Anda di halaman 1dari 45

PROPOSAL SKRIPSI

Analisis Kecepatan Putar Pin Toll Friction Stir Welding (FSW) Terhadap

Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Aluminium 6061 Dengan Variasi Feed

Disusun Oleh :

Nama : Aldino Tesar Ramandha

NIM : 151.03.1017

PROGRAM STUDI STRATA 1

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA


2021
A.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi semakin pesat terutama pengerjaan logam

menuntut adanya peningkatan dari desain, rancangan struktur yang ringan dan

kuat. Struktur seperti ini banyak dibutuhkan pada industri otomotif,

kedirgantaraan dan perkapalan. Jika dilihat dari fungsi atau kegunaan, aluminium

sangat banyak digunakan oleh masyarakat tetapi yang menjadi kendala adalah

proses pengelasan atau penyambungan aluminium sangat sulit dan jarang

ditemukan.

Penelitian teknologi tentang pengelasan friction strir welding masih terus

dikembangkan baik secara sifat -sifat material, bentuk dari pin tool, kecepatan

putar tool, maupun feed rate yang digunakan. Pengamatan struktur mikro hasil

pengelasan FSW pada aluminium AA 1100 diketahui terdapat cacat wormholes

dan celah pada putaran 780 rpm maupun 980 rpm karena kurangnya penetrasi dan

menimbulkan konsentrasi tegangan pada hasil pengelasan. Pengelasan FSW pada

aluminium 5083 antara satu sisi dengan dua sisi mendapatkan hasil yang sangat

berbeda.

Nilai kekuatan tarik, kekerasan, dan struktur mikro pada pengelasan dua sisi

mendapatkan hasil lebih baik. Pada pengelasan dua sisi, juga tidak menimbulkan

cacat dalam, cacat permukaan, atau cacat terbuka, tetapi membutuhkan waktu,

daya, dan usaha yang lebih banyak daripada pengelasan satu sisi. Berdasarkan

uraian di atas, pengkajian terhadap FSW masih sangat luas cakupannya. Banyak

pengetahuan yang masih bisa digali untuk menjelaskan FSW yang beragam, baik
dari kecepatan putar tool, feed rate maupun jenis tool yang digunakan. Untuk itu,

penelitian tentang kecepatan putaran tool pada FSW ini dilakukan dengan harapan

dapat memberikan informasi baru tentang FSW dengan variasi kecepatan putaran

tool. Aluminium seri 5052 adalah paduan antara aluminium dan magnesium (Al-

Mg) termasuk paduan non-heat treatable (tidak terpengaruh perlakuan panas),

tetapi memiliki sifat mampu las yang baik dan memiliki daya tahan korosi yang

baik terutama pada lingkungan air laut. Paduan Al-Mg banyak digunakan dalam

peralatan rumah tangga, konstruksi, struktur rangka kendaraan, tangki-tangki

penyimpanan bahan cryogenic, dan kapal laut.

Penelitian tentang pengaruh feed rate terhadap sifat mekanik pada FSW

pada aluminium 6110 dengan variasi kecepatan pengelasan 40/menit, 64

mm/menit, 93 mm/menit, 200 mm/menit, dan 320 mm/menit pada putaran tool

3600 rpm diperoleh kekuatan tarik dan regangan dari hasil pengelasan jauh lebih

rendah jika dibandingkan dengan logam induknya. Pada feed rate 320 mm/menit,

diperoleh nilai tegangan dan regangan yang paling baik sebesar 8,89 kg/mm2 dan

2.17%, sedangkan tegangan terendah diperoleh pada feed rate 64 mm/menit

sebesar 5,75 kg/mm2 dan nilai regangan terendah pada feed rate 200 mm/menit

sebesar 1,02%. Peningkatan feed rate juga menurunkan nilai kekerasan yang

banyak pada daerah logam las, HAZ, dan logam induk jika dibandingkan base

metal-nya, tetapi pada feed rate 320 mm/menit terjadi penyempitan daerah

pengelasan dengan nilai kekerasan pada raw material sebesar ± 55 VHN dan nilai

kekerasan pada stir zone sebesar ± 37.5 VHN [3].

Nilai kekerasan tergantung pada daerah yang terkena titik indentasi pada
saat pengukuran. Akan tetapi, nilai kekerasan pada daerah las lebih homogen

yaitu mempunyai range nilai antara 50-65 VHN pada pengelasan aluminium seri

6063 T6 dengan feed rate 12,5; 25; 50 mm/menit. Hal tersebut disebabkan oleh

bentuk struktur mikro yang lebih homogen dibandingkan logam induk. Hasil

penelitian proses FSW aluminium 5052 terhadap nilai kekerasan dan ketangguhan

impak meningkat dengan putaran rendah dan feed rate tinggi, tetapi menurunkan

kekuatan tarik. Pada putaran tool 1100 rpm dan feed rate 19,8 mm/mnt, nilai

kekerasan tertinggi sebesar 62,36 dan ketangguhan impak 0,157 J/mm

Pada putaran 1800 rpm dan feed rate 11,4 mm/mnt, nilai kekerasan terendah

sebesar 49 dan ketangguhan impak 0,148 J/mm2 . Nilai kekuatan tarik tertinggi

terdapat pada putaran tool 1800 rpm dan feed rate 11,4 mm/mnt dengan nilai rata-

rata sebesar 5,3 kg/mm2 , sedangkan nilai terendahnya terjadi pada kecepatan tool

1100 rpm dengan kecepatan pengelasan 19,8 mm/mnt mencapai nilai rata-rata

sebesar 2 kg/mm2 [5]. Berdasarkan uraian tersebut, pengkajian terhadap FSW

dalam proses pengelasan di dunia indutri masih sangat luas. Penelitian FSW

menggunakan kecepatan feed rate masih sangat jarang, ditambah lagi dengan

metode pengelasan, kekerasan tool, bahan yang digunakan, kecepatan putar, dan

sebagainya. Untuk itulah, penelitian tentang pengaruh kecepatan feed rate dan

kecepatan putaran pin tool terhadap kekuatan mekanik dengan FSW pada

aluminium 5052 ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan informasi

tentang kekuatan tarik, tingkat kekerasan, dan struktur mikro.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka


rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh kecepatan putar Pin Toll terhadap sifat mekanik pada

proses Friction Ster Welding (FSW)?

2. Bagaimana pengaruh kecepatan putar Pin Toll terhadap struktur mikro pada

proses Friction Ster Welding (FSW)?

1.3. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang tidak mungkin dibahas secara rinci dan

menyeluruh dan agar tidak terjadi penjyimpangan dari pokok permasalahan

makan perlu dibuat Batasan masalah ini:

1. Penulis hanya melakukan penelitian tentang putaran Pin Toll terhadap sifat

mekanik Aluminium pada proses Friction Ster Welding (FSW)?

2. Penulis hanyaa melakukan penelitian tentang putaran Pin Toll terhadap

struktur mikro Aluminium pada proses Friction Ster Welding (FSW)?

3. Penulis hanya berfokus pada Friction Ster Welding (FSW)?

1.4. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui seberapa pengaruh putaran Pin Toll Friction Ster Welding

(FSW) terhadap sifat mekanik Aluminium 6061?

2. Mengetahui seberapa pengaruh putaran Pin Toll Friction Ster Welding

(FSW) terhadap perubahan struktur mikro Aluminium 6061?

3. Mengetahui metode pengelasan Friction Ster Welding (FSW)?


1.5. Manfaat Perancangan

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh putaran spindle terhadap struktur

mikro permukaan benda kerja

2. Mengetahuin seberapa besar pengaruh kecepatan makan terhadap struktur

mikro permukaan benda kerja

3. Mengetahui sebsrapa besar pengaruh jenis pahat terhadap struktur mikro

permukaan benda kerja

4. Mendapat kesimpulan ada atau tidak pengaruh putaran Pin Toll Friction Ster

Welding terhadap sifat mekanik dan struktur mikro Aluminium 6061.

B.LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Rahman,dkk(2018) melakukan analisi Pengaruh Feed Rate dan Kecepatan Putar

Pin Tool Friction Stir Welding (FSW) terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan

Aluminium 5052. Lembaran logam dihubungkan dengan metode FSW dengan

variasi laju umpan 20, 60, 120 , 180 mm/menit dan rotasi pin tool 1500, 2500, 360

rpm menggunakan holder cylinder tool pin dengan panjang 22mm dan 4mm.

Pengujian mekanis yang dilakukan adalah uji tarik, uji kekerasan Vickers mikro

dan pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik dan SEM. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa semakin cepat laju umpan, kekuatan tarik semakin

rendah, tetapi regangan tarik meningkat. Pada laju umpan 600 mm/menit,

kekuatan tarik diperoleh 187 MPa dengan regangan 12,4% dan laju umpan 180
mm/menit kuat tarik 103 MPa dengan regangan 3,17%. Rotasi lebih cepat dari

alat pin, kekuatan tarik meningkat, koneksi solid dan menyatu, dan pada 1500 rpm

kekuatan tarik dari 112 MPa menjadi 207 MPa pada 3600 rpm. Semakin besar

laju umpan dan rotasi alat pin, nilai kekerasan meningkat di mana tingkat umpan

20 mm/menit kekerasan 44,8 VHN menjadi 86,4 VHN pada laju umpan 120

mm/menit, sedangkan alat putaran pin 1500 Kekerasan rpm 51,3 VHN menjadi

69,6 VHN pada 3.600 rpm.

Tarmizi,dkk(2019) melakukan Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

parameter pengelasan yang optimum dengan mengetahui sifat mekanik dan

struktur mikro hasil proses FSW pada pelat aluminium 6061- T6. Proses FSW

aluminium tipe butt joint tebal 6 mm menggunakan putaran tool konstan 1500

rpm, kecepatan pengelasan 29 mm/min dengan variasi ukuran berdiameter pin 6

mm , 8 mm dan 10 mm. Hasil sambungan spesimen dengan pin berdiameter 6 mm

memiliki sifat mekanik terbaik dengan kuat tarik 144 MPa dan kekerasan 70,27

HVN dibanding spesimen lainnya. Sedangkan pada spesimen dengan pin

berdiameter 10 mengalami cacat berupa void (rongga) kecil yang terdapat pada

bagian permukaan. Parameter optimum untuk proses FSW aluminium 6061-T6

menggunakan pin dengan diameter 6mm menghasilkan sifat mekanik dan struktir

mikro lebih baik daripada penggunaan diameter pin 8 mm dan 10 mm.

Sumarji,dkk(2011) melakukan penelitian Sifat Mekanik dan Struktur

mikro Aluminium AA1100 Hasil Pengelasan Friction Ster Welding (FSW)

Dengan Variasi Feed Rate. Untuk menemukan mekanik terbaik properti, yaitu

kekuatan dan pikiran dengan memvariasikan laju umpan. Pengamatan terhadap


mikrostruktur daerah pengelasan juga dilakukan dalam penelitian ini. Tingkat

pakan divariasikan pada 3, 7,13, 24mm / mnt. Sedangkan putaran alat yang

digunakan dijaga konstan pada 1200rpm. Material yang akan dilas adalah strip

aluminium AA1100 setebal 4,0 mm.


Hasil penelitian menunjukkan bahwakekuatan tertinggi yang diperoleh adalah

61,53 MPa pada 24mm / mnt dan kekuatan terendah yang diperoleh adalah49,44

MPa pada 7,3 mm / mnt. Lubang cacing dan kurangnya cacat penetrasi adalah

yang utamahal-hal yang mengurangi kekuatan tarik Dari pengamatan mikro

diketahui pada biji-bijian Bentuk zona aduk, partikel FeAl3 tersebar lebih merata

dalam matriks Al karena adanya pengadukan proses selama proses pengelasan.

Uji kekerasan menunjukkan bahwa logam las tersebutlebih lembut dari logam

dasar.

Budiawan(2019) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sifat

fisis dan mekanis pada hasil pengelasan friction stir welding (FSW) aluminium

seri 6061 yang selanjutnya diberikan perlakuan panas (heat treatment)

normalizing dan annealing. Penelitian ini menggunakan bahan plat aluminium seri

6061 ukuran 150 × 50 × 30 mm. Pengelasan menggunakan metode friction stir

welding (FSW) dengan parameter pengelasan putaran tools 1500 rpm dan feedrate

60 mm/menit, kemudian dilakukan perlakuan panas normalizing dan annealing

pada termperatur 415°C dengan waktu penahanan 2 jam. Pada penelitian ini

pengujian yang dilakukan meliputi uji kekuatan tarik dengan standar ASTM E8,

uji nilai kekerasan dengan metode brinnel, dan yang terakhir uji foto struktur

mikro. Hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa perlakuan panas

mempengaruhi sifat fisis dan mekanis dari hasil pengelasan. Nilai tegangan tarik

paling tinggi pada raw material sebesar 96,84 Mpa, sedangkan nilai regangan
maksimum pada annealing sebesar 8,98 %. Nilai kekerasan paling tinggi pada raw

material yaitu base 69,19 BHN, HAZ 49,12 BHN dan Weld nugget 54,48 BHN.

Dari pengamatan struktur mikro terdapat daerah terang yang merupakan fasa Al

dan daerah gelap yang merupakan fasa Mg2Si.

Jarot Wijayanto(2013) melakukan penelitian Pengaruh Feed Rate

Terhadap Sifat Mekanik Dan Struktur Mikro Pada Friction Ster Welding

Aluminium Seri 6110. Proses FSW menggunakan sebuah tool yang berputar

ditekankan pada material yang akan disatukan. Gesekan tool yang berbentuk

silindris yang dilengkapi pin/probe mengakibatkan pe- mansan setempat yang

mampu melunakkan bagian tersebut. Parameter proses meng- gunakan putaran

pada mesin 3600rpm dengan vareasi laju kecepatan proses (feed rate); 40, 64, 93,

200 dan 320 mm/menit. Hasil proses FSW menunjukkan terjadi penurunan nilai

kekerasan yang signifikan pada daerah logam las, HAZ dan logam induk terhadap

material induknya, tetapi untuk variabel 320 mm/mnt terjadi penyempitan daerah

lasan. Nilai kekerasan raw material adalah ± 55 VHN dan pada pusat las ±

37.5 VHN. Diantara variabel yang telah diteliti, nilai tegangan dan regangan yang

paling baik adalah pada variable 320(8.86 kg/mm2 ; 2.17%). Sedangkan nilai

tegangan terendah terjadi pada variable 64 mm/mnt (5.75 kg/mm2)dan nilai

regangan terendah terjadi pada variabel 200 mm/mnt (1.02%). Mikro struktur

pada area pengelasan dan material induk pada dasarnya tidak mengalami

perubahan, tetapi pada bagian TMAZ butir mengalami distorsi sehingga nampak

seperti onion ring.


2.1 Landasan Teori

2.1.2 Pengertian Dasar Friction Ster Welding (FSW)

Friction stir welding adalah salah satu proses solid-state welding, dimana

pada saat proses menimbulkan gaya gesek pada logam serta panas dari alat yaitu

shoulder yang di letak ujungnya terdapat pin berputar bergerak di sepanjang

permukaan material melaju ke arah dua material yang telah dijepit seperti

ditunjukkan pada Gambar 2. Panas yang dihasilkan oleh gesekan shoulder pada

permukaan dan ke daerah yang lebih dalam sampai permukaan pin sehingga dapat

melunakan material yang dilas dan menghasilkan deformasi plastis pada aliran

logam plastis yang terjadi sepanjang arah pengelasan. arah rotasi adalah sama

dengan pengelasan disebut gerak maju, adapun arah rotasi dengan pihak lain

sebagai sisi mundur. Perbedaan ini dapat menyebabkan asimetri dalam

perpindahan panas, aliran material dan sifat dari dua sisi las, dengan demikian,

kekerasan khususnya paduan aluminium umumnya cenderung pengerasan terjadi

lebih rendah di zona yang terkena panas.

Gambar 2. Proses friction stir welding.

FSW melibatkan interaksi kompleks antara berbagai simultaneous


thermomechanical processes. Interaksi mempengaruhi pemanasan dan
tingkat pendinginan, deformasi plastik dan aliran, rekristalisasi dinamis fenomena

dan mechanical joint. Sebuah daerah khas FSW gabungan terdiri dari sejumlah

zona seperti pada Gambar 3. Daerah yang terkena panas (HAZ) mirip dengan

yang di las konvensional meskipun suhu maksimum secara signifikan kurang dari

suhu solidus, dan panas dari sumber gesekan akan menyebar. Hal ini dapat

menyebabkan adanya perbedaan struktur mikro bila dibandingkan dengan proses

pengelasan fusi.

Gambar 3. Skema proses friction stir welding

Wilayah nugget tengah disebut "onion ring" yang merupakan salah satu

yang mengalami deformasi paling besar dampaknya, dan merupakan sebuah hasil

di mana ulir shoulder melakukan penetrasi dari depan serta melaju ke belakang

las. Daerah thermo mechanically affected zone (TMAZ) terletak di antara HAZ

dan nugget, yang butiran mikro asli dapat di lihat pada daerah ini, ciri dari proses
pengelasan FSW adalah bahwa adanya fenomena panas dihasilkan oleh putaran

shoulder selanjutnya adanya penetrasi terhadap material dan gerak laju sehingga

menghasilkan aliran plastis pada daerah yang terkena dari shoulder yang berputar.

Panas yang di hasilkan juga bergantung pada sifat material serta variabel

pengelasan termasuk kecepatan rotasi (rpm) dan geometri. Serta efek dari

pemanasan dan pendinginan juga harus dipertimbangkan. Rotasi Tool dan

Kecepatan Melintang. Ada dua kecepatan alat yang harus diperhitungkan dalam

pengelasan ini yaitu seberapa cepat tool itu berputar dan seberapa cepat tool itu

melintasi jalur pengelasan (joint line). Gerakkan tool ditunjukkan pada Gambar 4.

Kedua parameter ini harus ditentukan secara cermat untuk memastikan proses

pengelasan yang efisien dan hasil yangmemuaskan. Hubungan antara kecepatan

pengelasan dan masukan panas selama proses pengelasan sangat kompleks, tetapi

umumnya dapat dikatakan bahwa meningkatnya kecepatan rotasi dan

berkurangnya kecepatan melintas akan mengakibatkan titik las lebih panas. Jika

material tidak cukup panas maka arus pelunakan tidak akan optimal sehingga

dimungkinkan akan terjadi cacat rongga atau cacat lain pada stir zone, dan

kemungkinan tool akan rusak. Tetapi masukan panas yang terlalu tinggi akan

merugikan sifat akhir lasan karena perubahan karakteristik logam dasar material.

Oleh sebab itu dalam menentukan parameter harus benar-benar cermat, masukan

panas harus cukup tinggi tetapi tidak terlalu tinggi untuk menjamin plastisitas

material serta untuk mencegah timbulnya sifat-sifat las yang merugikan.


Gambar 4. Arah pengelasan friction stir welding

Proses penyambungan terjadi dengan pelunakan base metal akibart input

panas yang dihasilkan dari gesekan antara pin beserta shoulder dengan base metal.

Panas ini bersama panas yang dihasilkan oleh proses pencampuran mekanis dan

panas adiabatik dalam material, menyebabkan material adukan untuk melunak

tanpa mencapai titik lelehnya. Dengan kombinasi antara gerak rotasi dan gerak

translasi tool menyebabkan material yang lunak tersebut berpindah dari sisi depan

pin menuju sisi belakang pin dengan menerima tekanan tempa dari pin dan

shoulder, sehingga terbentuklah sambungan las (weld joint). Penampang makro

dari daerah logam las pada pada friction stir welding dapat dibagi beberapa bagian

seperti pada Gambar 5, yaitu : Base metal/Parent Metal merupakan bagian dari

base metal yang tidak terkena pengaruh panas yang dihasilkan selama proses

FSW berlangsung. Heat Affected Zone (HAZ), merupakan daerah yang paling

dekat dengan lokasi pengelasan, material pada area ini sudah mengalami siklus

thermal yang menyebabkan perubahan struktur mikro dan sifat mekanik dari

basemetal. Thermo Mechanically Affected Zone (TMAZ), merupakan daerah yang

terdeformasi plastis oleh tool, dan panas pada area ini dihasilkan pada proses

pengelasan juga membawa pengaruh terhadap material. Pada material aluminium

panas tersebut memungkinkan untuk menghasilkan regangan plastis tanpa adanya

proses rekristalisasi, dan biasanya ada batas yang jelas yang membedakan antara
area rekristalisasi (weld nugget) dan area TMAZ yang terdeformasi. Flow Arm

Zone adalah area yang terseret adukan oleh shoulder yang menjadi batas

pengelasan dari friction stir welding. Weld Nugget/Weld Metal adalah area yang

secara utuh mengalami rekristalisasi atau terkadang area ini disebut juga dengan

stir zone. Area ini merupakan area yang menghasilkan sambungan akibat gerakan

tools.

Gambar 5. Penampang makro hasil Friction Stir Welding

Pada proses FSW ini parameter proses yang menentukan kualitas dari

hasil lasan adalah sebagai berikut seperti pada Gambar 6: Rotational speed (rpm)

adalah kecepatan putaran probe per menit. Kecepatan putaran yang tinggi dapat

meningkatkan strain rate dan dapat mempengaruhi proses rekristalisasi. Putaran

yang tinggi menghasilkan temperatur yang tinggi dan tingkat pendinginan yang

lambat pada FSW. Welding speed (mm/s) memiliki peranan vital dalam

menghasilkan sambungan las yang baik. Dengan welding speed yang rendah akan

menghasilkan sambungan dengan kuat tarik yang tinggi. Tetapi jika welding

speed terlalu tinggi dari batas yang ditentukan maka akan timbul banyak cacat

las. Axial force (KN),Tekanan tool adalah gaya tekan tool ke dalam aluminium.

Pada tugas akhir ini, gaya tekan ini digantikan dengan shoulder depth plunge
(mm) karena pengukuran axial force sulit dilakukan dalam penelitian ini.

Tool geometry, seperti pada Gambar 7.

1. D/d ratio of tool

2. Pin length (mm)

3. Tool shoulder diameter, D (mm)

4. Pin diameter, d (mm)

5. Tool inclined angle (degrees)

Selain itu ada 3 fungsi dari tool, yaitu :

1. Memanaskan benda kerja dengan gesekan dan gaya yang diberikan.

2. Memindahkan material yang sudah semi cair ke lokasi baru untuk

menghasilkan sambungan.

3. Sebagai penahan material panas yang berada di bawah shoulder.

Panas yang terjadi membuat material yang ada disekitar probe menjadi
melunak dan akibat adanya gerak rotasi dan translasi dari tool material yang ada

di depan probe bergerak kebelakang probe dan ini terjadi terus menerus selama

gerak translasi berlangsung dan menghasilkan sambungan yang diinginkan. Pada

saat proses FSW dilakukan, terdapat gaya-gaya yang bekerja pada tool seperti

pada Gambar 8, yaitu :

1. Downward forces merupakan gaya yang diberikan mesin kepada tool yang lalu

diteruskan ke benda kerja dan berfungsi untuk menjaga kontak antara tool

dengan benda kerja sehingga tingkat penetrasi dan panas yang dihasilkan tetap

terjaga selama proses berlangsung.

2. Traverse forces adalah gaya yang bekerja paralel dengan gerakan translasi dari

tool, dan merupakan gaya positif yang dihasilkan akibat gerakan translasi dari

tool itu sendiri.

3. Lateral forces adalah gaya yang bekerja tegak lurus dengan arah gerak translasi

dari tool, hal ini timbul karena adanya kemiringan dari tool.

4. Torque adalah sejumlah gaya yang timbul akibat adanya gerak putar tool

dan resistansi material pada saat proses FSW berlangsung.


2.1.2 Aluminium

Aluminium berwarna putih kebiru-biruan, lebih keras dari timah putih,

tetapi lebih lunak daripada seng. Aluminium mempunyai kekuatan tarik sebesar

10 kg/mm, dan untuk memerbaiki sifat mekanis dari bahan logam aluminium,

bahan aluminium ditambah unsur paduan. Logam alumunium mempunyai

karakteristik tersendiri dibandingkan dengan logam lain diantaranya adalah:

1. Alumunium semakin tangguh pada suhu rendah

2. Kecepatan rambat panas tinggi

3. Melting point rendah

4. Mempunyai kekuatan yang tinggi

5. Mudah dibentuk

6. Penghantar panas dan arus yang baik

7. Permukaan mengkilap (3 kali lebih mengkilap dari pada besi)

8. Tahan korosi (terdapat lapisan oksida)

9. Tidak beracun

Dalam hal pengelasan paduan aluminium mempunyai sifat yang kurang baik
diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Karena panas jenis dan daya hantar panasnya tinggi maka sulit untuk

memanaskan dan mencairkan sebagian kecil.

2. Aluminium mempunyai titik cair dan viskositas yang rendah, maka daerah

yang terkena pemanasan mudah mencair dan menetes.

3. Paduan aluminium mudah sekali teroksidasi dan membentuk oksida aluminium

yang mempunyai titik cair tinggi. Karena sifat ini maka peleburan antara logam

dasar dengan logam las menjadi terhalang.

4. Karena perbedaan yang tinggi antara kelarutan hidrogen dalam logam cair dan

logam padat, maka dalam proses pembekuan yang terlalu cepat akan terbentuk

rongga halus bekas kantong-kantong hidrogen.

5. Paduan aluminium mempunyai berat jenis yang rendah karena itu banyak zat-

zat lain yang terbentuk selama pengelasan akan tenggelam. Keadaan ini

memudahkan terkandungnya zatzat yang tidak dikehendaki kedalamnya.

Unsur – Unsur Paduan Logam Aluminium

a. Besi (Fe); Penambahan unsur besi pada aluminium dapat mengurangi

terjadinya keretakan panas.

b. Manganase (Mn); Aluminium yang ditambahi unsur mangan dapat perbaiki

ductility pada logam aluminium.

c. Silicon; Penambahan unsur silicon akan memengaruhi aluminium tahan

terhadap korosi tetapi sulit dimachining.

d. Copper; Unsur copper dapat mempengaruhi logam aluminium mudah

dimmesin.
e. Magnesium; Penambahan unsur magnesium pada logam aluminium akan

memerbaiki sifat kekuatan, tetapi sulit pada pekerjaan proses penuangan.

f. Zinc; Penambahan unsur seng akan memerbaiki sifat logam aluminium tahan

terhadap korosi dan mengurangi terjadinya keretakan panas dan pengerutan.

2.1.3 Sifat mekanik dan Struktur mikro

Sifat mekanik

Sifat Mekanik Menyatakan kemampuan suatu bahan/komponen untuk

menerima beban/gaya/energi tanpa menimbulkan kerusakan pada

bahan/komponen tersebu.

Seringkali suatu bahan memiliki sifat mekanik yang baik, tetapi kurang baik

di sifat yang lain, contoh baja memiliki sifat mekanik yang cukup baik tetapi

memiliki sifat tahan korosi yang kurang baik, maka diambil langkah untuk

mengatasi hal tersebut dengan cara pengecatan atau galvanising, jadi tidak harus

mencari bahan lain yang kuat juga tahan korosi.

A. Kekuatan (strengh

Struktur mikro

Struktur mikro merupakan struktur yang dapat diamati dibawah mikroskop

optik. Meskipun dapat pula diartikan sebagai hasil dari pengamatan menggunakan

scanning electron microscope (SEM). Mikroskop optik dapat memperbesar

struktur hingga 1500 kali.

Untuk dapat mengamati struktur mikro sebuah material oleh mikroskop


optik, maka harus dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Melakukan pemolesan secara bertahap hingga lebih halus dari 0,5 mikron.

Proses ini biasanya dilakukan dengan menggunakan ampelas secara bertahap

dimulai dengan grid yang kecil (100) hingga gird yang besar (2000).

Dilanjutkan dengan pemolesan oleh mesin poles dibantu dengan larutan

pemoles.

2. Etsa dilakukan setelah memperluas struktur mikro. Etsa adalah membilas atau

mencelupkan permukaan material yang akan diamati ke dalam sebuah larutan

kimia yang dibuat sesuai kandungan paduan logamnya. Hal ini dilakukan untuk

memunculkan fasa-fasa yang ada dalam struktur mikro.

Metalografi

Metalografi adalah cara untuk melihat struktur mikro dari sebuah paduan.

Metalografi juga dilakukan untuk melihat fasa, persen fasa, ukuran butiran,

pemeriksaan mikro memberikan informasi karakteristik- karakteristik struktural

mikro seperti ukuran butiran, bentuk dan distribusi fasa-fasa kedua dan inklusi-

inklusi non metalik

Pengetahuan mengenai semua ini memberikan kemungkinan bagi seseorang

ahli metalurgi untuk dapat memperkirakan dengan pertimbangan ketepatan sifat-

sifat atau perilaku dari logam ketika digunakan untuk tujuan tujuan tertentu.

Struktur mikro dalam batasan tertentu, mampu memberikan sejarah yang hampir

lengkap dari logam tertentu yang telah mengalami perlakuan mekanik maupun

perlakuan panas.
Di industri-industri bahan dan metalurgi, analsisi struktur mikro digunakan

secara luas untuk spesifikasi bahan, kendali mutu bahan, evaluasi proses dan

analisis kerusakan logam


C. METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah langkah-langkah terstruktur yang dilakukan

dalam penelitian.

3.1. Diagram Alir Penelitian


Mulai

Studi Literatur Referensi Buku, Jurnal, dan Internet

Persiapan Material Pengelasan, Peralatan


Pengelasan, dan Peralatan Pengujian

Pengelasan FSW dengan


Kecepatan pin tool 1000
Feed Rate 35, 45, 55 mm/menit

Pembuatan Spesimen Uji

Data Hasil Pengujian


Pengujian Kekerasan Pengujian Tarik Pengujian struktur mikro
Analisa Data dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai
1. Studi Literatur

Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode

pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan

penelitian.

2. Referensi

Referensi (rujukan) merupakan segala bentuk dari teori atau juga

argumentasi yang dapat di gunakan untuk menunjang suatu ide atau dapat juga

gagasan, teori atau juga argumentasi guna untuk dapat mempertegas apa maksud

yang ingin kita sampaikan dengan menggunakan tulisan atau dapat menggunakan

lisan. Tujuan dari referensi dapat digunakan sebagai suatu bahan untuk dapat

menunjang suatu argument atau pun teori yang di kemukakan di dalam bentuk

tulisan.

3. Persiapan

Peralatan pengelasan, peralatan pengujian, dan material pengujian yang

belum ada perlu disediakan sebaik mungkin karena ini menyangkut kesiapan

pembuatan. Apabila ada satu bahan yang belum tersedia maka akan menggangu

waktu penyelesaian proses friction stir welding .

4. Pengelasan menggunakan kecepatan pin toll dan variasi feed rate

Pada proses ini dilakukan pengelasan Friction Stir Welding dengan

menggunakan kecepatan piin toll 1000rpm dan menggunakan variasi feed rate 35,

45, 55 mm/menit.

5. Pembuatan specimen uji

Pembuatan benda kerja yang akan diujikan melalui proses yang diinginkan
sesuai kebutuhan peneliti.

6. Pengujian Kekerasan Vicker

Pengujian yang paling efektif untuk menguji kekerasan dari suatu

material,karena dengan pengujian ini kita dapat dengan mudah mengetahui

gambaran sifat mekanis suatu material. Pengujian Vickers dilakukan di

Polman Ceper klaten


bertujuan untuk mengetahui nilai kekerasan spesimen uji dengan alat uji

kekerasan microhardness tester model FM-300,dan pengujian ini

menggunakan standar ASTM E384.

7. Pengujian Tarik

Pengujian yang paling efektif untuk menguji kekuatan suatu bahan

dengan cara memberikan beban gaya berlawanan arah, dengan pengujian ini

kita dapat dengan mudah mengetahui kekuatan material. Pengujian tarik

menggunakan Universal Testing Machine dengan menggunakan standar

ASTM E8M, pengujian Tarik ini dilakukan di Polman Ceper Klaten.

8. Pengujian struktur mikro

Suatu pengujian mengenai struktur bahan melalui pembesaran

dengan menggunakan mikroskop khusu metalorgrafi. Dengan pengujian ini

kita dapat mengamati bentuk dan ukuran kristal logam, kerusakan logam

akibat proses deformasi, proses perlakuan panas, dan perbedaan komposisi.

Pengujian struktur mikro dilakukan dengan olympus metallurgical

microscope, mengunakan standar ASTM E3, pengujian Struktur Mikro ini

dilakukan di Polman Ceper Klaten.

9. Data hasil pengujian

Setelah kita melakukan proses pengujian akan mendapatkan data

hasil dari proses tersebut.


10. Analisa dan Pembahasan

Analisis data adalah sebuah proses untuk memeriksa, membersihkan,

mengubah, dan membuat pemodelan data dengan maksud untuk menemukan

informasi yang bermanfaat sehingga dapat memberikan petunjuk bagi peneliti

untuk mengambil keputusan terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.


11. Kesimpulan

Suatu yang disampaikan peneliti tentang hasil yang didapat dari

penelitian tersubut

12. Selesai

Jika laporan sudah dikumpulkan dan telah disahkan oleh jurusan.

3.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lab Polman Ceper Klaten dan Lab CNC

Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

3.3. Prosedur Pengujian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecepatan makan..

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kekerasan,


kekuatan, dan struktur mikro pada hasil pengelasan friction stir welding.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol yang dimaksud adalah semua faktor yang dapat

berhubungan pada sifat mekanik dan struktur mikro, faktor tersebut meliputi:

mesin CNC Milling, benda kerja aluminium 6061 dengan ukuran P = 60 mm,

L = 50 mm, dan T = 10 mm, kecepatan pemakanan 35,45,55 mm/menit,

kecepatan putaran pin toll 1000 rpm alat

3.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Metode literatur, yaitu suatu acuan atau pedoman dalam melaksanakan kegiatan

penelitian agar dapat terarah pada tujuan awal penelitian.


2. Observasi (pengamatan), yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu

objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Instrumen penelitian ini

dirancang oleh peneliti untuk mengetahui data mengenai tingkat kekerasan,

kekuatan tarik,dan struktur mikro permukaan benda kerja pada setiap variasi

Feed Rate.

3. Metode eksperimen, digunakan karena akan memberikan data yang valid dan

dapat dipertanggung jawabkan dalam penelitian ini. Peneliti akan melakukan

eksperimen pemakanan benda kerja dengan menggunakan putaran Pin Toll

1000rpm,variasi Feed Rate 35mm/menit, 45mm/menit, 55mm/menit, dengan

diameter Tool Pin 6mm.

D. SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN SKRIPSI

Untuk memberikan gambaran dalam penulisan nanti, maka diperlukan

sistematika penulisan sebagai berikut :

HALAMAN

JUDUL

HALAMAN

PENGESAHAN

KATA

PENGANTAR

DAFTAR ISI
DAFTAR

TABEL

DAFTAR

GAMBAR

INTISARI &

ABSTRACT BAB

PENDAHULUA

N
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,

batasan masalah, tujuan skripsi, manfaat skripsi metodologi pengumpulan data

dan sistematika penyusunan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas mengenai landasan teori - teori yang berkaiatan

dengan judul skripsi, tinjauan pustaka yang mendukung dan mendasari

penelitian.

BAB III METODE PERANCANGAN

Pada bab ini berisikan rencana penelitian yang akan dilaksanakan seperti

diagram alir penelitian, dan prosedur pengambilan data.

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini memuat perhitungan pada hasil data penelitian yang merupakan

analisa yang dibuat dengan mengacu ke dasar teori, hasil penelitian disajikan

berupa grafik. Melakukan analisa perhitungan dan membahas hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan (rangkuman keseluruhan isi

yang sudah dibahas) dan saran (saran perluasan, pengembangan, pendalaman,


pengkajian ulang).

DAFTAR

PUSTAKA

LAMPIRAN
E. JADWAL PELAKSANAAN

Adapun rencana jadwal pelaksanaan pembuatan SKRIPSI dapat dilihat

pada tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 2. Rencana Alokasi waktu SKRIPSI

Rencana Alokasi Waktu

Maret April Mei Juni

No Kegiatan 2021 2021 2021 2021


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul

Pembuatan

Proposal
3 Pengajuan Proposal

4 Peambuatan

spesimen uji
5 Pengujian uji

kekerasan vicker
6 Pengujian uji tarik

7 Penujian struktur

mikro
8 Pengolahan Data

Penyusunan

9
Laporan
F. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aldino Tesar

Ramandha Tempat / Tanggal Lahir :

Wonosobo, 28 November 1997 Jenis Kelamin

: Laki - Laki

Agama : Islam

Status : Mahasiswa

Alamat Asal : Jl Langsep RT01/01, Tambakreja ,Cilacap

Selatan, Jawa

Tengah

Alamat Sekarang : Jl Kresna 32, Gentan,

Ngaglik, sleman No. Hp / WhatsApp:085741642787

E-mail : Aldinotesar@gmail.com

Pendidikan :

a. S-1 Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta ( sedang berlangsung)


b. SMK Dr.Soetomo

c. SMP Negeri 2 Cilacap

d. SD Pius Cilacap
G. DAFTAR PUSTAKA

Duniawan, Agus; 2016. Pengaruh Post Weld Heat Treatment Pada Pengelasan

Friction Stir Welding (FSW) Allumunium 2024. Riset Multi Disiplin Untuk

Menunjang Pengembangan Industri Nasional. 22-33.

Harsono.W & T. Okumura, 2000, Teknologi Pengelasan Logam, PT. Pradnya

Paramita, Jakarta

Huda, Khoirul; 2018. Studi Pengelasan Friction Stir Welding (FSW) Pada Aluminium

AA2024 Dengan Baja Karbon SS400 Menggunakan Variasi Feed Rate

30mm/menit, 40mm/menit, dan 50mm/meter. Skripsi, Teknik Mesin

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rahman, Muhammad; 2018. Pengaruh Feed Rate dan Kecepatan Putar Pin Tool

Friction Stir Welding (FSW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan

Aluminium 5052.Jurnal material dan Proses Manufaktur.2(2):83-95.

Saputro, Budiawan; 2019. Analisa Pengaruh Perlakuan Panas Hasil Pengelasan

Dengan Metode Friction Stir Welding(FSW) Pada Aluminium Sejenis (AL

SERIE AA-6061) Terhadap Sifat Fisis Dan Mekanis. Skripsi, Teknik Mesin

Universitas Muhammadiyah Surakarta.


Sukmana, Irza, Dkk; 2016. Pengaruh Kecepatan Putar Intendor Las Gesek Puntir

(Friction Stir Welding) Terhadap Kualitas Hasil Pengelasan Aluminium 1100-

H18. Jurnal Mechanical. 7(1): 15-19.

Sumarji,dkk; 2011. Sifat Mekanik Dan Struktur Mikro Alluminium AA100 Hasil

PengelasanFriction Stir Welding Dengan Variasi Feed Rate. TEKNO.16:15-22.

Tarmizi, dkk; 2016. Analisa Sifat Mekanik Dan Struktur Mikro Pada Proses Friction

Stirm Welding Aluminium 5052. Jurnal Riset Industri, 10(2):70-82.

Tarmizi, dkk; 2019.Pengaruh Variasi Diameter Tool Pin Pada Friction Stir Welding

Terhadap Sifat Mekanik Dan Struktur Mikro Sambungan Aluminium 6061-

T6. KAPAL.16(3):91-96.

Wijayanto, Jarot; 2013, Pengaruh Feed Rate Terhadap Sifat Mekanik Dan Struktur

Mikro PadaFriction Stir Welding Aluminium Seri 6110. INTEKNA. No. 2

Hal.172-177

Wijayanto Wisnu, dkk; 2014 Pengaruh Sudut Kemiringan Tolol Terhadap Sifat

Mekanik Dan Struktur Mikro Sambungan Plat Mekanik AA5083 Pada Proses

Friction Stir Welding. MEKANIKA.13(1):1-6.


HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi Dengan Judul:

Analisis Kecepatan Putar Pin Toll Friction Stir Welding (FSW) Terhadap

Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Aluminium 6061 Dengan Variasi Feed

Rate

Disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan Studi Jenjang Strata-1 Jurusan

Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi

AKPRIND Yogyakarta
Disusun oleh:

Aldino Tesar Ramandha 151.03.1017

Mengetahui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2
Agus Duniawan, S.T., M.Eng

KetuaJurusanTeknikMesin

Nidia Lestari,S.T.,M.Eng.

NIK.14.1187.705 E

Anda mungkin juga menyukai