Anda di halaman 1dari 6

Adaptasi Fisik dalam Masa Kehamilan : Sistem Perkemihan dan

Sistem Integumen
Dwi Atikah, 1706978010, Mahasiswa S1 Reguler FIK UI 2017,
dwiatikah459@gmail.com
1. Sistem Perkemihan
Perubahan pertama yang akan dijelaskan adalah system perkemihan.
System perkemihan berubah secara structural dan fungsional selama masa
kehamilan. Wanita hamil harus didorong untuk minum setidaknya 8 hingga 10
gelas air setiap hari dan mengosongkan kandung kemih setidaknya sekitar 2
hingga 3 jam untuk mencegah stasis urin dan kontaminasi bakteri yang
menyebabkan infeksi. Masuknya bakteri ke dalam kandung kemih dapat
menyebabkan Asymptomatic bacteriuria (ASB) atau infeksi saluran kemih yang
sering terjadi pada masa kehamilan karena terjadi relaksasi otot polos kandung
kemih dan sfingter urin (Ward & Hisley, 2009). Berikut ini merupakan perubahan
pada sistem perkemihan:

Trimester pertama Trimester kedua Trimester ketiga

Kandung kemih dan organ Tekanan kandung kemih Janin turun ke panggul →
pelvis dikompresi oleh sebagian besar berkurang terjadi peningkatan
berat rahim yang tumbuh. bersamaan dengan tekanan kembali yang
Tekanan tambahan yang frekuensi dan urgensi diberikan pada kandung
bersamaan dengan pengeluaran urin. kemih dan gejala
relaksasi progesteron dari frekuensi, urgensi, dan
uretra dan otot sfingter nokturia muncul kembali.
menyebabkan urgensi
urin, frekuensi, dan
nokturia.

(Ward & Hisley, 2009)


A. Kandung Kemih
Tonus kandung kemih menurun karena pengaruh
progesteron dan kapasitasnya menjadi berlipat
ganda seiring waktu masa kehamilan (Murray &
McKinney, 2014; Ricci, 2009). Glomerular
filtration rate (GFR) dan aliran plasma ginjal mulai
meningkat pada awal kehamilan untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan sirkulasi (Evans et al.,
2010). GFR meningkat sebesar 40% hingga 60%
selama kehamilan dan aliran darah ke ginjal
meningkat 50% hingga 80% (Ricci, 2009).
Perubahan ini terjadi setelah 6 minggu fase
gestation (kehamilan) dan mengalami puncaknya
pada akhir dari trimester pertama. Perubahan ini
dihasilkan dari peningkatan volume plasma dan
curah jantung (Murray & McKinney, 2014).
B. Ginjal
Perubahan struktur renal berbanding lurus dengan peningkatan aliran
darah, volume interstisial, dan juga pengaruh dari hormone. Struktur renal atau
ginjal akan mampu menampung 30% volume tambahan dari biasanya dan
memanjang sekitar 1 hingga 1.5 cm. Hormone progesterone merupakan kunci
utama dari pelebaran ginjal ini. Progesterone memiliki semacam efek relaksasi
bagi jaringan tubuh yang menyebabkan otot halus pada pelvis renalis, ureter, dan
lainnya untuk melebar. [ CITATION Cre07 \l 1033 ]
Creehan dan Simpson (2007) menyebutkan terdapat beberapa perubahan
fungsional renal pada wanita hamil. Perubahan ini ditujukan untuk
mengakomodasi peningkatan metabolism dan kebutuhan sirkulasi selama
kehamilan. Perubahan-perubahan fungsional yang terjadi sebagai berikut:
1. RPF (renal plasma flow) meningkat 60% hingga 80%. Hal ini disebabkan oleh
peningkatan volume darah, peningkatan curah jantung , dan penurunan
resistensi pada system vaskuler (akibat dari hormone prgesteron).
2. GFR (glomerular filtration rate) mulai mengalami peningkatan 40% hingga
50% setelah 6 minggu fase gestation (kehamilan) dan mengalami puncaknya
pada akhir dari trimester pertama.
3. Penurunan serum urea dan kreatinin dikarenakan kenaikan GFR.
4. Terjadi proteinuria, yaitu kondisi dimana ekskresi protein meningkat karena
beban penyaringan meningkat. Peningkatan < 300 mg per 24 jam, jika melebihi
300 mg dapat diindikasikan penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, atau
preeclampsia.
5. Glukosuria, adanya glukosa dalam urin. Hal ini dapat terjadi sebab kadar
glukosa yang difiltrasi ginjal meningkat.
Adapun perbandingan jumlah fungsi renal antara wanita yang sedang
hamil dan tidak hamil adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Perbandingan Jumlah Fungsil Renal antara Wanita Hamil dan Tidak
Hamil. Sumber : Creehan dan Simpson (2007)
C. Ureter
Ureter, terutama ureter kanan, akan memanjang, melebar, dan menjadi
lebih melengkung di atas pelvic rim. Diameter ureter meningkat karena
peningkatan kadar progesteron. Kompresi ureter karena adanya pembesaran uterus
dan vena plexus ovarium dan tekanan ureter pada pelvic rim memungkinkan
terjadi hidronefrosis dan hidroureter (Cunningham et al., 2005 dalam Evans et al.,
2010).
2. Sistem Integumen
Kulit wanita yang sedang hamil dapat diobservasi dari penampakannya.
Coad dan Dunstall (2008) menuliskan bahwa peningkatan pigmentasi kulit
merupakan hal yang wajar dikarenakan adanya peningkatan MSH. Adaptasi
sistem integumen pada masa kehamilan yaitu terjadinya hiperpigmentasi kulit ibu
hamil sebagai dampak dari hormon estrogen, progesteron, dan hormon stimulasi
melanosit. Hormon tersebut mengakibatkan beberapa perubahan pada penampilan
dan memiliki dampak negatif pada konsep diri dan body image seorang wanita
(Ward & Hisley, 2009). Perubahan anatomi dan fisiologi pada sistem integument,
diantaranya:

a. Hiperpigmentasi: peningkatan stimulasi estrogen dan progesteron dalam


meningkatkan melanin dari warna gelap menjadi pigmentasi coklat.

1. Linea nigra

Pada area perut akan terlihat garis berpigmen dari


umbilikus ke simfisis pubis yang disebut linea
nigra. Selain itu, hiperpigmentasi juga terlihat pada
puting, areola, umbilikus, perineum, dan aksila
yang berubah menjadi lebih gelap kecoklatan.

2. Melasma

Kulit pada wanita hamil akan mengalami


penggelapan di beberapa area akibat terjadinya
hiperpigmentasi. Wajah akan menggelap terutama
di bagian pipi, dahi, hidung, dan sekitar mata yang
disebut melasma (chloasma) atau "topeng
kehamilan”. Hal ini terjadi setelah 16 minggu
kehamilan. Peningkatan pigmentasi ini disebabkan
oleh hormon stimulasi melanosit, yang
disekresikan oleh hipofisis (Pillitteri, 2010).
b. Stretch marks atau striae gravidarum: peregangan
dari pertumbuhan payudara, pinggul, perut, dan
bokong ditambah efek dari estrogen, relaks, dan
adrenocorticoids dapat mengakibatkan sobekan
jaringan ikat subkutan (White, Duncan, & Baumle,
2011).

c. Varises, jaring nevi, dan eritema palmar: terjadi peningkatan aliran vascular
yang hormonal menjadi lebih elastis dan meningkatkan terkanan dari pembesaran
uterus.

d. Kemerahan pada wajah yang disebabkan oleh peningkatan suplai darah untuk
kulit, meningkatnya tingkat metabolism, progesterone yang menyebabkan
peningkatan suhu, dan ketidakstabilan vasomotor.
 Perubahan lain pada kulit yang terlihat yaitu akibat perubahan pada vaskular
kutaneus selama kehamilan. Pembuluh darah membesar dan berproliferasi
akibat efek estrogen tinggi sehingga pada kulit akan timbul angioma dan
palmar erythema. Angioma atau vascular spiders merupakan pembuluh-
pembuluh darah kecil kemerahan yang biasa muncul di leher, dada, wajah, dan
lengan. Angioma akan sangat jelas pada wanita kulit putih dan biasanya
menghilang setelah persalinan (Tunzi & Gray, 2007 dalam Ricci, 2009).
Palmar erythema merupakan kemerahan yang ditemukan pada telapak tangan
atau kaki

e. Jerawat: kulit wajah menjadi berminyak karena efek kenaikan androgen.

f. Berkeringat: proses pengarturan panas kulit menjadi meningkat sebagai respon


terhadap peningkatan aktivitas tiroid, BMR, aktivitas metabolisme janin, dan
peningkatan berat badan ibu.
Daftar Pustaka

Coad, J., & Dunstall, M. (2009). Anatomy and Physiology for Midwives. New
York: Page Burst, Inc.
Creehan, P. A., & Simpson, K. R. (2007). Perinatal Nursing. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health.
Evans, R. J., Evans, M. K., Brown, Y. M. R., & Orshan, S. A. (2010). Canadian
maternity, newborn, & women’s health nursing. China: Lippincott
Williams & Wilkins.
Murray, S.S. & McKinney, E.S. (2014). Foundations of maternal-newborn and
women’s health nursing. 6th edition. USA: Elsevier.
Pillitteri, A. (2010). Maternal and Child health Nursing : Care of The
Childbearing and Childrearing Family.
Ricci, S. S. (2009). Essentials of maternity, newborn, and women’s health nursing
(2nd ed.). China: Lippincott Williams & Wilkins.
Ward, S. L., & Hisley, S. M. (2009). Maternal-child nursing care: Optimizing
outcomes for mothers, children, & families. USA: F. A. Davis Company.
White, L., Duncan, G., & Baumle, W. (2011). Foundations of Maternal &
Pediatric Nursing (3rd ed.). USA: Cengage Learning, Inc.

Anda mungkin juga menyukai