Anda di halaman 1dari 3

Airway dan Resusitasi Cairan

Oleh Indah Husnul Hotima, 1706978061, Mahasiswa S1 Reguler FIK UI 2017,


Kelas C, indah.husnul@ui.ac.id

Survei primer pada airway (jalan napas) dilakukan dengan mengkaji ada atau
tidaknya sumbatan pada jalan napas dengan tetap mempertahankan kontrol
servikal [ CITATION Cro17 \l 1057 ] . Menurut American College of Surgeons (2018),
airway merupakan penilaian kepatenan jalan napas meliputi penilaian vokalisasi
atau suara yang sesuai dengan usia, mengamati obstruksi lidah, adanya benda
asing yang terlihat di orofaring seperti darah, muntahan, sekret, benda asing, gigi
yang lepas atau gigi palsu, edema pada bibir, mulut atau leher, disfagia, dan suara
saluran napas yang abnormal. Tindakan yang dapat dilakukan pada saat mengkaji
airway adalah sebagai berikut:
1. Sebelum mengkaji airway, lakukan imobilisasi servikal dengan melakukan
stabilisasi awal untuk memastikan leher pasien berada di garis tengah dan
stabil
2. Perhatikan apakah pasien memiliki kemampuan berbicara atau tidak
- Jika bisa, maka pasien memiliki kepatenan jalan napas
- Jika tidak bisa dan diketahui tidak berisiko cedera servikal, maka buka jalan
napas pasien yang tidak sadar dengan metode head tilt-chin lift
- Jika tidak bisa dan dicurigai memiliki risiko cedera servikal maka buka jalan
napas pasien dengan jaw thrust.
3. Selanjutnya periksa penyebab obstruksi jalan napas, seperti lidah, darah, gigi
lepas, atau muntah. Jika terdapat darah atau muntah, mungkin perlu dilakukan
suction [ CITATION Tsc15 \l 1057 ].

Pada keadaan darurat pasien dengan cedera kepala parah yang memiliki
tingkat kesadaran yang berubah atau Glasgow Coma Scale (GCS) 8 atau kurang
biasanya memerlukan penempatan jalan napas definitif. Selama mengkaji dan
mempertahankan pernapasan pasien cegah pergerakan tulang belakang [ CITATION
Cro17 \l 1057 ]. Tindakan yang dilakukan meliputi identifikasi dan buang benda
asing yang menghambat jalan napas, posisikan jalan napas untuk
mempertahankan kepatenan jalan napas, dan melindungi tulang belakang
[ CITATION Eme10 \l 1057 ].

Resusitasi Cairan merupakan praktik medis yang bertujuan untuk menjaga


fungsi organ dan perfusi jaringan dengan cara mengganti cairan tubuh yang hilang
melalui keringat, perdarahan, perpindahan cairan, atau kondisi patologis lainnya.
Kebutuhan cairan basal dihitung berdasarkan ukuran tubuh pasien menggunakan
BSA (body surface area) [ CITATION Eme10 \l 1057 ]. Jenis cairan yang biasa
digunakan yaitu cairan koloid dan cairan kristaloid. Cairan koloid merupakan
cairan yang memiliki kandungan molekul yang besar dan tidak dapat menembus
membran kapiler. Cairan kristaloid merupakan cairan dalam air yang melintas
bebas dari ruang vaskular ke interstitum. Kristaloid adalah cairan intravena yang
paling sering diberikan kepada pasien. Kristaloid direkomendasikan sebagai
intervensi pertama untuk resusitasi cairan pada penyakit syok hemoragik,
serangan jantung, sepsis (Casey et al., 2018).
 Formula dalam pemeliharaan cairan:
1500 / m2 BSA / 24 jam = 62.5mL / m2 BSA / jam
 Pada: 10 kg pertama = 4 mL / kg / jam

11-20 kg = 2 mL / kg / jam ditambah 4 mL / kg untuk 10 kg pertama.

20 kg = 1 mL / kg / jam ditambah 2 mL / kg untuk setiap kg 11 sampai 20


ditambah 4 mL / kg untuk 10 kg pertama.

 Penggantian untuk kehilangan cairan yang terukur sebagai berikut:


a. Kehilangan cairan lambung:
Mengganti 1 mL untuk setiap mL yang hilang setiap 4 jam. Lalu gunakan
D5% 0,45% NS ditambah 30 mEq KCl
b. Kehilangan cairan usus:
Mengganti 1 mL untuk setiap mL yang hilang setiap 4 jam. Lalu gunakan
D5% LR
c. Output urin basal
d. Bayi baru lahir dan bayi sampai usia 1 tahun: normal 2 mL / kg / jam
e. Balita: 1,5 mL / kg / jam
f. Anak yang lebih besar: 1 mL / kg / jam selama masa remaja
g. Dewasa: 0,5 mL / kg / jam

Daftar Pustaka

American College of Surgeons. (2018). ATLS, Advanced Trauma Life Support:


Student Course Manual (10th ed.). USA: American College of Surgeons.

Casey, J. D., Brown, R. M., & Semler, M. W. (2018). Resuscitation Fluids. NHS
Public Access, 6, 512–518.
https://doi.org/10.1097/MCC.0000000000000551.Resuscitation

Crouch, R., Charters, A., Dawood, M., & Bennett, P. (2017). Oxford Handbook of
Emergency Nursing (2nd ed.). United Kingdom: Oxford University Press.

Emergency Nurses Association. (2010). Sheehy's emergency nursing: Principles


and practice (P. K. Howard & R. A. Steinmann, Eds.) (6th ed). USA:
Elsevier Mosby.

Tscheschlog, B. A., & Jauch, A. (2015). Emergency nursing made incredibly


easy! (2th ed). Philadelphia: Wolters Kluwer Health.

Anda mungkin juga menyukai

  • HGFGHJK, BFGHJK
    HGFGHJK, BFGHJK
    Dokumen4 halaman
    HGFGHJK, BFGHJK
    indah
    Belum ada peringkat
  • Hgfdse 5 Thfgik
    Hgfdse 5 Thfgik
    Dokumen21 halaman
    Hgfdse 5 Thfgik
    indah
    Belum ada peringkat
  • Dbddeueuwik
    Dbddeueuwik
    Dokumen6 halaman
    Dbddeueuwik
    indah
    Belum ada peringkat
  • Ftgyujkil
    Ftgyujkil
    Dokumen6 halaman
    Ftgyujkil
    indah
    Belum ada peringkat
  • Fgtgyhjk
    Fgtgyhjk
    Dokumen4 halaman
    Fgtgyhjk
    indah
    Belum ada peringkat
  • CSKZX
    CSKZX
    Dokumen18 halaman
    CSKZX
    indah
    Belum ada peringkat
  • DCJXN
    DCJXN
    Dokumen6 halaman
    DCJXN
    indah
    Belum ada peringkat
  • GFDDFGHJ
    GFDDFGHJ
    Dokumen3 halaman
    GFDDFGHJ
    indah
    Belum ada peringkat
  • Csjkan
    Csjkan
    Dokumen6 halaman
    Csjkan
    indah
    Belum ada peringkat
  • Leatlet Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
    Leatlet Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
    Dokumen2 halaman
    Leatlet Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
    indah
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Mual
    Leaflet Mual
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Mual
    indah
    Belum ada peringkat
  • Hgytr
    Hgytr
    Dokumen5 halaman
    Hgytr
    indah
    Belum ada peringkat
  • HJ
    HJ
    Dokumen3 halaman
    HJ
    indah
    Belum ada peringkat