2. Pemeriksaan laboratorium
Dilakukan untuk menegakkan diagnosa maupun monitoring perkembangan
atau kekambuhan klien. Pemeriksaan yang dilakukan antara lalin:
pemeriksaan darah, Hb, elektrolit, pemeriksaan tinja (terdapat darah dan
berapa jumlahnya). Setelah itu, untuk menegakkan diagnosa karsinoma
kolorektal dilakukan juga skrining:
a. CEA (Carcinoma Embrionic Antigen)
CEA merupakan pertanda serum terhadap adanya karsinoma kolon dan
rektum. Carcinoma Embrionic Antigen adalah sebuah glikoprotein yang
terdapat pada permukaan glikokaliks sel yang melapisi gastrointestinal
yang masuk ke dalam peredaran darah, dan digunakan untuk mendeteksi
rekurensi dini dan metastase ke hepar (Kemenkes RI, 2017). Tingginya
level CEA adalah karakteristik dari berbagai kondisi keganasan salah
satunya kanker kolon. CEA digunakan sebagai pemeriksaan praoperasi
sebagai pembanding dengan level setelah operasi (Black & Hawks,
2014).
b. Faecal occult blood test (pemeriksaan darah samar feses)
Dilakukan untuk mendeteksi kanker usus besar pada pasien tanpa gejala
usus yang nyata. Tes ini berbasis guaiac di mana salah satu sisi kertas
guaiac diolesi dengan tinja dan diuji dengan penambahan beberapa tetes
larutan pengembang sejenis reagen peroksida stabil ke sisi berlawanan
dari kertas (Black & Hawks, 2014).
3. Endoskopi
Endoskopi merupakan prosedur diagnostik utama dan dapat dilakukan
dengan:
a. Sigmoidoskopi
Sigmoidoskopi (>35% tumor terletak di rektosigmoid). Tesi ini
dilakukan untuk memeriksa bagian ujung usus besar yang terdiri dari
rektum, kolon sigmoid, dan anus. Indikasi dilakukannya ini yaitu nyeri
abdomen bawah, pruritus anal, dan feses darah. Pemeriksaannya
dilakukan dengan sebuah alat yang disebut bowel scope dengan bentuk
tabung panjang, tipis, namun fleksibel dengan kamera terpasang
diujungnya untuk mengirimkan gambar keadaan usus ke monitor (Black
& Hawks, 2014).
b. Kolonoskopi
Kolonoskopi adalah pemeriksaan secara visual dari seluruh lapisan kolon
dengan menggunakan fiberoptik endoskop yang fleksibel. Prosedur ini
diindikaasikan untuk klien dengan riwayat konstipasi, perdarahan rektal
yang persisten, nyeri abdomen bagian bawah, dan ketika hasil
pemeriksaan barium enema/sigmoidoskopi negatif (Black & Hawks,
2014).
4. Barium Enema dengan Kontras Ganda
Daftar Pustaka
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2010). Nursing care plans:
Guidelines for individualizing client care across the life span, 8th Ed.
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Medical-
Surgical Nursing (Twelfth ed., Vol. 1). (H. Surrena, Penyunt.) Wolters
Kluwer : Lippincott williams & wilkins.
White, L., Duncan, G., & Baumie, W. (2013). Medical surgical nursing: An
integrated approach, 3th Ed. USA: Delmar Cengage Learning.