten yang memiliki cakupan kunjungan K4 di bawah
target. Kabupaten dengan cakupan kunjungan K4 terendah adalah Kabupaten
Rembang yaitu sebesar 86,98% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012).
Upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak Indonesia telah lama
dilakukan sejak berdirinya Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) pada tahun 1950
yang memberi pelayanan berupa perawatan kehamilan, persalinan, perawatan bayi
dan anak, pendidikan kesehatan dan pelayanan keluarga berencana. Namun sampai
saat ini angka kematian ibu dan bayi masih tinggi (Prasetyawati, 2012).
Menurut WHO (World Health Organisation) tahun 2010 99% kematian ibu
terjadi di negara-negara berkembang dan Indonesia merupakan salah satunya
diperkirakan setiap tahunnya 536.000 ibu meninggal saat persalinan. Berdasarkan
target MDGs (Millenium Development Goals) 2015 yakni menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) 102 per 100.000 kelahiran hidup di dunia dan Angka Kematian
Bayi (AKB) menjadi 23 per 100.000 kelahiran hidup yang harus dicapai (Pudiastuti,
2011).
Indikator antara yang digunakan untuk menggambarkan keberhasilan
program pelayanan kesehatan ibu adalah akses ibu hamil terhadap pelayanan
kesehatan yang diukur dengan cakupan pelayanan antenatal ( K1 dan K4 ). Secara
nasional cakupan Antenatal Care (ANC) sudah cukup tinggi yaitu 83,5%. Cakupan
K1 (kunjungan antenatal ke-1) sudah mencapai 81,6% dan K4 (kunjungan antenatal
ke-4) sudah mencapai 70,4% (RISKESDAS, 2013). Data pada tahun 2013
menunjukkan prevalensi cakupan K1 (kunjungan antenatal ke-1) 94% dan K4
(kunjungan antenatal ke-4) 77,76% (Dinas kesehatan Propinsi Sulut, 2013).
Pelayanan antenatal care terintegrasi adalah pelayanan antenatal care yang
diintegrasikan dengan pelayanan program lain yaitu gizi, imunisasi, IMS, HIV, TB,
Kusta, Malaria dengan pendekatan yang responsive gender dan untuk menghindari
kemungkinan kehilangan kesempatan (missed opportunity) yang ada. Selanjutnya
untuk itu perlu adanya perbaikan standar pelayanan antenatal care yang terpadu,
yang mengakomodasi kebijakan, strategi, kegiatan dari program terkait. Dalam
pelaksanaannya perlu dibentuk tim pelayanan, pelayanan antenatal care terintegrasi,
bidan dengan sistem rujukan yang jelas, dilengkapi fasilitas pendukung dari masing-
masing program guna mewujudkan makingpsafer (Fitryana, 2013)

Sesuai dengan standar pelayanan ANC yang ditetapkan oleh Depekes RI


tahun 2010. Hasil wawancara terhadap 10 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
ANC tentang cara bidan melayani pemeriksaan ANC dan seberapa sering ibu dalam
memeriksakan kandungan , sebanyak 6 ibu (60%) menyatakan bidan melayani
penuh perhatian, cepat tanggap, dan ramah, dan kebanyakan ibu rutin dalam
kunjungan ANC ,sedangkan 4 ibu (40%) menyatakan bidan kurang perhatian, kurang
teliti, dan kurang ramah dalam melayani pemeriksaan ANC dan tidak rutin dalam
melakukan kunjungan ANC

Berdasarkan data uraian permasalahan diatas, Peneliti ingin mengetahui


hubungan kualitas dan kuantitas antenatal care dengan anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Mlonggo Kabupaten Jepara Tahun 2020.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan kualitas dan kuantitas antenatal care dengan anemia pada ibu
hamil di Puskesmas Mlonggo Kabupaten Jepara Tahun 2020?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan kualitas dan kuantitas antenatal care dengan anemia


pada ibu hamil di Puskesmas Mlonggo Kabupaten Jepara
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kualitas dan kuantitas antenatal care di Puskesmas
Mlonggo Kabupaten Jepara
b. Mengidentifikasi anemia pada ibu hamil di Puskesmas Mlonggo Kabupaten
Jepara
c. Mengidentifikasi hubungan kualitas dan kuantitas antenatal care dengan
anemia pada ibu hamil di Puskesmas Mlonggo Kabupaten Jepara

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Penelitian
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam mempelajari
hubungan kualitas dan kuantitas antenatal care dengan anemia pada ibu hamil
di Puskesmas Mlonggo Kabupaten Jepara
2. Bagi Kepala Puskesmas Mlonggo
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan pada pengambilan
kebijakan tentang hubungan kualitas dan kuantitas antenatal care dengan
anemia pada ibu hamil di Puskesmas Mlonggo Kabupaten Jepara
3. Bagi Bidan diruang KIA
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam memberikan
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada klien untuk meningkatkan
kunjungan ANC sesuai standar pada ibu hamil
4. Manfaat Bagi Unuversitas Muhammadiyah Kudus
Dari data dan hasil yang diperoleh dapat dijadikan sumber informasi dari hasil
penelitian dan masukan untuk mengetahui hubungan kualitas dan kuantitas
antenatal care dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Mlonggo
Kabupaten Jepara
5. Manfaat Bagi Mahasiswa
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kemampuan
berpikir mengenai penerapan teori yang telah di dapat dari mata kuliah yang
telah di terima kedalam penelitian sebenarnya.
6. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan pedoman
untuk penelitian - penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hubungan
kualitas dan kuantitas antenatal care dengan anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Mlonggo Kabupaten Jepara
E. Keaslian Penelitian
Penelitian observational yang dilakukan oleh maulida nur soraya (2013)
dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Ibu Hamil
Dengan Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Fe Di Puskesmas Keling II
Kabupaten Jepara Tahun 2013” dan penelitian oleh fatimah1, susi ernawati2 dengan
judul “Pelaksanaan Antenatal Care Berhubungan Dengan Anemia Pada Kehamilan
Trimester III Di Puskesmas Sedayu I Yogyakarta tahun 2015”

No Aspek Penelitian Terdahulu Penelitian Ini Perbedaan


1. Subjek a.ibu hamil dengan ibu hamil dengan Subjek penelitian
Penelitian kepatuhan dalam anemia dalam ini adalah ibu
mengkonsumsi tablet fe di kualiatas dan hamil yang
puskesmas keling II kuantitas mengalami
kabupaten jepara tahun antenatal catre anemia di
2013 puskesmas
b. ibu hamil dengan mlonggo
pelaksanaan antenatal kabupaten jepara,
care dengan anemia pada berbeda dengan
kehamilan trimester III di penelitian
puskesmas sedayu I terdahulu
yogyakarta tahun 2015
2. Variabel a. variabel bebas = tingkat Variabel bebas = Penelitian ini
pengetahuan anemia pada kualitas dan menggunakan
ibu hamil kuantitas kualitas dan
b,variabel bebas = antenatal care kuantitas
pelakasanaan antenatal antenatal care
care sebagai variabel
bebas, dan
anemia pada ibu
hamil sebagai
variabel terikat
3. Jenis data Observasional Observasional Sama
5. Analisis Analitik Analitik Sama
F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah :
Variabel Dependen adalah : Anemia pada ibu hamil
Variabel Independen : Kualitas dan kuantitas antenatal care

1. Lingkup Masalah

Masalah yang dikaji hubungan kualitas dan kuantitas antenatal care dengan
anemia pada ibu hamil di Puskesmas Mlonggo Kabupaten Jepara

2. Lingkup Keilmuan

Penelitian ini termasuk dalam keperawatan maternitas

3. Lingkup Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Mlonggo Kabupaten Jepara

4. Lingkup Sasaran

Sasaran penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di


Puskesmas Mlonggo Kabupaten Jepara

Anda mungkin juga menyukai