Anda di halaman 1dari 8

Pemanfaatan Ekstrak Buah Senduduk (Melastoma malabathricum L.

) sebagai
Alternatif Indikator Alami Titrasi Asam Basa dan Implementasinya dalam
Praktikum di Sekolah

Riri Ramadhani1) Zona Octarya1)


1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau
Email souvenirznoc@yahoo.co.id

Abstract

This research aimed to know which ones produce the solvent a clear color change, precision and
accuracy of its use, and can be used as natural indicator a substitute for synthesis indicator.
Extraction method used was maceration for 24 hours with solvent of aquadest and ethanol 96%
plus 1% concentrated HCl. Determination of pH trajectory using the analysis of color change in
the solution of buffer and change the wavelength by UV-Vis spectrophotometer. The feasibility of
natural indicator as alternatively substitution of synthesis indicator was assessed through a
questionnaire by high school teachers Pekanbaru. Results showed that the trajectory of pH
indicator natural from 3.92 to 4.91, the resulting color change was very stark contrast, the pink-
purple, precision level of 0.251 and accuracy of 2.58%. Percentage of questionnaires showed a
very clear titration discoloration of 85.71%, discoloration of natural indicator titration than
synthetic was very clear 85.71%, security of natural indicator for environments was very secure
71.43%, the ratio of security with synthesis indicator was very secure 85.71%, its use as a
determinant endpoint can greatly 85.71% , its comparison with the synthesis of 71,43% clear in
determining the endpoint.
Keywords: Senduduk Fruit (Melastoma malabathricum L.), anthocyanin, maceration, indicators
,acid-basetitration.

1. PENDAHULUAN Hampir semua tumbuhan yang


menghasilkan warna dapat digunakan
Titrasi asam basa merupakan sebagai indikator alami dikarenakan dapat
metode analisis kimia konvensional yang berubah warna pada suasana asam maupun
digunakan untuk menentukan konsentrasi basa walau kadang-kadang perubahan warna
asam maupun basa. Titrasi asam basa tersebut kurang jelas atau hampir mirip
didasarkan pada titik ekivalen antara asam untuk perubahan pH tertentu. Salah satu
dan basa.1 Titik ekivalen ditentukan dengan tanaman yang mengandung warna senyawa
titik akhir titrasi yang ditandai dengan antosianin yang merupakan turunan dari
terjadinya perubahan warna disekitar titik golongan flavonoid adalah buah senduduk,
tersebut apabila diberi suatu indikator. [4]. Keberadaan buah senduduk banyak
Untuk melihat senyawa asam atau basa ditemukan di daerah Riau. Namun, tanaman
dapat menggunakan indikator. Indikator senduduk tersebar luas dibeberapa pulau di
merupakan zat yang mempunyai warna Indonesia yaitu di Sumatra, Jawa, Irian Jaya
tertentu dalam suatu pH. Dengan mengubah dan Kalimantan, [5].
pH larutan, warna indikator juga dapat
berubah dengan sendirinya, [1]. Titrasi asam basa dalam pelajaran
kimia SMA, memerlukan indikator derajat
Indikator alami merupakan bahan- keasaman untuk mengetahui pH suatu
bahan yang mempunyai zat warna yang larutan. Biasanya setiap sekolah
umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan menyediakan indikator sintesis untuk
(akar, daun, bunga, buah, atau biji) dan melakukan percobaan yang selama ini
dapat dibuat melalui ekstraksi dengan digunakan memiliki beberapa kelemahan
pelarut yang sesuai, [2]. Penggunaan ekstrak seperti polusi kimia terhadap lingkungan,
tumbuhan sebagai indikator alami untuk ketersediaan dan biaya produksi tinggi.
titrasi asam basa didasari kandungan Indikator sintetis titrasi asam basa memiliki
tumbuhan terdapat pigmen warna antosianin harga yang relatif mahal, [6]. Sedangkan
yang dapat berubah warna pada tiap buah senduduk tersebar diwilayah yang
perubahan pH tertentu, [3]. masih rimbun, seperti hutan dan perkebunan,
belum banyak dimanfaatkan.
57
Hasil observasi yang telah dilakukan
menunjukkan ternyata di sekitar lingkungan
SMA Negeri 10 Pekanbaru, SMA Negeri 11
Pekanbaru, dan SMANegeri 13 Pekanbaru
banyak ditumbuhi oleh tanaman senduduk
(Melastoma malabathricum L.) karena
wilayahnya yang masih rimbun dengan
tumbuhan. Oleh karena itu, untuk lebih Gambar 1. Tanaman dan Buah Senduduk
memudahkan penyediaan indikator titrasi
tersebut, antosianin dalam buah senduduk Indikator alami merupakan bahan
dapat diekstrak dan dimanfaatkan sebagai alam yang dapat berubah warnanya dalam
indikator alami titrasi asam basa. larutan yang sifatnya berbeda, asam, basa
atau netral. Indikator alami yang biasa
Berdasarkan permasalahan yang digunakan untuk pengujian asam basa
dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian adalah bunga-bungaan, umbi, kulit buah dan
yang akan dicapai melalui penelitian ini daun yang berwarna. Perubahan warna
adalah untuk mengetahui indikator alami indikator bergantung pada warna jenis
dari pelarut manakah (aquades dan etanol tanamannya.
96%) yang menghasilkan perubahan warna Antosianin stabil dan memberikan
yang jelas pada proses titrasi, serta untuk warna cerah pada pH asam dan perlahan-
mengetahui indikator alami dari ekstrak lahan akan kehilangan warna seiring dengan
buah senduduk layak dijadikan alternatif meningkatnya pH, menjadi tak bewarna
pengganti indikator sintesis dari segi
pada pH berkisar 4–5. Kestabilan warna
perubahan warna, keamanan lingkungan,
serta dapat digunakan dalam penentuan titik senyawa antosianin dipengaruhi oleh pH
akhir titrasi menurut para responden. atau tingkat keasaman, dan akan lebih stabil
apabila dalam suasana asam atau pH yang
Senduduk mengandung senyawa rendah, [7]. Pada pH rendah (asam) pigmen
flavonoida, saponin, tanin, glikosida,
ini berwarna merah berubah menjadi violet
steroida/triterpenoida. Zat aktif yang
dikandung daun senduduk yang berperan dan kemudian menjadi biru. Konsentrasi
sebagai penyembuh luka yaitu: Flavonoid pigmen juga sangat berperan dalam
berfungsi sebagai anti inflamasi, anti alergi, menentukan warna (hue). Pada konsentrasi
antioksidan. Steroid berfungsi sebagai yang encer antosianin berwarna biru,
antiinflamasi. Saponin memiliki kemampuan sebaliknya pada konsentrasi pekat berwarna
sebagai pembersih dan antiseptik yang merah, dan konsentrasi biasa berwarna ungu.
berfungsi membunuh atau mencegah
pertumbuhan mikroorganisme. Tanin 2. METODE PENELITIAN
berfungsi sebagai adstringen yang
menyebabkan penciutan pori-pori kulit, Objek dalam penelitian ini adalah
memperkeras kulit, menghentikan eksudat pemanfaatan ekstrak buah senduduk ungu
dan pendarahan yang ringan.
Adapun manfaat dari tumbuhan ini, (Melastoma malabathricum L.) sebagai
yaitu berkhasiat untuk mengobati diare, alternatif indikator alami praktikum titrasi
keputihan, obat kumur, luka bakar, sariawan, asam basa. Sedangkan yang menjadi subjek
pendarahan rahim, bisul, dan luka berdarah. penelitian ini adalah guru kimia Sekolah
Menengah Atas Negeri 10 Pekanbaru
berjumlah 2 orang, Sekolah Menengah Atas
Negeri 11 Pekanbaru berjumlah 4 orang, dan

58
Sekolah Menengah Atas Negeri 13 filtratnya. Filtrat yang didapat digunakan
Pekanbaru yang berjumlah 1 orang. sebagai indikator alami yang berbentuk
larutan.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang Pengujian Trayek pH dari Ekstrak Buah
digunakan dalam pembuatan indikator alami Senduduk (Melastoma malabathricum L.)
adalah sebagai berikut, alat: alu dan
lumpang, tabung reaksi, rak tabung, gelas a) Pengukuran Larutan Buffer
beker, labu erlenmeyer, spatula, batang Larutan buffer yang digunakan diukur
pengaduk, corong saring, pipet tetes, labu terlebih dahulu menggunakan pH meter agar
ukur 50 mL dan 10 mL, pipet volume dan mendapatkan nilai pH yang sesuai dan
ball pipetor, alumunium foil, seperangkat akurat. Larutan buffer disiapkan dalam
alat titrasi, timbangan digital, pH meter, bejana beker yang sesuai. Kemudian,
kuvet dan Spektrofotometer dinyalakan pH meter, dibasuhkan pH meter
menggunakan aquades untuk menetralkan
UV-Vis Varian Cary 50. Bahan atau menghindari adanya senyawa
yang digunakan antara lain adalah buah pengganggu yang dapat menggeser pH saat
senduduk ungu mekar (Melastoma pengukuran larutan buffer. Setelah itu,
malabathricum L.), aquades dan etanol 96%, dikeringkan dengan menggunakan tissue.
larutan buffer 1,42-13,47, HCl pekat, kertas Lalu dicelupkan pH meter ke dalam bejana
saring, larutan Na2CO3 0,1 M, larutan basa beker berisi larutan pH buffer yang ingin
NH4OH 0,1 M dan larutan asam HCl 0,1 M, diukur. Didiamkan selama 3 menit agar nilai
indikator sintesis metil orange dan metil red. pH yang diukur akurat. Diulang 3 kali,
dihitung nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata
Variasi Pelarut pada Pembuatan hasil pengukuran tersebut adalah nilai dari
Indikator Alami dari Ekstrak Buah
Senduduk (Melastoma malabathricum L.) larutan pH buffer yang sebenarnya.
Buah senduduk segar dibersihkan
b) Menggunakan Larutan Buffer
dari kulitnya, kemudian ditimbang massa Sebanyak 2 mL larutan buffer dari pH 1,42-
buah senduduk sebanyak 37 gram. Setelah 13,47 dimasukkan kedalam tabung reaksi
itu, buah ditumbuk menggunakan alu dan kemudian ditambahkan 3 tetes indikator
lumpang. Buah senduduk yang telah hancur alami ekstrak buah senduduk (Melastoma
masing-masing dimasukkan ke dalam 2 buah malabathricum L.), dan amati perubahan
labu Erlenmeyer ukuran 250 mL. Kemudian warnanya.
ditambahkan 185 mL aquades ke dalam labu
Erlenmeyer 1, dan ditambahkan 185 mL c) Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis
etanol 96% ke dalam labu Erlenmeyer 2. Pengukuran spektrofotometer UV-Vis
Selanjutnya kedua sampel ditambahkan HCl dilakukan untuk melihat nilai absorbansi
pekat 1% dari total volume pelarut dan maksimal antosianin tiap larutan pH buffer
ditutup labu dengan alumunium foil secara 1,42-13,47. Ekstrak buah senduduk
keseluruhan. Metode ekstraksi dilakukan diencerkan dengan faktor pengenceran 1:100
dengan cara maserasi (perendaman) tanpa dengan melarutkan 0,1 mL ekstrak buah
pemanasan selama 24 jam. Maserat yang senduduk dalam labu ukur 10 mL larutan pH
didapat kemudian disaring menggunakan buffer. Kemudian larutan tersebut diukur
kertas saring untuk memisahkan residu dan absorbansinya pada panjang gelombang

59
450-600 nm yang diduga senyawa Teknik Analisis Data
antosianin berada pada panjang gelombang 1. Perhitungan Konsentrasi Asam dalam
tersebut. Lalu, ditentukan absorbansi titrasi
Penelitian ini menggunakan teknik analisis
maksimal tiap pengujian ekstrak buah
deskriptif kuantitatif, yaitu melihat ketepatan
senduduk dalam larutan buffer. Setelah
(akurasi) dan kecermatan (presisi) indikator
mendapatkan absorbansi maksimal dari
alami sebagai penentu titik akhir titrasi dan
setiap pH, diamati perbedaan yang
membandingkannya dengan indikator metil
signifikan diantara absorbansi tersebut.
merah. Untuk keperluan analisis, mula-mula
Absorbansi maksimal yang memiliki
dihitung volume titran rata-rata yang
perbedaan signifikan secara berturut-turut,
diperlukan untuk mencapai titik akhir.
disimpulkan bahwa itu adalah trayek pHnya.
Trayek pH yang diperoleh memberikan 2. Penentuan Kecermatan/Ketelitian
informasi jenis titrasi asam-basa yang (Presisi) pada Titrasi
sesuai, serta mengetahui jenis indikator Untuk pengujian ketelitian (presisi),
sintesis yang akan digunakan sebagai dilakukan titrasi sebanyak 10 kali dengan
pembanding terhadap indikator alami menggunakan indikator alami dari ekstrak
tersebut. buah senduduk (Melastoma malabathricum
L.) dan indikator sintesis. Hasil dari titrasi
Standarisasi Larutan HCl tersebut kemudian ditentukan nilai standar
Dalam titrasi analit direaksikan dengan suatu deviasinya.
pereaksi sehingga jumlah kedua zat tersebut 3. Penentuan Ketepatan/Keakuratan
ekivalen. Bila pereaksi digunakan dalam (Akurasi) pada Titrasi
bentuk larutan, maka volume dan Pengukuran ketepatan/keakuratan hasil
konsentrasinya harus diketahui dengan tepat. pengukuran dilakukan dengan menghitung
Untuk menentukan konsentrasi yang tepat, galatmutlak dan galat relatif. Keakuratan
maka diperlukan standarisasi.1 Standarisasi atau ketepatan suatu metode diketahui dari
larutan HCl menggunakan Na2CO3 0,1 M galat relatif (%) bila data hasil pengukuran
sebagai pentiternya. Sebanyak 10 mL dengan metode tersebut dibandingkan
larutan HCl dititrasi dengan larutan titran dengan data hasil pengukuran dengan
tersebut dengan ditambahkan indikator metil metode yang dianggap benar, [8].
orange. Titrasi ini dilakukan sebanyak 3 kali
pengulangan dan dicatat volume titrannya, 4. Implementasi Penilaian Hasil Ekstrak
sehingga konsentrasi HCl yang sebenarnya Buah Senduduk dalam Titrasi
Pada tahap ini, guru diminta tanggapan
bisa dihitung.
mengenai perubahan warna, keamanan serta
Titrasi bisa atau tidak bisa digunakan dalam titrasi
Titrasi dilakukan sesuai dengan trayek pH melalui angket yang diberikan kepada
yang telah ditentukan sebelumnya dengan responden dimana respondennya adalah
larutan basa 0,1 M dan larutan asam 0,1 M. guru kimia di SMA Negeri 10 Pekanbaru,
Kemudian hasil titrasi dibandingkan SMA Negeri 11 Pekanbaru, dan SMA
menggunakan indikator alami dari ekstrak Negeri 13 Pekanbaru. Sebelum melakukan
buah senduduk (Melastoma malabathricum penilaian, responden diminta kesediaannya
L.) dan indikator sintesis. untuk melihat demostrasi titrasi asam basa
dengan indikator alami buah senduduk

60
(Melastoma malabathricum L.) yang N = Total Jumlah6
dilakukan oleh peneliti dihadapan seluruh
guru kimia di sekolah tersebut. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi Buah Senduduk (Melastoma
Data yang diperoleh pada penelitian ini malabathricum L.)
berupa hasil jawaban dari angket yang telah
diisi oleh guru mata pelajaran kimia di SMA Pembuatan ekstrak buah senduduk
Negeri 10 Pekanbaru, SMA Negeri 11 menggunakan pelarut yang bervariasi untuk
Pekanbaru, dan SMA Negeri 13 Pekanbaru, mengetahui pelarut mana yang
untuk mengetahui apakah indikator alami menghasilkan ekstrak yang terbaik diantara
dari bahan alam ini dapat digunakan sebagai pelarut aquades dan etanol 96%. Pada saat
alternatif indikator titrasi asam basa dari
penelitian, proses ekstraksi dilakukan
indikator sintesis yang dibuat oleh peneliti.
dengan perbandingan 1:5, dimana 37 gram
Dimana peneliti akan mengajukan buah senduduk ungu merekah dihaluskan
pertanyaan kepada responden dengan dengan cara ditumbuk, kemudian diekstrak
alternatif jawaban adalah (sangat jelas, jelas, masing-masing dengan 185 mL aquades dan
cukup jelas, kurang jelas dan tidak jelas), etanol dengan konsentrasi 96%, dan
(sangat bisa, bisa, cukup bisa, kurang bisa,
tidak bisa), dan (sangat aman, aman, cukup ditambahkan HCl pekat 1%. Ekstraksi zat
aman, kurang aman dan tidak aman). warna antosianin dalam buah senduduk
dilakukan tanpa pemanasan dengan
Pada penelitian ini, angket yang digunakan menggunakan metode maserasi selama 24
adalah angket dengan pertanyaan tertutup, jam menghasilkan warna yang sangat merah
dalam bentuk angket pilihan ganda (multiple
pekat pada kedua pelarut. Maserasi
choice item). Pada setiap pertanyaan angket
diikuti dengan dua alternatif jawaban yang dilakukan dalam erlenmeyer pada suhu
harus dipilih responden. Alternatif jawaban ruang dan diberi penutup alumunium foil
mungkin tiga atau empat, atau lima dan dan ditutup rapat karena antosianin bisa
seterusnya, [9]. Data yang diperoleh berupa terdegradasi dengan pengaruh suhu dan
data kualitatif yang dirubah menjadi data cahaya1.
kuantitatif yang akan disajikan secara
deskriptif.

Apabila perubahan warna yang dihasilkan


oleh indikator alami dari ekstrak buah
senduduk (Melastoma malabathricum L.)
jelas dan baik digunakan pada saat titrasi
menurut pendapat responden, maka Gambar 2. Proses Maserasi: (a) Zat warna
indikator alami dari ekstrak buah senduduk buah senduduk mulai terekstrak, (b) Proses
(Melastoma malabathricum L.) dapat maserasi dilakukan dengan cara tertutup
digunakan sebagai alternatif indikator alami selama 24 jam, (c) Hasil ekstrak buah
pengganti indikator sintesis pada praktikum senduduk setelah disaring
titrasi asam basa di sekolah menengah atas.
Secara kuantitatif untuk mengakumulasi Smith (1975) menyatakan bahwa
semua jawaban responden dari setiap soal lampu adalah sebagai sumber sinar yang
ditentukan dari persentase hasil penelitian, memancarkan energi dan sebagian energi ini
yaitu dengan menggunakan rumus : diubah menjadi sinar tampak, [10].
P = F/N x 100%
Diperkuat oleh pendapat Markakis (1982)
Dengan keterangan: P = Persentase
F = Frekuensi Responden bahwa antosianin memiliki kecenderungan

61
yang kuat mengabsorbsi sinar tampak dan Analisis Trayek pH Terhadap Uji
energi radiasi sinar menyebabkan reaksi Larutan pH buffer dan Spektrofotometer
fotokimia pada spektrum tampak dan UV-Vis
Ekstrak buah senduduk dengan pelarut
mengakibatkan perubahan warna, [11].
aquades-HCl dan etanol 96%-HCl tidak
Eskin (1991) mengatakan bahwa faktor memiliki perbedaan karakter warna yang
utama yang mempengaruhi stabilitas berarti. Namun, setelah diujikan dengan
antosianin adalah pH, temperatur, cahaya, diteteskan 3 kali kedalam larutan pH buffer
dan oksigen, [12]. Dari penelitian Prabowo pada hasil ekstraksi etanol 96%-HCl,
(1998), diduga adanya sinar yang terdapat kekeruhan. (Gambar 3)
memancarkan energi pada spektrum tampak
berupaphoton dan diabsorbansi oleh atom
atau molekul antosianin dan mendorong
terjadinya reaksi fotokimia yang merusak
struktur antosianin sehingga terjadi
degradasi warna [13]. Sehingga proses
maserasi ekstrak buah senduduk dilakukan
dalam bejana erlenmeyer yang ditutup
dengan alumunium foil. Gambar 3. Perubahan dan gradasi warna
pada setiap larutan pH buffer 1,42-13,47
Zat warna antosianin yang terdapat dengan pelarut aquades-HCl (a) dan pelarut
dalam buah senduduk terekstrak dengan baik etanol 96%-HCl (b)
dalam kedua pelarut. Hal ini disebabkan
karena senyawa antosianin dalam buah Dalam suasana asam, pigmen
antosianin dalam buah senduduk berwarna
senduduk memiliki kepolaran yang relatif
merah orange, suasana netral atau basa
sama dengan pelarutnya. Namun, antosianin berwarna ungu atau biru, dalam suasana
kurang stabil dalam larutan netral atau basa. basa kuat berwarna kuning. Hal ini sesuai
Sehingga harus diekstraksi dengan pelarut dengan penelitian yang dilakukan oleh Fania
yang mengandung asam dan larutannya dan Djaswis Darwis, dalam jurnal kimia
harus disimpan di tempat yang gelap serta Unand 2013, yang mengatakan bahwa
sebaiknya dalam kondisi suhu yang dingin. senyawa antosianin akan stabil pada suasana
asam, [16]. Berdasarkan data perubahan
Sebab antosianin dapat terdegradasi menjadi
warna setiap pH sistem (larutan buffer)
turunan-turunannya. Antosianin dapat dapat ditentukan trayek pH dari indikator
membentuk senyawa-senyawa turunannya alami ekstrak buah senduduk ini (Tabel1)
yaitu antosianidin, sianidin, pelargoidin,
petunidin, malvidin dan delfinidin. Tabel 1. Trayek pH Indikator Alami Titrasi
Antosianidin adalah senyawa flavanoid Asam Basa Ekstrak 37 gram Buah Senduduk
secara struktur termasuk kelompok flavon. dalam Pelarut Aquades-HCl dan Etanol
96%-HCl
Glikosida antosianidin dikenal sebagai Pelarut Volu Warna Trayek Perubahan
antosianin, [14]. Dari penelitian Fania me Ekstra pH Warna
(mL) k
(2013), antosianin pada buah senduduk Aquades 185 Merah 3,92-4,91 Merah muda-
diprediksi adalah pelargonidin, yang pekat ungu
Etanol 185 Merah 3,92-4,91 Merah muda
menyerap pada λ vismaks 510 nm, [15]. 96% pekat keruh-ungu
keruh

62
Pada ekstrak buah senduduk ketelitian/kecermatan ditentukan dari nilai
diperoleh perubahan warna yang drastis dari standar deviasi.
pH 3,92 sampai pH 4,91 dengan perubahan Adapun tingkat keakuratan atau
warna dari merah muda sampai ungu yang ketepatan (akurasi) hasil pengukuran ekstrak
menunjukkan bahwa titrasi asam basa yang buah senduduk sebagai indikator alami
digunakan adalah titrasi asam kuat-basa titrasi asam basa ditinjau dari perhitungan
lemah. Sedangkan pada pH diatas 6,84 galat relatif. Nilai galat relatif yang
memang menghasilkan warna yang berubah diperoleh adalah 2,58%. Akurasi dikatakan
drastis. Namun, warna awal yang terbentuk tinggi jika nilai galat relatif ≤ 1% an akurasi
adalah ungu. Hal ini dikarenakan sifat sedang jika nilai galat relatif 1-5%, serta jika
antosianin itu tidak stabil dalam pH netral >5% memiliki akurasi yang rendah, [19].
maupun basa. Fania dan Djarwis Darwis Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
(2013), mengatakan bahwa kestabilan warna ekstrak buah senduduk memiliki tingkat
senyawa antosianin dipengaruhi oleh pH ketelitian sedang dan dinilai layak untuk
atau tingkat keasaman, dan akan stabil diaplikasikan sebagai indikator alami dalam
apabila dalam suasana asam atau pH yang titrasi asam basa.
rendah, dalam pH asam antosianin berwarna Implementasi Penilaian Hasil Ekstrak
merah orange sedangkan dalam pH basa Buah Senduduk dalam Titrasi
antosianin berwarna biru-ungu atau kadang-
kadang kuning, sama halnya yang terjadi Indikator ekstrak buah senduduk yang
pada pH 13,47 suasana basa kuat [17]. diimplementasikan ke sekolah menengah
Pada pelarut etanol 96%-HCl atas adalah ekstrak yang terbaik diantara dua
menghasilkan warna yang sama namun pelarut, aquades dan etanol 96%. Ekstrak
hasilnya sedikit keruh, menyatakan bahwa yang terbaik adalah ekstrak buah senduduk
sebenarnya ekstrak tidak homogen yang dengan pelarut aquades. Peneliti mengambil
berarti zat warna belum terlarut sempurna. sampel sekolah yang memiliki latar
Sedangkan pada pelarut aquades, kelarutan belakang lingkungan yang sama terdapat
pigmen antosianin buah senduduk lebih buah senduduk di wilayahnya, yaitu SMA
besar dibandingkan etanol 96%. Hal ini Negeri 10 Pekanbaru, SMA Negeri 11
dipengaruhi oleh terikatnya gula dengan Pekanbaru, SMA Negeri 13 Pekanbaru.
pigmen antosianin akibat reaksi glikosilasi, Dalam hal ini guru-guru kimiamelihat
yaitu reaksi pengikatan gula, dimana gula demonstrasi praktikum titrasi asam basa
bersifat larut dalam air. Menurut Harborne yang dilakukan peneliti, kemudian menilai
(1979) dikutip Brouillard (1982), reaksi produk tersebut melalui angket. Indikator
glikosilasi memberikan kelarutan dan penilaian berupa perubahan warna yang
kestabilanterhadap pigmen antosianin, [18]. dihasilkan saat titrasi, keamanannya bagi
Oleh sebab itu, peneliti mengambil lingkungan, serta bisa menentukan titik
kesimpulan bahwa pelarut yang terbaik akhir titrasi oleh indikator alami dari ekstrak
Akurat dan Presisi Penggunaan Ekstrak buah senduduk dibandingkan dengan
Buah Senduduk sebagai Indikator Alami indikator sintesis. Menurut pendapat guru-
Titrasi Asam Basa guru kimia, indikator alami tersebut dinilai
Ekstrak buah senduduk memiliki sangat jelas dan bisa digunakan sebagai
trayek pH 3,92-4,91 dengan perubahan penentu titik akhir titrasi, maka indikator
warna dari merah muda sampai ungu alami dari ekstrak buah senduduk
menunjukkan bahwa titrasi asam basa yang (Melastoma malabathricum L.) dapat
diaplikasikan adalah titrasi asam kuat-basa digunakan sebagai alternatif indikator alami
lemah. Penentuan ketepatan hasil pengganti indikator sintesis pada praktikum
pengukuran dilakukan dengan menghitung titrasi asam basa.
nilai galat relatif, sedangkan

63
4. SIMPULAN Bunga Sepatu (Hibiscus Rosa
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang Sinensis L). Yogyakarta: Jurusan
telah dipaparkan, dapat disimpulkan, bahwa: Kimia, Fakultas Matematika dan
pelarut yang terbaik dalam mengekstrak Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
buah senduduk (Melastoma malabathricum Gadjah Mada.
L.) adalah aquades dengan perbandingan 1:5 [8]. Sudijono, Anas. 2007. Pengantar
dari massa buah senduduk, dan ditambahkan Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja
HCl pekat 1% dari volume pelarutnya. Gravindo Persada.
Ketepatan atau keakuratan (akurasi) dan [9]. Nawawi, Hadari dan Martini Hadari.
kecermatan atau ketelitian (presisi) 2006. Instrumen Penelitian Bidang
pengukuran ekstrak buah senduduk yang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
digunakan sebagai indikator titrasi asam University Press.
basa, bernilai secara berturut-turut adalah [10]. [19]. Harley, David. 1956. Modern
2,58% dalam tingkatan ketelitian sedang dan Analytical Chemistry. United Stated
0,251 yang menunjukkan cukup cermat, of America: Internasional
sehingga indikator ini layak diaplikasikan Edition.
dalam titrasi asam basa. Dari angket yang [11]. Petrucci, Ralph H. (diterjemahkan
telah diisi oleh guru sebagai penilai produk, oleh suminar). 1987. Kimia
disimpulkan bahwa indikator alami ekstrak
Dasar Prinsip dan Terapan
buah senduduk mempunyai potensi sebagai
alternatif indikator alami titrasi asam basa Modern (edisi keempat, jilid 2).
dalam praktikum disekolah. Jakarta: Erlangga.
[12]. Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisa
Anorganik Kualitatif Makro dan
5. REFERENSI
Semimikro. Jakarta: PT. Kalman
[1]. S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 2.
Media Pusaka.
Bandung: Penerbit ITB.
[13]. Julita, Indang, Mayta Novaliza Isda,
[2]. Mulyono. 2008. Membuat Reagen
Wahyu Lestari. 2014. Pengujian
Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
Kualitas Pigmen Antosianin Pada
[3]. Marwati, Siti. 2010. Aplikasi Beberapa
Bunga Senduduk (Melastoma
Ekstrak Bunga Berwarna sebagai
malabathricum L.) dengan
Indikator Alami pada Titrasi Asam
Penambahan Pelarut Organik dan
Basa. Yogyakarta: Jurusan
Asam yang Berbeda. Pekanbaru:
Pendidikan Kimia FMIPA UNY.
Jurusan Biologi FMIPA Kampus
[4]. [7]. [15]. [16]. [17]. Arja, Fania Sari,
Bina Widya.
Djaswir Darwis, dan Adlis Santoni.
[18]. Tensiska, Een Sukarminah dan Dita
2013. Isolasi, Identifikasi, dan Uji
Natalia. 2006. Ekstraksi Pewarna
Antioksidan Senyawa Antosianin
Alami dari Buah Arben (Rubus
dari Buah Sikaduduk (Melastoma
idaeus (Linn.)) dan Aplikasinya
Malabathricum L.) Serta Aplikasi
pada Sistem Pangan. Jurusan
Sebagai Pewarna Alami). Padang:
Teknologi Industri Pangan, Fakultas
Jurusan Kimia FMIPA Unand.
Teknologi Industri Pertanian
[5]. Afrianti, Melda, Bambang Dwiloka,
UNPAD.
Bhakti Etza Setiani. 2013.
Perubahan Warna, Profil Protein,
dan Mutu Organoleptik Daging
Ayam Broiler Setelah Direndam
Dengan Ekstrak Daun Senduduk.
Semarang: Universitas Diponegoro.
[6]. [14]. Siti Nuryanti, dkk. 2010. Indikator
Titrasi Asam Basa dari Ekstrak

64

Anda mungkin juga menyukai