476 1426 2 PB
476 1426 2 PB
Abstrak
Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber daya hayati
kelautan dan berpotensi untuk dikembangkan dan dioptimalkan. Salah satu sumber daya
hayati kelautan yang melimpah di Indonesia adalah alga. Alga merupakan protista
mirip tumbuhan. Alga memiliki beberapa senyawa penting, diantaranya protein,
karbohidrat, lemak, mineral dan unsur lain yang bermanfaat. Protein yang terkandung
dalam alga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai zat antioksidan. Dalam penelitian
ini dilakukan pengujian kadar protein pada alga merah, dan hijau dengan
menggunakan metode lowry dan pengujian aktifitas antioksidan terhadap ekstrak alga
merah, dan hijau dengan metode Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH). Ekstraksi alga
dilakukan dengan cara maserasi yaitu perendaman sampel dalam suhu rendah dengan
larutan fosfat buffer saline (PBS) pH 7. Dari hasil ekstraksi dapat disimpulkan bahwa
pada alga merah (Rhodophyta) memiliki kandungan protein paling tinggi sebesar
5,115±0,126 % dan kadar protein paling rendah pada alga hijau (Chloropytha)
sebesar
1,686±0,430 %. Dan dari hasil Uji aktivitas antioksidan menunjukan bahwa semua
alga positif menunjukan aktifitas antioksidan namun alga hijau (Chlorophyta) memiliki
aktivitas antioksidan paling tinggi sebesar 71.5946±0.01612 % dengan nilai IC50 1.6114.
Abstract
Indonesia has millions island and big part of Indonesia is sea that is rich in
marine biological resources and has the potential to be developed and optimized. One of
the abundant marine resources in Indonesia is algae. Algae are plant-like protists. Algae
have several important compounds, including protein, carbohydrates, fats, minerals and
other useful elements. Proteins contained in algae have the potential to be used as
antioxidants. In this study, the levels of protein in red and green algae were tested by
using the lowry method and testing the antioxidant activity of red and green algae
extracts using the Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) method. Algae extraction was done by
maceration, which is soaking the sample in low temperature with phosphate buffer saline
(PBS) pH 7. From the extraction results it can be concluded that the red algae
(Rhodophyta) has the highest protein content of 5.115 ± 0.126% and the lowest protein
content in green algae (Chloropytha) as big as 1.686 ± 0.430%. And from the results of
the antioxidant activity test showed that all positive algae showed antioxidant activity but
the green algae (Chlorophyta) had the highest antioxidant activity of 71.5946 ±
0.01612% with IC50 value 1.6114.
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber daya hayati
kelautan dan berpotensi untuk dikembangkan dan dioptimalkan. Salah satu sumber daya
hayati kelautan yang melimpah di Indonesia adalah alga. Alga yang berukuran besar
(makro alga) tergolong dalam tiga kelompok, yaitu alga hijau (Chlorophyta), alga coklat
(Phaeophyta), dan alga merah (Rhodophyta)[1]. Alga telah banyak memberikan
manfaat dalam industri makanan, kosmetik, farmasi dan kedokteran. Alga memiliki
beberapa senyawa penting, diantaranya protein, karbohidrat, lemak, mineral dan
unsur lain yang bermanfaat [2]
Protein merupakan senyawa organik kompleks, tersusun atas banyak asam amino
yang mengandung unsur-unsur C (karbon), H (hydrogen), O (oksigen) dan N (nitrogen)
yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat [3]. Protein berfungsi sebagai zat
pembangun, zat pengatur, dan sumber energi untuk tubuh. Kandungan protein rumput
laut hijau dan merah berkisar 10-30% dari berat kering [4][5]. Protein yang terkandung
dalam alga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai zat antioksidan.[6]
Antioksidan adalah zat yang dapat menghambat proses oksidasi[7]. Oksidasi adalah
suatu reaksi kimia yang dapat menghasilkan radikal bebas.[8] Radikal bebas adalah
senyawa yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dan mencari
pasangan elektron dengan menyerang molekul lain sehingga menyebabkan rusaknya
struktur molekul yang diserang. Protein lipida dan DNA dari sel manusia yang sehat
merupakan sumber pasangan elektron yang baik. Jika sel manusia ini diserang oleh
radikal bebas hasil oksidasi tersebut maka dapat menyebabkan kerusakan protein dan
DNA, kanker, penuaan, dan penyakit lainnya.[9].
Selanjutnya untuk melihat kadar antioksidan yang metode yang sering digunakan
oleh penelitian sebelumnya adalah penguujian dengan menggunakan metode DPPH (
1,1-Diphenyl-2 Pycrylhydrazyl ). [10][11]. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
kandungan protein dalam alga merah (rhodophyta) dan hijau (chloropyta) dari
Perairan Pantai Pulau Pari, Kepulauan Seribu dan potensinya sebagai zat antioksidan.
2. METODE PENELITIAN
Sampel diambil dari pantai Kepulauan Seribu. Makroalga yang dikoleksi kemudian
dicuci dengan menggunakan air tawar, dibersihkan dari pengotor. Untuk menjaga
kesegaran makroalga, sampel kemudian disimpan dalam cool box yang berisi es. Sampel -
sampel tersebut kemudian disimpan dalam cold storage (suhu -20oC) hingga sampel
diekstraksi.
Phosphat buffer saline(PBS) dan diaduk. Kemudian sampel dimasukan ke dalam botol
dan disimpan dalam refrigerator selama 24 jam, pada temperatur 4oC. Campuran lalu
disaring dengan penyaring yang dibuat dari kain kasa untuk mengeluarkan debris kasar.
Filtrat yang diperoleh disentrifus pada kecepatan 1000 rpm selama 15 menit pada
temperatur 4oC atau sampai sisa- sisa debris mengendap. Supernatan hasil sentrifus
ditambahkan PBS sampai volumenya 100 ml lalu disimpan kembali di refrigerator.
Uji kadar protein total menggunakan metode Lowry dengan menggunakan larutan
standar bovine serum albumin (BSA). Pertama masukkan kedalam tabung reaksi :
0(blanko) ; 0,1 ; 0,2 ; 0,4 ; 0,6 dan 1 ml larutan protein standar (BSA). Lalu tambahkan
air sampai volume total masing-masing 4 ml. Kemudian tambahkan 5,5 ml larutan
Lowry B ke dalam masing-masing tabung, kocok ,biarkan selama 10-15 menit.
Selanjutnya tambahkan 0,5 ml larutan Lowry A, kocok merata dengan cepat sesudah
penambahan, biarkan selama ± 30 menit sampai terbentuk warna biru. Lalu ukur
absorbansinya pada panjang gelombang 650 nm. Kemudian buat kurva protein standart.
Hitung kadar tiap sampel dengan menggunakan persamaan yg didapat dari kurva protein
standart.
Sampel makro alga yang digunakan pada penelitian ini di peroleh dari pulau pari,
kepulauan seribu, indonesia. Setelah dilakukan identifikasi terhadap warna dari cairan
ekstrak alga di dapat Jenis alga pada penelitan ini yaitu, Rhodophyta (alga merah), dan
Chlorophyta (alga hijau). Pelarut yang digunakan yaitu PBS (Phospat buffer saline)
dengan pH 7,54. Alasan menggunakan pelarut buffer ini karena PBS sering digunakan
dalam percobaan biologi sel untuk mempertahankan osmolaritas sel karena adanya
kandungan ion garam yang mempertahankan pH. Ion Na+ dan Cl- yang terkandung
dalam PBS memiliki peranan dalam menjaga osmolaritas intraseluler (Fahriza, 2014).
Hasil pengujian kadar protein total dengan metode lowry pada sampel Rhodophyta dan
Dari hasil uji protein dengan metode lowry di dapat hasil bahwa sebagian
besar kandungan protein alga berkisaran antara 1-5%, kode sampel S24 memiliki
kadar protein tertinggi yang ditunjukan pada tabel 2 dengan nilai kadar protein
5,115±0.126 yang berasal dari Rhodophyta dan nilai kadar protein paling rendah ada
pada sampel S12 sebesar 1.686±0.430 yang berasal dari Chlorophyta. Temuan ini
menunjukan bahwa Makro alga Rhodophyta memiliki nilai protein yang lebih tinggi,
dibandingkan dengan Chlorophyta.
Tabel 4 Hasil Uji Antioksidan pada Masing- Masing Sampel Makro Alga
%Aktivitas
No Sampel Jenis Alga lC₅₀ (mg/ml)
Antioksidan
1 S4 Rhodophyta 36.5783±0.01245 8,3210
Berdasarkan pengujian aktivitas antioksidan dari hasil Ekstrak Makro alga, terlihat
bahwa sampel S12 (Chlorophyta) memiliki aktivitas antioksidan yang paling baik dengan
nilai IC50 sebesar 1,6114 mg/ml, dan paling buruk yaitu sampel S4 (Rhodophyta)
memiliki nilai IC50 sebesar 8,3210 mg/ml, dimana semakin rendah nilai IC50, maka
akan semakin baik aktivitas Tabel 5 Analisa anova pada kadar protein total antioksidan
dari sampel yang telah di uji. Secara statistik metode ANOVA, terdapat perbedaan yang
tidak terlalu signifikan pada kadar rata-rata protein dari masing-masing sampel. Namun
terdapat perbedaan yang signifikan pada aktivitas antioksidan dari masing masing
sampel. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5 dan 6.
4. KESIMPULAN
Hasil ekstraksi protein pada sampel alga dari perairan pulau pari menggunakan
metode maserasi dengan pelarut PBS menghasilakan yield yang cukup besar Kadar
protein pada alga merah (S4), alga merah (S24), alga hijau (12), dan alga hijau (S13)
berturut – turut adalah 2,568±0,441; 5,115±0.126; 1,686±0.430; dan 3,298±0.792% .
Sedangkan % aktivitas antioksidan dari alga merah (S4), alga merah (S24), alga hijau
(12), dan alga hijau (S13) berturut – turut adalah 36.5783 ± 0.01245%; 59.2723 ±
0.06795%; 71.5946 ± 0.01612%; dan 51.1253 ± 0.01683% Sampel S12 (Chlorophyta)
memiliki aktivitas antioksidan yang paling baik dengan nilai IC50 sebesar 1,6114 mg/ml,
dan paling buruk yaitu sampel S4 (Rhodophyta) memiliki nilai IC50 sebesar 8,3210
mg/ml.
DAFTAR PUSTAKA
[3] A. N. Howard and F. Wild, “The reactions of diazonium compounds with amino
acids and proteins,” Biochem. J., vol. 65, no. 4, pp. 651–659, 2015.
[4] E. W. Becker, “Micro-algae as a source of protein,” Biotechnol. Adv., vol. 25, no. 2,
pp. 207–210, 2007.
[5] C. Coyle et al., “Tetraethyl orthosilicate and acrylic acid forming robust carboxylic
functionalities on plastic surfaces for biodiagnostics,” Plasma Process. Polym., vol.
9, no. 1, pp. 28–36, 2012.