Anda di halaman 1dari 3

Review Proses Pengeluaran Barang Import

Posted on 8 March 2016 by niswiyana

Wah, sepertinya memang sudah lebih dari 1 bulan saya vakum menulis,
bingung harus memulai dari mana.

Ya…benar, dari kebingungan itu mungkin saya harus memulai!

Berawal dari kebingungan, akhirnya saya putuskan hari ini untuk menulis
tentang proses pengeluaran barang, bagi agan-agan atau aganwati yang
seperti saya, hanya nongkrong di office untuk mengurus proses
pengeluaran barang import, sepertinya ini info yang berguna,

semoga 

Sebenarnya bagaimana sih proses pengeluaran barang selain kita


harus membayar PIB?

 Alur singkatnya setelah kapal arrived at Indonesian Port  :


Gambar 2 Sekilas Handling Container

1. Unloading/discharge adalah aktifitas pergerakan container dari


kapal menuju ke Container Yard (CY)/lapangan penumpukan untuk
di stack (di tumpuk red-)
2. Stevedoring (Bongkar Muat) adalah pekerjaan membongkar
petikemas dari palka kapal ke atas chasis/dermaga atau sebaliknya
dengan menggunakan crane kapal atau crane darat
3. Haulage adalah mengangkut petikemas dengan menggunakan
chasis/truck dalam daerah kerja pelabuhan dari lambung kapal
ke Container Yard (CY) / lapangan penumpukan atau sebaliknya
4. Container Yard (Lihat Gambar 2 point 4)
5. Biasanya sebelum point 1 (Sebelum vessel arrive maksudnya),
pihak pelayaran akan mengirimkan data manifest kepada importir
untuk di cek kebenarannya, spelling, content barang, etc.
Menghindari proses readress (Kesalahan data Import)Sebelum
melakukan proses impor/ekspor, importir/eksportir harus tahu betul
lartas di Indonesia (Keluar/masuk). Jadi ketika kapal sudah ada di
pelabuhan Indonesia, proses custom sudah bisa dimulai! Ini salah
satu cara untuk mengurangi dwelling time.. Karena ada peraturan
baru di Tanjung Priok port, mulai 1 Maret 2016 tarif penumpukan
container isi hari ke-3 sudah dikenakan tarif 900% dari tarif dasar,
luar biasa kan! Menghindari itu, siap-siap dokumennya yooo…
6. Setelah dokumen siap, Siapkan PIB dan bayar, apa itu PIB bisa
klik DISINI.
7. Setelah membayar PIB, ambil D/O (Delivery Order) di pelayaran,
bekalnya BL asli yaa..atau jika menggunakan telex release bisa bawa
copy B/L-nya
8. Submit data ke bea cukai melalui INSW. Keluar SPPB (Surat Perintah
Pengeluaran Barang), atau sebelum SPPB, importir bisa juga terkena
jalur merah, kuning, nota DNP, tergantung bea cukai menganalisis
dokumen import kita (lika-liku-laku proses pengeluaran barang di bea
cukai!)
9. OK, berbekal D/O dan SPPB, importir datang ke terminal peti kemas
dan membayar biaya penumpukan yang besarnya tergantung
lamanya kontainer menginap dipelabuhan.
10. Membayar biaya penumpukan akhirnya mendapatkan SP2 (Surat
Penyerahan Petikemas), sebagai bukti container dapat keluar area
pelabuhan, istilah lainnya untuk SP2 ini adalah tila.
11. Surat sudah di tangan, masuklah ke tahap LOLO (LIFT ON LIFT
OFF) . Lift ON adalah mengangkut Container dari tempat
penumpukan ke atas chasis/truck dengan
menggunakan transtainer/top loader atau alat lain. Lift off adalah
pekerjaan mengangkat Container dari atas chasis/truck ke tempat
penumpukan  dengan menggunakan transtainer / top loader atau
alat lain
12. Yakk…akhirnya container bisa keluar dari pelabuhan, sampai di gate
out, akan diterbitkan EIR (Equipment Interchange Receipt),
diterbitkan pada saat truck OUT container dan digunakan sebagai
bukti bahwa container sudah keluar.
13.  Kontainer akhirnya sampai di gudang importir untuk di unloading
14. FINISH

Anda mungkin juga menyukai