Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PEMBAHASAN

A. Tambahkan per variable

B. Analisis Bivariat
1. Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Lama
Kembalinya Masa Subur pada Multigravida
Dari hasil uji chi square didapatkan nilai p = 0,421 > α 0,05 yang
artinya ada tidak ada hubungan lama pemakaian kontrasepsi suntik
DMPA dengan lama kembalinya masa subur pada multigravida RS
‘Aisyiyah Kudus. Hal ini dibuktikan dari 13 ibu yang lama pemakaian
kontrasepsi suntik DMPA < 1 tahun, ada 7 ibu yang lama kembalinya
masa subur < 6 bulan. Dari 39 ibu yang lama pemakaian kontrasepsi
suntik DMPA 1-2 tahun, ada 19 ibu yang lama kembalinya masa subur
6-12 bulan. Sedangkan dari 10 ibu yang lama pemakaian kontrasepsi
suntik DMPA > 2 tahun, ada 5 ibu yang lama kembalinya masa subur 6-
12 bulan.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Hapisah
(2015) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara riwayat
penggunaan kontrasepsi suntikan DMPA pada ibu hamil dengan lama
pengembalian kesuburan di Wilayah Puskesmas Kota Banjarmasin
dengan hasil uji statistik nilai P value= 0,034 (<0,05). Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan tempat, teknik pengambilan sampel, jumlah
sampel serta uji statistik yang di gunakan. Pada penelitian Hapisah
menggunakan uji korelasi pearson sedangkan peneliti menggunakan uji
Chi Square, Hapisah menggunakan teknik pengambilan sampel
consecutive sampling dengan jumlah sampel 80 orang di Puskesmas
Wilayah kota Banjarmasin sedangkan peneliti menggunakan Total
Sampling dengan jumlah sampel 62 orang di RS ‘Aisyiyah Kudus.
Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Handayani,
Fajarsari & Suryani (2017) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan
antara lamanya penggunaan kontrasepsi suntikan DMPA dengan lama
kembalinya kesuburan pada wanita ex-akseptor kontrasepsi suntikan
DMPA di Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto Selatan, Utara, Barat
dan Timur dengan hasil uji statistik nilai ρ value = 0,119 (>0,05).
Menurut Hanafi (2012) lamanya pemakaian suntik tidak
berpengaruh terhadap kembalinya fertilitas, pemakaian suntik untuk
waktu yang lama dapat menjadi hamil sama cepatnya dengan akseptor
yang hanya ikut beberapa kali suntikan, yang menunjukkan efek
komulatif dari obatnya.
Penggunaan kontrasepsi suntikan DMPA dapat menyebabkan
terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian
kontrasepsi suntikan (Affandi, 2013) Namun tidak di temukan bukti
bahwa kontrasepsi suntikan tersebut menyebabkan fertilitas secara
permanen. Keterlambatan kesuburan setelah penyuntikan DMPA
bukanlah disebabkanoleh terjadinya kelainan atau kerusakan pada
genetalia, melainkan karena masih ada saja terjadi pelepasan hormone
Progesterone yang terus-menerus dari depo yang terbentuk di tempat
suntikan. Pada kontrasepsi suntikan DMPA, lamanya masa tidak subur
tergantung pada kecepatan metabolisme DMPA dan juga berat badan
akseptor itu sendiri. Pada DMPA obat kontrasepsi yang di suntikkan
akan tersimpan dalam jaringan lemak tubuh dan dalam darahnya masih
tersimpan hormon Progesteron, sehingga sebagian wanita memerlukan
waktu untuk mendapatkan kesuburan rahim yang sebelumnya kondisi
pada dinding endometrium mengalami atrofi dengan kelenjar yang tidak
aktif (Hartanto, 2010)
Penelitian yang dilakukan oleh Nana Aldriana & Azmariza (2017),
menunjukkan hasil tidak ada hubungan antara lamanya pemakaian
kontrasepsi suntikan DMPA dengan kembalinya kesuburan pada post
akseptor kontrasepsi suntikan DMPA di Desa Pasir Utama Kecamatan
Rambah Hilir dengan ρ value=0,491. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Gustien Hana Kartika (2011), menunjukkan hasil tidak
ada hubungan antara lama pemakaian KB Suntik DMPA dengan lama
kembalinya menstruasi, sehingga antara lama pemakaian KB suntik
DMPA tidak selalu berbanding lurus dengan lama kembalinya
menstruasi setelah penghentian pemakaian. Terbukti dari hasil analisis
nilai ρ value 0,593 > 0,05.
Menurut asumsi peneliti, tidak adanya hubungan antara lama
pemakaian kontrasepsi suntik DMPA dengan lama kembalinya masa
subur pada multigravida di….. disebabkan disebabkan banyak faktor
misalnya usia dan status paritas ibu, dimana diketahui pada penelitian
ini status paritas II sebanyak 43 orang (69,4%), paritas III sebanyak 16
orang (25,8%), dan paritas IV sebanyak 3 orang (4,8%). Hal ini sesuai
dengan pernyataan Pardthaisong, Gray & McDaniel (2013), bahwa
belum terdapat bukti tentang penggunaan DMPA dalam jangka waktu
yang panjang dapat meningkatkan terlambatnya kembalinya kesuburan
pada seorang wanita serta tidak ada perbedaan lama kembalinya
kesuburan antara wanita pasca pengguna KB suntik DMPA yang pernah
hamil dan belum pernah hamil dan juga tidak dipengaruhi oleh paritas.

C. Keterbatasan Penelitian
1. Tidak dikendalikannya beberapa variabel pengganggu/perancu seperti
faktor usia, status paritas ibu sehingga dapat mempengaruhi lama
kembalinya masa subur.

2. Alat ukur lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA dan lama


kembalinya masa subur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner sederhana/ceklist yang belum baku stadar internasional
melainkan modifikasi teori oleh peneliti yang tidak mengandung
pertanyaan negatif atau positif pada responden sehingga tidak perlu
untuk uji realibitas dan validitas.

Anda mungkin juga menyukai