Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA TEMU 7

“PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN KELUARGA ”

NAMA : Putu Indah Sasmitha

NIM : 17.321.2708

KELAS : A11 – A

Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali

Tahun Ajaran 2020 / 2021


A. Peran Perawat Dalam Keluarga
Peran perawat terhadap klien dan keluarga sangat besar karena perawat harus memiliki
kemampuan lebih agar mampu mengatasi setiap masalah yang muncul. Menurut
(Parellangi, 2014) peran perawat terhadap klien dan keluarga yaitu :
1) Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan membantu klien
mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat
memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya
untuk mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan
memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy
dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan
keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan
dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai
dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana
sampai yang kompleks.
2) Edukator
Peran perawat sebagai edukator sangat penting untuk mendidik care giver,
keluarga dan pasien agar mereka mampu melakukan penanganan terhadap masalah
yang dihadapi. Perawat juga wajib memberikan informasi yang cukup terkait
manajemen kasus yang ditangani dan membimbing mereka memilih tindakan yang
tepat.
Peran perawat ini juga dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan, sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
3) Advokat
Peran perawat sebagai advokat harus memastikan bahwa tindakan telah
dilakukan dengan benar, dan memastikan tindakan tersebut dilakukan dengan
memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan serta menjaga hak-hak pasien sesuai dengan
standar profesional etika praktik.
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang
aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta
melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan
diagnostic atau pengobatan.
4) Pembuat Keputusan Klinis
Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk
memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis
melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam
pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat
menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien.
Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga.
Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan
pembe ri perawatan kesehatan professional lainnya.
5) Manajer Kasus
Peran perawat sebagai manajer kasus melakukan pengkajian, merencanakan
tindakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi tindakan yang diberikan kepada
pasien. Selain itu perawat juga mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan
melalui kajian analisis cost-effective, dan kualitas pelayanan dari semua disiplin yang
menjadi team home care.
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas
anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika
mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model
praktik memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang
ingin ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara
peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang
melaksanakan keputusan manajer.
6) Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal
setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya.
Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan
mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien
beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut.
7) Spiritual-Aestetic Communer
Peran perawat yaitu membantu melakukan realisasi dan memberikan dorongan
semangat, harapan dan tuntunan spiritual sesuai dengan budaya dan keyakinan pasien
agar pasien siap menghadapi terjadinya perubahan kondisi termasuk kepada pasien
dengan kondisi terminal.

B. Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga


Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada klien sepanjang rentang
kehidupan dan sesuai tahap perkembangan keluarga menurut (Sudiharto, 2005) meliputi :
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :
a) Penyuluhan kesehatan masyarakat.
b) Peningkatan gizi.
c) Pemeliharaan kesehatan perseorangan.
d) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
e) Olahraga secara teratur.
f) Rekreasi.
g) Pendidikan seks.
2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan :
a) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil.
b) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah.
c) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.
d) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan :
a) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing).
b) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah
sakit.
c) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
d) Perawatan payudara.
e) Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita
yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang
menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya
dilakukan melalui kegiatan :
a) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah
tulang maupun kelainan bawaan.
b) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya
TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke : fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat.
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok
khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang
diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS,
atau kelompok- kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS),
tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat
untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan
tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini
tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas
dan dapat dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA

Sudiharto, 2005. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan


Transkultural. Jakarta : EGC

Parellangi. (2018). Home Care Nursing : aplikasi praktik berbasis evidence-based.


Yogyakarta : Andi

Anda mungkin juga menyukai