Di Susun Oleh :
TIA LESTARI
NISN : 0041892353
DISUSUN OLEH :
TIA LESTARI
NISN : 0041892353
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMK Farmasi Samarinda
PENULIS
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 5
B. Tujuan................................................................................................6
C. Manfaat .............................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian ...................................................................................7
2. Anatomi dan Fisiologi ................................................................7
3. Etiologi........................................................................................8
4. Patofisiologi................................................................................8
5. Tanda dan Gejala . ....................................................................... 9
6. Pemeriksaan Penunjang..............................................................10
7. Penatalaksanaan ........................................................................ 10
8. Komplikasi ................................................................................11
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ........................................................................................12
1. Anamnesa .................................................................................12
2. Pemeriksaan Fisik .....................................................................12
3. Pemeriksaan Penunjang ............................................................14
4. Terapi Medikasi ........................................................................14
B. Analisa Data ...................................................................................15
C. Diagnosa Keperawatan ...................................................................15
D. Perencanaan /Intervensi Keperawatan .............................................15
E. Implementasi/Tindakan Keperawatan .............................................16
F. Evaluasi ..........................................................................................17
BAB IV
A. KESIMPULAN ...............................................................................18
B. SARAN ...........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar glukosa (gula darah)
berada di bawah normal. Umumnya, seseorang dianggap mengalami
hipoglikemia saat kadar gula darahnya kurang dari 60 mg/dl.
Hipoglikemia adalah salah satu komplikasi akut pada pengidap
diabetes dan umumnya berkaitan dengan penggunaan obat dari
golongan sulfonilurea (glibenclamide, gliklazida, glimepiride,
glipizide, dan tolbutamide) atau insulin.
Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika
kadar gula di dalam darah berada di bawah kadar normal (Astari, Rika;
Triana, Winda, 2018). Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang
terjadi ketika kadar gula di dalam darah berada di bawah kadar normal.
Hipoglikemia adalah komplikasi yang paling umum terjadi pada
individu dengan diabetes (P2PTM Kemenkes RI).
Hipoglikemia adalah ciri umum dari DM tipe 1 dan juga
dijumpai di dalam klien dengan tipe 2 yang diobati dengan insulin atau
obat oral. Kadar glukosa darah yang tepat pada klien mempunyai
gejala hipoglikemia bervariasi, tapi gejala itu tidak terjadi sampai
kadar glukosa darah <50-60 mg/dl (Elsevier Health Sciences, 2021)
Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar gula (glukosa)
darah turun di bawah kadar normal (kurang dari 70 mg/dl)
(Wikipedia, 2021)
Hipoglikemia merupakan keadaan kadar darah yang rendah.
Normalnya kadar glukosa darah pada bayi adalah >45 mg/dl.
Sedangkan pada dewasa adalah <200 mg/dl (Il Sa’diah, 2017)
Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika
gula di dalam darah berada di bawah kadar normal (Astari, Rika;
Triana, Winda, 2018)
2. Anatomi dan Fisiologi
Pankreas adalah kelenjar majemuk yang terletak berdekatan
dengan Duodenum. Panjangnya sekitar 15 cm mulai dari duodenum
hingga limfa, pankreas terdiri dari bagian yang paling lebar disebut
kepala, badan pankreas merupakan bagian utama pada organ pankreas,
terletak di belakang lambung dan di depan vertebrata lumbalis,
sedangkan bagian runcing sebelah kiri disebut ekor (Batticaca, 2009).
Pankreas merupakan bagian dari sistem pencernaan yang
membuat dan mengeluarkan enzim pencernaan ke dalam usus, selain
itu juga meurpakan organ endokrin yang membuat dan mengeluarkan
hormon ke dalam darah untuk mengontrol metabolisme energi serta
penyimpanan seluruh tubuh (Longnecker, 2014).
Dalam buku At a GlanceSeries Anatomi yang diterbitkan pada
tahun 2002, Pankreas merupakan struktur berlobus yang memiliki dua
fungsi yaitu fungsi eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin
mengeluarkan cairan pankreas menuju ke duktus pankreatikus dan
akhirnya ke duodenum. Sekresi ini penting untuk proses pencernaan
dan absorpsi lemak, protein dan karbohidrat. Endokrin pankreas
bertanggung jawab untuk produksi dan sekresi glukagon serta insulin,
yang terjadi dalam sel-sel khusus di pulau Langerhans (Faiz dan
Moffat, 2002).
Pada jurnal Anatomy and Histologyof The Pancreas tahun 2014
disebutkan bahwa terdapat beberapa penyusun bagian pankreas
meliputi:
• Pankreas eksokrin, bagian yang membuat serta mengeluarkan enzim
pencernaan Ke duodenum. Komponen eksokrin terdiri lebih dari 95%
massa pankreas.
• Pankreas endokrin, bagian yang membuat serta mensekresikan
insulin, glukagon, Polipeptida dan somatostatin ke dalam darah.
Bagian islet terdiri dari 1-2% massa pankreas.
3. Etiologi
Etiologi utama hipoglikemia berbeda-beda untuk tiap
kelompok populasi (bayi, anak-anak, dewasa, dan lansia). Pada bayi
dan anak-anak, hipoglikemia lebih disebabkan oleh defek
glikogenolisis, glukoneogenesis, hormon kontraregulatorik, dan
hiperinsulinisme. Pada orang dewasa, hipoglikemia lebih banyak
disebabkan oleh kelebihan insulin dan sekretagog insulin absolut
maupun relatif, imbalans insulin dibandingkan penyerapan makanan,
kegagalan mekanisme kontraregulasi hipoglikemia, dan pengaruh
berbagai obat-obatan. Sementara itu, pada populasi lansia,
hipoglikemia sangat dipengaruhi oleh durasi perjalanan penyakit
diabetes, perubahan fisiologis terkait penuaan pada mekanisme
kontraregulasi hipoglikemia, serta profil farmakokinetik obat diabetes
oral dan insulin.
4. Patofisilogi
Ketika hipoglikemia terjadi, respons awal untuk melawan
kondisi tersebut adalah penurunan sekresi insulin dari pankreas. Lalu,
produksi glukagon oleh pankreas akan meningkat. Penurunan sekresi
insulin dan peningkatan produksi glukagon akan terdeteksi oleh hati
dan direspons dengan peningkatan glikogenolisis serta
glukoneogenesis. Selanjutnya, epinefrin akan dihasilkan semakin
banyak oleh kelenjar adrenal dan menimbulkan berbagai efek terhadap
sel otot, lemak, dan ginjal untuk menurunkan pengeluaran glukosa dari
tubuh.
Apabila defisiensi glukagon terjadi, maka respons epinefrin
akan meningkat. Kelenjar adrenal dan sistem saraf perifer yang
mendeteksi hipoglikemia akan memicu respons otonom yang
diperantarai neurotransmiter seperti asetilkolin dan norepinefrin.
Asetilkolin merangsang rasa lapar dan diaforesis, sedangkan
norepinefrin akan memicu tremor dan palpitasi. Inilah yang kemudian
dikenal sebagai respons penyelamatan pada hipoglikemia yang juga
merupakan tanda klinis hipoglikemia yang paling mudah dikenali.
Selain itu, hormon pertumbuhan dan kortisol juga dapat
membantu dalam meningkatkan pembentukan glukosa melalui
peningkatan glukoneogenesis. Keduanya juga dapat menghambat
ambilan glukosa di perifer yang dirangsang oleh insulin serta
meningkatkan lipolisis dan proteolisis. Namun, efek metabolik akut
hormon pertumbuhan dan kortisol terhadap hipoglikemia masih lebih
lemah dibandingkan efek epinefrin dan memerlukan proses
hipoglikemia yang lama (3-5 jam) sebelum efek tersebut muncul.
6. Pemeriksaan Penunjang
Dokter akan mendiagnosis hipoglikemia dengan melakukan
wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang
untuk memastikan diagnosis. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan
adalah pemeriksaan kadar gula darah.
Untuk melakukan diagnosis, terdapat tiga kriteria untuk
memastikannya, yaitu:
1) Adanya gejala.
2) Adanya pemeriksaan yang menunjukkan kadar glukosa
darah yang rendah.
3) Hilangnya gejala setelah kadar glukosa darah kembali
normal.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipoglikemia bertujuan untuk mendeteksi dan
mengatasi kadar glukosa darah yang rendah dengan cepat hingga
kadar yang aman. Namun, pemberian terapi yang berlebihan juga perlu
dihindari sebab hal tersebut akan menyebabkan hiperglikemia balik
dan peningkatan berat badan jika dilakukan terus menerus dalam
waktu yang lama.
Penatalaksanaan Hipoglikemia pada Orang Dewasa
Penatalaksanaan hipoglikemia pada dewasa dapat dibedakan sesuai
derajat hipoglikemia.
Hipoglikemia Ringan-Sedang
Pemberian karbohidrat sebanyak 15 gram dalam bentuk tablet atau
larutan glukosa maupun sukrosa diperlukan sebagai pertolongan
pertama hipoglikemia ringan hingga sedang pada orang dewasa. Terapi
awal ini cukup untuk memicu kenaikan glukosa darah hingga 38
mg/dL dalam 20 menit dan perbaikan gejala pada sebagian besar
individu dengan hipoglikemia ringan-sedang. Pilihan rejimen terapi
awal lainnya seperti susu dan jus jeruk kurang cepat dalam menaikkan
kadar glukosa darah dan memperbaiki gejala.
Apabila pasien memiliki riwayat DM, pengukuran kadar
glukosa dilakukan dalam 15 menit sejak pemberian terapi glukosa
awal. Jika kadar glukosa darah masih di bawah 70 mg/dL, pemberian
15 gram glukosa atau sukrosa dapat diulang. Apabila tablet glukosa
tidak tersedia, sediaan karbohidrat 15 gram oral lainnya yang ekivalen
adalah 15 mL gula pasir yang dilarutkan dalam air, 5 kubus kecil gula,
dan 15 mL madu.
Apabila pasien mengalami hipoglikemia berat namun masih
sadar penuh dan memiliki riwayat diabetes, pemberian karbohidrat oral
20 gram dilakukan dalam bentuk glukosa tablet dan sediaan lain yang
ekivalen. Kadar glukosa darah kemudian diperiksa dalam kurun waktu
15 menit setelah pemberian terapi glukosa awal. Pemberian glukosa 15
gram dapat diulang apabila kadar glukosa darah masih < 70 md/dL.
Jika pasien mengalami hipoglikemia berat dan tidak sadarkan
diri, pemberian 10-25 gram glukosa atau 20-50 mL dekstrosa 50%
dalam air (D50W) dapat diberikan secara intravena selama 1-3 menit
apabila pasien memiliki akses intravena. Jika pasien tidak memiliki
akses intravena, 1 mg glukagon dapat diberikan secara subkutan atau
intramuskular. Pedoman klinis di Amerika Serikat dan Kanada
menyarankan agar pasien dengan DM dan keluarga yang merawat
memiliki sediaan glukagon serta mampu memberikan obat tersebut
sesuai indikasi. Namun, sediaan glukagon saat ini belum tersedia di
Indonesia dan bahkan di negara maju harganya masih sangat mahal.
Apabila hipoglikemia telah teratasi, pasien harus mendapatkan
makanan atau kudapan yang semestinya dia dapatkan sesuai jadwal
makan harian guna mencegah hipoglikemia berulang. Apabila jadwal
makan lebih dari 1 jam sejak kejadian hipoglikemia, kudapan
(termasuk karbohidrat 15 gram dan protein) perlu diberikan bagi
pasien.
8. Komplikasi
Beberapa komplikasi hipoglikemia, antara lain:
1) Kecelakaan saat berkendara.
2) Kehilangan kesadaran.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. ANAMNESA
= Laki-laki
= Perempuan
= Klien
= Meninggal
= Garis perkawinan
= Garis keturunan
2. PEMERIKSAAN FISIK
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium
4. TERAPI MEDIKASI
C. PRIORITAS MASALAH
F. EVALUASI
B. SARAN
Dalam mencegah penyakit hipoglikemia atau ketidakstabilan kadar
glukosa darah secara umum yaitu makan sesuai dengan aktivitas yang kita
lakukan. Batasi konsumsi minuman keras atau hindari sama sekali jika
bisa. Pantau kadar gula Anda secara berkala. Kenali gejala-gejala
hipoglikemia yang muncul. Selalu siapkan makanan atau obat-obatan
pereda gejala di mana pun Anda berada.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.halodoc.com/kesehatan/hipoglikemia
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/hipoglikemia
https://zdocs.tips/doc/referat-revisi-hipoglikemia-karolus-refan-dake-g1x37kkv4l1y
http://p2ptm.kemkes.go.id/hipoglikemia
http://www.wikipedia.org/hipoglikemia