Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN PRILAKU

KEKERSAN
STASE KEPERAWATAN JIWA

NAMA : ENI ISNA UMAMI

NPM :18190100064

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

JAKARTA
LAPORAN PENDAHULUAN

I . KASUS ( MASALAH UTAMA )


Perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan
kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995)
Perilaku kekerasan adalah prilaku yang ditandai dengan menyentuh orang lain secara
menakutkan, mengucapkan kata-kata ancaman, dan melukai pada tingkat ringan dan
paling berat atau merusak secara serius.(Budi Anna Keliat , 2002)

Kesimpulan : Perilaku kekerasan adalah perilaku dimana seseorang melakukan


tindakan yang membahayakan dirinya maupun orang lain sebagai akibat dari
perasaan jengkel yang timbul sebagai respon kekesalan atau kebutuhan yang tidak
terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman.

II . PROSES TERJADINYA MASALAH


A . FAKTOR PREDISPOSISI
Factor perkembangan merupakan faktor hambatan perkembangan dan
mengganggu hubungan intrapersonal yang dapat meningkatkan stress dan ansietas
yang dapat berakhir dengan gangguan persepsi, klien mungkin menekan perasaan
sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif. Kemudian factor
budaya yang tertutup dan membatas secara diam dan kontrol sosial yang tidak pasti
terhadap prilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah prilaku kekerasan
diterima. Sedangkan factor psikologis merupakan faktor terjadinya kegagalan yang
dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk,
masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu ditolak atau dihina dan dianiaya.
Selain itu factor biologis juga akan menyebabkan terjadinya kerusakan system
limbik (pusat marah), lobus frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan
membrane transmitter turut berespon terhadap terjadinya prilaku kekerasan .
B . FAKTOR PRESIPITASI :
Faktor presipitasi adalah sebagai faktor pencetus terjadinya suatu perilaku
kekerasan.
Dapat bersumbar dari klien, lingkungan atau interaksi dari orang lain, kondisi klien
seperti kelemahan fisik (penyakit fisik) keputusasaan, ketidak berdayaan, percaya
diri yang kurang, dapat menjadi penyebab prilaku kekerasan
C . RENTANG RESPON :
Respons kemarahan dapat berfluktuasi sepanjang rentang respons adaptif dan
maladaptif
Respons adaptif Respons maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

Keterangan

1. Respons adaptif
Respons yang bisa diterima norma-norma sosial dan kebudayaan secara umum
yang berlaku, diantaranya :
a. Asertif (pernyataan) adalah respons marah dimana individu mampu menyatakan
atau mengungkapkan perilaku kekerasan rasa marah (tidak setuju tanpa
menyalahkan
orang lain)
b. Frustasi adalah respons yang terjadi akibat individu gagal mencapai tujuan
kepuasan, rasa aman yang biasanya dalam keadaan tersebut individu.
2. Respons maladaptif

Respons yang diberikan individu dalam menyelesaikan masalah yang sudah


menyimpang dari norma sosial dan kebudayaan , diantaranya :
a. Pasif adalah suatu keadaan dimana individu tidak mampu untuk
mengungkapkan prilaku kekerasan perasaan yang sedang dialami untuk menghindari
suatu tuntutan nyata
b. Agresif adalah prilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan
induvidu untuk menuntut sesuatu yang dianggap benar dalam bentuk destruktif
tetapi masih terkontrol
c. Kekerasan (amuk) adalah respon atau perasaan marah dan bermusuhan yang
kuat disertai hilang kontrol dimana individu dapat merusak diri sendiri, orang lain
dan lingkugan
D .Mekanisme Koping :
Mekanisme koping yang sering digunakan pada klien dengan prilaku kekerasan
adalah :
1. Displacemen
Pengalihan emosi yang semula ditunjukkan pada seseorang atau benda kepada
orang lain yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam jiwanya
2. Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimana suatu masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyaluran secara normal
3. Proyeksi
Pengalihan unsur emosianal dari suatu pikiran yang menggangu dapat bersifat
sementara atau berjangka waktu
4. Persepsi
Mengesampingkan secara tidak sadar tentang suatu pikiran, impuls atau ingatan
yang menyakitkan atau bertentangan dari kesadaran seseorang
III . A. Pohon Masalah
Resiko perilaku kekerasan

Perilaku Kekerasan

Harga diri rendah

B. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji :


1. Masalah Keperawatan :
Perilaku Kekerasan
2. Data yang dikaji
Data Subyektif :
 Klien mengatakan pernah melakukan tindakan kekerasan
 Klien mengatakan merasa orang lain mengancam
 Klien mengatakan orang lain jahat
Data Obyektif :
 Muka tampak merah
 Mata melotot
 Tegang saat berbicara
 Nada suara tinggi
 Sering mengepalkan tangan
 Mengatupkan rahangnya
 Jalan mondar mandir

IV. Diagnose Keperawatan


Prilaku kekerasan

V. Rencana Tindakan Keperawatan


(Terlampir).
.
Daftar Pustaka

Aziz R. Dkk. (2003). Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang RSJDDR. Amino
Gunohutomo

Ernawati, Dalami. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa 1


Jakarta: Trans Info Media

Keliat Budi Ana. (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi. 1 Jakarta : EGC

Stuart GW, Sundeen (1995). Princeples And Practice Of Psykiatric Nursing (S th ed). St
Louis mosby Year Book

Tim Dikrektorat Keswa. (2000). Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Edisi 1. Bandung : RSJP
Bandung

Anda mungkin juga menyukai