Anda di halaman 1dari 1

Merit loading dari Optimasi Pembebanan Unit Pembangkit Tenaga Listrik

- PLTA ( dengan total unit yang ada 3 x 200 MW) = dengan unit tersedia 3 x 200 MW dioperasikan
penuh dari pukul 00.00 – 23.00, karenakan biaya operasional yang sangat murah yaitu Rp. 0,-/KWH
dan tentunya PLTA adalah pembangkit tenaga listrik yang ramah lingkungan
- PLTU BB REHEAT ( dengan total unit yang ada 4 x 200 MW ) = dengan unit 4 x 200 MW
dioperasikan penuh dari puykul 00.00 – 23.00 ( kecuali pukul 07.00 – 08.00, penggunaan PLTU BB
REHEAT tidak digunakan karena untuk break ata pengistirahatan sejenak mesin dari pembangkit ini)
dan PLTU BB REHEAT Dioperasikan full di setiap jam dikarenakan, PLTU BB REHEAT memiliki
biaya operasional termurah ke-2 setelah PLTA yaitu dengan biaya Rp. 40,-/KWH dan ini juga
menjadi pertimbangan untuk menghemat biaya operasional pembangkit.
- PLTU BB NON REHEAT ( dengan total unit yang ada 2 x 200 MW ) = pada pukul 00.00 – 01.00,
04.00 – 05.00, 06.00 – 07.00, 08.00 – 09.00, tidak dioperasional kan karena permintaan beban sudah
cukup disuplai dari unit-unit PLTA dan PLTU BB REHEAT dan juga menjadi pertimbangan karena
operasional PLTU BB NON REHEAT ini cukup mahal juga yaitu Rp. 60,-/KWH dan ini menjadi
pertimbangan untuk mengoperasionalkan unit ini hanya pada jam-jam tertentu saja. Tetapi unit ini
dioperasikan pada pukul 01.00 – 04.00 WIB itu pun hanya 1 x 200 MW dari total yang ada,
dikarenakan untuk menambah suplai dari unit PLTA dan PLTU BB REHEAT yang masih kurang dari
permintaan beban yang ada. Unit ini beroperasi full pada pukul 05.00 – 06.00 WIB, 07.00 – 08.00
WIB, dan 09.00 – 00.00 WIB dengan unit yang beroperasi yaitu 2 x 200 MW , karena di jam-jam
tersebut ada permintaan suplai tenaga listrik yang lebih.
- PLTU BBM REHEAT ( Dengan total unit yang ada 3 x 100 MW ) = tidak doperasikan di pukul
01.00 – 04.00 WIB, 05.00 – 06.00 WIB, 09.00 – 10.00 WIB, 15.00 – 18.00 WIB, dan 23.00 – 00.00
WIB, karena permintaan pasokan listrik sudah terpenuhi dari pembangkit-pembangkit yang memilik
biaya lebih murah dari unit pembangkit ini. Unit ini beroperasi full 3 x 100 MW dipukul 20.00 – 21.00
WIB . Dan unit 2 x 100 MW beroperasi pada pukul 00.00 – 01.00 WIB, 04.00 – 05.00 WIB, 06.00 –
09.00 WIB, 10.00 – 11.00 WIB, 18.00 – 20.00 WIB, 21.00 – 22.00 WIB. Dan unit 1 x 100 MW
beroperasi pada 11.00 - 12.00 WIB, 13.00 – 15.00 WIB, dan 22.00 – 23.00 WIB, hanya
dioperasionalkan di jam-jam tertentu karena biaya operasional pembangkit ini lebih mahal dari PLTA,
PLTU BB REHEAT, PLTU BB NON REHEAT yaitu dengan biaya Rp. 85,-/KWH, dengan biaya
operasional per KWH yang tinggi, untuk mengioperasionalkan pembangkit ini pun tidak dimasing-
masing jam bisa beroperasi, dan jika tidak ada permintaan suplay listrik yang tinggi unit pada
pembangkit ini pun tidak akan beroperasi ful karena pertimbangan dari biaya operasional yang tinggi.
- PLTG ( dengan total unit yang ada 5 x 100 MW) = hanya beroperasi pada pukul 19.00 – 20.00
WIB, karena pada jam ini, terjadi tinggi nya permintaan pasokan listrik karena beban mencapai
puncaknya pada jam ini. Unit yang dioperasikan pun hanya 2 x 100 MW, PLTG harus beroperasi
minimal 25 persen daro total unit yang tersedia, dikarenakan untuk PLTG operasional akan sangat
optimal jika dioperasikan 25 persen dari unit tersedia. Dan bahan bakar yang digunakan pun bisa
optimal dengan pasokan listrik yang dihasilkan di unit ini. Biaya operasional nya Rp. 150,-/KWH,
dengn biaya yang sangat tinggi, menjadi bahan pertimbangan untuk mengoperasionalkan unit ini.

Anda mungkin juga menyukai