Anda di halaman 1dari 37

32

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dilakukan di Terminal Petikemas Semarang melalui


pengamatan secara langsung. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diantaranya
gambaran umum dan informasi perusahaan, struktur organisasi, proses bisnis bongkar
muat, dan jumlah pemakaian energi untuk masing-masing alat yang digunakan dalam
proses bongkar muat.

4.1.1 Deskripsi Perusahaan

Terminal PetiKemas Semarang (TPKS) adalah Pelabuhan kelas satu di lingkungan PT


Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang terletak di pantai utara Jawa Tengah di ibu kota
Provinsi Jawa Tengah Semarang, yang beralamat di Jl. Coaster No. 10A, Semarang
50116. Sejarah berdirinya TPKS tidak lepas dari sejarah Pelabuhan Tanjung Emas.
Bentuk pengelolaan pelabuhan telah mengalami beberapa kali perubahan, mulai dari
perusahaan negara (PN) pelabuhan tahun 1960, Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP)
tahun 1969, dan perum Pelabuhan tahun 1983.

Berdasarkan pembagiannya adapun pelabuhan semarang berada di bawah Perum


Pelabuhan Indonesia III yang berkantor pusat di Surabaya. Pada periode ini dilaksanakan
Proyek Pembangunan tahap I pelabuhan semarang dan diresmikan oleh Presiden
Soeharto pada tanggal 23 November 1985 yang kemudian diberi nama Pelabuhan
Tanjung Emas. Bentuk Pengelolaan pelabuhan mengalami Perubahan terakhir kali pada
tahun 1992 dengan pembagian yang masih sama yaitu PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia
I, II , III, dan IV. Awal kegiatan bongkar muat petikemas di pelabuhan Tanjung Emas
dilakukan secara konvesional yaitu menjadi satu kesatuan bongkar muat barang umum
33

(General Cargo) yang berada di bawa kendali divisi usaha Terminal cabang Pelabuhan
Tanjung emas. Setelah selesainya pembangunan tahap II tahun 1997, penanganan
Petikemas memasuki tahap pelayanan terminal sendiri yang dikendalikan divisi Terminal
petikemas cabang tanjung Emas (divisi TPK).

Sebagai langkah antisipasi terhadap pertumbuhan angkutan petikemas di


pelabuhan Tanjung Emas yang secara nyata memerlukan pengelolaan yang lebih
profesional, manajemen pelabuhan Indonesia III melakukan pemekaran Organisasi
Pelabuhan Tanjung Emas ,menjadi 2 bagian yaitu pengelolaan TPKS secara mandiri
dibawa tanggung jawab General Manager TPKS dan pengelolaan pelabuhan di bawah
tanggung jawab General Manager Pelabuhan Tanjung Emas. TPKS berdiri berdasarkan
Surat keputusan Direksi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor :
KEP.46/PP.1.08/P.III-2001 tanggal 29 Juni 2001 tentang pembentukan TPKS terhitung
sejak tanggal 21 Juli 2001 dimana TPKS merupakan cabang yang berdiri sendiri terpisah
dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Sehingga semua urusan handling Petikemas
sepenuhnya dilakukan sendiri oleh manajemen TPKS.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari TPKS adalah menjadi Pemimpin Bisnis di Pelabuhan. Adapun dalam mencapai
visi tersebut, TPKS menetapkan beberpa misi. Misi dari TPKS yaitu sebagai berikut :

1) Menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan untuk peningkatan kepuasan


stakeholder.
2) Memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi pelanggan.
3) Menciptakan solusi bisnis yang cerdas melalui integrasi dan kerjasama dengan mitra
strategis.

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dari TPKS ialah seperti yang terlihat pada Gambar 4.1 dibawah ini:
34

Gambar 4.1 Struktur Organisasi TPKS


35

Deskripsi dari Gambar 4.1 secara umum bagian pada struktur organisasi Terminal
Petikemas Semarang adalah sebagai berikut:

a. Tugas Manager Operasi


1) Menyelenggarakan pengusahaan jasa pelayanan kapal dan bongkar muat peti
kemas di dermaga, gudang (CFS) dan lapangan (CY).
2) Menyelenggarakan pengendalian kelancaran kegiatan operasi kapal, lapangan
dan gudang, sarana dan prasana serta sumber daya manusianya.
3) Menyelenggarakan pengamanan, keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan
TPKS.

b. Tugas Asisten Manager Operasi Terminal


1) Mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan pengusahaan jasa pelayanan peti
kemas di dermaga, gudang (CFS), dan lapangan (CY).
2) Mengkoordinir pelaksanaan pengendalian kelancaran kegiatan operasi kapal,
operasi lapangan dan gudang, sarana dan prasarana serta sumber daya
manusianya.

c. Tugas Supervisor Operasi Kapal


1) Melaksanakan kegiatan pengusahaan jasa pelayanan kapal yang meliputi jasa
tambat, dermaga yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengatur kelancaran dan ketertiban kegiatan
operasi bongkar muat peti kemas.

d. Tugas Supervisor Lapangan, Gate, dan CFS


Melaksanakan dan mengatur pengendalian kelancaran, ketertiban kegiatan operasi
gerakan, pengangkutan dan penumpukan peti kemas di lapangan, pengisian, dan
pengopersian peti kemas serta operasi penumpukan barang di gudang (CFS).

e. Tugas Asisten Manager Perencanaan dan Pemasaran


1) Mengkoordinasi pelayanan permintaan fasilitas penyandaran kapal dan kegitan
bongkar muat peti kemas.
36

2) Mengkoordinasi dukungan administrasi kepegawaian, kerumah tanggaan dan


ketatausahaan di lingkungan divisi operasi.

f. Tugas Supervisor Perencanaan


1) Merencanakan pelayanan terhadap permintaan fasilitas penyandaran kapal dan
kegiatan bongkar muat container.
2) Menyusun rencana penetapan alokasi tambatan dan waktu tambat berdasarkan
atas skala prioritas dan target produktivitas.

g. Tugas Supervisor Pemasaran


1) Melaksanakan pembuatan realisasi produksi, pendapatan dan biaya jasa operasi
kapal, lapangan dan gudang secara periodik.
2) Melaksanakan pemasaran jasa terminal petikemas Semarang.
3) Melaksanakan pembuatan dokumen pranota pendapatan jasa, opersi kapal,
gudang, dan lapangan.

h. Tugas Supervisor Administrasi Operasi


1) Melaksanakan dukungan administrasi kepegawaian, kerumah tanggaan dan
ketatausahaan di divisi operasi.
2) Melaksanakan penyiapan tenaga kerja sesuai permintaan sub dinas yang
membutuhkan.

4.2 Pengolahan Data

Pengolahan data secara khusus yang diperlukan yaitu data proses bisnis di TPKS yang
meliputi data aktivitas proses bongkar muat, waktu siklus setiap aktivitas, data kuisioner
Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk 10 pemborosan dengan pengolahan
menggunakan metode logika fuzzy dimana data diolah menggunakan Microsoft Excel dan
service value stream mapping menggunakan software Microsoft Visio.
37

4.2.1 Proses Bisnis Bongkar Muat

Berikut dibawah ini Gambar 4.2 merupakan proses bisnis bongkar kapal petikemas ole`h
TPKS ialah sebagai berikut :

Gambar 4.2 Proses Pelayanan Bongkar Kapal Petikemas

Adapun proses pada Gambar 4.2 meliputi:


1) Agen pelayaran mengirimkan data (EDY file) bongkar (baplie) kepada planner TPKS
melalui media elektronik (e-mail).
2) Ship planner melakukan pengolahan data pada system aplikasi yang ada (Pengecekan
jumlah dan jenis container yang akan dimuat).
3) H-1 dilakukan meeting penyandaran dan penetapan standar kapal di TPKS.
4) Petugas terminal berkoordinasi untuk melakukan persiapan penyandaran dan
kegiatan bongkar muat.
5) Pelaksanaan proses pembongkaran muatan sampai degan penumpukan kontainer
ditempat penumpukan (CY). Proses ini meliputi kegiatan stevedoring dan trucking.
38

Dibawah ini Gambar 4.3 yang menunjukkan proses bisnis muat kapal petikemas
oleh TPKS:

Gambar 4.3 Proses Pelayanan Muat Kapal Petikemas

Adapun proses pada Gambar 4.3 meliputi:


1) Pihak terminal berkoordinasi dengan agent pelayaran berkaitan dengan muatan yang
rencana akan di muat.
2) Agent pelayatan mengirimkan pre-plan alokasi tempat kontainer diatas kapal.
3) Ship planner membuat pre-plan sesuai panduan yang dibuat oleh agent, dan hasilnya
akan dikoordinasikan terlebih dahulu sebelum diajukan ke pihak kapal.
4) Jika tidak ada perubahan data dari pihak kapal maka akan dibuatkan dokumen
loading sebagai pegangan untuk petugas lapangan.
5) Dilakukan proses pemuatan sesuai dengan pre-plan ke atas kapal. Proses ini meliputi
kegiatan trucking dan stevedoring.

4.2.2 Waktu Proses Bongkar Muat

Pengambilan data dilakukan menggunakan metode pengamatan langsung dan


menggunakan experts judgement untuk mengetahui waktu pengerjaan dari masing-
masing proses bongkar muat oleh TPKS. Dimana waktu dibawah ini merupakan waktu
39

proses bongkar muat yang dilakukan pada 1 shift kerja yaitu pukul 08.00-16.00 di bulan
Maret 2018.

A. Waktu Siklus

Pengumpulan data proses bongkar muat ialah berdasarkan pada waktu siklus pada setiap
aktivitas proses. Waktu siklus untuk masing-masing proses yang terjadi dalam kegiatan
bongkar muat oleh TPKS didapat dari observasi langsung dilapangan penumpukan (CY)
yang berada di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang serta hasil diskusi bersama salah
seorang operator yang juga berperan sebagai expert dalam penelitian ini. Adapun waktu
siklus untuk masing-masing proses tersebut ialah seperti yang terlihat pada tabel 4.1
dibawah ini:
40

Tabel 4.1 Waktu Siklus Proses Bongkar dan Muat

Proses Aktivitas Waktu Siklus (Detik)


Agen pelayaran mengirimkan data (EDY file) bongkar (baplie) kepada planner TPKS melalui media
600
elektronik (e-mail).
Ship planner melakukan pengolahan data pada system aplikasi yang ada (Pengecekan jumlah dan
7200
jenis container yang akan dimuat).
Bongkar H-1 dilakukan meeting penyandaran dan penetapan standar kapal di TPKS. 3600
Petugas terminal berkoordinasi untuk melakukan persiapan penyandaran dan kegiatan bongkar muat. 3600
Stevedoring (Wharf ke CY) 5600
Trucking (CY ke Depo) 4200
Pihak terminal berkoordinasi dengan agent pelayaran berkaitan dengan muatan yang rencana akan di
3000
muat.
Agent pelayatan mengirimkan pre-plan alokasi tempat kontainer diatas kapal. 300
Ship planner membuat pre-plan sesuai panduan yang dibuat oleh agent, dan hasilnya akan
7200
Muat dikoordinasikan terlebih dahulu sebelum diajukan ke pihak kapal.
Jika tidak ada perubahan data dari pihak kapal maka akan dibuatkan dokumen loading sebagai
3600
pegangan untuk petugas lapangan.
Trucking (Depo ke CY) 4200
Stevedoring (CY ke Wharf) 6100
41

B. Waktu Available

Waktu available merupakan waktu yang benar-benar digunakan dalam menjalankan


sebuah proses bisnis. Dimana dalam penelitian ini yang menjadi objek nya ialah proses
bongkar muat container oleh TPKS sehingga waktu available atau waktu yang tersedia
meliputi waktu kerja bersih yang tersedia dalam menjalankan serangkaian proses bongkar
bisnis itu sendiri. Adapun waktu yang tersedia tersebut sudah dikurangi waktu istirahat
dan waktu-waktu yang tidak memiliki nilai tambah lainnya. Berikut dibawah ini
merupakan waktu available untuk masing-masing proses yang terjadi dalam kegiatan
bongkar muat petikemas atau container oleh TPKS ialah seperti yang terlihat pada Tabel
4.2 dibawah ini:
42

Tabel 4.2 Waktu Available Proses Bongkar dan Muat

Proses Aktivitas Waktu Available (Detik)


Agen pelayaran mengirimkan data (EDY file) bongkar (baplie) kepada planner TPKS melalui
media elektronik (e-mail). 277200
Ship planner melakukan pengolahan data pada system aplikasi yang ada (Pengecekan jumlah dan
jenis container yang akan dimuat). 277200
Bongkar H-1 dilakukan meeting penyandaran dan penetapan standar kapal di TPKS. 277200
Petugas terminal berkoordinasi untuk melakukan persiapan penyandaran dan kegiatan bongkar
muat. 277200
Stevedoring (Wharf ke CY) 277200
Trucking (CY ke Depo) 277200
Pihak terminal berkoordinasi dengan agent pelayaran berkaitan dengan muatan yang rencana akan
di muat. 252200
Agent pelayatan mengirimkan pre-plan alokasi tempat kontainer diatas kapal. 252200
Ship planner membuat pre-plan sesuai panduan yang dibuat oleh agent, dan hasilnya akan
Muat dikoordinasikan terlebih dahulu sebelum diajukan ke pihak kapal. 252200
Jika tidak ada perubahan data dari pihak kapal maka akan dibuatkan dokumen loading sebagai
pegangan untuk petugas lapangan. 252200
Trucking (Depo ke CY) 252200
Stevedoring (CY ke Wharf) 252200
43

4.2.3 Operator Proses Bongkar Muat

Berikut dibawah ini merupakan jumlah operator untuk proses bongkar muat di TPKS:

Tabel 4.3 Jumlah Operator Proses Bongkar dan Muat

Proses Aktivitas Jumlah Operator


Agen pelayaran mengirimkan data (EDY file)
bongkar (baplie) kepada planner TPKS melalui media
elektronik (e-mail). 5
Ship planner melakukan pengolahan data pada system
aplikasi yang ada (Pengecekan jumlah dan jenis
container yang akan dimuat). 21
Bongkar H-1 dilakukan meeting penyandaran dan penetapan
standar kapal di TPKS. 10
Petugas terminal berkoordinasi untuk melakukan
persiapan penyandaran dan kegiatan bongkar muat. 8
Stevedoring (Wharf ke CY) 44
Trucking (CY ke Depo) 4
Pihak terminal berkoordinasi dengan agent pelayaran
berkaitan dengan muatan yang rencana akan di muat. 8
Agent pelayatan mengirimkan pre-plan alokasi tempat
kontainer diatas kapal. 5
Ship planner membuat pre-plan sesuai panduan yang
dibuat oleh agent, dan hasilnya akan dikoordinasikan
Muat terlebih dahulu sebelum diajukan ke pihak kapal. 21
Jika tidak ada perubahan data dari pihak kapal maka
akan dibuatkan dokumen loading sebagai pegangan
untuk petugas lapangan. 5
Trucking (Depo ke CY) 4
Stevedoring (CY ke Wharf) 44

4.2.4 Penggunaan Energi Pada Proses Bongkar Muat

Adapun demi menunjang kegiatan bongkar muat kapal petikemas yang dilakukan maka
pihak TPKS menggunakan beberapa alat seperti Container Crane (CC), Head Truck
(HT), dan Rubber Tyred Gantry (RTG) dalam proses bongkar muat nya. Container Crane
(CC) sendiri didukung dengan energi listrik dalam penggunaannya, sedangkan untuk
Head Truck (HT) dan Rubber Tyred Gantry (RTG) didukung dengan energi bahan bakar
minyak yaitu diesel. Adapun Tabel 4.4 hingga Tabel 4.6 dibawah ini merupakan jumlah
44

energi yang dikonsumsi oleh ketiga alat yang digunakan pada proses bongkar muat pada
bulan Maret 2018.

Tabel 4.4 Penggunaan Energi Bahan Bakar Minyak untuk Rubber Tyred Gantry (RTG)

Pemakaian / Bulan
No Nama Alat
Periode 1 Periode 2
Rubber Tyred Gantry (RTG)
1 RTG.01 4033 4628
2 RTG.02 3387 5502
3 RTG.03 3700 4633
4 RTG.04 1195 1868
5 RTG.05 1364 2416
6 RTG.06 4065 4734
7 RTG.07 2556 3764
8 RTG.08 3466 3423
9 RTG.16 3372 3467
10 RTG.17 3130 4496
11 RTG.18 4395 3716
12 RTG.19 2260 4025
Jumlah 83595

Tabel 4.5 Penggunaan Energi Bahan Bakar Minyak untuk Head Truck (HT)

Pemakaian / Bulan
No Nama Alat
Periode 1 Periode 2
Head Truck (HT)
1 HN.118 684 869
2 HN.119 684 801
3 HN.120 0 0
4 HN.121 338 375
5 HN.122 0 0
6 HN.123 503 835
7 HN.124 625 871
8 HN.125 542 720
9 HN.126 572 742
10 HN.127 0 0
11 HT.136 764 1064
12 HT.137 833 1057
13 HT.138 750 805
14 HT.139 783 943
15 HT.140 825 1063
45

Pemakaian / Bulan
No Nama Alat
Periode 1 Periode 2
16 HT.141 0 740
17 HT.142 0 0
18 HT.143 806 632
19 HT.144 842 987
20 HT.145 713 1082
21 HT.153 831 1074
22 HT.154 645 923
23 HT.155 488 1033
24 HT.156 771 1077
25 HT.157 601 805
26 HT.158 774 962
27 HT.159 830 1019
28 HT.160 714 881
29 HT.161 571 865
30 HT.162 797 1007
31 HT.163 886 1105
32 HT.164 439 803
33 HT.165 813 900
34 HT.166 886 1156
35 HT.167 839 945
36 HT.168 881 876
37 HT.169 771 1149
38 HT.170 734 1016
39 HT.171 764 935
40 HT.172 698 973
41 HT.173 792 950
42 HT.174 540 701
43 HT.175 610 1050
Jumlah 62730

Tabel 4.6 Penggunaan Energi Listrik untuk Container Crane (CC)

Pemakaian / Bulan
No Nama Alat
(Mwh) (Kwh)
Container Crane (CC)
1 CC.03 24.38 24380
2 CC.04 25.13 25130
3 CC.05 57.11 57110
4 CC.06 27.95 27950
5 CC.07 28.46 28460
Jumlah 163030
46

4.2.5 Biaya dalam Proses Bongkar Muat

Dalam kegiatan operasional proses bongkar muat kapal peti kemas tentunya terdapat
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menunjang keberhasilan kegiatan bongkar muat
tersebut. Pada proses bongkar muat oleh TPKS digunakan tiga alat utama sebagai alat
penunjang untuk keberlangsungan proses bongkar muat yaitu terdiri dari alat Container
Crane (CC), Head Truck (HT), dan Rubber Tyred Gantry (RTG). Adapun biaya yang
dikeluarkan untuk masing-masing alat tersebut ialah:
47

Tabel 4.7 Biaya Penggunaan Alat Rubber Tyred Grant (RTG) Crane
Biaya BBM- Biaya BBM- Biaya Periode Biaya Periode Total Biaya /
Pemakaian / Bulan
Nama Periode 1 Periode 2 1 2 bulan
No
Alat Periode Periode
(Rp/liter) (Rp/liter) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2
1 RTG.01 4,033 4,628 9,900.00 10,150.00 39,926,700.00 46,974,200.00 86,900,900.00
2 RTG.02 3,387 5,502 9,900.00 10,150.00 33,531,300.00 55,845,300.00 89,376,600.00
3 RTG.03 3,700 4,633 9,900.00 10,150.00 36,630,000.00 47,024,950.00 83,654,950.00
4 RTG.04 1,195 1,868 9,900.00 10,150.00 11,830,500.00 18,960,200.00 30,790,700.00
5 RTG.05 1,364 2,416 9,900.00 10,150.00 13,503,600.00 24,522,400.00 38,026,000.00
6 RTG.06 4,065 4,734 9,900.00 10,150.00 40,243,500.00 48,050,100.00 88,293,600.00
7 RTG.07 2,556 3,764 9,900.00 10,150.00 25,304,400.00 38,204,600.00 63,509,000.00
8 RTG.08 3,466 3,423 9,900.00 10,150.00 34,313,400.00 34,743,450.00 69,056,850.00
9 RTG.16 3,372 3,467 9,900.00 10,150.00 33,382,800.00 35,190,050.00 68,572,850.00
10 RTG.17 3,130 4,496 9,900.00 10,150.00 30,987,000.00 45,634,400.00 76,621,400.00
11 RTG.18 4,395 3,716 9,900.00 10,150.00 43,510,500.00 37,717,400.00 81,227,900.00
12 RTG.19 2,260 4,025 9,900.00 10,150.00 22,374,000.00 40,853,750.00 63,227,750.00

Tabel 4.8 Biaya Penggunaan Alat Head Truck (HT)

Pemakaian / Biaya BBM- Biaya BBM- Biaya Biaya Total Biaya /


Bulan Periode 1 Periode 2 Periode 1 Periode 2 bulan
No Nama Alat
Periode Periode
(Rp/liter) (Rp/liter) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2
1 HT.118 684 869 9,900.00 10,150.00 6,771,600.00 8,820,350.00 15,591,950.00
2 HT.119 684 801 9,900.00 10,150.00 6,771,600.00 8,130,150.00 14,901,750.00
3 HT.120 0 0 9,900.00 10,150.00 - - -
48

Pemakaian / Biaya BBM- Biaya BBM- Biaya Biaya Total Biaya /


Bulan Periode 1 Periode 2 Periode 1 Periode 2 bulan
No Nama Alat
Periode Periode
(Rp/liter) (Rp/liter) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2
4 HT.121 338 375 9,900.00 10,150.00 3,346,200.00 3,806,250.00 7,152,450.00
5 HT.122 0 0 9,900.00 10,150.00 - - -
6 HT.123 503 835 9,900.00 10,150.00 4,979,700.00 8,475,250.00 13,454,950.00
7 HT.124 625 871 9,900.00 10,150.00 6,187,500.00 8,840,650.00 15,028,150.00
8 HT.125 542 720 9,900.00 10,150.00 5,365,800.00 7,308,000.00 12,673,800.00
9 HT.126 572 742 9,900.00 10,150.00 5,662,800.00 7,531,300.00 13,194,100.00
10 HT.127 0 0 9,900.00 10,150.00 - - -
11 HT.136 764 1064 9,900.00 10,150.00 7,563,600.00 10,799,600.00 18,363,200.00
12 HT.137 833 1057 9,900.00 10,150.00 8,246,700.00 10,728,550.00 18,975,250.00
13 HT.138 750 805 9,900.00 10,150.00 7,425,000.00 8,170,750.00 15,595,750.00
14 HT.139 783 943 9,900.00 10,150.00 7,751,700.00 9,571,450.00 17,323,150.00
15 HT.140 825 1063 9,900.00 10,150.00 8,167,500.00 10,789,450.00 18,956,950.00
16 HT.141 0 740 9,900.00 10,150.00 - 7,511,000.00 7,511,000.00
17 HT.142 0 0 9,900.00 10,150.00 - - -
18 HT.143 806 632 9,900.00 10,150.00 7,979,400.00 6,414,800.00 14,394,200.00
19 HT.144 842 987 9,900.00 10,150.00 8,335,800.00 10,018,050.00 18,353,850.00
20 HT.145 713 1082 9,900.00 10,150.00 7,058,700.00 10,982,300.00 18,041,000.00
21 HT.153 831 1074 9,900.00 10,150.00 8,226,900.00 10,901,100.00 19,128,000.00
22 HT.154 645 923 9,900.00 10,150.00 6,385,500.00 9,368,450.00 15,753,950.00
23 HT.155 488 1033 9,900.00 10,150.00 4,831,200.00 10,484,950.00 15,316,150.00
24 HT.156 771 1077 9,900.00 10,150.00 7,632,900.00 10,931,550.00 18,564,450.00
25 HT.157 601 805 9,900.00 10,150.00 5,949,900.00 8,170,750.00 14,120,650.00
26 HT.158 774 962 9,900.00 10,150.00 7,662,600.00 9,764,300.00 17,426,900.00
49

Pemakaian / Biaya BBM- Biaya BBM- Biaya Biaya Total Biaya /


Bulan Periode 1 Periode 2 Periode 1 Periode 2 bulan
No Nama Alat
Periode Periode
(Rp/liter) (Rp/liter) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2
27 HT.159 830 1019 9,900.00 10,150.00 8,217,000.00 10,342,850.00 18,559,850.00
28 HT.160 714 881 9,900.00 10,150.00 7,068,600.00 8,942,150.00 16,010,750.00
29 HT.161 571 865 9,900.00 10,150.00 5,652,900.00 8,779,750.00 14,432,650.00
30 HT.162 797 1007 9,900.00 10,150.00 7,890,300.00 10,221,050.00 18,111,350.00
31 HT.163 886 1105 9,900.00 10,150.00 8,771,400.00 11,215,750.00 19,987,150.00
32 HT.164 439 803 9,900.00 10,150.00 4,346,100.00 8,150,450.00 12,496,550.00
33 HT.165 813 900 9,900.00 10,150.00 8,048,700.00 9,135,000.00 17,183,700.00
34 HT.166 886 1156 9,900.00 10,150.00 8,771,400.00 11,733,400.00 20,504,800.00
35 HT.167 839 945 9,900.00 10,150.00 8,306,100.00 9,591,750.00 17,897,850.00
36 HT.168 881 876 9,900.00 10,150.00 8,721,900.00 8,891,400.00 17,613,300.00
37 HT.169 771 1149 9,900.00 10,150.00 7,632,900.00 11,662,350.00 19,295,250.00
38 HT.170 734 1016 9,900.00 10,150.00 7,266,600.00 10,312,400.00 17,579,000.00
39 HT.171 764 935 9,900.00 10,150.00 7,563,600.00 9,490,250.00 17,053,850.00
40 HT.172 698 973 9,900.00 10,150.00 6,910,200.00 9,875,950.00 16,786,150.00
41 HT.173 792 950 9,900.00 10,150.00 7,840,800.00 9,642,500.00 17,483,300.00
42 HT.174 540 701 9,900.00 10,150.00 5,346,000.00 7,115,150.00 12,461,150.00
43 HT.175 610 1050 9,900.00 10,150.00 6,039,000.00 10,657,500.00 16,696,500.00
50

Tabel 4.9 Biaya Penggunaan Alat Container Crane (CC)

Pemakaian / Bulan Biaya-Tarif TPKS Total Biaya / bulan


No Nama Alat
(Mwh) (Kwh) (Rp/Kwh) (Rp)
1 CC.03 24.38 24,380.00 1,294.73 31,565,517.40
2 CC.04 25.13 25,130.00 1,294.73 32,536,564.90
3 CC.05 57.11 57,110.00 1,294.73 73,942,030.30
4 CC.06 27.95 27,950.00 1,294.73 36,187,703.50
5 CC.07 28.46 28,460.00 1,294.73 36,848,015.80
51

4.2.6 Pembuatan Service Value Stream Mapping (SVSM)

Dalam memetakan keseluruhan proses bongkar muat oleh TPKS maka dilakukan
pembuatan service value stream mapping (SVSM) untuk melihat keseluruhan proses serta
melihat total lead time untuk keseluruhan proses bongkar muat yang meliputi waktu
siklus, VA (Value Added) time, dan NVA (Non Value Added) time. Selain itu pembuatan
SVSM juga diharapkan dapat merepresentasikan pemborosan terbesar yang terjadi di
TPKS berdasarkan hasil pembobotan dengan menggunakan logika fuzzy-AHP pada Tabel
4.39 diatas dan juga dapat mengidentifikasi pemborosan lainnya yang terdapat pada
proses bongkar muat oleh TPKS tersebut. Berikut dibawah ini merupakan current service
value stream mapping dari proses bongkar muat yang terjadi di TPKS.
52

Gambar 4.4 Current State Service Value Stream Mapping di Terminal Petikemas Semarang (TPKS)
53

Gambar 4.5 Current State Service Value Stream Mapping Proses Bongkar
54

Gambar 4.6 Current State Service Value Stream Mapping Proses Muat
55

4.2.6 Pembobotan Kuisioner Pemborosan

Kuisioner diberikan kepada pihak asisten manajer perencanaan TPKS. Hal ini dilakukan
karena asisten manajer perencanaan tersebut merupakan orang yang memahami
serangkaian proses bisnis bongkar muat kapal petikemas yang dilakukan di TPKS. Tetapi
selanjutnya peneliti juga melakukan validasi dari hasil kuisioner dengan melakukan
observasi langsung di lapangan. Pembobotan yang digunakan yaitu menggunakan skala
1 sampai dengan 9 pada perbandingan menggunakan Analitycal Hierarchy Process
(AHP) dengan pembobotan 10 jenis pemborosan. Adapun hasil dari kuisioner tersebut
ialah seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.10 Hasil Kuisioner (Menurut Experts)

Kriteria Tingkat Kepentingan Kriteria


Defects 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Duplication
Incorrect
Defects 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Inventory
Lack of
Defects 9 8 7 6 5 4 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Customer's
Focus
Over
Defects 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Production
Unclear
Defects 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Communicatio
n
Motion/Transp
Defects 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
ortation
Underutilized
Defects 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Employees
Defects 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Variation
Defects 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Waiting/Delay
Incorrect
Duplication 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 9
Inventory
Lack of
Duplication 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Customer's
Focus
Over
Duplication 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Production
Unclear
Duplication 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 8 9 Communicatio
n
Motion/Transp
Duplication 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8
ortation
56

Kriteria Tingkat Kepentingan Kriteria


Underutilized
Duplication 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Employees
Duplication 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Variation
Duplication 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Waiting/Delay
Lack of
Incorrect
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 8 9 Customer's
Inventory
Focus
Incorrect Over
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Inventory Production
Unclear
Incorrect 3 4 5 6 7 8 9
9 8 7 6 5 4 3 2 1 Communicatio
Inventory
n
Incorrect Motion/Transp
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 8 9
Inventory ortation
Incorrect Underutilized
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Inventory Employees
Incorrect
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Variation
Inventory
Incorrect
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Waiting/Delay
Inventory
Lack of
Over
Customer's 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Production
Focus
Lack of Unclear
Customer's 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Communicatio
Focus n
Lack of
Motion/Transp
Customer's 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
ortation
Focus
Lack of
Underutilized
Customer's 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Employees
Focus
Lack of
Customer's 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Variation
Focus
Lack of
Customer's 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Waiting/Delay
Focus
Unclear
Over
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Communicatio
Production
n
Over Motion/Transp
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Production ortation
Over Underutilized
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Production Employees
Over
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Variation
Production
57

Kriteria Tingkat Kepentingan Kriteria


Over
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Waiting/Delay
Production
Unclear
Motion/Transp
Communicatio 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
ortation
n
Unclear
Underutilized
Communicatio 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Employees
n
Unclear
Communicatio 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Variation
n
Unclear
Communicatio 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Waiting/Delay
n
Motion/Transp Underutilized
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
ortation Employees
Motion/Transp
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Variation
ortation
Motion/Transp
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Waiting/Delay
ortation
Underutilized
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Variation
Employees
Underutilized
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Waiting/Delay
Employees
Variation 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Waiting/Delay

Berdasakan hasil kuisioner pada Tabel 4.7 diatas maka dilakukan rekapitulasi untuk
memudahkan peneliti dalam melakukan pengolahan data seperti yang terlihat pada tabel
4.8 dibawah ini.
58

Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Kuisioner


Lack of Over Unclear
Duplicati Incorrect Motion/Trans Underutilized Variati Waiting/Del
Kriteria Defects Customer's Product Communi
on Inventory portation Employees on ay
Focus ion cation
Defects X 7 5 1/5 1/3 1/5 1/5 1/6 1/5 1/4
Duplication 1/7 X 1/5 1/3 1/5 1/5 1/6 1/5 1/4 1/5
Incorrect
1/5 5 X 1/5 1 1/3 1/4 1/5 1/3 1/4
Inventory
Lack of
Customer's 5 3 5 X 1/4 1/3 1/4 1/4 1/2 1/2
Focus
Over
3 5 1 4 X 1/3 1/3 1/4 1 1/2
Production
Unclear
5 5 3 3 3 X 1/2 1/3 1/2 1
Communication
Motion/Transpo
5 6 4 4 3 2 X 1/3 1 1
rtation
Underutilized
6 5 5 4 4 3 3 X 3 3
Employees
Variation 5 4 3 2 1 2 1 1/3 X 1
Waiting/Delay 4 5 4 2 2 1 1 1/3 1 X
59

Tabel 4.8 diatas merupakan hasil rekapitulasi dari kuisioner pembobotan AHP yang
berisi pembobotan terhadap sepuluh jenis pemborosan yang terdapat di industri jasa.
Kuisioner tersebut diisi oleh seorang expert atau ahli yang mengetahui dengan jelas
keseluruhan proses bongkar muat yang terjadi di TPKS dimana selanjutnya berdasarkan
hasil kuisioner tersebut dilakukan perhitungan manual dengan menggunakan metode
fuzzy-AHP. Adapun perhitungan tersebut dilakukan dengan menggunakan skala likert
berdasarkan logika fuzzy untuk mendapatkan nilai bobot yang nantinya berguna dalam
mengetahui nilai pemborosan yang paling tinggi. Untuk mengetahui pemborosan
tersebut, maka terlebih dahulu dilakukan transfomasi atau mengubah hasil rekapitulasi
kuisioner dengan menggunakan skala likert yang sudah ditentukan agar memudahkan
peneliti dalam melakukan perhitungan menggunakan F-AHP seperti yang terlihat pada
Tabel 4.9 dibawah ini:
60

Tabel 4.12 Hasil Transformasi Skala Fuzzy Pairwaise Comparison (FPC)


Lack of Underutil
Over Unclear
Duplicat Incorrect Custom Motion/Transpor ized Variatio Waiting/D
Kriteria Defects Producti Communic
ion Inventory er's tation Employee n elay
on ation
Focus s
(1/7,1/5 (1/5,1/3, (1/7,1/5,1/3 (1/8,1/6,1/ (1/7,1/5, (1/6,1/4,1/
Defects (1,1,3) (5,7,9) (3,5,7) (1/7,1/5,1/3)
,1/3) 1/1) ) 4) 1/3) 2)
(1/9,1/7, (1/7,1/5,1/ (1/5,1/5 (1/7,1/5, (1/7,1/5,1/3 (1/7,1/5,1/ (1/6,1/4, (1/7,1/5,1/
Duplication (1,1,3) (1/8,1/6,1/4)
1/5) 3) ,1/1) 1/3) ) 3) 1/2) 3)
Incorrect (1/7,1/5, (1/7,1/5 (1/5,1/3,1/1 (1/7,1/5,1/ (1/5,1/3, (1/6,1/4,1/
(3,5,7) (1,1,3) (1,1,3) (1/6,1/4,1/2)
Inventory 1/3) ,1/3) ) 3) 1/1) 2)
Lack of
(1/6,1/4, (1/5,1/3,1/1 (1/6,1/4,1/ (1/4,1/2, (1/4,1/2,1/
Customer's (3,5,7) (1,3,5) (3,5,7) (1,1,3) (1/6,1/4,1/2)
1/2) ) 2) 1/1) 1)
Focus
(1/5,1/3,1/1 (1/6,1/4,1/ (1/4,1/2,1/
Over Production (1,3,5) (3,5,7) (1,1,3) (2,4,6) (1,1,3) (1/5,1/3,1/1) (1,1,3)
) 2) 1)
Unclear (1/5,1/3,1/ (1/4,1/2,
(3,5,7) (3,5,7) (1,3,5) (1,3,5) (1,3,5) (1,1,3) (1/4,1/2,1/1) (1,1,3)
Communication 1) 1/1)
Motion/Transpor (1/5,1/3,1/
(3,5,7) (4,6,8) (2,4,6) (2,4,6) (1,3,5) (1,2,4) (1,1,3) (1,1,3) (1,1,3)
tation 1)
Underutilized
(4,6,8) (3,5,7) (3,5,7) (2,4,6) (2,4,6) (1,3,5) (1,3,5) (1,1,3) (1,3,5) (1,3,5)
Employees
(1/5,1/3,1/
Variation (3,5,7) (2,4,6) (1,3,5) (1,2,4) (1,1,3) (1,2,4) (1,1,3) (1,1,3) (1,1,3)
1)
(1/5,1/3,1/
Waiting/Delay (2,4,6) (3,5,7) (2,4,6) (1,2,4) (1,2,4) (1,1,3) (1,1,3) (1,1,3) (1,1,3)
1)
61

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas terkait hasil transformasi pembobotan AHP biasa
menjadi F-AHP maka selanjutnya dapat dilanjutkan dengan melakukan perhitungan
geometric mean seperti yang terlihat pada Tabel 4.10 hingga Tabel 4.19 dibawah ini.

Tabel 4.13 Geometric Mean untuk Defects

Defects
(1,1 (5,7 (3,5 (1/7,1/ (1/5,1/ (1/7,1/ (1/7,1/ (1/8,1/ (1/7,1/ (1/6,1/
FPC ,3) ,9) ,7) 5,1/3) 3,1/1) 5,1/3) 5,1/3) 6,1/4) 5,1/3) 4,1/2)
Lower
0.347975595
Defect
Medium
0.48874863
Deffect
Upper
0.792093691
Deffect

Tabel 4.14 Geometric Mean untuk Duplication

Duplication
(1/9, (1,
(1/7,1/ (1/5,1/ (1/7,1/ (1/7,1/ (1/8,1/ (1/7,1/ (1/6,1/ (1/7,1/
FPC 1/7, 1,3
5,1/3) 5,1/1) 5,1/3) 5,1/3) 6,1/4) 5,1/3) 4,1/2) 5,1/3)
1/5) )
Lower
0.175390314
Duplication
Medium
0.228079929
Duplication
Upper
0.445600325
Duplication

Tabel 4.15 Geometric Mean untuk Incorrect Inventory

Incorrect Inventory
(3, (1, (1,
(1/7,1/ (1/7,1/ (1/5,1/ (1/6,1/ (1/7,1/ (1/5,1/ (1/6,1/
FPC 5,1/3)
5,7 1,3
5,1/3)
1,3
3,1/1) 4,1/2) 5,1/3) 3,1/1) 4,1/2)
) ) )
Lower
Incorrect 0.315325042
Inventory
Medium
Incorrect 0.440930103
Inventory
Upper
Incorrect 0.947527186
Inventory
62

Tabel 4.16 Geometric Mean untuk Lack of Customer's Focus

Lack of Customer's Focus


(3, (1, (3, (1,
(1/6,1/ (1/5,1/ (1/6,1/ (1/6,1/ (1/4,1/ (1/4,1/
FPC 5,7 3,5 5,7 1,3
4,1/2) 3,1/1) 4,1/2) 4,1/2) 2,1/1) 2,1/1)
) ) ) )
Lower Lack of
0.469537061
Customer's Focus
Medium Lack of
0.792446596
Customer's Focus
Upper Lack of
1.571519359
Customer's Focus

Tabel 4.17 Geometric Mean untuk Over Production

Over Production
(1,3 (3,5 (1,1 (3,5 (1,1 (1/5,1/3 (1/5,1/3 (1/6,1/4 (1,1 (1/4,1/2
FPC ,5) ,7) ,3) ,7) ,3) ,1/1) ,1/1) ,1/2) ,3) ,1/1)
Lower Over
0.657066198
Production
Medium Over
1.004090543
Production
Upper Over
2.248795613
Production

Tabel 4.18 Geometric Mean untuk Unclear Communication

Unclear Communication
(3,5 (3,5 (1,3 (1,3 (1,3 (1,1 (1/4,1/ (1/5,1/ (1/4,1/ (1,1
FPC ,7) ,7) ,5) ,5) ,5) ,3) 2,1/1) 3,1/1) 2,1/1) ,3)
Lower Unclear
0.803739389
Communication
Medium Unclear
1.49627787
Communication
Upper Unclear
2.979441483
Communication

Tabel 4.19 Geometric Mean untuk Motion/Transportation

Motion/Transportation
(2,4 (1,3 (1,2, (1,1, (1/5,1/3, (1,1, (1,1,
FPC (3,5,7) (4,6,8) (2,4,6)
,6) ,5) 4) 3) 1/1) 3) 3)
Lower
Motion/Trans 1.253796702
portation
Medium
Motion/Trans 1.987133859
portation
63

Motion/Transportation
Upper
Motion/Trans 4.015026617
portation

Tabel 4.20 Geometric Mean untuk Underutilized Employees

Underutilized Employees
(4,6, (3,5, (3,5, (2,4, (2,4, (1,3, (1,3, (1,1, (1,3, (1,3,
FPC 8) 7) 7) 6) 6) 5) 5) 3) 5) 5)
Lower Underutilized
1.64375183
Employees
Medium Underutilized
3.379633654
Employees
Upper Underutilized
5.524067593
Employees

Tabel 4.21 Geometric Mean untuk Variation

Variation
(3,5, (2,4, (1,3, (1,2, (1,1, (1,2, (1,1, (1/5,1/3,1 (1,1, (1,1,
FPC 7) 6) 5) 4) 3) 4) 3) /1) 3) 3)
Lower
1.018399376
Variation
Medium
1.549918988
Variation
Upper
3.495283683
Variation

Tabel 4.22 Geometric Mean untuk Waiting/Delay

Waiting/Delay
(2,4, (3,5, (2,4, (1,2, (1,2, (1,1, (1,1, (1/5,1/3, (1,1, (1,1,
FPC 6) 7) 6) 4) 4) 3) 3) 1/1) 3) 3)
Lower
1.091493426
Waiting/Delay
Medium
1.595154937
Waiting/Delay
Upper
3.559594723
Waiting/Delay

Setelah melakukan perhitungan geometric mean maka dilanjutkan dengan


melakukan perhitungan normalisasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.20 hingga Tabel
4.29 dibawah ini:
64

Tabel 4.23 Normalisasi untuk Defects

Normalisasi untuk Defects


Lower Defects 0.34798 Total Nilai Bawah 7.645543
Medium Defects 0.48875 Total Nilai Tengah 12.9008
Upper Defects 0.79209 Total Nilai Atas 25.16396

Lower 0.01383
Hasil Normalisasi Defects Medium 0.03789
Upper 0.1036

Tabel 4.24 Normalisasi untuk Duplication

Normalisasi untuk Duplication


Lower Duplication 0.17539 Total Nilai Bawah 7.645543
Medium Duplication 0.22808 Total Nilai Tengah 12.9008
Upper Duplication 0.4456 Total Nilai Atas 25.16396

Lower 0.00697
Hasil Normalisasi Duplication Medium 0.01768
Upper 0.05828

Tabel 4.25 Normalisasi untuk Incorrect Inventory

Normalisasi untuk Incorrect Inventory


Lower Incorrect Inventory 0.31533 Total Nilai Bawah 7.645543
Medium Incorrect Inventory 0.44093 Total Nilai Tengah 12.9008
Upper Incorrect Inventory 0.94753 Total Nilai Atas 25.16396

Lower 0.01253
Hasil Normalisasi Incorrect Inventory Medium 0.03418
Upper 0.12393

Tabel 4.26 Normalisasi untuk Lack of Customer's Focus

Normalisasi untuk Lack of Customer's Focus


Lower Lack of Customer's Focus 0.46954 Total Nilai Bawah 7.645543
Medium Lack of Customer's Focus 0.79245 Total Nilai Tengah 12.9008
Upper Lack of Customer's Focus 1.57152 Total Nilai Atas 25.16396

Hasil Normalisasi Lack of Customer's Focus Lower 0.01866


65

Medium 0.06143
Upper 0.20555

Tabel 4.27 Normalisasi untuk Over Production

Normalisasi untuk Over Production


Lower Over Production 0.65707 Total Nilai Bawah 7.645543
Medium Over Production 1.00409 Total Nilai Tengah 12.9008
Upper Over Production 2.2488 Total Nilai Atas 25.16396

Lower 0.02611
Hasil Normalisasi Over Production Medium 0.07783
Upper 0.29413

Tabel 4.28 Normalisasi untuk Unclear Communication

Normalisasi untuk Unclear Communication


Lower Unclear Communication 0.80374 Total Nilai Bawah 7.645543
Medium Unclear Communication 1.49628 Total Nilai Tengah 12.9008
Upper Unclear Communication 2.97944 Total Nilai Atas 25.16396

Lower 0.03194
Hasil Normalisasi Unclear Communication Medium 0.11598
Upper 0.3897

Tabel 4.29 Normalisasi untuk Motion/Transportation

Normalisasi untuk Motion/Transportation


Lower Motion/Transportation 1.2538 Total Nilai Bawah 7.645543
Medium Motion/Transportation 1.98713 Total Nilai Tengah 12.9008
Upper Motion/Transportation 4.01503 Total Nilai Atas 25.16396

Lower 0.04983
Hasil Normalisasi Motion/Transportation Medium 0.15403
Upper 0.52515

Tabel 4.30 Normalisasi untuk Underutilized Employees

Normalisasi untuk Underutilized Employees


Lower Underutilized Employees 1.64375 Total Nilai Bawah 7.645543
66

Medium Underutilized Employees 3.37963 Total Nilai Tengah 12.9008


Upper Underutilized Employees 5.52407 Total Nilai Atas 25.16396

Lower 0.06532
Hasil Normalisasi Underutilized Employees Medium 0.26197
Upper 0.72252

Tabel 4.31 Normalisasi untuk Variation

Normalisasi untuk Variation


Lower Variation 1.0184 Total Nilai Bawah 7.645543
Medium Variation 1.54992 Total Nilai Tengah 12.9008
Upper Variation 3.49528 Total Nilai Atas 25.16396

Lower 0.04047
Hasil Normalisasi Variation Medium 0.12014
Upper 0.45717

Tabel 4.32 Normalisasi untuk Waiting/Delay

Normalisasi untuk Waiting/Delay


Lower Waiting/Delay 1.09149 Total Nilai Bawah 7.645543
Medium Waiting/Delay 1.59515 Total Nilai Tengah 12.9008
Upper Waiting/Delay 3.55959 Total Nilai Atas 25.16396

Lower 0.04338
Hasil Normalisasi Waiting/Delay Medium 0.12365
Upper 0.46558

Setelah melakukan perhitungan normalisasi maka dilanjutkan dengan melakukan


perhitungan deffuzifikasi untuk 10 pemborosan seperti yang terlihat pada Tabel 4.30
hingga Tabel 4.39 dibawah ini:

Tabel 4.33 Hasil Deffuzifikasi Defects

Lower 0.0138283
Hasil Normalisasi Defects Medium 0.0378851
Upper 0.103602
Hasil Deffuzifikasi Defects 0.048300157
67

Tabel 4.34 Hasil Deffuzifikasi Duplication

Lower 0.0069699
Hasil Normalisasi Duplication Medium 0.0176795
Upper 0.0582824
Hasil Deffuzifikasi Duplication 0.025152825

Tabel 4.35 Hasil Deffuzifikasi Incorrect Inventory

Lower 0.0125308
Hasil Normalisasi Incorrect Inventory Medium 0.0341785
Upper 0.123932
Hasil Deffuzifikasi Incorrect Inventory 0.051204949

Tabel 4.36 Hasil Deffuzifikasi Lack of Customer's Focus

Lower 0.0186591
Hasil Normalisasi Lack of Customer's Focus Medium 0.0614262
Upper 0.2055471
Hasil Deffuzifikasi Lack of Customer's Focus 0.086764635

Tabel 4.37 Hasil Deffuzifikasi Over Production

Lower 0.0261114
Hasil Normalisasi Over Production Medium 0.0778316
Upper 0.2941316
Hasil Deffuzifikasi Over Production 0.118976565

Tabel 4.38 Hasil Deffuzifikasi Unclear Communication

Lower 0.0319401
Hasil Normalisasi Unclear Communication Medium 0.1159833
Upper 0.3896965
Hasil Deffuzifikasi Unclear Communication 0.163400819

Tabel 4.39 Hasil Deffuzifikasi Motion/Transportation

Lower 0.0498251
Hasil Normalisasi Motion/Transportation Medium 0.1540318
Upper 0.525146
Hasil Deffuzifikasi Motion/Transportation 0.220758693
68

Tabel 4.40 Hasil Deffuzifikasi Underutilized Employees

Lower 0.0653217
Hasil Normalisasi Underutilized Employees Medium 0.2619709
Upper 0.7225213
Hasil Deffuzifikasi Underutilized Employees 0.32794616

Tabel 4.41 Hasil Deffuzifikasi Variation

Lower 0.0404706
Hasil Normalisasi Variation Medium 0.1201413
Upper 0.4571662
Hasil Deffuzifikasi Variation 0.184479831

Tabel 4.42 Hasil Deffuzifikasi Waiting/Delay

Lower 0.0433753
Hasil Normalisasi Waiting/Delay Medium 0.1236478
Upper 0.4655777
Hasil Deffuzifikasi Waiting/Delay 0.189062125

Berdasarkan perhitungan deffuzifikasi maka didapat hasil bobot yang digunakan


untuk menentukan pemborosan tertinggi yang terjadi di TPKS. Selanjutnya dilakukan
perbandingan bobot perhitungan bobot AHP dan fuzzy-AHP seperti yang terlihat pada
Tabel 4.40 dibawah ini.

Tabel 4.43 Bobot Perbandingan AHP dan Fuzzy-AHP

Kriteria Bobot AHP Bobot Fuzzy-AHP

Defects 0.051804452 0.048300157


Duplication 0.021220871 0.025152825
Incorrect Inventory 0.040960348 0.051204949
Lack of Customer's Focus 0.068758098 0.086764635
Over Production 0.080457935 0.118976565
Unclear Communication 0.111620528 0.163400819
Motion/Transportation 0.143624211 0.220758693
Underutilized Employees 0.254859195 0.32794616
Variation 0.11375336 0.184479831
Waiting/Delay 0.112941001 0.189062125

Anda mungkin juga menyukai