Anda di halaman 1dari 21

Departemen Keperawatan Medikal Bedah

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia


Departemen Keperawatan Medikal Medah

LAPORAN PENDAHULUAN
Pengkajian Muskuloskeletal
Oleh Indah Husnul Hotima, 1706978061, Mahasiswa S1 Reguler FIK UI 2017, PKMB III-C,
indah.husnul@ui.ac.id
Pengkajian muskuloskeletal merupakan pengkajian yang menilai sistem otot, sistem tulang,
dan sistem persendian tubuh (Santun, Heryati, Manurung, & Raenah, 2006). Pengkajian
muskuloskeletal antara lain adalah ROM. Range of Motion (ROM) adalah jumlah
pergerakkan maksimal pada persendian yang berasal dari salah satu bidang tubuh seperti
sagittal, transversal, atau frontal (Perry, A. G., Potter, P. A., & In Ostendorf, W., 2018).
Tujuan Pengkajian :
1. Mengetahui gangguan pada sendi seperti ketidakstabilan, rasa kaku, pembengkakan.
2. Mengetahui tingkat fungsi sendi dan mobilitas ekstremitas yang sakit
3. Mengetahui komplikasi vaskular akibat imobilitas.

Indikasi:
1. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
2. Salah satu efek yang ditimbulkan pada anestesi umum adalah efek anesthesia yaitu
analgesia yang di sertai hilangnya kesadaran
3. Kelemahan otot
4. Klien dengan tirah baring lama

Kontra indikasi:
1. Trombus/emboli pada pembuluh darah
2. Kelainan sendi atau tulang
3. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung)
4. Trauma medulla spinalis atau trauma system saraf pusat

Komplikasi: (Anggriani, Zulkarnain, Sulaimani, & Gunawan, 2018)


1. Tromboplebithis
2. Kontraktur
3. Decubitus
4. Nyeri tekan

Praktikum Keperawatan Medikal Bedah III


Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Departemen Keperawatan Medikal Medah

Poin yang perlu diperhatikan:


Apabila nyeri dikeluhkan ketika pemeriksaan ROM maka hentikan pemeriksaan pada area
tersebut

Daftar Pustaka
Anggriani, Zulkarnain, Sulaimani, & Gunawan, R. (2018). Pengaruh ROM (range of motion)
terhadap kekuatan otot ekstremitas pada pasien stroke non hemoragic. Jurnal Riset
Hesti Medan, 64-72.

Novieastari, E., & Supartini, Y. (2015). Keperawatan dasar: Manual keterampilan klinis.
Singapore: Elsevier Singapore Pte Ltd.

Perry, A. G., Potter, P. A., & In Ostendorf, W. (2018). Clinical nursing skills & techniques. St.
Louis Mosby: Elsevier.

Santun, Heryati, Manurung, S., & Raenah, E. (2006). Klien gangguan sistem muskuloskeletal:
Seri asuhan keperawatan. Jakarta: EGC.

Sriyanti, C. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Praktikum kebutuhan dasar
manusia I. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Pusdik SDM Kesehatan.

Uustal, H. & Baerga, E. (2004). Assitive devices-Almbulation aids. September, 21, 2020.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov

White, L., Duncan, G., & Baumle, W. (2011). Foundations of Maternal & Pediatric Nursing
(3rd ed.). USA: Delmar Cengage Learning.

Williams, L. S., & Hopper, P. D. (2011). Understanding Medical Surgical Nursing (4th ed.).
Philadelphia: F.A Davis Company.

Praktikum Keperawatan Medikal Bedah III


Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Departemen Keperawatan Medikal Medah

PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL

Tujuan Pembelajaran
Bila dihadapkan pada pasien/boneka peraga, mahasiswa dengan tepat mampu melakukan
pengkajian muskuloskeletal yang benar dan sistematis terdiri dari anamnesa pasien, rentang
pergerakan sendi dan penggunaan alat bantu mobilisasi sehingga nantinya hasil
pemeriksaan tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan.

REVIEW
Rentang pergerakan sendi (Range of motion)
Definisi: Rentang pergerakan sendi tubuh (Williams & Hopper, 2017); Jumlah gerakan
maksimum yang tersedia pada sambungan (sendi) pada salah satu dari tiga bidang tubuh,
yaitu sagital, transversal, dan frontal.
ROM Aktif
Definisi: Gerakkan yang akan dilakukan oleh orang itu sendiri tanpa bantuan orang lain
ROM Pasif
Definisi: Gerakkan yang dilakukan dengan bantuan orang lain atau alat untuk mengeluarkan
energinya melalui Latihan pergerakkan sendi

Sumber:
Perry, A. G., Potter, P. A., & In Ostendorf, W. (2018). Clinical nursing skills & techniques.
8th ed. St. Louis Mosby

Praktikum Keperawatan Medikal Bedah III


Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Departemen Keperawatan Medikal Medah

Rentang pergerakan sendi


Bagian Tipe Pergerakan
Tipe pergerakan Otot utama
tubuh sendi (derajat)
Leher, Pivotal Fleksi, 45 Sternocledoimastoid
cervical Ekstensi, 45 Trapezius
spine hiperekstensi, 10 Trapezius
lateral fleksi 40-45 Sternocledoimastoid
Rotasi 180 Sternocledoimastoid, trapezius
Bahu Ball and Fleksi, 180 Coracobrachialis, biceps brachii,
45-60 deltoid, pectoralis major
socket
Ekstensi, 180 Latissimus dorsi, teres major,
triceps brachii
Hiperekstensi, 45-60 Latissimus dorsi, teres major,
deltoid
Abduksi, 180 Deltoid, supraspinatus
Aduksi, 320 Pectoralis major
Internal rotation, 90 Pectoralis major, latissimus dorsi,
teres major, subscapularis
External rotation,
90 Infraspinatus, teres major, deltoid
Circumduction. 360 Deltoid, coracobrachialis,
latissimus dorsi, teres major
Siku Hinge Fleksi 150 Biceps brachii, brachialis,
brachioradialis
Ekstensi 150 Triceps brachii
Tangan Pivotal Supinasi 70-90 Supinator, biceps brachii
Pronasi 70-90 Pronator teres, pronator
quadratus
Pergelanga Condyloid Fleksi, 80-90 Flexor carpi uharis, flexor carpi
radialis
n tangan
Ekstensi, 80-90 Extensor carpi radialis brevis,
extensor carpi radialis longus,
extensor carpi uharis
Hiperekstensi, 80-90 Extensor carpi radialis brevis,
extensor carpi radialis longus,
extensor carpi uharis
Abduksi, sampai-30 Flexor carpi radialis, extensor
carpi radialis brevis, extensor
carpi radialis longus
Aduksi, 30-50 Flexor carpi uharis, extensor carpi
uharis

Jari tangan Condyloid Fleksi, 90 Lumbricales, interosseus volaris,

Praktikum Keperawatan Medikal Bedah III


Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Departemen Keperawatan Medikal Medah

hinge interosseus dorsalis


Ekstensi, 90 Extensor digiti quinti proprius,
extensor digitorum communis,
extensor indicis proprius
Hiperekstensi, 30-60
Abduksi, 30 Interosseus dorsalis
Aduksi, 30 Interosseus volaris
Jempol Saddle Fleksi, 90 Flexor pollicis brevis
Ekstensi, 90 Extensor pollicis longus, extensor
pollicis brevis
Abduksi, 30 Abductor pollicis brevis
Aduksi, 30 Adductor pollicis obliquus,
adductor pollicis transversus
Panggul Ball and Fleksi, 90-120 Psoas major, ilacus, Sartorius
Ekstensi, 90-120 Gluteus maximus,
socket
semitendinosus,
semimembranosus
Hiperekstensi, 30-50 Gluteus maximus,
semitendinosus,
semimembranosus
Abduksi, 30-50 Gluteus medius gluteus minimus
Aduksi, 30-50 Adductor longus, adductor brevis,
adductor magnus
Internal rotation, 90 Gluteus medius, gluteus minimus,
tensor fasciae latae
External rotation, 90 Obturatorius internus,
Circumduction. obturatorius, tensor fasciae latae
Lutut Hinge Fleksi 120-130 Bring heel back toward back of
thigh
Ekstensi 120-130 Return leg to floor
Ankle Hinge Dorsal flexion 20-30 Tibialis anterior
Plantar flexion 45-50 Gastrocnemius, soleus
Telapak Gliding Inversion < 10 Tibialis anterior, tibialis posterior
Eversion < 10 Peroneus longus, peroneus brevis
kaki

Jari kaki Condyloid Fleksi 30-60 Flexor digitorum, lumbricalis


pedis, flexor halluces brevis
Ekstensi 30-60 Extensor digitorum longus,
extensor digitorum brevis,
extensor halluces longus
Abduksi < 15 Abductor hallucis, interosseus
dorsalis
Aduksi < 15 Adductor hallucis, interosseus
plantaris

Praktikum Keperawatan Medikal Bedah III


Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Departemen Keperawatan Medikal Medah

PROSEDUR PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL

Penilaian
No Langkah Prosedur
K TK Ket.
Tentukan kebutuhan pengkajian status muskuloskeletal
1
pasien
Perawat memperkenalkan diri dan klarifikasi kebutuhan dan
2
masalah pasien
Identifikasi pasien (sambil mengecek ulang gelang pasien)
Mengidentifikasi pasien bertujuan untuk memastikan bahwa
3
pasien yang akan diperiksa adalah orang yang benar
sehingga dapat menerima intervensi yang tepat
Jelaskan kepada pasien prosedur yang akan dilakukan dan
tanyakan hal-hal yang belum jelas bagi pasien
4 Penjelasan prosedur tindakan dapat meningkatkan
kerjasama pasien saat prosedur dilakukan dan pasien akan
merasa aman dan nyaman
Cuci tangan dan (gunakan APD jika diperlukan)
5 Mencuci tangan dan menggunakan APD dapat mencegah
penyebaran mikroorganisme serta infeksi
Tutup tirai di sekitar tempat tidur dan tutup pintu jika
memungkinkan
6
Menjaga privasi pasien sehingga pasien merasa nyaman dan
rileks saat diperiksa
Menyiapkan peralatan
7 Memastikan bahwa semua peralatan yang dibuthkan untuk
melakukan prosedur pengkajian lengkap
ANAMNESA
Tulang
 Apakah terdapat nyeri tulang? Apakah nyeri
mempengaruhi pergerakan?
 Apakah terdapat deformitas? Deformitas karena
trauma atau injury? Apakah mempengaruhi range of
motion?
 Apakah terdapat nyeri punggung? Dibagian punggung
yang mana?
8
 Apakah terasa kebas?
Pengkajian fungsional (aktivitas sehari-hari)
 Apakah sendi (tulang, otot) ada masalah dalam
melakukan kegiatan sehari-hari? Jika iya kegiatan
yang bagaimana? Mandi? Toilet? Berpakaian?
Makan? Mobilisasi? Komunikasi?
 Perilaku self care? Apakah ada bahaya lingkungan
yang berpengaruh terhadap otot dan sendi?
6

Praktikum Keperawatan Medikal Bedah III


Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Departemen Keperawatan Medikal Medah

 Apakah terdapat nyeri punggung? Dibagian punggung


yang mana?
 Apakah terasa kebas?
INSPEKSI
Lihat ukuran dan kontur sendi. Inspeksi kulit dan jaringan
9
disekitar sendi, apakah kemerahan, bengkak, masa ataupun
deformitas
PALPASI
10 Palpasi setiap sendi termasuk temperatur kulit dan otot.
Catat jika ada panas, bengkak, masa dan nyeri
Rentang Pergerakan Sendi (Range of Motion)
kaji setiap sendi tulang utama: sendi temporomandibular,
leher, bahu, siku, pergelangan tangan dan tangan, pinggul,
lutut, pergelangan kaki dan kaki, tulang belakang
 Anjurkan pasien untuk menggerakan setiap sendi tulang
utama melalui berbagai rentang gerak, catat sudut, nyeri,
11
kekakuan atau krepitasi
 Jika pasien tidak bisa bergerak dengan ROM aktif, ROM
pasif diperlukan; Bantu perlahan dan gerakan sendi
ekstremitas melalui ROM. Perhatikan jika ada keluhan
nyeri

Tempomandibular joint
 Posisikan pasien duduk, kemudian inspeksi daerah
anterior telinga, letakkan jari tangan di depan telinga
dan instruksikan pasien untuk membuka dan
menutup mulut dan rasakan pergerakan mandibula
 Kemudian lepaskan jari tangan tadi dan minta pasien
untuk membuka mulut, memajukan rahang dan
gerakkan ke kiri dan kanan

Cervical spine
 Inspeksi dari kepala hingga leher (normal: straight
dan headerect
12
 Palpasi spinous process dan sternomastoid, trapezius,
paraveterbral muscle (normal: firm, tidak ada spasme
dan nyeri)
 ROM
- Gerakkan dagu ke arah dada dan kemudian kearah
atas
- Gerakkan kepala kekiri dan kanan
- Letakkan tangan examiner di salah satu pipi pasien
kemudian intruksikan pasien untuk memberikan
dorongan dimana examiner melakukan tahanan
dan cek apakah pasien bisa melawan tahanan

Praktikum Keperawatan Medikal Bedah III


Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Departemen Keperawatan Medikal Medah

Ekstrimitas atas
Bahu
 Inspeksi dan bandingkan anterior dan posterior bahu,
cek ukuran, kontur, dan bandingkan antara sisi kanan
dan kiri (normal: tidak ada kemerahan, atropi,
deformitas, dan kemerahan)
 Palpasi kedua bahu, dan catat jika ditemukan
spasme, bengkak, kemerahan, atropi dan nyeri. Mulai
dari calvikula, kemudian ke sendi acromioclavicular,
skapula, greater tubercle, humerus, subacromial
bursa, bicep grooves dan sendi glenohumeral
 ROM
- Posisikan pasien berdiri dengan tangan berada
disisi badan kemudian angkat kedua tangan ke
atas hingga 180 derajat kemudian turunkan
hingga kebelakang sisi terjauh (hiperekstensi)
- Merotasi tangan ke dalam dan letakkan
dibelakang punggung dengan posisi 90 derajat
- Gerakkan tangan keatas hingga kedua telapak
tangan bersentuhan diatas kepala (abduksi)
- Simpul kedua tangan dengan posisi tangan di
belakang kepala dengan siku fleksi dan rotasi
posterior (external rotasi)

Siku
 Inspeksi ukuran dan kontur kedua siku dengan posisi
fleksi dan ekstensi, cek olecranon bursa
 Palpasi, fleksikan tangan dengan siku 70 derajat,
gunakan salah satu tangan examiner untuk
menopang tangan pasien, kemudian tangan satunya
lagi mempalpasi olecranon process (cek adanya
bengkak, nodul dan nyeri)
 ROM
- Tekuk dan luruskan tangan
- Bolak balik telapak tangan (pronasi dan supinasi)
- Kaji ketahanan otot dengan posisi tangan fleksi,
kemudian examiner menarik tangan pasien,
dimana pasien berusaha menahan tahanan
tersebut

Praktikum Keperawatan Medikal Bedah III


Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Departemen Keperawatan Medikal Medah

Tangan dan pergelagan tangan


 Inspeksi tangan dan pergelangan tangan, amati posisi,
kontur dan bentuk
 Palpasi setiap sendi ditangan dan pergelangan
tangan, saat melakukan palpasi, pastikan pasien
dalam kondisi rileks, palpasi jari tangan satu persatu
dan catat jika ada keluhan nyeri, bengkak nodul atau
nyeri, palpasi sendi metacharpophalangeal, dan sendi
interphalangeal
 ROM:
- Tekukkan tangan kearah luar (hiperekstensi)
- Tekukkan tangan ke arah bawah (fleksi palmar)
- Tekukkan tangan kearah atas dan bawah pada
sendi metacarpophalangeal (fleksi dan
hiperekstensi)
- Rapatkan jari-jari tangan kemudian rotasi kekanan
dan kiri (ulnar dan radialis deviasi)
- Regangkan dan rapatkan jari-jari tangan (abduksi-
adduksi)
- Jari jempol menyentuh ujung jari-jari yang lain
- Tes kekuatan otot, posisikan tangan pasien
supinasi ditempat yang datar, kemudian satu
tangan examiner merangkul jari tangan pasien dan
satu lagi memberikan tahanan, minta pasien untuk
menekuk tangan dan catat ketahanan pasien
- Phalen test: fleksikan pergelangan tangan hingga
mmbentuk sudut 90 derajat (cek jika ada kebas
dan rasa terbakar, biasanya terjadi pada pasien
dengan carpal tunner syndrome)
- Tinel’s sign: lakukan perkusi di median nerve
pergelangan tangan (pada pasien dengan carpal
tunnel syndrome, akan terasa burning dan tingling)

13 Ekstrimitas bawah
Panggul
 Inspeksi send panggul saat pasien berdiri tegak
 Palpasi, pasien dengan posisi supine palpasi sendi
panggul, sendi harus stable dan tidak ada nyeri
ataupun krepitasi
 ROM
- Tekuk kaki dengan lutut ekstensi (fleksi panggul)
- Tekuk lutut, dimana posisi lutut mengarah ke
dada, kaki yang lain lurus (fleksi panggul 120
derajat)
- Tekuk lutut dan kemudian rotasikan kekanan dan
kiri (rotasi internal dan eksternal)
9

Praktikum Keperawatan Medikal Bedah III


Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Departemen Keperawatan Medikal Medah

- Luruskan kaki kemudian rapakan dan regangkan


(abduksi dan adduksi)
Lutut
 Inspeksi kontur dan ukuran lutut, cek adanya
kemerahan dan nyeri
 Palpasi lutut dengan posisi pasien supine, eksplor
regio suprapatellar pouch, jika terjadi pembengkakan,
perlu dipastikan apakah terjadi karena jaringan lunak
yang bengkak atau adanya cairan di sendi
 Bulge sign: jika bengkak terjadi pada suprapatellar
pouch, the bulge sign dapat mengkonfirmasi sejumlah
cairan saat di rotasi dari satu sisi ke sisi yang lain, beri
tahanan di bagian medial lutut dua atau tiga kali
untuk menindahkan cairan
 Ballottement of the patella: tes ini dilakukan jika
diperkirakan jumlah cairan lebih banyak, prosedur:
tekan bagian suprapatellar untuk memindahkan
cairan dan kemudian tangan satunya lagi memberikan
tekanan dari patella pada tulang femur
 ROM
- Tekuk dan fleskikan lutut (hiperekstensi, ekstensi
dan fleksi

Pergelangan kaki dan kaki


 Inspeksi kedua kaki, liat alligmentnya
 Palpasi sendi interphalangeal pada bagian medial dan
lateral kaki
 ROM
- Tekuk dan luruskan telapak kaki ( plantar fleksi dan
dorsofleksi
- Miringkan telapak kaki kekiri dan kanan (inversi
dan eversi

14 Tulang belakang
 Inspeksi pasien dengan posisi tegak lurus, perhatikan
posisi bahu, skapula, iliak dan gluteal fold
 Palpasi spinous processes (normal: straight dan tidak
lembek)
 ROM
- Menekuk badan seperti posisi rukuk dengan jari
tangan menyentuh kaki
- Rotasikan badan kekiri dan kanan
- Miringkan badan kekiri dan kanan

15 Bantu pasien menemukan posisi nyaman


16 Lepas APD jika digunakan. Rapikan alat dan Cuci tangan.
10

Praktikum Keperawatan Medikal Bedah III


Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Departemen Keperawatan Medikal Medah

17 Terminasi pasien
18 Lakukan pendokumentasian dan pelaporan
Catatan:
K= Kompeten, TK=Tidak Kompeten, Ket=Keterangan

REFLEKSI
Tuliskan pengalaman Saudara setelah mengikuti praktikum dan melakuka redemontrasi
dibawah ini
1. Deskripsi:

2. Perasaan:

3. Evaluasi:

4. Analisis:

5. Kesimpulan:

6. Tindak lanjut:

ALAT BANTU MOBILISASI

Tujuan Pembelajaran
Bila dihadapkan pada pasien, mahasiswa dengan tepat mampu mengidentifikasi
penggunaan alat bantu mobilisasi yang tepat. Sehingga nantinya diharapkan penggunaan
alat bantu mobilisasi dapat digunakan secara maksimal.
Definisi
Alat bantu mobilisasi merupakan alat bantu eksternal yang didesain dan dibuat untuk
membantu seseorang untuk melakukan mobilisasi
Tujuan
Penggunaan alat bantu mobilisasi bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan
fungsi dan kemandirian individu, selain itu juga membantu mencegah gangguan dan kondisi
kesehatan sekunder
Indikasi
- Fraktur
- Stroke
11

Praktikum Keperawatan Medikal Bedah III


Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Departemen Keperawatan Medikal Medah

- Tirah baring
- Pemulihan otot ekstremitas bawah
Kontraindikasi
- Pasien dengan kelemahan otor yang berat
- Pasien bedrest
- Post operasi
Manfaat peggunaan alat bantu
1. Memudahkan pasien belajar mobilisasi dan aktivitas secara mandiri
2. Menjaga kesejajaran tubuh pasien
3. Mengembalikan fungsi otot

Sumber:
White, L., Duncan, G., & Baumle, W. (2013). Medical-surgical nursing an integrated
approach. USA: Cengage Learning

Masalah keperawatan
1. Kerusakan mobilitas fisik
2. Resiko jatuh
3. Resiko cidera
4. Nyeri

Jenis alat bantu mobilisasi


1. Tongkat
2. Kruk
a. Axila
b. lofstrands
c. Forearm support
3. Walker
a. Standard walker
b. General folding
c. Triangle walker

12

Praktikum Keperawatan Medikal Bedah III


Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Departemen Keperawatan Medikal Medah

d. Four wheeled walker


e. Bariatric walker

Peran perawat dalam penggunaan alat bantu mobilisasi


- Sebagai Care giver, pemberi asuhan keperawatan agar pasien mendapatkan pemulihan
yang cukup untuk melakukan mobilisasi.
- Sebagai edukator, pemberi edukasi mengenai manfaat, tujuan, kelebihan, dan
kekuranggan menggunakan alat bantu mobilisasi

13

Praktikum Keperawatan Medikal Bedah III


Alat bantu
Jenis Fungsi Indikasi & kontraindikasi Kelebihan dan kekurangan
mobilisasi
Cructh/kruk 1. Axillary/under arm - Membantu keseimbangan Indikasi: pasien imobilisasi dan Kelebihan: mudah dijangkau,
klien dan sebagai jangka penggunaan pendek mudah digunakan, mudah
penyokong berat badan Kontraindikasi: pasien lansia digunakan naik tangga.
klien dan pasien dengan kondisi Kekurangan:harus memiliki
- Membantu pasien yang kelemahan otot lengan, dan kemampuan berdiri yang
mengalami fraktur atau sakit kepala serta permukaan seimbang, dan mengakibatkan
kelemahan mobilitas di licin. injuri seperti fraktrur stress ulna,
ekstremitas bawah kompresi saraf radial, dan cedera
2. Elbow or lofstrands aksilaris.
- Alat bantu berjalan Indikasi: pasien imobilisasi,
Kelebihan: mudah digunakan,
- Menurunkan risiko nyeri jangka pengunaan panjang atau
tidak berisiko injuri neurovaskular
tekan di ketiak permanen, paralisis/kelemahan
di daerah axilla.
- Membantu keseimbangan di kedua kaki
Kekurangan: cuff susah
klien dan sebagai Kontraindikasi: kelemahan otot
penyokong berat badan lengan, pasien dengan sakit dipindahkan, harus memiliki
klien kepala, permukaan licin. keseimbangan berdiri dan
3. Forearm support kekuatan anggota badan atas.

- Alat bantu mobilisasi Indikasi: pasien imobilisasi,


- Membantu keseimbangan tidak dapat menggenggam Kelebihan: mudah digunakan,
tubuh klien kuat. tidak berisiko injuri neurovaskular
- Transfer berat bada dari Kontraindikasi: di daerah axilla.
forearm ke alat. ketidakmampuan dalam Kekurangan:mahal, risiko luka
memfleksikan siku 90 derajat, tekan di area tangan
pasien dengan sakit kepala,
permukaan licin.

14
Tipe jalan dengan kruk
1. Four poin gait/full weight bearing

_______________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________

2. Three poin gait/ partial weight bearing

15
_______________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________

3. Two poin gait/ non weight-bearing

____________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________

16
Pengukuran kruk
Underarm cructh Forearm cructh

Walker
Fungsi: Alat yang digunakan untuk klien bertumpu dan berpegangan tangan dalam melakukan mobilisasi dengan 4 kaki sebagai penumpu
(Puspasari, 2014).
Indikasi
- Pasien yang membutuhkan kekuatan lengan dan keseimbangan
- Ketidakmampuan klien dalam menahan beban pada 1 kaki (kelemahan unilateral/bilateral)
Kelebihan
- Bisa menyesuaikan tinggi alat dengan klien
- Mampu memperbaiki keseimbangan dengan meningkatkan area dasar penunjang berat badan dan keseimbangan
- Menurunkan risiko jatuh
Kekurangan

17
- Jika alat bantu tidak dipasangkan dengan benar dapat menyebabkan jatuh dan cedera

Daftar Pustaka
Anggriani, Zulkarnain, Sulaimani, & Gunawan, R. (2018). Pengaruh ROM (range of motion) terhadap kekuatan otot ekstremitas pada pasien
stroke non hemoragic. Jurnal Riset Hesti Medan, 64-72.

Novieastari, E., & Supartini, Y. (2015). Keperawatan dasar: Manual keterampilan klinis. Singapore: Elsevier Singapore Pte Ltd.

Perry, A. G., Potter, P. A., & In Ostendorf, W. (2018). Clinical nursing skills & techniques. St. Louis Mosby: Elsevier.

Santun, Heryati, Manurung, S., & Raenah, E. (2006). Klien gangguan sistem muskuloskeletal: Seri asuhan keperawatan. Jakarta: EGC.

Jenis Fungsi Indikasi Kelebihan dan kekurangan

18
1. Standard walker Alat bantu standar - Pasien yang perlu Kelebihan:
mobilisasi yang menopang beban - Jenis alat bantu jalan yang paling stabil
biasanya digunakkan berat badannya - Mudah dilipat dan mudah diangkut
untuk pasien lansia sendiri secara Kekurangan:
signifikan - Mengganggu pergerakkan jalan klien
- Alat ini perlu diangkat di setiap langkah sehingga
menjadi lambat mobilisasi dan risiko jatuh saat
mengangkat
- Pasien cepat lelah
Kelebihan
2. General folding Memberikan - Pasien yang
keseimbangan saat membutuhkan - Mudah dilipat dan fleksibel
mobilisasi dan stabil tumpuan pada alat - Bahan alat ringan
dalam berjalan - Tidak memiliki - Penyimpanan tidak memakan tempat
kemampuan atau Kekurangan
kekuatan untuk
- Klien yang kelelahan karena perlu mengangkat
memakai walker yang
beroda walker
- Klien dengan risiko jatuh ketika mengangkat walker
3. Triangle-3 walker
Membantu klien Kelebihan
- Klien dengan kelemahan
melakukan mobilisasi - Tidak butuh banyak usaha dalam mengangkat
kekuatan tubuh bagian
tanpa mengeluarkan atas walker
- Pasien mampu - Fleksibel dan mudah berputar
usaha mengangkat - Lebih ringan dari four wheeled walker
mengontrol tubuh tanpa
walker terlalu bertumpu pada Kekurangan
Untuk memudahkan walker
- Tidak dianjurkan pada klien yang membutuhkan
4. Four wheeled walker pasien berpindah di tumpuan pada walker
belokkan dan alat tidak - Butuh alat bantu jalan

19
perlu diangkat jika ingin tapi bukan mengangkat Kelebihan:
berbelok. Biasanya pasien - Mudah digunakan
digunakan pada pasien - Memiliki 4 roda
PPOK, gagal jantung, Kekurangan
dan lainnya - Adanya roda membuat pasien perlu memiliki
(Hernandez, 2015) kekuatan otot perut dan keseimbangan untuk
mencegah jatuh/tergelincir
Untuk mobilisasi tanpa
5. Bariatric walker
perlu menaruh seluruh
- Pasien yang masih
beban pada alat belum stabil dalam Kelebihan:
berjalan - Mudah digunakan
- Tidak perlu menitik - Membantu pola jalan normal
bebankan pada alat - Memiliki roda sehingga bias ke segala arah
Kekurangan
- Mudah membuat pasien kehilangan kestabilan
tubuh
- Adanya roda membuat pasien perlu memiliki
Untuk membantu
6. Wheelchair kekuatan otot perut dan keseimbangan untuk
pengguna berpindah mencegah jatuh/tergelincir
- Tidak bisa berjalan
tempat
- Memiliki kelemahan Kelebihan
otot pada ekstremitas - Perawatan sederhana
bawah - Bisa digunakan kapanpun
- Orang lanjut usia - Mudah digunakan (mandiri atau bantuan orang
lain)
Kekurangan
- Didorong secara manual dengan tangan
- Membutuhkan tenaga yang banyak
- Tidak bisa digunakanpada orang yang cacat

20
bagian tangan kecuali dibantu orang lain

Sumber:
Hernandez, C. R. (2015). Elder care a resource for interprofessional providers: Hartford Geriatric Nursing Initiative. Arizona: University of
Arizona.

21

Anda mungkin juga menyukai

  • HGFGHJK, BFGHJK
    HGFGHJK, BFGHJK
    Dokumen4 halaman
    HGFGHJK, BFGHJK
    indah
    Belum ada peringkat
  • Hgfdse 5 Thfgik
    Hgfdse 5 Thfgik
    Dokumen21 halaman
    Hgfdse 5 Thfgik
    indah
    Belum ada peringkat
  • Dbddeueuwik
    Dbddeueuwik
    Dokumen6 halaman
    Dbddeueuwik
    indah
    Belum ada peringkat
  • Ftgyujkil
    Ftgyujkil
    Dokumen6 halaman
    Ftgyujkil
    indah
    Belum ada peringkat
  • Fgtgyhjk
    Fgtgyhjk
    Dokumen4 halaman
    Fgtgyhjk
    indah
    Belum ada peringkat
  • DCJXN
    DCJXN
    Dokumen6 halaman
    DCJXN
    indah
    Belum ada peringkat
  • CSKZX
    CSKZX
    Dokumen18 halaman
    CSKZX
    indah
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Mual
    Leaflet Mual
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Mual
    indah
    Belum ada peringkat
  • Leatlet Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
    Leatlet Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
    Dokumen2 halaman
    Leatlet Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
    indah
    Belum ada peringkat
  • Csjkan
    Csjkan
    Dokumen6 halaman
    Csjkan
    indah
    Belum ada peringkat
  • HJ
    HJ
    Dokumen3 halaman
    HJ
    indah
    Belum ada peringkat
  • GFDDFGHJ
    GFDDFGHJ
    Dokumen3 halaman
    GFDDFGHJ
    indah
    Belum ada peringkat
  • Hgytr
    Hgytr
    Dokumen5 halaman
    Hgytr
    indah
    Belum ada peringkat