Oleh :
Siti Nurkhasanah
(2130282085)
CI AKADEMIK CI KLINIK
( ) ( )
2021
A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh
semua orang. (Wahit & Nurul, 2008). Istirahat dan tidur memiliki makna yang
berbeda pada setiap individu. Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang,
rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari perasaan gelisah. Dalam arti lain
istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-
Sedangkan pengertian tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri dimana
dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup (Guyton, dalam
a. Fisiologi Tidur
Siklus tidur terjadi secara alami dan dikontrol oleh pusat tidur yaitu medulla,
pons dan midbrain. Pusat ini terlibat dalam mempertahan status bangun dan
aktif.
RAS dan BSR adalah pikiran aktif kemudian menekan pusat otak secara
bergantian. RAS berhubungan dengan status jaga tubuh dan menerima sensory
input (pendengaran, penglihatan, penghidupan, nyeri dan perabaan).
b. Ritme Sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada
manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor
Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian yang melengkapi
siklus selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jangtung, tekanan darah,
individu bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama
biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkornisasi sirkadian terjadi jika individu
bangun pada saat ritme fisiologisnya dan psikologis paling tinggi atau paling aktif
dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah (Lilis, Taylor, Lemone,
c. Tahapan Tidur
Tidur yang normal melibatkan 2 fase yaitu: Pergerakan mata yang tidak cepat
NREM (Non Rapid Eye Movement) dan pergerakan mata yang cepat REM
siklus tidur. Sedangkan, tidur tahapan REM merupakan fase pada akhir tiap siklus
tidur 90 menit sebelum tidur berakhir. Kondisi dari memori dan pemulihan
psikologis terjadi pada waktu ini, faktor yang berbeda dapat meningkatkan atau
Masa NREM ini dibagi menjadi 4 tahap yang memerlukan waktu 90 menit
siklus tidur dan masing-masing tahap ditandai dengan pola gelombang otak.
- Tahap 1 NREM
suara.
- Tahap 2 NREM
dengan jelas.
komplek.
- Tahap 4 NREM
3) Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur akan menghabiskan
jam terjaga.
Tidur tipe ini disebut “paradoksikal” karena hal ini bersifat “paradoks”, yaitu
keadaan aktif. Namun, aktivitas otak tidak disalurkan kearah yang sesuai agar
terbangun. Tidur ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama
5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100
menit, akan tetapi apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat
lambat.
5) Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.
6) Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat.
Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur
yang komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang
biasanya melalui empat hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus
tersebut dimulai dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap
selama kurang lebih 20 menit. Setelah itu, individu kembali melalui tahap III
Fungsi tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini bahwa tidur dapat
disimpan selama tidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi selular yang
penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis dari tidur, yang pertama, efek
dari system saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan
keseimbangan diantara berbagai susunan saraf dan yang kedua yaitu pada efek
struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas dapat
mempengaruhinya adalah:
a. Penyakit
infeksi (infeksi limpa) akan membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk
b. Lingkungan
c. Motivasi
akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya
(NREM) diperpendek.
e. Stress Psikologis
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur, karena adanya
triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Demikian
h. Obat-obatan
Obat juga dapat mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat
i. Gaya Hidup
Seorang yang kerjanya bergeser dan sering kali berganti jam kerja harus
mengatur aktivitas untuk siap tertidur di saat yang tepat. Olahraga sedang
j. Diet
total serta tidur yang terputus dan bangun tidur lebih awal. Di sisi lain,
waktu tidur, berkurangnya tidur yang terputus, dan bangun lebih lambat. L-
triptofan dalam makanan- misalnya, dalam keju dan susu dapat mengindikasi
tidur, sebuah bukti yang mungkin dapat menjelaskan mengapa susu hangat
a. Insomnia
individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor
mental seperti perasaan gundah atau gelisah. Ada tiga jenis insomnia:
terjaga.
- Insomnia terminal. Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
b. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
turunan parasomnia anatara lain sering terjaga (mis: tidur berjalan, night
terkait dengan tidur REM (mis: mimpi buruk), dan lainnya (mis: bruksisme).
c. Hypersomnia
utama pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi medis
tertentu, seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau
d. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombnag kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara
tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur”
Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya napas secara
periodic pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok
pada siang hari, sakit kepala di pagi hari, iritabilitas, atau mengalami
2017)
f. Kontrol Tidur
tidak sadarkan diri dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan
rangsangan yang cukup. Kebanyakan dewasa muda tidur malam hari rata-rata
6-8 jam, tetapi hal ini berfariasi. Akan tetapi, adalah hal umum yang
Mungkin akan kesulitan untuk mengatur siklus tidur saat malam hari
dengan tertidur pada jam yang sama. Namun, bisa berusaha menjaga
siklus terjaga dengan bangun tidur pada jam yang sama di pagi hari.
a. Pengkajian
- Biodata
- Nama:
- Umur :
- Jenis kelamin:
- Alamat:
- Pekerjaan:
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi masalah actual yang terjadi saat ini
dan masalah kesehatan dimasa lalu. Dalam mengkaji klien dan keluarga,
c. Keluhan utama:
- Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, sebagai reaksi tubuh
- Sesak napas: timbul pada tahap lanjut ketika infiltrasi radang sampai
setengah paru.
menurun, sakit kepala, nyeri otot, serta berkeringat pada malam tanpa
sebab.
- Pada antelektasi terdapat gejala berupa: sinosis, sesak napas, dan
kolaps. Bagian dada klien tidak tidak bergerak pada saat bernapas dan
jantung terdorong ke sisi yang sakit. Pada foto torak tampak bayangan
d. Keluhan Sistemis
- Demam
Keluhan yang sering dijumpai dan biasanya timbul pada sore atau
malam hari mirip demam influenza, hilang timbul, dan semakin lama
semakin pendek.
dengan batuk, panas, dan sesak napas walaupun jarang dapat juga
Biasanya klien masuk Rumah Sakit dengan keluhan sesak napas dan
dirasakan seperti tercekik atau susah melakukan inspirasi. Rasa berat pada
dada saat akan berbatas. Rasa sesak napas biasanya dirasakan berdasarkan
skala yang sesuai. Saat ber aktivitas semakin terasa sesak, tetapi jika
berbaringan saja ditempat tidur sesak berkurang. Sesak dirasakan klien
umum pertanyaan yang dapat diajukan pada klien adalah sebagai berikut.
- Riwayat merokok
- Alergi
Muttaqin, 2012)
6. Diagnosa Keperawatan
tertahan.
makanan
berhubungan :
- Disfungsi neuromuskuler
- Proses infeksi
- Respon alergi
Indonesia)
- Pemantauan respirasi
mengangkat kepala tempat tidur dan memberikan over bed table untuk
Manajemen batuk:
eksternal.
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
- Kurang privasi
- Restraint fisik
Keperawatan Indonesia)
Dukungan tidur:
tempat tidur)
Edukasi aktivitas/istirahat:
kemampuan
8. Implementasi
9. Evaluasi
mencapai tujuan. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat respons klien terhadap
a. Pengertian
Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda Suatu kegiatan yang
berpindah dari tempat tidur ke kursi. Membantu duduk di tempat tidur Suatu
tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien
Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda Melatih otot skeletal untuk
• Memberikan kenyamanan
• Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi
• Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada klien yang tirah baring
c. Indikasi/Kontraindikasi
posisi Sims) sering digunakan untuk pasien paralisis karena ini mengurangi
tekanan pada bokong dan panggul. Banyak orang menemu-kan posisi ini
pada punggung dan tumit untuk individu yang tidak dapat turun dari tempat
tidur atau yang duduk untuk waktu lama. Posisi ini baik untuk istirahat atau
tidur.
tidak sadar karena posisi ini membantu drainase. Namun, posisi ini harus
digunakan hanya untuk waktu singkat pada pasien lain karena posisi ini
kepala, leher, dada depan, paru, mamae, jantung, abdomen, ektremitas dan
nadi perifer.
proses persalinan.
keseimbangan.
• memberikan makan
• minum
.Kontraindikasi
1) Hypermobilitas
melainkan stabilatas.
2) Efusi sendi
Pada sendi yang mengalami efusi tidak boleh dilakukan mobilisasi karena
adanya respon otot terhadap nyeri, bukan karena pemendekan otot ataupun
kapsul ligamen.
3) Inflamasi
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Bantalan kaki
6. Bantal angin
7. Footboard
e. Prosedur
1. Posisi fowler
klien melorot kebawah pada saat kepala dianaikkan. sesuai° sampai 60°
c) Naikkan kepala bed 45 )°, fowler tinggi 60°kebutuhan. semi fowler 15-45
d) Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal jika ada celah
disana. Bantal akan mencegah kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi
lumbal.
e) Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien. Bantal akan menyangnya kurva
diletakkan diatas kasur tanpa bantal. Terlalu banyak bantal dibawah kepala
f) Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan
adanya hiper ekstensi lutut, membantu klien supaya tidak melorot ke bawah.
g) Pastikan tidak ada pada area popliteal dan lulut dalam keadaan fleksi.
h) Letakkan bantal atau gulungan handuk dibawah paha klien. Bila ekstremitas
fleksi.
j) Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, bila klien
pergelangan tangan.
2. Posisi Sims
pada abdomen
f. Letakkan bantal dibawah lengan klien yang fleksi. Bantal harus melebihi dari
drop.
3. Posisi Trendelenburg
b. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, letakkan bantal diantara kepala dan
ujung tempat tidur pasien, dan berikan bantal dibawah lipatan lutut.
c. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur
c. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ketempat tidur dan
d. Pasang selimut
5. Posisi Litotomi
d. Letakkan bagian lutut atau kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi litotomi
e. Pasang selimut
6. Posisi Genu Pectoral
b. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan
body alignment yang benar dan mencegah kontraktur fleksi pada vertebra
cervical.
d. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah
disana. Bantal akan menyangga kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi
lumbal.
e. Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan
g. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralise pada ekstremitas atas, maka
8. Posisi Orthopneu
transmisi mikroorganisme.
e. Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan
f. Pastikan tidak ada tekanan pada area popliteal dan lulut dalam keadaan fleksi.
fleksi.
siku lurus dan tangan diatas pahanya. Posisikan tengkurap ditengah tempat
tidur yang datar. Memberikan posisi pada klien sehingga kelurusan tubuh
dapat dipertahankan.
d. Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal. Bila banyak
e. Letakkan bantal kecil dibawah abdomen pada area antara diafragma (atau
payudara pada wanita) dan illiac crest. Hal ini mengurangi tekanan pada
karena kasur.
f. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai dengan tumit. Mengurangi
g. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas, maka
patella.
h. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas, maka
akses bagi klien dan menghilangkan pengubahan posisi klien tanpa melawan
gaya gravitasi.
c. Gulingkan klien hingga pada posisi miring. Menyiapkan klien untuk posisi
yang tepat
menopang pada bahu tersebut. Mencegah berat badan klien tertahan langsung
f. Letakkan bantal dibawah lengan atas. Mencegah internal rotasi dan adduksi
g. Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas berfungsi
secara paralel dengan permukaan bed. Mencegah internal rotasi dari paha dan
adduksi kaki. Mencegah penekanan secara langsung dari kaki atas terhadap
kaki bawah.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.: Defenisi dan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.:Defenisi dan
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.: Defenisi dan
Mubarak. Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: EGC.