A. Peran Perawat Dalam Keluarga Peran perawat terhadap klien dan keluarga sangat besar karena perawat harus memiliki kemampuan lebih agar mampu mengatasi setiap masalah yang muncul. Menurut (Parellangi, 2014) peran perawat terhadap klien dan keluarga yaitu : 1) Pemberi Asuhan Keperawatan Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks. 2) Edukator Peran perawat sebagai edukator sangat penting untuk mendidik care giver, keluarga dan pasien agar mereka mampu melakukan penanganan terhadap masalah yang dihadapi. Perawat juga wajib memberikan informasi yang cukup terkait manajemen kasus yang ditangani dan membimbing mereka memilih tindakan yang tepat. Peran perawat ini juga dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. 3) Advokat Peran perawat sebagai advokat harus memastikan bahwa tindakan telah dilakukan dengan benar, dan memastikan tindakan tersebut dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan serta menjaga hak-hak pasien sesuai dengan standar profesional etika praktik. Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. 4) Pembuat Keputusan Klinis Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien. Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan pembe ri perawatan kesehatan professional lainnya. 5) Manajer Kasus Peran perawat sebagai manajer kasus melakukan pengkajian, merencanakan tindakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi tindakan yang diberikan kepada pasien. Selain itu perawat juga mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan melalui kajian analisis cost-effective, dan kualitas pelayanan dari semua disiplin yang menjadi team home care. Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan manajer. 6) Rehabilitator Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut. 7) Spiritual-Aestetic Communer Peran perawat yaitu membantu melakukan realisasi dan memberikan dorongan semangat, harapan dan tuntunan spiritual sesuai dengan budaya dan keyakinan pasien agar pasien siap menghadapi terjadinya perubahan kondisi termasuk kepada pasien dengan kondisi terminal.
B. Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga
Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada klien sepanjang rentang kehidupan dan sesuai tahap perkembangan keluarga menurut (Sudiharto, 2005) meliputi : 1. Upaya Promotif Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan : a) Penyuluhan kesehatan masyarakat. b) Peningkatan gizi. c) Pemeliharaan kesehatan perseorangan. d) Pemeliharaan kesehatan lingkungan. e) Olahraga secara teratur. f) Rekreasi. g) Pendidikan seks. 2. Upaya Preventif Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan : a) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil. b) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah. c) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah. d) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui. 3. Upaya Kuratif Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan : a) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing). b) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit. c) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas. d) Perawatan payudara. e) Perawatan tali pusat bayi baru lahir. 4. Upaya Rehabilitatif Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya dilakukan melalui kegiatan : a) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan. b) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke : fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat. 5. Upaya Resosialitatif Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok- kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti. DAFTAR PUSTAKA
Sudiharto, 2005. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta : EGC
Parellangi. (2018). Home Care Nursing : aplikasi praktik berbasis evidence-based.