Anda di halaman 1dari 14

10 jenis cedera akibat 

olahraga
Posted on Maret 24, 2011by Rumah Terapi Cedera Olahraga
10 Jenis Cedera Akibat Olahraga
1. Cedera lutut
Sekitar 55 persen cedera akibat aktivitas olahraga berupa cedera lutut. Cedera ini termasuk
satu dari 40 kasus bedah ortopedi. Terbanyak terjadi pada sendi dan tulang rawan (retak),
termasuk sakit dan nyeri yang terkait dengan tempurung lutut. Risiko tinggi terjadi pada
pelari, perenang, step aerobic, pesepakbola, pebasket, pevoli, dan atlet cabang atletik. Ini
karena lutut menjadi tumpuan, sehingga berpotensi terkena arthritis.

Pencegahan: Kenakan sepatu khusus dengan sol lembut dan ganti sol secara teratur. Pilih
sepatu sesuai jenis olahraga dan mampu menopang berat tubuh. Istirahatkan kaki dalam
jangka tertentu (minimal 2 x 24 jam) untuk mencegah beban berlebihan pada anggota tubuh.
Jika lutut cedera, kompres es selama 20 menit untuk menghindari peradangan.

2. Cedera bahu
Sebanyak 20 persen cedera karena olahraga terjadi pada bahu, termasuk akibat salah posisi,
salah urat, dan ketegangan otot. Olahraga yang rentan menimbulkan cedera ini yaitu tenis,
renang, angkat beban, bisbol, dan voli. Penyebabnya, aktivitas berlebih dan gerakan yang
salah di daerah bahu sehingga mengenai tendon (urat). Gejalanya nyeri, kaku pada bahu, otot
terkilir, hingga tulang retak.
Pencegahan: Untuk olahraga yang rentan benturan (misalnya bisbol) gunakan pelindung
khusus.

3. Cedera otot pergelangan kaki


Banyak terjadi pada pesebakbola, pemain hoki, pebasket, dan pevoli karena gerakan seperti
melompat, berlari, dan berhenti mendadak menyebabkan tendon terjepit.
Pencegahan: Perkuat pergelangan kaki dengan naik turun tangga atau olahraga sejenisnya.
Memakai pelindung kaki tidak menjamin keselamatan, tapi meminimalkan risiko.

4. Cedera siku
Tujuh persen cedera pada siku terjadi karena olahraga, seperti golf dan tenis. Penyebabnya
karena beban berlebihan dan terus menerus di daerah siku sebagai tumpuan.
Pencegahan: Latihlah daerah lengan, misalnya memutar perlahan pergelangan tangan, dan
lindungi siku dengan bebat khusus saat berolahraga.

5. Otot tertarik
Tidak melakukan pemanasan cukup, kelelahan otot, dan otot lemah, adalah beberapa
sebabnya. Lari, joging, basket, dan sepakbola, adalah contoh olahraga paling potensial
menimbulkan cedera ini.
Pencegahan: Latihan peregangan yang cukup sebelum dan sesudah berolahraga. Hindari
berlatih saat tubuh Anda terasa lelah. Jangan berolahraga dulu sebelum Anda benar-benar
pulih pascacedera, untuk menghindari cedera lebih berat.

6. Sakit punggung bagian bawah


Banyak dialami oleh orang yang duduk terlalu lama dan penderita obesitas. Rentan pula
dialami pelari, pebalap sepeda, pegolf, petenis, dan pebisbol.
Pencegahan: Lakukan pemanasan sebelum, selama, dan sesudah berolahraga. Gerakan
meluruskan punggung dengan menarik perlahan kedua tangan ke atas dan menekuk
punggung ke samping.

7. Cedera tulang kering


Biasa menyerang pemula, yang berambisi ingin meningkatkan tahap latihan. Memakai alas
kaki yang tidak sesuai dengan aktivitas. Termasuk melompat dan berlari di landasan yang
keras.
Pencegahan: Pakailah alas kaki yang tepat, berlatih secara bertahap, peregangan, dan tidak
berlebihan.

8. Cedera paha
Sepakbola, hoki, basket, olahraga dengan raket, dan voli. Selain daerah paha terasa nyeri
yang sangat, juga terjadi pembengkakan pada otot paha.
Pencegahan: Peregangan sebelum berlatih, berlatih dengan intensitas bertahap, latihan
menguatkan daerah kaki terutama paha.

9. Gegar otak
Cedera kategori berat akibat benturan. Gejalanya yaitu kehilangan kesadaran, sakit kepala
hebat, amnesia, kehilangan keseimbangan, susah berkonsentrasi, pusing, dan mual. Biasa
terjadi akibat kontak fisik, misalnya sepakbola, hoki, dan tinju.
Pencegahan: Perlindungan memakai helm tidak menjaminan aman untuk kepala. Jika
mengalami benturan, segera cari pertolongan medis.

10. Salah urat


Cedera ini timbul karena salah gerak atau kelelahan pada tendon karena aktivitas berlebih.
Paling banyak dialami pelari karena gerakan lari dan lompat.
Pencegahan: Peregangan cukup dan hindari gerakan menarik otot secara tiba-tiba dan
memaksa. Jika cedera terjadi, jangan tergesa berlatih kembali sebelum kondisi benar-benar
pulih.

https://klinikcedera.wordpress.com/2011/03/24/10-jenis-cedera-akibat-olahraga/
6 Cara Menguatkan Otot Ligamen Lutut Setelah Cedera

Oleh Adinda RudystinaInformasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: Hello


Sehat Medical Review Team

 Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)


 Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Line new(Membuka di jendela yang baru)

Setelah cedera atau operasi, program latihan pengkondisian akan membantu Anda kembali
beraktivitas dan menjalani gaya hidup seperti sebelumnya. Selain itu, dengan melakukan
latihan tersebut, Anda akan dapat kembali melakukan olahraga dan aktivitas rekreasi favorit.
Untuk memastikan bahwa program latihan yang akan kami jabarkan di bawah ini efektif,
Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Biasanya program latihan ini harus berlangsung selama 4-6 minggu, kecuali doktor atau
terapis memberikan persyaratan tertentu. Anda juga disarankan untuk tetap melakukan
latihan setelah otot lutut Anda sembuh untuk memberikan proteksi dan kesehatan lutut jangka
panjang.

Sebelum melakukan latihan, lakukanlah pemanasan terlebih dahulu dengan berjalan kaki atau


dengan sepeda statis selama 5-10 menit. Berikut ini beberapa latihan fisik yang dapat
membantu Anda memulihkan otot lutut setelah cedera:

1. Menaikkan kaki dengan lurus

Jika lutut Anda berada dalam kondisi tidak baik, mulai dengan latihan otot sederhana untuk
otot paha depan. Latihan ini mengurangi ketegangan pada lutut. Caranya ialah dengan
berbaring telentang di lantai atau permukaan datar lainnya. Tekuk satu lutut dan tempatkan
telapak kaki Anda lurus di lantai. Lalu angkat kaki yang tidak menekuk, dan jaga untuk tetap
lurus. Lakukan gerakan ini pada kaki yang berlawanan. Ulangi 10-15 kali untuk 3 set.

2. Melakukan hamstring curls

Hamstring adalah otot-otot belakang paha Anda. Cara melakukan hamstring curls adalah
dengan berbaring di lantai dengan menelungkup. Perlahan-lahan angkat kaki dan bawa tumit
Anda dekat dengan bokong Anda sesuai dengan kemampuan, dan tahan di posisi tersebut.
Lakukan 15 kali untuk 3 set. Anda juga dapat melakukan latihan ini dengan berdiri
memegang kursi, lalu tekuk kaki ke belakang. Jika Anda sudah terbiasa melakukannya,
tambah beban pada pergelangan kaki secara bertahap dimulai dari 0,5 kg, 1,5 kg, hingga 3 kg.

3. Berjinjit

Mulailah berdiri dengan kedua kaki menopang beban tubuh menghadap bagian belakang
kursi. Lalu, berpegangan pada kursi untuk keseimbangan. Angkat kaki yang tidak mengalami
cedera, sehingga beban tubuh akan ditopang oleh kaki yang cedera. Jinjitkan kaki yang
cedera setinggi mungkin, lalu ulangi 10 kali untuk 2 set.

4. Melakukan lunge

Mulailah dengan menaruh salah satu kaki di belakang selebar mugkin, lalu turunkan kaki
yang berada di depan hingga lutut hampir menyentuh lantai, namun pastikan lutut tidak
menyentuh lantai. Jaga punggung agar tetap tegak dan jangan biarkan lutut kaki depan
melewati jari-jari kaki. Lakukan sebanyak 10 kali untuk 2 set dengan kaki terluka di bagian
depan dan lakukan dengan jumlah yang sama dengan kaki terluka di belakang. Jika sudah
mulai terbiasa, Anda dapat menambahkan dumbbell di masing-masing tangan.

5. Melakukan hip abduction

Lakukan posisi berbaring menyamping dengan kaki yang cedera berada di atas, dan kaki
yang di bawah menjadi tumpuan. Luruskan kaki yang berada di atas dan angkat hingga
membentuk sudut 45°, luruskan lutut, jangan menguncinya. Tahan posisi ini selama 5 menit,
lalu turunkan kaki dan ambil istirahat selama 2 menit. Ulangi hingga 20 kali untuk 3 set.

6. Menekan kaki

Ada banyak jenis mesin penekan kaki di tempat gym, tetapi mereka semua bekerja dengan
cara yang sama. Caranya ialah dengan berbaring di kursi, lalu lebarkan kedua kaki sebahu.
Posisi kaki Anda harus membentuk sudut 90 derajat. Sesuaikan kursi, lalu perlahan dorong
dengan kaki untuk meluruskan lutut (baik saat kursi bergerak mundur atau saat podium
bergerak ke depan. Perlahan tekuk lutut kembali ke posisi awal. Selain menggunakan mesin,
Anda dapat menggunakan tali elastis dengan menaruhnya melewati salah satu telapak kaki
dan menggenggam ujung tali dengan kedua tangan. Bawa kaki Anda ke atas hingga
mendekati dada, lalu turunkan kaki Anda perlahan tanpa mengendurkan tali. Ulangi 10 kali
untuk 3 set.

Perhatian!

Seluruh latihan di atas tidak disarankan untuk dilakukan setiap hari. Anda hanya boleh
melakukannya 4-5 hari dalam seminggu. Program latihan ini tidak membuat lutut Anda sakit.
Jadi, jika Anda merasa kesakitan segera berhenti melakukannya dan jangan lupa untuk
berkonsultasi dengan dokter untuk memberikan solusi gerakan yang lainnya.

https://hellosehat.com/hidup-sehat/kebugaran/6-cara-menguatkan-otot-ligamen-lutut-setelah-
cedera/
MEKANISME TERJADINYA CEDERA OLAHRAGA
Posted on Maret 19, 2019by Rumah Terapi Cedera Olahraga
Mekanisme Proses Terjadinya Cedera

Apabila sel atau jaringan pada tubuh kita terkena cedera maka ada respon mencolok
yang sama dengan reaksi peradangan. Dalam peradangan ini terutama adalah reaksi
vaskuler yang hasilnya berupa pengiriman darah beserta zat terlarut dan selnya ke
jaringan intertisial pada daerah cedera. Sebenarnya reaksi peradangan adalah reaksi
yang bertujuan baik untuk menetralisasi dan membuang benda asing yang ada di
daerah cedera, menghancurkan jaringan nekrosis, dan menciptakan keadaan yang
kondusif untuk perbaikan dan pemulihan. Ironisnya berat dan lamanya reaksi
peradangan ini berkorelasi positif dengan lamanya kesembuhan.

Tanda-tanda pokok peradangan mencakup kemerahan, panas, nyeri, pembengkakan,


atau dalam bahasa Latin dikenal dengan :

1. Rubor (kemerahan)
2. Kalor (panas)
3. Dolor (nyeri)
4. Tumor (bengkak)
5. dan Functiolaesa (penurunan fungsi)
Rubor (kemerahan) biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di daerah
peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai timbal, maka arteriole yang mensuplai
daerah tersebut akan melebar, sehingga lebih banyak darah mengalir kedalam
mikrosirkulasi lokal. Kapiler yang sebelumnya kosong akan meregang dan dengan
cepat akan terisi penuh oleh darah. Keadaan ini dinamakan hiperemia yang
menyebabkan warna merah lokal pada peradangan akut. Timbulnva hiperemia pada
permulaan reaksi peradangan diatur secara neurogenik maupun kimiawi melalui
pengeluaran zat seperti histamin.

Kalor atau panas terjadi bersamaan dengan kemerahan. Sebenarnya panas


merupakan sifat reaksi peradangan yang hanya terjadi di permukaan tubuh. Daerah
peradangan menjadi lebih panas dari sekelilingnya karena darah yang disalurkan ke
daerah tersebut lebih banyak.

Dolor (rasa sakit) merupakan reaksi peradangan yang ditimbulkan oleh beberapa
faktor, seperti misalnya perubahan ph (tingkat keasaman ) lokal akibat konsentrasi
lokal ion-ion tertentu yang merangsang ujung saraf. Demikian pula juga dengan
pengeluaran zat kimia seperti histamin dan substansi nyeri akan merangsang ujung
saraf. Pembengkakan yang terjadi akibat radang juga akan menekan ujung-ujung
saraf-saraf sehingga akan menimbulkan rasa nyeri.

Tumor (pembengkakan) merupakan reaksi peradangan yang paling mencolok.


Pembengkakan ditimbulkan oleh adanya pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi
darah ke jaringan intersisial. Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun dari
daerah peradangan disebut eksudat.

Functiolaesa (penurunan fungsi) merupakan konsekuensi wajar dari adanya


pembengkakan, nyeri dengan sirkulasi abnormal, dan lingkungan kimiawi abnormal.

TEKNIK MANIPULASI PIJAT SPORT MASSAGE


Posted on Maret 19, 2019by Rumah Terapi Cedera Olahraga
MACAM, TUJUAN DAN MANFAAT MANIPULASI
             

Manipulasi adalah cara pegangan atau grip, yaitu cara menggunakan tangan untuk
memijat pada daerah-daerah tertentu serta untuk memberikan pengaruh tertentu
pada tubuh manusia.

Dalam sport-massage, macam manipulasi yang digunakan adalah :


a)  Menggosok(Effleurage)                               
Pengertian
Menggosok dengan seluruh tapak tangan dan jari-jari pada daerah tubuh yang lebar
dan tebal

Tujuan
Membantu melancarkan peredaran darah dan cairan getah bening (cairan limpha),
yaitu membantu mengalirkan darah di pembuluh balik atau vena (darah veneus)
agar dapat cepat kembali ke jantung.
Manfaat
Dengan cepatnya darah veneus ini kembali ke jantung akan mempercepat pula
proses pembuangan sisa-sisa pembakaran, sebab darah veneus membawa sisa
pembakaran yang berasal dari seluruh tubuh untuk dibuang melalui alat-alat
pembuangan.
Pelaksanaan
Menggunakan seluruh permukaan tapak tangan dan jari-jari untuk menggosok
daerah-daerah tubuh yang lebar dan tebal, umpama daerah paha dan daerah
pinggang dan punggung. Untuk daerah tubuh yang sempit, umpama menggosok
daerah antara tulang rusuk (intercostalis) dan daerah jari-jari, kadang-kadang hanya
digunakan bagian tapak tangan atau bahkan hanya jari-jari dan ujung-ujungnya.
b) Angkat-tekan/Memijat(Petrissage)
Pengertian
Manipulasi peras-tekan (memijat) adalah gerakan yang dilakukan dengan
mengangkat dan memeras kemudian menekan otot ke bawah atau memijat otot-otot
serta jaringan penunjangnya dengan menggunakan dua tangan bersamaan atau
bergantian.

Tujuan
Mengeluarkan dan mendorong keluar sisa-sisa pembakaran yang masih tetinggal  di
dalam jaringan otot untuk masuk ke dalam pembuluh darah.

Manfaat
Meningkatkan daya tegang (tonus) otot dan kekenyalan (elastisitas) otot.

Pelaksanaan
Menggerakkan tangan dengan mengangkat dan memeras kemudian menekan otot ke
bawah atau memijat otot-otot serta jaringan penunjangnya dengan menggunakan
dua tangan bersamaan, bergantian atau hanya satu tangan saja. Pada sekelompok
otot besar menggunakan seluruh tapak tangan dan jari-jari seperti pada paha dan
tungkai bawah, sedangkan pada sekelompok otot kecil dan sempit menggunakan
permukaan jari-jari seperti pada otot-otot tengkuk, leher atau lengan bawah.

c) Menggoncang (Shaking)
Pengertian
Manipulasi menggoncang sekelompok otot secara cepat dan akurat dari kanan ke
arah kiri dan dari bawah menuju ke atas dan atau sebaliknya.

Tujuan
 Efektif dalam proses meningkatkan kelancaran peredaran darah, terutama
dalam penyebaran sari-sari makanan kedalam jaringan-jaringan.
 Memacu serabut-serabut otot untuk siap menghadapi tugas yang lebih berat,
tanpa memberi pengaruh yang merugikan pada persarafan maupun serabut-
serabut otot itu sendiri
Manfaat
Sangat tepat diberikan kepada olahrawagan disaat menjelang pertandingan dan
latihan, atau dapat pula ditengah-tengah acara pertandingan dan latihan, dengan
harapan akan segera mendapatkan kembali kondisi otot yang sebaik-baiknya.

Pelaksanaan
Dilakukan dengan seluruh permukaan tapak tangan dan jari-jari, dua tangan
bersama-sama atau satu tangan saja, terutama untuk daerah yang berotot tebal dan
lebar, sedang untuk otot yang panjang dan sempit cukup dengan menggunakan jari-
jari, seolah-olah menjepit otot tersebut dengan ujung-ujung jari untuk kemudian
digoncang ke kanan-kiri atau ke atas-bawah. Karena berat dalam melakukannya,
maka goncangan cukup diberikan beberapa saat yang singkat dan kuat, yaitu selama
sepuluh sampai tigapuluh detik, untuk kemudian dapat diulang lagi hingga
secukupnya.

d) Memukul(Tapotement)
Pengertian
Manipulasi memukul dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu Beating, Hacking, dan
Clapping.
 Dalam massage modern, tapotement merupakan maipulasi yang sangat penting.
Tujuan
– Tapotement Beating: Memberi rangsang yang kuat terhadap pusat saraf spinal
beserta serabut-serabut saraf, dan sekaligus dapat membantu mendorong keluar
sisa-sisa pembakaran yang masih tertinggal di sepanjang sendi ruas-ruas tulang
belakang beserta otot-otot disekitarnya, terutama di daerah pinggang (vertebrae
lumbalis) dan punggung (vertebrae thoracalis).
– Tapotement Clapping: Bantalan udara yang ditimbulkan oleh adanya cekungan
tapak tangan akan menimbulkan rasa hangat dan mengurangi rasa sakit, meskipun
pukulan dilakukan dengan cukup kuat. Warna merah yang kemudian timbul pada
kulit menunjukkan terjadinya pelebaran pembuluh-pembuluh darah rambut
(vasodilatasi pada pembuluh darah), berarti meningkatnya kelancaran peredaran
darah dan penyebaran sari makanan di daerah tersebut.
– Tapotement Hacking: Merangsang serabut saraf tepi, melancarkan peredaran
darah dan juga merangsang organ-organ tubuh dibagian dalam.
Manfaat
Tapotement yang dilakukan dengan lembut dan halus memberikan pengaruh
penenangan dan penyegaran, hingga dapat menidurkan. Ingat akan kebiasaan
”ngepuk-ngepuk” bayi atau anak kecil disaat menjelang waktu tidurnya.
Sedang tapotement yang dilakukan dengan cukup kuat dan lunak akan merangsang
saraf dan serabut otot untuk meningkatkan kemampuan kontraksinya, untuk
menghadapi kerja yang lebih berat.
Pelaksanaan
Tapotement Beating yaitu manipulasi yangdapat menggunakan dua tangan dengan
cara menggenggam, pukulan dilakukan dengan menggunakan bagian yang lunak
atau tebal dari sisi bawah tapak tangan. Pukulan dapat dilaksanakan dengan cukup
kuat di daerah sepanjang atau di atas ruas-ruas tulang belakang (columna
vertebralis).
Tapotement Clapping yaitu manipulasi yang menggunakan seluruh permukaan
tapak tangan dan jari-jari dengan membentuk cekungan, akan merangsang serabut-
serabut syaraf tepi (perifeer), terutama diseluruh daerah pinggang dan punggung.
Tapotement Hacking yaitu manipulasiyangdapat pula dilakukan dengan
menggunakan seluruh jari-jari, pukulan dilakukan dengan posisi miring diseluruh
daerah pinggang dan punggung, dengan jari-jari kendor dan relaks memukul kulit
secara bergantian dan berirama. Pukulan yang dilakukan dengan cukup kuat tetapi
luwes ini akan merangsang serabut saraf tepi, melancarkan peredaran darah dan
juga merangsang organ-organ tubuh dibagian dalam.
              Mengingat cukup kerasnya manipulasi ini maka dalam pelaksanaannya harus
dilakukan dengan sangat berhati hati dan bertanggungjawab, tapak tangan dan jari-
jari selalu luwes dan kendor, perkenaan pada kulit dengan pantulan yang lunak dan
mengeper.

e) Menggerus(Friction)
Pengertian
Melakukan teknik Gerusan dengan menggunakan ujung ibu jari,  tiga jari tengah,
ujung siku (olecranon) dengan gerakan spiral menuju ke arah dalam. Gerusan yang
cukup ringan ini terutama dilakukan terhadap pasien yang relatif kurus, sehingga
tidak akan menyakiti apabila otot yang akan digerus atau serabut syaraf yang akan
dirangsang adalah yang terletak agak dipermukaan. Gerusan dengan menggunakan
ujung siku (olecranon) merupakan gerusan yang sangat kuat, hingga dapat
menyakiti pasien, oleh karenanya harus dilakukan dengan sangat berhati-hati.
Gerusan ini terutama dilakukan terhadap pasiem yang berotot  tebal atau apabila
otot yang akan dirangsang terletak jauh dari permukaan.
Tujuan
Memecah atau menghancurkan timbunan sisa-sisa pembakaran agar keluar yang
tidak bisa dilakukan dengan manipulasi lain dan tidak terjangkau, biasanya diantara
tulang satu dengan tulang yang lainnya, contoh diantara ruas vertebrae satu dengan
vertebrae lainnya.

Manfaat
Merangsang serabut saraf dan otot-otot yang terletak didalam dari permukaan
tubuh.

Pelaksanaan
Menggunakan ibu jari atau ujung-ujung jari untuk daerah yang berlekuk-lekuk
sempit, umpama untuk otot-otot di kiri kanan ruas-ruas tulang belakang. Atau
menggunakan pangkal tapak tangan untuk daerah yang datar dan lebar. Kadang
digunakan pula ujung siku atau ujung kuku tangan untuk daerah otot yang sangat
tebal, umpama untuk daerah otot pantat dan otot punggung, dengan maksud supaya
dapat mencapai sasaran yang lebih dalam.

f) Walken
Pengertian
Manipulasi walken merupakan variasi dari manipulasi menggosok. Maipulasi ini
hanya digunakan untuk daerah-daerah tertentu, umpana daerah pinggang dan
punggung. Manipulasi walken diberikan sesudah gerusan, dimana banyak sisa
pembakaran yang terdorong keluar sesudah terjadinya gerakan gerusan.
Tujuan
menyempurnakan pengambilan sisa-sisa pembakaran oleh darah dan segera dapat
dibawa ke jantung.

Manfaat
Memperlancar pengambilan sisa-sisa pembakaran oleh darah dan segera dapat
dibawa ke jantung.

Pelaksanaan
Gerakan walken merupakan gosokkan dengan menggunakan seluruh tapak tangan
dan jari-jari, bergerak maju mundur bergantian antara tangan kanan dan kiri. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik maka tekanan gosokkan harus cukup kuat, otot-
otot betul-betul tertekan dan terperas.
g) Menggetar(Vibration)
Pengertian
Melakukan getaran pada sekelompok otot dengan menggunakan ujung-ujung jari
atau seluruh tapak tangan. Getaran yang terjadi diakibatkan oleh kontraksi isometris
dari otot-otot lengan bawah dan lengan atas, yaitu kontraksi otot tanpa pemendekan
atau pengerutan serabut otot, maka merupakan manipulasi yang berat dan sukar.
Tujuan
Merangsangi saraf secara halus dan lembut, dengan maksud untuk menenangkan
atau melemahkan rangsang yang berkelebihan pada saraf yang dapat menimbulkan
ketegangan.

Karena berat dan sulitnya pelaksanaan manipulasi menggetar, maka diciptakanlah


alat elektronis yang menimbulkan gerak menggetar menurut yang dikehendaki, oleh
karenannya sangat praktis dan menghemat tenaga. Dengan alat ini, penggetar
(vibrator)namanya, banyak hasil akan didapat dengan tenaga yang relatif sangat
sedikit.
Manfaat
Mengurangi ketegangan otot dan saraf

Pelaksanaan
Menggetarkan dengan menggunakan ujung-ujung jari atau seluruh tapak tangan dari
atas ke bawah atau sebaliknya. Pelaksanaannya seperti gerakan bergetar halus.

h) Mengurut(Stroking)
Pengertian
Manipulasi mengurut menggunakan ujung-ujung jari, terutama tiga jari tengah, atau
hanya ibu jari tergantung dari daerah yang akan dipijat. Manipulasi mengurut sangat
mirip dengan manipulasi menggosok hanya dibedakan mengenai arah gerakan yang
dilakukan serta tujuan yang hendak dicapai. Untuk memperkuat tekanan dan tarikan
dapat menggunakan tangan yang lain sebagai  pembantu namun dalam batas tidak
terlalu menyakitkan pasien. Manipulasi ini terutama digunakan dalam pijat
penyembuhan (segment massage), merupakan manipulasi dasar atau manipulasi
langkah pertama sebelum melakukan manipulasi-manipulasi lain.
Tujuan
Mengurut yang dilakukan dengan lembut memberi efek menenangkan, mengurangi
rasa sakit, mempengaruhi saraf-saraf tepi dan menghilangkan ketegangan otot.
Sebaliknya mengurut yang dilakukan dengan kuat memberi rangsang kepada saraf
secara lebih kuat, baik saraf tepi maupun serabut saraf yang terletak lebih didalam,
hingga akan lebih meningkatkan performa.

Manfaat
Meningkatkan keterjagaan otot dan performa.

Pelaksanaan
Manipulasi mengurut dilakukan dengan arah yang tidak menentu, mungkin dari
bawah ke atas dan sebaliknya, kesamping kiri atau kanan menyusuri sela-sela iga
atau diantara lekuk-lekuk tulang yang lain.

i) melipat kulit(Skin-rolling)
Pengertian
Gerakan manipulasi dengan kulit dilipat dan digulung dan kemudian berjalan
berurutan dengan harapan lengketan akan berkurang atau menghilang.
Lengketan ini sering terjadi pada bagian kulit yang kedinginan, karena mendapat
tekanan, bekas terjadinya cedera atau karena kurang lancarnya peredaran darah di
daerah itu. Sudah tentu lengketan ini akan sangat mengganggu, menimbulkan
kekakuan, rasa tidak nyaman dan mengganggu kelancaran gerak sendi dan otot-otot
di sekitarnya.

Manipulasi ini terutama digunakan pada daerah-daerah yang lebar disekitar


persendian yang banyak bergerak seperti daerah pinggang dan punggung serta
daerah tengkuk dan bahu. Lengketan di atas daerah ruas-ruas tulang belakang,
terutama di daerah ruas-ruas pinggang (vertebrae lumbalis), dapat di longgarkan
dengan mengangkat sekelompok kulit ke atas secara cepat dan singkat, berpindah
dari satu bagian ke bagian yang lain. Tarikan pada kulit ini kadang-kadang
menimbulkan kesakitan, yaitu rasa pedih pada kulit, hingga perlu dinetralisir dengan
memberikan gerusan atau gosokan di daerah yang baru ditarik.
Tujuan
Melipat kulit bertujuan untuk melonggarkan atau memisahkan kembali lengketan-
lengketan yang terjadi antara kulit  dengan jaringan-jaringan di bawahnya.

Manfaat
Dengan kulit dilipat dan digulung dan kemudian berjalan berurutan, maka lengketan
akan dikurangi atau dihilangkan, hingga peredaran darah akan menjadi lancar, serta
fungsi darah sebagai alat pengangkut sisa pembakaran dan penyebaran zat-zat gizi
akan terlaksana sebagaimana mestinya.

Pelaksanaan

Cara melakukan melipat kulit yaitu dengan menjepit kulit  dengan ibu jari di satu
pihak serta tiga atau empat jari di pihak yang lain, satu tangan atau dua tangan
bersama-sama. Kemudian jepitan digerakkan dengan berjalan ke depan, dengan ibu
jari mendorong ke depan dan empat jari berjalan ke mukanya.

j) Menggeletuk(Chiropraktis)
Pengertian
Manipulasi menggeletuk pada dasarnya sama seperti gerakan melipat kulit, yaitu
dimaksudkan untuk menghilangkan lengketan-lengketan terutama di daerah
persendian. Karena kerja berat dalam waktu lama, maka tidak semua sisa
pembakaran yang tidak diperlukan dapat dibuang, hingga banyak tertinggal dan
tertumpuk di daerah persendian. Kumpulan sisa pembakaran yang merupakan racun
ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan kekakuan di daerah persendian,
hingga akan sangat mengganggu fungsi persendian. Lebih-lebih disaat sesudah
beristirahat lama atau pada waktu bangun tidur di pagi hari, kekakuan itu akan
sangat menyiksa.

Tujuan
Menghilangkan lengketan-lengketan terutama di daerah persendian. Karena kerja
berat dalam waktu lama, maka tidak semua sisa pembakaran yang tidak diperlukan
dapat dibuang, hingga banyak tertinggal dan tertumpuk di daerah persendian.
Manfaat
Peredaran darah akan menjadi lebih lancar, hingga rasa pegal dan kaku akan segera
hilang atau berkurang.

Pelaskanaan
Manipulasi dengan gerakan menggeletuk, menarik, mengangkat atau menggeser
tulang pada persendian akan menghilangkan lengketan-lengketan tersebut.

Patofisiologi Cedera

CONTOH KASUS CEDERA LUTUT

Dalam aktifitas olahraga pasti ada peristiwa dimana atlet mengalami cedera. Ada dua jenis
cedera yang sering dialami oleh atlet, yaitu trauma akut dan Overuse Syndrome ( Sindrom
Pemakaian Berlebihan ). Trauma akut adalah suatu cedera berat yang terjadi secara
mendadak, seperti robekkan ligament, otot, tendo, atau terkilir, atau bahkan patah tulang.
Cedera akut biasanya memerlukan pertolongan profesional. Overuse Sindrom pemakaian
berlebihan sering dialami oleh atlet, bermula dari adanya kekuatan yang sedikit berlebihan,
namun berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama. Sindrom ini kadang
memberikan respon yang baik dengan pengobatan sendiri.

Cedera olahraga seringkali direspon oleh tubuh dengan tanda radang yang terdiri
atas :

 rubor ( merah )

 tumor ( bengkak )

 kalor ( panas )

 dolor ( nyeri )

 dan functiolaesa ( penurunan fungsi )


Pembuluh darah pada saat cedera akan melebar (vasodilatasi) dengan maksud untuk
mengirim lebih banyak nutrisi dan oksigen dalam rangka mendukung penyembuhan.
Pelebaran pembuluh darah inilah yang mengakibatkan lokasi cedera terlihat lebih
merah ( rubor ). Cairan darah yang banyak dikirm kelokasi cedera akan merembes
keluar dari kapiler menuju ruang antar sel, dan menyebabkan bengkak ( tumor ).
Dengan dukungan banyak nutrisi dan oksigen, metabolisme di lokasi cedera akan
meningkat dengan sisa metabolisme berupa panas. Kondisi inilah yang
menyebabkan lokasi cedera akan lebih panas ( kalor )dibanding dengan kondisi lain.
Tumpukan sisa metabolisme dan zat kimia lain akan merangsangujung saraf dilokasi
cedera dan menimbulkan nyeri ( dolor ). Rasa nyeri juga dipicu oleh tertekannya
ujung saraf karena pembengkakan dilokasi cedera. Baik rubor, tumor, kalor, maupun
dolor akan menurunkan fungsi organ atau sendi di lokasi cedera yang dikenal
dengan istilah functiolaesa. Mengacu pada tanda-tanda radang inilah maka pada
cedera akut, penanganan yang disarankan adalah Rest, Ice, Compression, and
Elevation ( RICE ).

Cedera olahraga dapat di klasifikasikan sebagai cedera ringan apabila robekan yang
terjadi hanya dapat dilihat dibawah microskop, dengan keluhan minimal, dan tidak
mengganggu penampilan secara berarti. Contoh yang dapat dilihat adalah memar,
lecet, dan sprain ringan. Cedera sedang ditandai dengan kerusakan jaringan yang
nyata nyeri, bengkak, kemerahan, panas dan ada gangguan fungsi. Tanda radang
seperti tumor, rubor, kalor, dolor dan functiolaesa terllihat nyata secara keseluruhan
atau sebagian. Contoh dari cedera ini adalah robeknya otot, tendo, serta ligament
secara parsial. Pada cedera berat terjadi robekkan total atau hampir total, dan bisa
juga terjadi patah tulang. Cedera ini membutuhkan istirahat total, pengobatan
intensif atau bahkan operasi.

Cedera yang terjadi pada atlet adalah prain yaitu cedera pada sendi yang
mengakibatkan robekan pada ligament.sprain yang terjadi karena adanya tekanan
yang berlebihan dan mendadak pada sendi,atau karena penggunaan berlebihan yang
berulang-ulang.sprain ringan biasanya disertai hematon dengan sebagian serabut
ligament putus,sedangkan pada sprain s edang terjadi efusi cairan yang
menyebabkan bengkak.pada sprain berat,seluruh ligamen putus sehingga tidak
dapat digerakkan seperti biasa dengan rasa nyeri hebat,pembengkakkan,dan adanya
darah dalam sendi.
Dislokasi sendi juga sering terjadi pada olahragawan yaitu terpelesetnya bonggol
sendi dari tempatnya.apabila sebuah sendi pernah mengalami dislokasi, maka
ligament pada sendi tersebut akan kendur, sehingga sendi tersebut mudah
mengalami dislokasi kembali ( dislokasi habitualis ). Penanganan yang dapat
dilakukan pada saat terjadi dislokasi adalah segera menarik persendian tersebut
dengan sumbu memanjang.

Cedera olahraga berat yang sering terjadi pada olahragawan adalah patah tulang
yang dapat dibagi menjadi patah tulang terbuka dan tertutup. Patah tulang terbuka
terjadi apabila pecahan tulang melukai kulit, sehingga tulang terlihat keluar,
sedengkan patah tulang tertutup, pecahan tulang tidak menembus permukaan kulit.
Pada kasus patah tulang, olahragawan harus berhenti dari pertandingan, dan secepat
mungkin harus dibawa keprofesional karena harus direposisi secepatnya. Reposisi
yang dilakukan sebelum 15 menit akan memberi hasil memuaskan karena pada saat
itu belum terjadi nyeri pada tulang ( neurol shock ). Setelah reposisi bisa dipasang
spalk untuk mempertahankan posisi dan sekaligus menghentikan pendarahan.

Penyebab terjadinya cedera olahraga dapat berasal dari luar seperti kontak keras
dengan lawan pada olahraga body contact, karena benturan dengan alat-alat
olahraga misalnya stick hockey, bola, raket, dan lain –lain. Dapat pula disebabkan
oleh keadaan lapangan yang tidak rata yang meningkatkan petensi olahragawan
untuk jatuh, terkilir, atau bahkan patah tulang. Penyebab dari dalam, biasanya
terjadi karena koodinasi otot dan sendi yang kurang sempurna, ukuran tungkai yang
tidak sama panjang, ketidakseimbangan otot antagonis.

Anda mungkin juga menyukai