Anda di halaman 1dari 20

INFORMASI DASAR HIV

AIDS DAN PEMERIKSAAN


HIV

EKA FAIZATURRAHMI
INFORMASI DASAR HIV AIDS DAN
PEMERIKSAAN HIV
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus
yang menyebabkan AIDS. Pengetahuan terkait
dengan informasi HIV AIDS merupakan dasar bagi
seseorang konselor konselingdan tes HIV.
Seseorang yang terinveksi HIV akan mengalami
infeksi seumur hidup. Kebanyakan orang dengan
HIV/AIDS (Odha) tetap aimtomatik (tanpa tanda
dan gejala dari suatu penyakit) untuk jangka waktu
panjang dan dapat menular kepada orang lain.
Informasi Dasar HIV dan AIDS

• Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah


virus yang menyebabkan AIDS.
• Pengetahuan terkait dengan informasi HIV AIDS
merupakan dasar bagi seseorang konselor
konselingdan tes HIV.
• Seseorang yang terinveksi HIV akan mengalami
infeksi seumur hidup.
• Kebanyakan orang dengan HIV/AIDS (Odha) tetap
asimtomatik (tanpa tanda dan gejala dari suatu
penyakit) untuk jangka waktu panjang dan dapat
menular kepada orang lain.
Informasi Dasar HIV dan AIDS
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus
menyebabkan AIDS. Sedangkan AIDS adalah suatau gejala
berkurangkan kemampuan pertahanan diri yang disebabkan
oleh penurunan kekebalan tubuh disebabkan oleh virus HIV.

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome


“Acquired” : Tidak diturunkan dan dapat menular ke orang lain
“Immune” : Sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit
“Deficiency”: Berkurangnya, kurang, atau tidak cukup
“Syndrome”: Kumpulan tanda dan gejala penyakit
Window Period/Masa Jendela

Window period atau disebut juga masa jendela adalah


periode antara masuknya HIV hingga terbentuknya
antibodi yang dapat di deteksi melalui pemeriksaan
laboratorium. Periode ini sekitar 12 minggu. Selama masa
jendela, meski hasil pemeriksaa laboratoriumnya masih
negatif, namun pasien sangan infeksius, mudah menular
HIV kepada orang lain. Hampir 50-70% mengalami masa
infeksi akut pada masa jendela ini yakni berupa demam,
pembesaranj kelenjar getah bening, keringan malam, ruam
kulit, sakit kepala dan batuk.
• Masuk virus, periode 12 minggu atau 3 bulan, setelah 3
bulan sel CD4 meningkat, jumlah virus menurun, mulai
minum ARV
• Jika setelah 3 bulan tidak minum ARV, jumlah virus
meningkat, CD4 menurun.

• Ibu hamil tes HIV +:


1. Terapi ARV
2. Persalinan cesar
3. Tdk boleh menyusui
4. Bayi lahir, ARV 1 bulan
Cara Penularan HIV
1. Kontak seksual atau hubungan seksual dengan
penetrasi senggama
2. Pajanan oleh darah terinfeksi/ terinfeksi produk
darah atau transpantasi organ dan jaringan serta
penguunaan jarum suntik bergantian pada penasun
3. Penularan dari ibu ke anak
Kegiatan yg tidak menularkan HIV

1. Bersalaman
2. Berpelukan
3. Bersentuhan atau berciuman
4. Penggunaan toilet bersama
5. Penggunaan kolam renang bersama
6. Penggunaan alat makan atau minum secara
bersama
7. Gigitan serangga seperti nyamuk
Tahapan klinis HIV AIDS

1. Tahap pertama perjalanan virus : infeksi HIV akut


2. Masa tanpa gejala (asimtomatik)/stadium 1 : pencegahan
3. Stadium 2 : perjalanan virus
4. Stadium 3 : system kekebalan tubuh mulai terganggu, virus
meningkat ditandai dengan adanya jamur dilidah, mulut.
5. Stadium 4 : system kekebalan tubuh sudah mulai berkurang
sehingga mulai timbul IO (Infeksi Oportunistik) : infeksi yg muncul
akibat menurunnya kekebalan tubuh
Semakin tinggi viral load dan semakin rendah
jumlah CD4 maka semakin cepat progresivitas
menjadi AIDS. Kematian dapat disebakan oleh
Infeksi Oportunistik
HIV dan Infeksi Lainnya
1. HIV dan IMS = STI (Sexually Transmitted Infections)
IMS di Negara berkembang merupakan masalah besar dalam bidang
kesehatan masyarakat
2. Infeksi Oportunistik (IO)
Infeksi ini muncul ketika sistem kekebalan tubuh menurun, sebenarnya
kuman penyebab infeksi ini sangat biasa dalam tubuh kita namun tidak
menyebabkan penyakit karena dilindungi oleh sistem kekebalan tubuh
kita. Ketika sistem kekebalan tubuh menurun maka dapat terjadi infeksi
oportunistik.
Terapi HIV : manfaat : membuat tubuh
jadi sehat

Terapi ARV atau ART adalah pengobatan untuk HIV dengan


obat-obatan anti retoviral yang lebih dikenal dengan obat
ARV. ARV sudah terbukti dapat menghambat replikasi HIV
sehingga kadar virus (viral load) dalam darah yang
menginfeksi sel kekebalan tubuh atau CD4 menurun
akibatnya kekebalan tubuh mulai pulih atau meningkat.
Telah terbukti kalau terapi ARV efektif bila mempergunakan
kombinasi 3 jenis obat sekaligus. Manfaat ARV bagi orang
yang HIV AIDS adalah menghambat progresi infeksi HIV,
menigkatkan kekebalan tubuh, mengurangi kadar HIV dalam
darah dan membuat tubuh terasa lebih baik.
Keputusan penggunaan terapi ARV ditentukan
oleh dokter yang terlatih dengan pertimbangan
kondisi sebagai berikut:
1. Penilaian sejarah gejala klinis dari hasil kunjungan rutin ke dokter seperti
munculnya infeksi oportunistik tertentu seperti misalnya TB, jamur didalam
mulut atau vagina, penurunan berat badan awal dalam satu bulan terakhir,
diare atau demam lebih dalam satu bulan
2. Pemantauan tingkat kekebalan tubuh yang terus menurun hingga mencapai
jumlah CD4 sampai 350 atau kebawah dan tidak ada tanda-tanda akan
meningkat.
3. Pemantauan kadar virus (viral load) yang menunjukkan peningkatan tes viral
load yang mahal dan terbatas
4. Pemantauan tes limfosit total sebagai pilihan lain daripada tes virus load
yang mahal dan terbatas
5. Terhambat minum obat ARV atau berhenti minum obat ARV akan membuat
virus makin bertambah aktif bereflikasi dan mengakibatkan resistensi obat
terhadap replikasi virus.
Pedoman WHO dalam penggunaan ART pada negara
dengan sumber terbatas, dipublikasikan pada tahun
2002 dan informasinya termasuk, kapan memulai ART
dan menggunakan resimen yang mana, ART
merupakan komitmen jangka panjang. Kepatuhan
terapi adalah hal yang paling penting dalam menekan
replikasi HIV dan menghindari terjadinya resistensi .
Diagnosis infeksi HIV

1. ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) : 3x pemeriksaan


di prodia
2. Western blot ; yg diperiksa protein virus (bayar 1.500.000)
3. Rapid test ; darah yg diambil, tes dgn reagen intake, hasil –(stop)
garis 1, hasil+ (lanjut lagi tes ulang reagen yg sama), lanjut lagi
jika hasil ++, tes yg ketiga dgn reagen yg berbeda ++, pasti
positif. (+,+,-), (+,-,+) : indeterminate, hasilnya bias +/-, ulangi lagi
3 bulan kemudian : resiko rendah (+,-,-)
Dalam pedoman pengelolaan program HIV AIDS di
Indonesia ditekankan tentang 3 strategi tes di
Indonesia

1. Keamanan transfuse dan transplantasi (untuk keamanan


resipien)
2. Surveilans (untuk mengetahui besarannya di populasi)
3. Diagnosis HIV (termasuk untuk layanan konseling dan tes
HIV dan perawatan klinis untuk mengetahui status
individu)
Diagnosis HIV pada bayi baru lahir
(BBL)
Hasil tes antibody HIV tidak dapat digunakan untuk
mendiagnosis infeksi HIV pada BBL yang tertular dari
ibunya. Hal ini karena antibody ibu masih ada pada
BBL sampai usia sekitar 18 bulan. BBL harus di tes
pada usia 18 bulan.
Apabila ingin mengetahui status HIV pada BBL
sebelum 18 bulan dapat menggunakan tes antigen
(contohnya p24 antigen HIV)
KARAKTERISTIK TES HIV

1) SENSITIVITAS : kemapuan akurasi sebuah tes


sehingga ditemukan “trus care” : sensitifitas tinggi,
hasil false negative sangat kecil
2) SPESIFITAS : kemampuan ketepatan tes sbg “true
non-case” : spesifitas tinggi, hasil false posiif
sangat rendah
3) NILAI PREDIKSI : positif dan negative palsu pada
populasi tertentu
ALGORITMA TES HIV

1. Algoritma tes HIV satu : hasil positif (terinfeksi),


hasil negative (tdk terinfekasi)
2. Algoritma tes HIV dua : darah periksa 1 (hasil
rapid tes +, +: dianggap +, jika beda hasilnya
intermediate
3. Algoritma tes HIV tiga ; sama dgn dua,
diharapkan bahwa pemeriksaan ketiga dilakukan
pd semua sampel/darah positif yg didetksi.

Informed consent : menjaga diri kita sbg konselor dr


hal-hal yg tdk diinginkan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai