1. Mengacu kepada IKP 29.13.b.2.b. disebutkan bahwa peralatan utama yang ditawarkan sesuai
dengan yang ditetapkan dalam LDP, dengan ketentuan:
(3) Jenis, kapasitas dan jumlah yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang
disyaratkan.
• Mengacu kepada ketentuan diatas dapat kita ketahui bahwa salah satu substansi yang pokja
evaluasi dari peralatan utama adalah jumlah.
• Mengacu kepada sumber dari peralatan utama yang disampaikan (dalam hal ini surat
perjanjian sewa) yang dilampirkan, tidak ada jumlah berapa unit penyedia melakukan
perjanjian dengan pemberi sewa, sehingga tidak ada kejelasan atapun kepastian yang dapat
diberikan untuk memenuhi jumlah persyaratan dalam dokumen, dan jumlah merupakan
substansi dari evaluasi yang dilakukan pokja dalam menilai peralatan utama.
• Adapun contoh, hanya sebagai alat bantu bagi penyedia untuk membuat dokumen
penawaran, bukan syarat untuk pemenuhan persyaratan/ketentuan dalam dokumen,
sehingga pengisian pun hendaknya melihat keseluruhan dari dokumen pemilihan yang
disampaikan.
2. Mengacu kepada IKP 29.13.b.2.b. disebutkan bahwa peralatan utama yang ditawarkan sesuai
dengan yang ditetapkan dalam LDP, dengan ketentuan:
(1) Evaluasi terhadap peralatan utama yang bersumber dari :
c. Untuk peralatan sewa, selain menyampaikan surat perjanjian sewa harus disertai bukti
kepemilikan/penguasaan terhadap peralatan dari pemberi sewa
• Berdasarkan hal diatas dapat kita ketahui bahwa surat sewa harus disertai dengan bukti
kepemilikan, artinya peralatan yang disewa yang tercantum dalam surat perjanjian sewa
harus ada bukti kepemilikan yang sesuai dengan surat perjanjian sewa,sehingga bukti sewa
merupakan turunan dari perjanjian sewa yang disampaikan.
• Contohnya alat A dengan tipe 123, maka buktinya kepemilikannya pun harus alat A dengan
tipe 123, apabila yang dilampirkan adalah bukti kepemilikan alat A dengan tipe 124 (berbeda
dengan perjanjian sewa) maka tidak dinilai dan dianggap tidak melampirkan bukti peralatan
dalam perjanjian sewa, karena yang menjadi bukti adalah peralatan lain dari peralatan yang
disewa (dalam surat perjanjian sewa), bisa jadi peralatan lain tersebut memang dimiliki oleh
pemberi sewa, namun yang disewakan (dalam surat perjanjian) adalah peralatan lain dari
perjanjian yang telah dilakukan, begitu pula perbedaan tahun peralatan utama dalam surat
perjanjian sewa yang disampaikan penyedia, tahun peralatan merupakan salah satu identitas
peralatan utama yang bukti kepemilikannya harus sesuai dengan surat perjanjian sewa yang
disampaikan.
14 Desember 2020
Kepada Yth,
(POKJA) Pemilihan A.3.1 BP2JK Wilayah Jawa Barat
Di tempat
Perihal : Sanggahan
Bersama ini kami menyanggah atas alasan yang menggugurkan penawaran kami :
1. Tidak memenuhi persyaratan LDP Poin F No.2. tidak ada jumlah peralatan utama yang disewa
dalam surat perjanjian sewa sehingga jumlah peralatan yang diminta tidak memenuhi jumlah alat
dalam persyaratan,
2. tahun pembuatan alat dalam surat sewa dan bukti kepemilikan berbeda (alat yang akan disewa
dan bukti kepemilikan yang dimiliki berbeda). evaluasi mengacu kepada IKP 29.13.b.2.b)3. jenis,
kapasitas dan jumlah yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan.
(peralatan utama)
Sanggahan ;
1. Perjanjian sewa sudah sesuai dengan CONTOH yang ada didalam standar dokumen ini , yaitu :
Ini bunyinya : (3) Jenis, kapasitas, dan jumlah yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan yang disyaratkan.
Ayat 3 tersebut diatas TIDAK menyebutkan tahun , hanya Jenis nya yang di syaratkan itu apa,
kapasitas yang di syaratkan itu apa ,dan jumlah yang di syaratkan itu berapa
Karena alasan pokja tidak sesuai dengan dokumen maka alasan menggugurkan itu TIDAK
DIBENARKAN dan selanjutnya agar tender paket ini di EVALUASI ULANG mengikuti aturan aturan
yang sudah ditetapkan di dalam dokumen.
Hormat kami,
PT.FARIS RACHMAN
Saiful Anwar,Bsc
Direktur
- 1800 -
G. DATA PERALATAN
CONTOH
Merk dan Kepemilikan
No Jenis Kapasitas Jumlah
Tipe*) /status
1 ___ ___ ___ ___ ___
2 ___ ___ ___ ___ ___
dst ___ ___ ___ ___ ___
ANTARA
PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia peralatan]
DAN
PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessee/ penerima peralatan]
Pada hari ini …… tanggal ... bulan….. tahun ….., yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessor/
penyedia peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessee/
penerima peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Pasal 1
PENERIMAAN PERALATAN
PIHAK KEDUA akan menerima hak guna dari apa yang disewanya dari PIHAK
PERTAMA dalam kondisi baik.
Pasal 2
NEGOSIASI HARGA SEWA PERALATAN
SURAT PERJANJIAN SEWA PERALATAN
ANTARA
BAMBANG WIJANARKO
DAN
PT.FARIS RACHMAN
Pada hari ini Senin tanggal 9 bulan November tahun 2020 , yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : BAMBANG WIJANARKO
Jabatan : PEMILIK
Perusahaan : PRIBADI
Alamat : Jl.Gn.Talang VIA/40 Denpasar
Bertindak untuk dan atas nama Perusahaan PRIBADI , selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
Bertindak untuk dan atas nama Perusahaan PT.FARIS RACHMAN , selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Sewa berupa:
Untuk selanjutnya disebut sebagai PERALATAN. Perjanjian Sewa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA ini
dilangsungkan dan diterima berdasarkan kesepakatan yang termuat secara tertulis dalam pasal- pasal berikut:
Pasal 1
PENERIMAAN PERALATAN
PIHAK KEDUA akan menerima hak guna dari apa yang disewanya dari PIHAK PERTAMA dalam kondisi baik.
Pasal 2
NEGOSIASI HARGA SEWA PERALATAN
Harga Sewa Peralatan tersebut di atas akan diperoleh dari hasil negosiasi antara kedua belah pihak yang akan
disepakati bersama setelah PIHAK KEDUA dinyatakan sebagai Pemenang dalam Paket Pekerjaan: Normalisasi Sungai
Cirasea di Kab. Bandung
Pasal 3
JANGKA WAKTU SEWA PERALATAN
Jangka waktu sewa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA adalah selama berjalannya Paket Pekerjaan:
Normalisasi Sungai
Cirasea di Kab. Bandungterhitung setelah PIHAK KEDUA dinyatakan sebagai pemenang dan telah keluar Surat Perintah
Kerja dari Pemberi Tugas.
Pasal 4
TANDA TERIMA PEMBAYARAN
1) Setiap kali PIHAK KEDUA melakukan pembayaran biaya sewa, akan diberikan kepadanya kwitansi tanda terima dari
PIHAK PERTAMA.
2) Kwitansi tanda terima sebagai bukti pembayaran yang sah adalah kwitansi yang dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA
Pasal 5
PEMBATALAN
1) Dengan tidak dilakukannya pembayaran biaya sewa oleh PIHAK KEDUA berturut- turut sesuai dengan pasal dalam
surat perjanjian ini maka tanpa memerlukan teguran terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA, telah cukup bukti bahwa
PIHAK KEDUA dalam keadaan lalai atau wanprestasi.
2) Keadaan lalai atau wanprestasi tersebut mengakibatkan perjanjian sewa ini batal dengan sendirinya tanpa diperlukan
putusan dari pengadilan negeri yang berarti kedua belah pihak telah menyetujui untuk melepaskan segala ketentuan yang
telah termuat dalam pasal 1266 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata.
3) Selanjutnya PIHAK KEDUA memberi kuasa penuh kepada PIHAK PERTAMA yang atas kuasanya dengan hak
substitusi untuk mengambil PERALATAN milik PIHAK PERTAMA, baik yang berada di tempat PIHAK KEDUA atau
tempat pihak lain yang mendapati hak daripadanya.
4) Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi apabila PIHAK KEDUA tidak memenangkan tender
Paket Pekerjaan: Normalisasi Sungai
Cirasea di Kab. Bandung
Pasal 6
TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA
1) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan alat yang disewa dalam keadaan siap operasi dan akan memobilisasi ke
Lokasi Pekerjaan sesuai petunjuk dari PIHAK KEDUA.
2) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan operator yang berpengalaman, helper dan mekanik sesuai dengan
kebutuhan.
3) PIHAK PERTAMA tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memindahkan atau
mengoperasikan PERALATAN tersebut di tempat lain, selain dari yang tertulis dalam surat perjanjian ini kecuali dalam
keadaan kahar seperti: kebakaran, gempa bumi, dan lainnya.
Pasal 7
TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA
1) PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan alat yang disewanya.
2) PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memindahkan atau mengalihkan tanggung jawab terhadap PERALATAN kepada
pihak lain dalam bentuk dan cara apapun, baik sebagian maupun seluruhnya.
Pasal 8
LAIN-LAIN
Hal- hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat oleh kedua
belah pihak.
Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi materi secukupnya yang berkekuatan hukum yang sama dan
mulai berlaku sejak ditandatangani oleh kedua pihak
39. Tender Gagal 39.1 Pokja Pemilihan menyatakan tender gagal, apabila:
a. terdapat kesalahan yang substansial dalam proses
evaluasi;
b. tidak ada peserta yang menyampaikan Dokumen
Penawaran setelah ada pemberian waktu
perpanjangan;
c. tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran;
d. dalam Dokumen Pemilihan ditemukan kesalahan
yang substansial atau Dokumen Pemilihan tidak
sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Perundang-undangan terkait Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
e. seluruh peserta terlibat Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (KKN);
f. seluruh peserta terlibat persaingan usaha tidak sehat;
g. seluruh penawaran harga terkoreksi di atas HPS; atau
h. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja
tidak hadir dengan alasan yang tidak dapat diterima
pada klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi.
40. Tindak Lanjut 40.1 Setelah pengumuman adanya tender gagal, Pokja
Tender Gagal Pemilihan atau Pokja Pemilihan pengganti (apabila
diganti) meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya
tender gagal, menentukan pilihan langkah selanjutnya,
yaitu antara lain melakukan:
a. evaluasi ulang terhadap Dokumen Penawaran yang
telah masuk;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran hanya
untuk peserta yang memasukkan penawaran pada
tender yang ditetapkan gagal sebelumnya;
c. tender ulang; atau
d. penghentian proses tender.