Anda di halaman 1dari 10

RESUME

KONSEP KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Dosen Pengampu: I Dw. Pt. Gd. Putrayasa, S.Kep., M.Kep., SP., MB.

Oleh :

I Made Tantri Patrayana

P07120219069

II B / S.Tr Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2020/2021
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

A. Pengertian Keperawatan Medikal Bedah


Keperawatan Medikal Bedah adalah profesional yang berdasarkan pada ilmu
keperawatan medikal bedah dan teknik keperawatan medikal bedah berbentuk
pelayanan Bio-psiko-sosio-spiritual, peran utama perawat adalah memeberikan
asuhan keperawatan kepada manusia (sebagai objek utama pengkajian filsafat ilmu
keperawatan: ontologis), (Nursalam, 2008).
Keperawatan Medikal Bedah merupakan pelayanan professional yang
didasarkan ilmu dan teknik keperawatan medikal bedah berbentuk pelayanan
biopsiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan pada orang dewasa dgn atau yg
cenderung mengalami gangguan fisiologi dengan atau tanpa gangguan struktur akibat
trauma. Keperawatan medikal bedah merupakan bagian dari keperawatan, dimana
keperawatan itu sendiri adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprihensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan
berupa bantuan yang diberikan dengan alasan : kelemahan fisik, mental, masalah
psikososial, keterbatasan pengetahuan, dan ketidakmampuan dalam melakukan
kegiatan sehari-hari secara mandiri akibat gangguan patofisiologis, (CHS,1992).

Pengertian keperawatan medikal bedah mengandung empat hal seperti di bawah ini:
1. Pelayanan Profesional
Seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, selalu
memandang pasien secara holistic/menyeluruh baik Bio-Psiko-sosialkultural-
Spiritual. Dalam setiap tindakan, perawat dituntut untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional sesuai dengan standarisasi profesi keperawatan.
Pelayanan ini diberikan oleh seorang perawat yang berkompetensi dan telah
menyelesaikan pendidikan profesi keperawatan pada jenjang yang lebih tinggi.
2. Berdasarkan Ilmu Pengetahuan
Perawat dalam melaksanakan tugasnya sudah melalui jenjang Pendidikan Formal
yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Ilmu pengetahuan terus berubah dari waktu
ke waktu (dinamis), sehingga dalam memberikan Asuhan keperawatan pada Klien
berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan terbaru 3.
3. Scientific Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melaui tahap-tahap dalam proses
keperawatan berdasarkan pendekatan ilmiah. Dengan menggunakan standarisasi
asuhan keperawatan yang ada (NANDA, NIC, NOC).
4. Berlandaskan Etika Keperawatan
Perawat dalam melaksanakan tugasnya, dituntut untuk dapat menerapkan asas etika
keperawatan yang ada, meliputi asas Autonomy (menghargai hak pasien/ kebebasan
pasien), Beneficience (menguntungkan bagi pasien), Veracity (kejujuran), Justice
(keadilan). Konsep Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan medikal bedah
merupakan pelayanan profesional yang didasarkan Ilmu dan teknik Keperawatan
Medikal Bedah berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yg komprehensif
ditujukan pada orang dewasa dgn atau yg cenderung mengalami gangguan fisiologi
dgn atau tanpa gangguan struktur akibat trauma.
B. Peran dan Fungsi Perawat
a. Peran Perawat
Perawat memiliki 7 peran diantara nya :
1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan
perawat dengan memeprhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia
yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawatan agar bias direncakan dan dilaksanakan tindakan yang
tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat
dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan
ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2. Peran sebagai advokat
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga
dalam meninterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan
atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya, juga dapat
berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang
meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri
dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3. Peran sebagai edukator
Peran ini dilakukan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan dan kemampuan klien mengatasi kesehatannya dan perawat
memberi informasi dan meningkatkan perubahan perilaku klien.
4. Peran sebagai coordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemeberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien.
Tujuan perawat sebagai coordinator adalah :
a. Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan
menguntungkan klien.
b. Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada
klien.
c. Menggunakan keterampilan perawat untuk : merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol.
5. Peran sebagai kolaborator
Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain - lain dengan
berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan
termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
6. Peran sebagai konsultan
Peran disini adlah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan
atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
7. Peran sebagai pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
Peran perawat sebagai Pembaharu dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya :
a. Kemajuan teknologi
b. Perubahan lisensi – regulasi
c. Meningkatnya peluang Pendidikan lanjutan
d. Meningkatnya berbagai tipe petugas asuhan kesehatan
Selain peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan, terdapat
pembagian peran perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun
1983 yang membagi menjadi 4 peran diantaranya :
1. Peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan.
2. Peran perawat sebagai pengelola pelayanan dan institusi
keperawatan.
3. Peran perawat sebagai pendidik dalam keperawatan.
4. Peran perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan
keperawatan.

b. Fungsi Perawat
Perawat memiliki 3 fungsi diantaranya :
1. Fungsi independen Fungsi independent merupakan fungsi mandiri dan
tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan
tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia
seperti :
a. Pemenuhan kebutuhan fisiologis : Pemenuhan kebutuhan
oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan
kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain – lain.
b. Pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan.
c. Pemenuhan kebutuhan cinta mencintai.
d. Pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan
kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai
tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh
perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke
perawat pelaksana.
3. Fungsi interdependen Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang
bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan lainnya. Fungsi ini
dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam
pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada
penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat
diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainya,
seperti dokter dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama dengan
perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.
C. Lingkup Praktek Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan
Medikal Bedah merupakan bentuk asuhan keperawatan pada klien dewasa
yang mengalami gangguan fisiologis baik yang sudah nyata atau terprediksi
mengalami gangguan baik karena adanya penyakit, trauma atau kecacatan. Asuhan
keperawatan meliputi perlakuan terhadap individu untuk memperoleh kenyamanan;
membantu individu dalam meningkatkan dan mempertahankan kondisi sehatnya;
melakukan prevensi, deteksi dan mengatasi kondisi berkaitan dengan penyakit:
mengupayakan pemulihan sampai klien dapat mencapai kapasitas produktif
tertingginya; serta membantu klien menghadapi kematian secara bermartabat. Praktek
keperawatan medikal bedah menggunakan langkahlangkah ilmiah pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi; dengan memperhitungkan keterkaitan
komponen-komponen bio-psiko-sosial klien dalam merespon gangguan fisiologis
sebagai akibat penyakit, trauma atau kecacatan.
Menurut Nursalam, lingkup keperawatan medikal bedah yaitu :
1. Lingkup masalah penelitian pengembangan konsep dan teori
keperawatan masalah penelitian difokuskan pada kajian teori-teori
yang sudah ada dalam upaya meyakinkan masyarakat bahwa
keperawatan adalah suatu ilmu yang berbeda dari ilmu profesi
kesehatan lain serta kesesuaian penerapan ilmu tersebut dalam bidang
keperawatan.
2. Lingkup masalah penelitian kebutuhan dasar manusia meliputi
identifikasi sebab dan upaya untuk memenuhi kebutuhan.
3. Lingkup masalah penelitian pendidikan keperawatan.
4. Lingkup masalah penelitian manajemen keperawatan
a. Model asuhan keperawatan medikal bedah
b. Peran kinerja perawat
c. Model sistem pencatatan dan pelaporan
5. Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan medikal bedah di
fokuskan pada asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan. Topik masalah didasarkan pada gangguan sistem tubuh
yang umum terjadi pada klien dewasa, seperti :
a. Sistem kekebalan tubuh
b. Sistem respirasi dan oksigen
c. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem persyarafan

D. Komponen Keperawatan Medikal Bedah


Menurut Nursalam terdapat 5 objek utama dalam ilmu keperawatan: manusia
(individu yang mendapatkan asuhan keperawatan), keperawatan, konsep sehat – sakit,
konsep lingkungan, dan aplikasi tindakan keperawatan.
1. Manusia Penerima asuhan keperawatan adalah manusia, individu,
kelommpok, komunitas, atau social. Masing-masing diperlakukan oleh
perawat sebagai sistem adaptasi yang holistic dan terbuka.
2. Keperawatan Bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan
kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun
sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, dan social agar dapat
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
3. Konsep Sehat – Sakit Definisi WHO tentang sehat mempunyai
karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang
positif, yaitu :
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang
menyeluruh.
b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal
dan eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Sakit adalah suatu kondisi dimana kesehatan tubuh lemah. (Webster’s
New Collegiate Dictionary). Sakit adalah keadaan yang disebabkan
oleh bermacam-macam hal, bisa suatu kejadian, kelainan yang dapat
menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, dari fungsi
jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan.
4. Konsep Lingkungan Lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal
dari internal dan eksternal, yang mempengaruhi dan berakibat terhadap
perkembangan dan prilaku seseorang dan kelompok. Lingkungan
eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang diterima
individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman, sedangkan
lingkungan internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh
individu (berupa pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian)
dan proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari
dalam tubuh individu.
5. Aplikasi Pada Asuhan Keperawatan Proses keperawatan terdiri dari 5
tahapan, yaitu :
1) Pengkajian
2) Perumusan diagnosis keperawatan
3) Intervensi keperawatan
4) Pelaksanaan
5) Evaluasi

E. Tren dan Issu Keperawatan Medikal Bedah


1. Tren KMB
a. Peluang riset keperawatan di masa depan
b. Lokasi tempat bekerja
c. Keahlian perawat dalam riset
d. Waktu pelaksanaan yang terbatas
e. Topik riset keperawatan yang tidak sesuai
2. Issu KMB
a. Antithetical terhadap perkembangan ilmu keperawatan
b. Rendahnya rasa percaya diri /harga diri (Low self-confidenceself)
c. Kurangnya pemahaman dan sikap untuk melaksanakan riset
keperawatan
d. Pendidikan keperawatan hanya difokuskan pada pelayanan kesehatan
yang sempit
e. Rendahnya standar gaji bagi perawat
f. Sangat minimnya perawat yang menduduki pimpinan di institusi
kesehatan

Issu Etis Dalam Keperawatan Medikal Bedah

1. Kerahasiaan
1) Menuliskan informasi yang tidak tepat
2) Membicarakan kasus pasien di tempat umum / di handphone / di
internet
3) Karena pasien susah dikaji di tulis apa adanya yang penting penuh
kertas pengkajian
2. Restrein
3. Hubungan saling percaya
1) Menggunakan placebo
2) Diam / cuek / lari / saling lempar terhadap pasien yang di Tanya
4. Kematian dan sekarat
5. Menolak perawatan
Daftar Pustaka

Anggraini, Dinny. November, 2015. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH.


http://dinnyanggraini.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/11/18/keperawatanmedikal-bedah/
(diakses tanggal 1 Agustus 2020).

Nugroho, Christianto. April, 2016. PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH.


https://www.slideshare.net/materi-x2/perspektifkmb?next_slideshow=1 (diakses tanggal 1
Agustus 2020)

Nursalam. 2008. Konsep & Metode Keperawatan (ed. 2). Jakarta: Salemba medika.

Nur Hidayah. Jurnal Kesehatan. Volume 7 No. 2/2014

Raymond H. & Simamor. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Buku kedokteran
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai