DAN LISTRIK
UNIVERSITAS SEMARANG
DAFTAR ISI
BAB I
PERCOBAAN I
I. Tujuan Percobaan
Alat Tulis
1. Dengan Ohmneter
2. Metode Voltmeter-Amperemeter
Multimeter atau sering disebut multitester adalah alat yang penting dalam
capasitor tester, dan dioda tester. Voltmeter yang sederhana adalah jenis permanen
magnet moving coil atau D’arsonal. Tipe dari meter movement sama seperti yang
digunakan dalam amperemeter yang dalam fungsinya sebagai voltmeter, tahanan
mempunyai tahanan dalam yang tinggi, dalam pengukuran pada suatu sumber
diberikan oleh simpangan dari jarum penunjuk pada multimeter analog atau
display LED / LCD pada multimeter digital. Jangkauan atau range selector
selektor di posisi arus. Selain itu gunakan jangkauan yang maksimum lebih
kesalahan yang disebabkan oleh arus yang mengalir melalui Voltmeter yang juga
tegangan yang diukur oleh voltmeter, adalah jumlah tahanan RX dan RA (tahanan
dalam amperemeter).
I = Iv + IRx
IRX = I - Iv
=Iv /Rv
V
Rx =V/IRx =
(I −V / Rv)
V = VRx + VA
=VRx + IR A
Rx = VA/I
V −IR A
=
I
arus (seri), tegangan (parallel) dan tahanan (minta bimbingan pada asisten
praktikum).
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan
namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon . Dari
hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau
berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya
warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic
penulis masuk pendaftaran kuliah elektro, ada satu test yang harus dipenuhi yaitu
diharuskan tidak buta warna. Belakangan baru diketahui bahwa mahasiswa elektro
skematik diupgrade ke PCB sehingga sebelum PCBnya di cetak kita akan tahu
apakah PCB yang akan kita cetak sudah benar atau tidak. Sedangkan arti dari PCB
atau Printer Circuit Board adalah sebuah papan yang digunakan untuk mendukung
memiliki jalur-jalur konduktor yang terbuat dari tembaga dan berfungsi untuk
rangkaian dengan program ARES untuk membuat layout PCB dari skematik yang
kita buat. Software ini bagus digunakan untuk desain rangkaian mikrokontroller.
Proteus juga bagus untuk belajar elektronika seperti dasar2 elektronika sampai
contoh aplikasi desain yang disertakan sehingga kita bisa belajar dari contoh2
Pengenalan PROTEUS.
New Design, digunakan untuk membuat desain baru.
kerja.
Mark Output Area, digunakan untuk menandai area yang akan dicetak.
window editing.
clipboard.
libraries.
komponen.
komponen.
digunakan.
Electrical Rule Check, digunakan untuk memeriksa hubungan antar
komponen.
terdiri dari terminal input, output, bidir (bidirection), power, ground, dan
bus.
Power biasanya digunakan untuk sumber tegangan pada mikrokontroler
komponen, terdiri dari pin default, invert, posclk, negclk, short, dan bus.
DC, sine, pulse, EXP, SFFM, PWLIN, file, audio, DState, DEdge,
suatu titik.
Current Probe Mode, digunakan untuk mengukur nilai arus pada suatu
titik
ammeter.
garis.
2D Graphics Box Mode, digunakan untuk membuat grafik berbentuk
kotak.
lingkaran.
busur.
rangkaian
series.
Gambar 2.1
B. Pengukuran Tegangan Searah
1. Membuat rangkaian seperti gambar 3.
2. Mengatur power supply pada tegangan 12V.
3. Meletakkan range selector multimeter pada 10Volt DC.
4. Mengukur tengan V1 dan V2 (harap diperhatikan polaritasnya, apabila
terbalik jarum penunjuk dapat rusak).
5. Memperkecil range jika memungkinkan untuk mendapatkan ketelitian
yang lebih baik.
6. Mengulangi langkah 1 – 5 dengan Power supply bervariasi dan R1 dan
R2 yang berbeda.
Gambar 3.1
Gambar 3
V. Data Percobaan
A. Pengukuran Tahanan
(Kode gelang warna)
B. Pengukuran Arus
Tegangan I I I
Catu Daya R1 120 & R2 R1 120 & R2 700 R1 700 & R2
120 700
12 V 0,05 A 0,01 A 0,00 A
6V 0,02 A 0,00 A 0,00 A
C. Pengukuran Tegangan
12V 12V
= = = 0,05 A
120 ohm+120 ohm 240 ohm
- Presentase Error
I Perhitungan−I pengukuran
= x 100%
I perhitungan
0,05 A−0,05 A
= x 100% = 0%
0,05 A
V V
- I= =
R R 1+ R 2
12V 12V
= = = 0,015 A
120 ohm+700 ohm 820 ohm
- Presentase Error
I Perhitungan−I pengukuran
= x 100%
I perhitungan
0,015 A−0,01 A
= x 100% = 0,03 %
0,15 A
V V
- I= =
R R 1+ R 2
12V 12V
= = = 0,0085 A
700 ohm+700 ohm 1400 ohm
- Presentase Error
I Perhitungan−I pengukuran
= x 100%
I perhitungan
0,0085 A−0,00 A
= x 100% = 1 %
0,0085 A
- Presentase Error
I Perhitungan−I pengukuran
= x 100%
I perhitungan
0,025 A−0,02 A
= x 100% = 0,2 %
0,025 A
V V
- I= =
R R 1+ R 2
6V 6V
= = = 0,007 A
120 ohm+700 ohm 820 ohm
- Presentase Error
I Perhitungan−I pengukuran
= x 100%
I perhitungan
0,007 A−0,00 A
= x 100% = 1%
0,007 A
V V
- I= =
R R 1+ R 2
6V 6V
= = = 0,004 A
700 ohm+700 ohm 1400 ohm
- Presentase Error
I Perhitungan−I pengukuran
= x 100%
I perhitungan
0,004 A−0.00 A
= x 100% = 1 %
0,004 A
- Pengukuran Tegangan
- Tegangan Catu Daya 12 V
- V1 dan V2 pada R1 120ohm dan R2 120ohm
R1
V1 ¿ x Vs
R 1+ R 2
120 ohm
V1 = x 12 V
120 ohm+120 ohm
120 ohm
V1 = x 12 V = 6 V
240 ohm
R2
V2 = x Vs
R 2+ R 1
120 ohm
V2 ¿ x 12 V
120 ohm+120 ohm
120 ohm
V2 = x 12 V = 6 V
240 ohm
R1
V1 ¿ x Vs
R 1+ R 2
120 ohm
V1 = x 12 V
120 ohm+70 0 ohm
120 ohm
V1 = x 12 V = 1,68 V
82 0 ohm
R2
V2 = x Vs
R 2+ R 1
70 0 ohm
V2 ¿ x 12 V
700 ohm+120 ohm
70 0 ohm
V2 = x 12 V = 10,2 V
82 0 ohm
70 0 ohm
V1 = x 12 V
70 0 ohm+70 0 ohm
70 0 ohm
V1 = x 12 V = 6 V
140 0 ohm
R2
V2 = x Vs
R 2+ R 1
70 0 ohm
V2 ¿ x 12 V
700 ohm+70 0 ohm
70 0 ohm
V2 = x 12 V = 6 V
140 0 ohm
R1
V1 ¿ x Vs
R 1+ R 2
120 ohm
V1 = x6V
120 ohm+120 ohm
120 ohm
V1 = x6V=3V
240 ohm
R2
V2 = x Vs
R 2+ R 1
120 ohm
V2 ¿ x6V
120 ohm+120 ohm
120 ohm
V2 = x6V=3V
240 ohm
120 ohm
V1 = x6V
120 ohm+700 ohm
120 ohm
V1 = x 6 V = 0,84 V
820 ohm
R2
V2 = x Vs
R 2+ R 1
700 ohm
V2 ¿ x6V
700 ohm+120 ohm
700 ohm
V2 = x 6 V = 5,1 V
820 ohm
R1
V1 ¿ x Vs
R 1+ R 2
700 ohm
V1 = x6V
700 ohm+700 ohm
700 ohm
V1 = x 12 V = 3 V
1400 ohm
R2
V2 = x Vs
R 2+ R 1
700 ohm
V2 ¿ x6V
700 ohm+700 ohm
700 ohm
V2 = x6V=3V
1400 ohm
I. Tujuan Percobaan
Memahami penggunaan osiloskop.
II. Alat dan Bahan
Osiloskop analog atau digital
Audio Frequency Generator (AFG)
Multimeter
Modul Percobaan
III. Dasar Teori
Osiloskop merupakan suatu instrument elektronik yang digunakan untuk
mengamati sinyal listrik dalam bidang waktu (time domain) dan mengamati
proyeksi suatu sinyal terhadap sinyal yang lain, atau lebih dikenal dengan pola
lissajous.
Gambar 2.3. Dua sinyal sinus yang berbeda amplitude dan periode waktunya
Untuk mengukur amplitudenya puncak ke puncak sinyal sinus digunakan formula:
Vpp = (jumlah div arah vertikal) x (Volts/div)
Sinyal sinus B
Amplitude puncak ke puncak yang tampak pada layar =2 kotak (2 div)
Maka tegangan puncak ke puncak sinyal A adalah
Sinyal sinus B
T = ¿¿
1 1
f= = =1,36 kHz
T 0,73 ms
1.c. Pengukuran Fase
Beda fase antara dua gelombang diukur dengan metode yang diilustrasikan
pada gabar berikut. Setiap gelombang mempunyai periode waktu 8 div (arah
horisontal ) dan beda waktu antara titik awal (commentcement) setiap siklus
gelombang adalah 1,4 div. Satu siklus = 360˚. Dengan demikian maka 8 div =
360˚, ini juga berarti bahwa:
360˚
1 div =45 ˚
8
Gambar 2.4. Dual sinyal sinus yang beda fasenya
Makan beda fase antara kedua gelombang adalah :
φ = (1,4 div) x (45˚/div) = 63˚
Atau secara umum diformulasikan sebagai:
φ = (beda fase dalam div) x derajat/div)
2. Pengukuran Pulsa
2.a. Puse Amplitude (PA), Pulse Width (PW), dan Space Width (SW)
Dua gelombang berbentuk pulsa diperhatikan pada gambar berikut.
Amplitude pulsa (PA = Pulse Amplitude) dapat dengan mudah diketahui seperti
telah dibahas sebelumnya. Jika Volts/div = 0,1 V/div maka pulsa pertama
mempunyai amplitude 0,2 V dan pulsa kedua mempunyai amplitude 0,24 V.
Gambar 2.5. Dua gelombang berbentuk pulsa untuk mengukur PA, PW, SW,
dan T
Pada gambar juga diperlihatkan mengenai lebar pulsa (PW = Pulse
Width), lebar space (SW =Space Width) dan Periode pulsa T. Jika Time/div yang
dipilih adalah 1µs, maka dari gambar dapat diketahui bahwa:
Pulse Width PW =4,5 µs
Space Width =SW = 3,5 µs
Periode =T 8 µs
2.b. Rise Time, Fall Time, Delay Time
Pada gambar diatas, pulse yang pertama (atas) mempunyai lereng yang
sangat curam (≈tegak) saat berubah dari level rendah ke level tinggi. Sedangkan
pada gambar kedua (bawah), pada gelombang dapat diukur besaran –besaran rise
time tr(waktu bangkt), dan fall time tf. Juka gelombang pulsa yang dpertama
merupakan input suatu rangkaian dan gelombang pulsa yang kedua adalah
outputnya, maka dapat ditentukan besarnya delay time td (tunda waktu).
Rise time adalah waktu yang dibutuhkan untuk pulsa mempunyai level
10% harga akhir hingga naik ke level 90% harga akhir (yaitu saat pulsa beranjak
naik atau leading edge). Sedangkan fall time adalah waktu yang dibutuhkan untuk
pulsa dari level 90% harga akhir hingga turun ke level 10% harga akhir (yaitu
saat pulsa jatuh atau trailling edge). Tubda waktu adalah waktu yang dibutuhkan
hingga output mempunyai level 10% harga akhir (dihitung dari awal pulsa input).
Pada gambar di atas, jika Time/div = 1 µs, maka dari gambar dapat diketahui
bahwa :
tr =0,9µs
tf=0,9 µs
td=1µs
3. Prinsip Penggunaan Osiloskop Digital
Sama halnya dengan osiloskop analog, osiloskop digital menampilkan
sinyla tengangan terhadap waktu. Selain itu, beberapa osiloskop digital dapat
menampilkan bentuk sinya tegangan dengan domain frekuensi (hasil dari Fast
Fourier Transform /FFT). Fiture yang kedua tersebut disediakan oleh osiloskop
digital merk GW Instek tipe GDS-806S yang dimiliki oleh Lab. Dasar Teknik
Elektro.
3.a. Kalibrasi
a b c
Gambar 2.7. Tampilan sinyal yang terkalibrasi (a) dan tidak terkalibrasi (b dan c)
3.b. Redaman
Pada praktisnya, redaman “x1” dan “x10” memiliki arti sebagai berikut:
• Bila redaman diset pada “X1” berarti nilai tegangan peak to peak yang
ditampilkan pada layer adalah nilai tegangan sebenarnya;
• Bila redaman diset pada “X10” berarti nilai tegangan peak to peak
yang ditampilkan pada layer adalah 1/10 nilai tegangan sebenarnya.
Gambar 2.8. pengaturan redaman x1 dan 10x
a
n f
i
l c
g m o m
h
e d
k j
b
Gambar 2.8
( HURUF KAPITAL )
( Pada bab ini hasil percobaan praktikum yang meliputi data pengukuran gambar
2. Percobaan 2 :
3. Percobaan 3 :
2.2. PERHITUNGAN
1. Percobaan 1 : (nama percobaan)
( Pada point ini berisi perhitungan dari hasil percobaan dengan menggunkan rumus
2. Percobaan 2 :
3. Percobaan 3 :
( Pada bab ini hasil perhitungan di analisa, hasil perhitungngan di pengaruhi oleh apa,
jika sumber input di tambah atau dikurangi akan menyebabkan apa pada hasil
pengukuran, jika suatu rangkaian di ditambah atau dikurangi apa pengaruhnya dll )
2. Percobaan 2 :
3. Percobaan 3 :
2.4. TUGAS
1. https://mdhtnw.wordpress.com/2016/09/15/proteus/
2. https://www.smkkarnas.sch.id/home/download_file/48
LAMPIRAN :