Dengan ketentuan:
> Kuat tarik lentur = 4.00 Mpa (fc = 310 kg/cm2, silinder)
> Bahan pondasi bawah = Stabilisasi semen 10 cm
> Mutu baja tulangan =
* BJTU 32 (f c
= tegangan leleh 3200 kg/cm2) untuk BMDT
* BJTU 24 (fc = tegangan leleh 2400 kg/cm2) untuk BBDT
> Tanpa bahu jalan beton
> Antara pelat beton dan lapis pondasi bawah diberi lapis bound breaker
dengan koefisien gesek µ = 1.5
PERHITUNGAN
Langkah 1
Nilai CBR = 3.00%
Langkah 2
2a. Menghitung jumlah konfigurasi beban sumbu untuk masing-masing jenis kendaraan niaga dan JSKN H
Catatan: Kendaraan niaga didefinisikan oleh Uni Eropa sebagai semua tipe kendaraan bermotor Hal. 29
yang konstruksi dan peralatannya dirancang untuk mampu mengangkut, baik dengan
membayar tarif tertentu ataupun tidak. Lebih dari 9 orang termasuk pengemudi.
kendaraan (bh)
kendaraan (bh)
Jumlah sumbu
STRT STRG STdRG StrRG
Berat Kendaraan
Gandengan
(bh)
Jenis Kendaraan Total Penarik
BS JS BS JS BS JS BS JS
RD RB RGD RGB
(ton) (ton) (ton) (ton) (ton) ton bh ton bh ton bh ton bh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 7*8 10=3 11 12 13 14 15
Catatan: Eliminasi lalu lintas: Hanya mengambil kendaraan niaga dengan berat ≥ 5 ton
\
Gambar 1. Konfigurasi sumbu kendaraan
〖𝐴𝐸〗 _(𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙)= ((𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑔)/8160)^4 Pers. 1
〖𝐴𝐸〗 _(𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑡𝑎𝑛𝑑𝑒𝑚)= 〖 0.086 ((𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑔)/8160) 〗 ^4 Pers. 2
〖𝐴𝐸〗 _(𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑡𝑟𝑖𝑑𝑒𝑚)= 〖 0.053 ((𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑔)/8160) 〗 ^4 Pers. 3
𝑅= ( 〖 (1+𝑖) 〗 ^𝑈𝑅
−1)/𝑖
Gambar 2
Tabel 2. Angka Ekivalen Tiap Jenis Kendaraan 100 8160
Uraian MP Bus Truk- 2 as truk -2as Truk Gandeng 5 as
Konfigurasi Sumbu Tugg Tugg Tugg Tugg Tugg Tugg Tugg Ganda Tungg Tungg Tungg Ganda
% Distribusi beban 50 50 34 66 34 66 34 66 18 28 18 36
E beban sumbu 0.0002 0.0002 0.0183 0.1410 0.0036 0.0577 0.1410 0.9238 0.2923 8.6647 0.1410 0.0121
2b. Menghitung jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) rencana dicari dengan persamaan 4
Pers. 4.29
〖𝐽𝑆𝐾𝑁〗 _𝑈𝑅=365 𝑥 〖𝐽𝑆𝐾𝑁〗 _𝐻 𝑥 𝑅
Tabel 3. Perhitungan jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) Selama umur rencana
1 2 3 4 5 6 7=2x4x5x6
1. Mobil Penumpang - - - - - -
2. Bus 8 ton 1,500 6.00% 36.79 0.48 365 9,566,552.81
3. Truk 2 as - 6 ton 710 6.00% 36.79 0.48 365 4,528,168.33
4. Truk 2 as - 13 ton 1,714 6.00% 36.79 0.48 365 10,931,381.01
6.00% 36.79 0.48 365 0.00
6.00% 36.79 0.48 365 0.00
7. Truk Gandeng 5 as - 30 ton 3,428 6.00% 36.79 0.48 365 21,862,762.03
Total 7,352 37,322,311.37
Faktor Pertumbuhan
𝑅= ( 〖 (1+𝑖) 〗 ^𝑈𝑅
−1)/𝑖
1 + 6.00% ^ 20 - 1
R =
6.00%
= 36.79
Jenis Beban Sumbu Proporsi beban Proporsi Sumbu JSKN Rencana (Pers. Repetisi yang terjadi
Jumlah Sumbu
Sumbu (ton) (Pers. 4) (Pers 5) 4.29) (Pers. 3)
1 2 3 4 5 6 7=4x5x6
0.0000 0.6649 37,322,311.37 0.00
5 3428 0.7013 0.6649 37,322,311.37 17,402,187.62
STRT 4 355 0.0726 0.6649 37,322,311.37 1,802,151.87
3 750 0.1534 0.6649 37,322,311.37 3,807,363.10
2 355 0.0726 0.6649 37,322,311.37 1,802,151.87
Total 4888 24,813,854.46
5 750 0.4667 0.2186 37,322,311.37 3,807,363.10
STRG
8 857 0.5333 0.2186 37,322,311.37 4,350,546.91
Total 1607 8,157,910.01
STdRG 15 857 1.0000 0.1166 37,322,311.37 4,350,546.91
Tabel 4.15
PENGGUNAAN JALAN FAKTOR KEAMANAN
1
3. Jalan dengan volume kendaraan niaga rendah
3b. Jenis perkerasan tipe: BBTT, BBDT dan BMDT
> 20 > 0
STRT = x 1.2 = 12 …dst STdRG = x 1.2 = 0 …dst
2 12
> 80
STRG = x 1.2 = 24 …dst
4
> 150
STdRG = x 1.2 = 22.5 …dst
8
Analisa Fatik dan Erosi
Analisa Fatik Analisa Erosi
Beban rencana per Faktor tegangan dan
Jumlah Sumbu Beban Sumbu ton (kN) Repetisi yang terjadi Persen Persen
roda (kN) erosi Repetisi Ijin Repetisi Ijin
Rusak (%) Rusak (%)
(7) = (4) x (9) = (4) x
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8)
100 / (6) 100 / (8)
STRT 0 0 0.00 TE = 0.72 TT 0 TT
50 30 17,402,187.62 FRT = 0.18 TT 0 TT
40 24 1,802,151.87 FE = 1.93 TT 0 TT
30 18 3,807,363.10 TT 0 TT
20 12 1,802,151.87 TT 0 TT
STRG 50 15 3,807,363.10 TE = 1.21
80 24 4,350,546.91 FRT = 0.30 TT 0 TT 0
FE = 2.53
150 22.5 4,350,546.91 TE = 1.07 TT 0 1.0E+08 4
STdRG FRT = 0.27
FE = 2.68
STrRG
Persen rusak kedua analisa melebihi 100%, jadi tebal 25 cm tidak memenuhi.
Lakukan pengulangan perhitungan mulai dari 4a lagi. Ambil tebal pelat 28 cm
Tabel Contoh soal. Analisa Fatik dan Erosi
Analisa Fatik Analisa Erosi
Beban rencana per Faktor tegangan dan
Jumlah Sumbu Beban Sumbu ton (kN) Repetisi yang terjadi Persen Persen
roda (kN) erosi Repetisi Ijin Repetisi Ijin
Rusak (%) Rusak (%)
(7) = (4) x (9) = (4) x
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8)
100 / (6) 100 / (8)
STRT 0 0 0.00 TE = 0.5 TT 0
50 30 17,402,187.62 FRT = 0.13 TT 0
40 24 1,802,151.87 FE = 1.61 TT 0
30 18 3,807,363.10 TT 0
20 12 1,802,151.87 TT 0
STRG 50 15 3,807,363.10 TE = 0.85 TT 0 TT 0
80 24 4,350,546.91 FRT = 0.21 TT 0 TT 0
FE = 2.21
150 22.5 4,350,546.91 TE = 0.81 TT 0 TT
STdRG FRT = 0.20
FE = 2.42
300 30 0.00 TE = 0.62 9.0.E+06 0
STrRG FRT = 0.16
FE = 2.6
TOTAL 0 < 100% 0 < 100%
Jadi tebal pelat beton 32 cm adalah yang paling tipis dan paling ekonomis untuk kondisi sebagaimana yang ditentukan.
erjakan rancangan rigid pavement
mpai langkah 2c.