TUGAS KELOMPOK
PENILAIAN RISIKO PERUSAHAAN DI SALAH SATU DEPARTEMEN
SAFETY, HEALTY AND ENVIRONMENT
Disusun Oleh:
Adi Sopyan (0518104013)
Heru Rachman (0518104002)
Nur Aditio Pribadi (0518104019)
Febri Hariadi (0518104020)
Kegiatan penilaian risiko yang dilakukan pada pengerjaan instalasi listrik perlu
dilakukan karena listrik sendiri merupakan sesuatu yang berbahaya dengan bentuk
yang tidak terlihat tetapi dapat dirasakan jika terkena oleh pekerja atau pengguna.
Perlunya seorang atau teknisi yang handal dalam menangani instalasi listrik
merupakan faktor yang sangat penting karena jika tidak dilakukan dengan hati-hati
maka akan membahayakan diri sendiri dan pihak lainnya. Tenaga kerja merupakan
sumber daya manusia sebagai aset perusahaan yang sangat penting keberadaannya
serta merupakan unsur yang tak dapat terpisahkan dalam proses produksi selain
unsur-unsur penunjang lainnya (Mudjimu, 2019). Namun, persaingan industri yang
sangat kompetitif pada era globalisasi khususnya dalam era Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) membuat sumber daya manusia menjadi aspek terpenting sehingga
aset perusahaan atau humaninvesment harus lebih diperhatikan mengingat adanya
ancaman bahaya (hazard) potensial yang berhubungan dengan kerja.
2. Manajemen Risiko
Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang tidak terduga dan tidak diinginkan
karena dapat mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang
mengalaminya (Rejeki, 2015). Sistem dan proses untuk manajemen keselamatan
dan kesehatan, potensi bahaya di tempat kerja harus dibangun ke dalam suatu sistem
yang terintegrasi dengan manajemen lainnya (Tarwaka, 2014). Sesuai dengan PP
No 50 Tahun 2012 bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di
perusahaan, dimana dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa pengusaha harus
melakukan tinjauan awal, salah satunya adalah suatu proses yang disebut
manajemen risiko, berupa identifikasi bahaya, penilaian risiko dan menentukan
pengendaliannya. Sehingga diperlukan suatu manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja untuk menekan potensi bahaya seminimal mungkin atau disebut
juga sebagai manajemen risiko. Guna mencapai Visi dan Misi, PT PLN (Persero)
memahami bahwa dinamika ketidakpastian di masa mendatang penuh dengan
peluang dan risiko yang harus direspon secara cermat, tepat, dan prudent
berlandaskan praktik Governance, Risk Management, and Compliance (GRC) yang
andal. Sebagai arah dan sikap bersama yang mencerminkan cara menilai risiko pada
setiap aktivitas organisasi yang akan berpengaruh pada penerapan komponen
manajemen risiko, maka ditetapkan Tata Nilai Manajemen Risiko di dalam
Statement of Corporate Intent Nomor 0070.P/DIR/2021 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Terintegrasi PT PLN (Persero).
3. Penilaian Risiko
1. Sikap Kerja ( 1 ) 1
2. Prosedur Kerja ( 4, 6, 7, 8 ) 4
3. Tempat Kerja ( 2 ) 1
4. Kondisi Lingkungan Kerja ( 3, 5 ) 2
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diperoleh sebelumnya, maka
disimpulkan bahwa terdapat 8 potensi bahaya di PT. PLN (Persero) Cimahi yang di
klasifikasikan berdasarkan sumbernya yaitu lingkungan kerja, yakni jarak antara
pohon dengan jaringan yang terlalu dekat dan jaringan yang terkelupas. Prosedur
kerja, yakni prosedur kerja yang kurang tepat, tidak disiplin menggunakan APD
dan rambu-rambu saaat bekerja. Tempat kerja, yakni kurangnya pengawasan baik
dari pekerja maupun perusahaan tentang pencurian listrik. Terakhir sikap kerja,
yakni kurangnya sosialisasi mengenai bahaya pembangunan dekat jaringan listrik
PLN.
Rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan meliputi menggunting ranting pohon
secara berkala, selalu menggunakan APD, mematuhi rambu-rambu peringatan saat
bekerja, dan melakukan sosialisasi akan bahaya kecelakaan kerja secara berkala,
baik kepada pekerja maupun masyarakat umum, serta pengamanan dan pengecekan
dari pihak perusahaan.