Analisis Kecepatan Putar Pin Toll Friction Stir Welding (FSW) Terhadap
Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Aluminium 6061 Dengan Variasi Feed
Disusun Oleh :
NIM : 151.03.1017
menuntut adanya peningkatan dari desain, rancangan struktur yang ringan dan
kedirgantaraan dan perkapalan. Jika dilihat dari fungsi atau kegunaan, aluminium
sangat banyak digunakan oleh masyarakat tetapi yang menjadi kendala adalah
ditemukan.
dikembangkan baik secara sifat -sifat material, bentuk dari pin tool, kecepatan
putar tool, maupun feed rate yang digunakan. Pengamatan struktur mikro hasil
dan celah pada putaran 780 rpm maupun 980 rpm karena kurangnya penetrasi dan
aluminium 5083 antara satu sisi dengan dua sisi mendapatkan hasil yang sangat
berbeda.
Nilai kekuatan tarik, kekerasan, dan struktur mikro pada pengelasan dua sisi
mendapatkan hasil lebih baik. Pada pengelasan dua sisi, juga tidak menimbulkan
cacat dalam, cacat permukaan, atau cacat terbuka, tetapi membutuhkan waktu,
daya, dan usaha yang lebih banyak daripada pengelasan satu sisi. Berdasarkan
uraian di atas, pengkajian terhadap FSW masih sangat luas cakupannya. Banyak
pengetahuan yang masih bisa digali untuk menjelaskan FSW yang beragam, baik
dari kecepatan putar tool, feed rate maupun jenis tool yang digunakan. Untuk itu,
penelitian tentang kecepatan putaran tool pada FSW ini dilakukan dengan harapan
dapat memberikan informasi baru tentang FSW dengan variasi kecepatan putaran
tool. Aluminium seri 5052 adalah paduan antara aluminium dan magnesium (Al-
tetapi memiliki sifat mampu las yang baik dan memiliki daya tahan korosi yang
baik terutama pada lingkungan air laut. Paduan Al-Mg banyak digunakan dalam
Penelitian tentang pengaruh feed rate terhadap sifat mekanik pada FSW
mm/menit, 93 mm/menit, 200 mm/menit, dan 320 mm/menit pada putaran tool
3600 rpm diperoleh kekuatan tarik dan regangan dari hasil pengelasan jauh lebih
rendah jika dibandingkan dengan logam induknya. Pada feed rate 320 mm/menit,
diperoleh nilai tegangan dan regangan yang paling baik sebesar 8,89 kg/mm2 dan
sebesar 5,75 kg/mm2 dan nilai regangan terendah pada feed rate 200 mm/menit
sebesar 1,02%. Peningkatan feed rate juga menurunkan nilai kekerasan yang
banyak pada daerah logam las, HAZ, dan logam induk jika dibandingkan base
metal-nya, tetapi pada feed rate 320 mm/menit terjadi penyempitan daerah
pengelasan dengan nilai kekerasan pada raw material sebesar ± 55 VHN dan nilai
Nilai kekerasan tergantung pada daerah yang terkena titik indentasi pada
saat pengukuran. Akan tetapi, nilai kekerasan pada daerah las lebih homogen
yaitu mempunyai range nilai antara 50-65 VHN pada pengelasan aluminium seri
6063 T6 dengan feed rate 12,5; 25; 50 mm/menit. Hal tersebut disebabkan oleh
bentuk struktur mikro yang lebih homogen dibandingkan logam induk. Hasil
penelitian proses FSW aluminium 5052 terhadap nilai kekerasan dan ketangguhan
impak meningkat dengan putaran rendah dan feed rate tinggi, tetapi menurunkan
kekuatan tarik. Pada putaran tool 1100 rpm dan feed rate 19,8 mm/mnt, nilai
Pada putaran 1800 rpm dan feed rate 11,4 mm/mnt, nilai kekerasan terendah
sebesar 49 dan ketangguhan impak 0,148 J/mm2 . Nilai kekuatan tarik tertinggi
terdapat pada putaran tool 1800 rpm dan feed rate 11,4 mm/mnt dengan nilai rata-
rata sebesar 5,3 kg/mm2 , sedangkan nilai terendahnya terjadi pada kecepatan tool
1100 rpm dengan kecepatan pengelasan 19,8 mm/mnt mencapai nilai rata-rata
dalam proses pengelasan di dunia indutri masih sangat luas. Penelitian FSW
menggunakan kecepatan feed rate masih sangat jarang, ditambah lagi dengan
metode pengelasan, kekerasan tool, bahan yang digunakan, kecepatan putar, dan
sebagainya. Untuk itulah, penelitian tentang pengaruh kecepatan feed rate dan
kecepatan putaran pin tool terhadap kekuatan mekanik dengan FSW pada
1. Bagaimana pengaruh kecepatan putar Pin Toll terhadap sifat mekanik pada
2. Bagaimana pengaruh kecepatan putar Pin Toll terhadap struktur mikro pada
Mengingat banyaknya masalah yang tidak mungkin dibahas secara rinci dan
1. Penulis hanya melakukan penelitian tentang putaran Pin Toll terhadap sifat
1.4. Tujuan
4. Mendapat kesimpulan ada atau tidak pengaruh putaran Pin Toll Friction Ster
B.LANDASAN TEORI
Pin Tool Friction Stir Welding (FSW) terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan
variasi laju umpan 20, 60, 120 , 180 mm/menit dan rotasi pin tool 1500, 2500, 360
rpm menggunakan holder cylinder tool pin dengan panjang 22mm dan 4mm.
Pengujian mekanis yang dilakukan adalah uji tarik, uji kekerasan Vickers mikro
dan pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik dan SEM. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa semakin cepat laju umpan, kekuatan tarik semakin
rendah, tetapi regangan tarik meningkat. Pada laju umpan 600 mm/menit,
kekuatan tarik diperoleh 187 MPa dengan regangan 12,4% dan laju umpan 180
mm/menit kuat tarik 103 MPa dengan regangan 3,17%. Rotasi lebih cepat dari
alat pin, kekuatan tarik meningkat, koneksi solid dan menyatu, dan pada 1500 rpm
kekuatan tarik dari 112 MPa menjadi 207 MPa pada 3600 rpm. Semakin besar
laju umpan dan rotasi alat pin, nilai kekerasan meningkat di mana tingkat umpan
20 mm/menit kekerasan 44,8 VHN menjadi 86,4 VHN pada laju umpan 120
mm/menit, sedangkan alat putaran pin 1500 Kekerasan rpm 51,3 VHN menjadi
struktur mikro hasil proses FSW pada pelat aluminium 6061- T6. Proses FSW
aluminium tipe butt joint tebal 6 mm menggunakan putaran tool konstan 1500
memiliki sifat mekanik terbaik dengan kuat tarik 144 MPa dan kekerasan 70,27
berdiameter 10 mengalami cacat berupa void (rongga) kecil yang terdapat pada
menggunakan pin dengan diameter 6mm menghasilkan sifat mekanik dan struktir
Dengan Variasi Feed Rate. Untuk menemukan mekanik terbaik properti, yaitu
pakan divariasikan pada 3, 7,13, 24mm / mnt. Sedangkan putaran alat yang
digunakan dijaga konstan pada 1200rpm. Material yang akan dilas adalah strip
61,53 MPa pada 24mm / mnt dan kekuatan terendah yang diperoleh adalah49,44
MPa pada 7,3 mm / mnt. Lubang cacing dan kurangnya cacat penetrasi adalah
diketahui pada biji-bijian Bentuk zona aduk, partikel FeAl3 tersebar lebih merata
Uji kekerasan menunjukkan bahwa logam las tersebutlebih lembut dari logam
dasar.
fisis dan mekanis pada hasil pengelasan friction stir welding (FSW) aluminium
normalizing dan annealing. Penelitian ini menggunakan bahan plat aluminium seri
welding (FSW) dengan parameter pengelasan putaran tools 1500 rpm dan feedrate
pada termperatur 415°C dengan waktu penahanan 2 jam. Pada penelitian ini
pengujian yang dilakukan meliputi uji kekuatan tarik dengan standar ASTM E8,
uji nilai kekerasan dengan metode brinnel, dan yang terakhir uji foto struktur
mempengaruhi sifat fisis dan mekanis dari hasil pengelasan. Nilai tegangan tarik
paling tinggi pada raw material sebesar 96,84 Mpa, sedangkan nilai regangan
maksimum pada annealing sebesar 8,98 %. Nilai kekerasan paling tinggi pada raw
material yaitu base 69,19 BHN, HAZ 49,12 BHN dan Weld nugget 54,48 BHN.
Dari pengamatan struktur mikro terdapat daerah terang yang merupakan fasa Al
Terhadap Sifat Mekanik Dan Struktur Mikro Pada Friction Ster Welding
Aluminium Seri 6110. Proses FSW menggunakan sebuah tool yang berputar
ditekankan pada material yang akan disatukan. Gesekan tool yang berbentuk
pada mesin 3600rpm dengan vareasi laju kecepatan proses (feed rate); 40, 64, 93,
200 dan 320 mm/menit. Hasil proses FSW menunjukkan terjadi penurunan nilai
kekerasan yang signifikan pada daerah logam las, HAZ dan logam induk terhadap
material induknya, tetapi untuk variabel 320 mm/mnt terjadi penyempitan daerah
lasan. Nilai kekerasan raw material adalah ± 55 VHN dan pada pusat las ±
37.5 VHN. Diantara variabel yang telah diteliti, nilai tegangan dan regangan yang
paling baik adalah pada variable 320(8.86 kg/mm2 ; 2.17%). Sedangkan nilai
regangan terendah terjadi pada variabel 200 mm/mnt (1.02%). Mikro struktur
pada area pengelasan dan material induk pada dasarnya tidak mengalami
perubahan, tetapi pada bagian TMAZ butir mengalami distorsi sehingga nampak
Friction stir welding adalah salah satu proses solid-state welding, dimana
pada saat proses menimbulkan gaya gesek pada logam serta panas dari alat yaitu
permukaan material melaju ke arah dua material yang telah dijepit seperti
ditunjukkan pada Gambar 2. Panas yang dihasilkan oleh gesekan shoulder pada
permukaan dan ke daerah yang lebih dalam sampai permukaan pin sehingga dapat
melunakan material yang dilas dan menghasilkan deformasi plastis pada aliran
logam plastis yang terjadi sepanjang arah pengelasan. arah rotasi adalah sama
dengan pengelasan disebut gerak maju, adapun arah rotasi dengan pihak lain
perpindahan panas, aliran material dan sifat dari dua sisi las, dengan demikian,
dan mechanical joint. Sebuah daerah khas FSW gabungan terdiri dari sejumlah
zona seperti pada Gambar 3. Daerah yang terkena panas (HAZ) mirip dengan
yang di las konvensional meskipun suhu maksimum secara signifikan kurang dari
suhu solidus, dan panas dari sumber gesekan akan menyebar. Hal ini dapat
pengelasan fusi.
Wilayah nugget tengah disebut "onion ring" yang merupakan salah satu
yang mengalami deformasi paling besar dampaknya, dan merupakan sebuah hasil
di mana ulir shoulder melakukan penetrasi dari depan serta melaju ke belakang
las. Daerah thermo mechanically affected zone (TMAZ) terletak di antara HAZ
dan nugget, yang butiran mikro asli dapat di lihat pada daerah ini, ciri dari proses
pengelasan FSW adalah bahwa adanya fenomena panas dihasilkan oleh putaran
shoulder selanjutnya adanya penetrasi terhadap material dan gerak laju sehingga
menghasilkan aliran plastis pada daerah yang terkena dari shoulder yang berputar.
Panas yang di hasilkan juga bergantung pada sifat material serta variabel
pengelasan termasuk kecepatan rotasi (rpm) dan geometri. Serta efek dari
Kecepatan Melintang. Ada dua kecepatan alat yang harus diperhitungkan dalam
pengelasan ini yaitu seberapa cepat tool itu berputar dan seberapa cepat tool itu
melintasi jalur pengelasan (joint line). Gerakkan tool ditunjukkan pada Gambar 4.
Kedua parameter ini harus ditentukan secara cermat untuk memastikan proses
pengelasan dan masukan panas selama proses pengelasan sangat kompleks, tetapi
berkurangnya kecepatan melintas akan mengakibatkan titik las lebih panas. Jika
material tidak cukup panas maka arus pelunakan tidak akan optimal sehingga
dimungkinkan akan terjadi cacat rongga atau cacat lain pada stir zone, dan
kemungkinan tool akan rusak. Tetapi masukan panas yang terlalu tinggi akan
merugikan sifat akhir lasan karena perubahan karakteristik logam dasar material.
Oleh sebab itu dalam menentukan parameter harus benar-benar cermat, masukan
panas harus cukup tinggi tetapi tidak terlalu tinggi untuk menjamin plastisitas
panas yang dihasilkan dari gesekan antara pin beserta shoulder dengan base metal.
Panas ini bersama panas yang dihasilkan oleh proses pencampuran mekanis dan
tanpa mencapai titik lelehnya. Dengan kombinasi antara gerak rotasi dan gerak
translasi tool menyebabkan material yang lunak tersebut berpindah dari sisi depan
pin menuju sisi belakang pin dengan menerima tekanan tempa dari pin dan
dari daerah logam las pada pada friction stir welding dapat dibagi beberapa bagian
seperti pada Gambar 5, yaitu : Base metal/Parent Metal merupakan bagian dari
base metal yang tidak terkena pengaruh panas yang dihasilkan selama proses
FSW berlangsung. Heat Affected Zone (HAZ), merupakan daerah yang paling
dekat dengan lokasi pengelasan, material pada area ini sudah mengalami siklus
thermal yang menyebabkan perubahan struktur mikro dan sifat mekanik dari
terdeformasi plastis oleh tool, dan panas pada area ini dihasilkan pada proses
proses rekristalisasi, dan biasanya ada batas yang jelas yang membedakan antara
area rekristalisasi (weld nugget) dan area TMAZ yang terdeformasi. Flow Arm
Zone adalah area yang terseret adukan oleh shoulder yang menjadi batas
pengelasan dari friction stir welding. Weld Nugget/Weld Metal adalah area yang
secara utuh mengalami rekristalisasi atau terkadang area ini disebut juga dengan
stir zone. Area ini merupakan area yang menghasilkan sambungan akibat gerakan
tools.
Pada proses FSW ini parameter proses yang menentukan kualitas dari
hasil lasan adalah sebagai berikut seperti pada Gambar 6: Rotational speed (rpm)
adalah kecepatan putaran probe per menit. Kecepatan putaran yang tinggi dapat
yang tinggi menghasilkan temperatur yang tinggi dan tingkat pendinginan yang
lambat pada FSW. Welding speed (mm/s) memiliki peranan vital dalam
menghasilkan sambungan las yang baik. Dengan welding speed yang rendah akan
menghasilkan sambungan dengan kuat tarik yang tinggi. Tetapi jika welding
speed terlalu tinggi dari batas yang ditentukan maka akan timbul banyak cacat
las. Axial force (KN),Tekanan tool adalah gaya tekan tool ke dalam aluminium.
Pada tugas akhir ini, gaya tekan ini digantikan dengan shoulder depth plunge
(mm) karena pengukuran axial force sulit dilakukan dalam penelitian ini.
menghasilkan sambungan.
Panas yang terjadi membuat material yang ada disekitar probe menjadi
melunak dan akibat adanya gerak rotasi dan translasi dari tool material yang ada
di depan probe bergerak kebelakang probe dan ini terjadi terus menerus selama
saat proses FSW dilakukan, terdapat gaya-gaya yang bekerja pada tool seperti
1. Downward forces merupakan gaya yang diberikan mesin kepada tool yang lalu
diteruskan ke benda kerja dan berfungsi untuk menjaga kontak antara tool
dengan benda kerja sehingga tingkat penetrasi dan panas yang dihasilkan tetap
2. Traverse forces adalah gaya yang bekerja paralel dengan gerakan translasi dari
tool, dan merupakan gaya positif yang dihasilkan akibat gerakan translasi dari
3. Lateral forces adalah gaya yang bekerja tegak lurus dengan arah gerak translasi
dari tool, hal ini timbul karena adanya kemiringan dari tool.
4. Torque adalah sejumlah gaya yang timbul akibat adanya gerak putar tool
tetapi lebih lunak daripada seng. Aluminium mempunyai kekuatan tarik sebesar
10 kg/mm, dan untuk memerbaiki sifat mekanis dari bahan logam aluminium,
5. Mudah dibentuk
9. Tidak beracun
Dalam hal pengelasan paduan aluminium mempunyai sifat yang kurang baik
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Karena panas jenis dan daya hantar panasnya tinggi maka sulit untuk
2. Aluminium mempunyai titik cair dan viskositas yang rendah, maka daerah
yang mempunyai titik cair tinggi. Karena sifat ini maka peleburan antara logam
4. Karena perbedaan yang tinggi antara kelarutan hidrogen dalam logam cair dan
logam padat, maka dalam proses pembekuan yang terlalu cepat akan terbentuk
5. Paduan aluminium mempunyai berat jenis yang rendah karena itu banyak zat-
zat lain yang terbentuk selama pengelasan akan tenggelam. Keadaan ini
dimmesin.
e. Magnesium; Penambahan unsur magnesium pada logam aluminium akan
f. Zinc; Penambahan unsur seng akan memerbaiki sifat logam aluminium tahan
Sifat mekanik
bahan/komponen tersebu.
Seringkali suatu bahan memiliki sifat mekanik yang baik, tetapi kurang baik
di sifat yang lain, contoh baja memiliki sifat mekanik yang cukup baik tetapi
memiliki sifat tahan korosi yang kurang baik, maka diambil langkah untuk
mengatasi hal tersebut dengan cara pengecatan atau galvanising, jadi tidak harus
A. Kekuatan (strengh
Struktur mikro
optik. Meskipun dapat pula diartikan sebagai hasil dari pengamatan menggunakan
1. Melakukan pemolesan secara bertahap hingga lebih halus dari 0,5 mikron.
dimulai dengan grid yang kecil (100) hingga gird yang besar (2000).
pemoles.
2. Etsa dilakukan setelah memperluas struktur mikro. Etsa adalah membilas atau
kimia yang dibuat sesuai kandungan paduan logamnya. Hal ini dilakukan untuk
Metalografi
Metalografi adalah cara untuk melihat struktur mikro dari sebuah paduan.
Metalografi juga dilakukan untuk melihat fasa, persen fasa, ukuran butiran,
mikro seperti ukuran butiran, bentuk dan distribusi fasa-fasa kedua dan inklusi-
sifat atau perilaku dari logam ketika digunakan untuk tujuan tujuan tertentu.
Struktur mikro dalam batasan tertentu, mampu memberikan sejarah yang hampir
lengkap dari logam tertentu yang telah mengalami perlakuan mekanik maupun
perlakuan panas.
Di industri-industri bahan dan metalurgi, analsisi struktur mikro digunakan
secara luas untuk spesifikasi bahan, kendali mutu bahan, evaluasi proses dan
dalam penelitian.
Kesimpulan
Selesai
1. Studi Literatur
penelitian.
2. Referensi
argumentasi yang dapat di gunakan untuk menunjang suatu ide atau dapat juga
gagasan, teori atau juga argumentasi guna untuk dapat mempertegas apa maksud
yang ingin kita sampaikan dengan menggunakan tulisan atau dapat menggunakan
lisan. Tujuan dari referensi dapat digunakan sebagai suatu bahan untuk dapat
menunjang suatu argument atau pun teori yang di kemukakan di dalam bentuk
tulisan.
3. Persiapan
belum ada perlu disediakan sebaik mungkin karena ini menyangkut kesiapan
pembuatan. Apabila ada satu bahan yang belum tersedia maka akan menggangu
menggunakan kecepatan piin toll 1000rpm dan menggunakan variasi feed rate 35,
45, 55 mm/menit.
Pembuatan benda kerja yang akan diujikan melalui proses yang diinginkan
sesuai kebutuhan peneliti.
7. Pengujian Tarik
dengan cara memberikan beban gaya berlawanan arah, dengan pengujian ini
kita dapat mengamati bentuk dan ukuran kristal logam, kerusakan logam
penelitian tersubut
12. Selesai
Penelitian ini dilakukan di Lab Polman Ceper Klaten dan Lab CNC
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
3. Variabel Kontrol
berhubungan pada sifat mekanik dan struktur mikro, faktor tersebut meliputi:
mesin CNC Milling, benda kerja aluminium 6061 dengan ukuran P = 60 mm,
adalah:
1. Metode literatur, yaitu suatu acuan atau pedoman dalam melaksanakan kegiatan
kekuatan tarik,dan struktur mikro permukaan benda kerja pada setiap variasi
Feed Rate.
3. Metode eksperimen, digunakan karena akan memberikan data yang valid dan
HALAMAN
JUDUL
HALAMAN
PENGESAHAN
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR
TABEL
DAFTAR
GAMBAR
INTISARI &
ABSTRACT BAB
PENDAHULUA
N
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,
Pada bab ini membahas mengenai landasan teori - teori yang berkaiatan
penelitian.
Pada bab ini berisikan rencana penelitian yang akan dilaksanakan seperti
Pada bab ini memuat perhitungan pada hasil data penelitian yang merupakan
analisa yang dibuat dengan mengacu ke dasar teori, hasil penelitian disajikan
BAB V PENUTUP
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
E. JADWAL PELAKSANAAN
1 Pengajuan Judul
Pembuatan
Proposal
3 Pengajuan Proposal
4 Peambuatan
spesimen uji
5 Pengujian uji
kekerasan vicker
6 Pengujian uji tarik
7 Penujian struktur
mikro
8 Pengolahan Data
Penyusunan
9
Laporan
F. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
: Laki - Laki
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Selatan, Jawa
Tengah
E-mail : Aldinotesar@gmail.com
Pendidikan :
d. SD Pius Cilacap
G. DAFTAR PUSTAKA
Duniawan, Agus; 2016. Pengaruh Post Weld Heat Treatment Pada Pengelasan
Friction Stir Welding (FSW) Allumunium 2024. Riset Multi Disiplin Untuk
Paramita, Jakarta
Huda, Khoirul; 2018. Studi Pengelasan Friction Stir Welding (FSW) Pada Aluminium
Rahman, Muhammad; 2018. Pengaruh Feed Rate dan Kecepatan Putar Pin Tool
SERIE AA-6061) Terhadap Sifat Fisis Dan Mekanis. Skripsi, Teknik Mesin
Sumarji,dkk; 2011. Sifat Mekanik Dan Struktur Mikro Alluminium AA100 Hasil
Tarmizi, dkk; 2016. Analisa Sifat Mekanik Dan Struktur Mikro Pada Proses Friction
Tarmizi, dkk; 2019.Pengaruh Variasi Diameter Tool Pin Pada Friction Stir Welding
T6. KAPAL.16(3):91-96.
Wijayanto, Jarot; 2013, Pengaruh Feed Rate Terhadap Sifat Mekanik Dan Struktur
Hal.172-177
Wijayanto Wisnu, dkk; 2014 Pengaruh Sudut Kemiringan Tolol Terhadap Sifat
Mekanik Dan Struktur Mikro Sambungan Plat Mekanik AA5083 Pada Proses
Analisis Kecepatan Putar Pin Toll Friction Stir Welding (FSW) Terhadap
Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Aluminium 6061 Dengan Variasi Feed
Rate
AKPRIND Yogyakarta
Disusun oleh:
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Agus Duniawan, S.T., M.Eng
KetuaJurusanTeknikMesin
Nidia Lestari,S.T.,M.Eng.
NIK.14.1187.705 E