Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN ADL

(ACTIVITY DAILY LIVING)

Disusun Oleh :

1. Rosa Delima Melsasail (1801100497)


2. Vidiyah Yunica Hermayanti (1801100503)
3. Wakhida Puspita Aryani (1801100504)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya makalah ini dapat tersusun. Shalawat dan salam semoga
senantiasa terlimpahkan kepada sang uswatun hasanah Nabi Muhammad SAW. Penyusunan
makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik yang dimbing oleh
Erwanto, S.Kep., Ns. MMRS.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman bagi para pembaca, khususnya dapat dijadikan sebagai acuan dan petunjuk bagi
kami para mahasiswa STIKes Kendedes Malang. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini baik secara materi
maupun non-materi.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh karena itu kami memerlukan masukan yang bersifat membangun dari para dosen,
teman mahasiswa yang lain, dan seluruh pembaca makalah ini guna penyempurnaan.

Malang, September 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL (COVER)....................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................


1.2 Rumusan Masalah......................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Definisi Lansia...........................................................................

2.2 Definisi ADL..............................................................................

2.4 Klasifikasi ADL.........................................................................

2.4 Faktor-Faktor ADL.....................................................................

2.5 Personal Hygiene………………………………………………

2.6 Cara Mempertahankan ADL…………………………………..

BAB III : PENUTUP....................................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................

3.2 Saran...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang


Pengkajian tingkat kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas seharihari atau ADL
(Activity of Daily Living) penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan lanjut usia dalam
rangka menetapkan level bantuan bagi lansia dan perencanaaan perawatan jangka panjang
(Tamher dan Noorkasiani,2011). ADL (Activity of Daily Living) didefinisikan sebagai
kemandirian seseorang dalam melakukan aktivitas dan fungsi-fungsi kehidupan sehari-hari
yang dilakukan manusia secara rutin dan universal (Ediwati,2013).
Berdasarkan penelitian Afifah (2016) di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih
Sicincin menyatakanbahwa gambaran tingkat kemandirian lansia dalam melakukan ADL
(Activity of Daily Living) memiliki selisih yang besar yaitu 45,5% berada pada tingkat
mandiri dan 54,5% berada pada tingkat tidak mandiri. Penelitian ini menunjukan jumlah
lansia yang tidak mandiri lebih besar dari pada lansia yang mandiri. ADL (Activity of Daily
Living) adalah aktivitas pokok bagi perawatan diri. ADL(Activity of Daily Living) meliputi
antara lain ke toilet, makan, berpakaian, berpindah tempat dan mandi(Ediwati, 2013).
Salah satu kriteria yang dapat dipakai untuk menilai ADL (Activity of Daily Living)
adalah Indeks Katz, penilaian didasarkan pada kemampuan lansia untuk melakukan ke 6 hal
yang dikriteriakan untuk memastikan status fungsional usia lanjut (Dien GA Nursal, 2009).
Menurut Zulaekah dan Widowati pada tahun 2009, tingkat kemandirian penderita geriatri
yang diukur dengan indekskatz di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang hanya 17,91% yang
memiliki kemandirian pada semua hal yang dinilai pada indeks katz. Penelitian ini
menggambarkan bahwa tingkat kemandirian lanjut usia pada semua aspek yang dinilai pada
indekskatz masih sangat rendah.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah definisi dari ADL?
b. Apa saja klasifikasi ADL?
c. Apa saja factor-faktor ADL?
d. Bagaimana Personal Hygiene?
e. Bagaimana cara mempertahankan ADL?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui definisi ADL
b. Mengetahui Manfaat dari ADL
c. Mengetahui factor-faktor ADL
d. Mengetahui Personal Hygiene
e. Mengetahui cara mempertahankan ADL
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Lansia

Lansia adalah proses alamiah yang tidak dapat dihindari, semakin bertambah usia fungsi
tubuh mengalami kemunduran sehingga lansia lebih mudah terganggu kesehatannya baik
keadaan fisik maupun kesehatan jiwa (Maryam dkk,2008) karena keadaan fisik yang mengalami
kemunduran sehingga membuat lansia mengalami kecenderungan untuk membutuhkan bantuan
dalam hal
memenuhi kebutuhan hari-harinya. Penurunan kondisi fisik dan mental tersebut menyebabkan
menurunnya derajat kesehatan lansia sehingga tingkat ketergantungan pada lansia akan semakin
meningkat dan selanjutnya akan mempengaruhi kualitas hidup lansia.
Sedangkan menurut World Health Organisation, lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia diatas 60 tahun. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikatakan lansia ini akan
terjadi suatu proses yang disebut Aging Prosesatau proses penuaan (Nugroho, 2008).
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Contantanides, 1994). Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahap-
tahap menurunnya berbagai fungsi organ tubuh ini disebabkan seiring meningkatnya usia
sehingga terjadi perubahan dalm struktur dan fungsi sel, jaringan serta sistem organ. Perubahan-
perubahan tersebut umumnya mengarah pada kemunduran fisik dan psikis sehingga akan
berpengaruh pada activity of daily living (Setiawan, 2009).
2.2 Konsep ADL

2.2.1 Pengertian ADL

ADL(Activity of Daily Living) adalah suatu kemampuan seseorang untuk melakukan


kegiatan sehari-harinya secara mandiri. Penentu kemandirian fungsional dapat mengidentifikasi
kemampuan keterbatasan klien sehingga memudahkan pemilihan intervensi yang tepat (Maryam,
2008). ADL (Activity of Daily Living) didefinisikan sebagai kemandirian seseorang dalam
melakukan aktivitas dan fungsi-fungsi kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia secara
rutin dan universal (Ediawati, 2013). Untuk menilai ADL (Activity of Daily Living) digunakan
berbagai skala seperti Katz Index,Barthel yang dimodifikasi dan Functional Activities
Questioner (FAQ) (Ediawati, 2013).

Sedangkan pengertian ADL (Activity of Daily Living) dilihat dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukan lansia, ADL (Activity of Daily Living) merupakan aktivitas yang lebih kompleks
namun mendasar bagi situasi kehidupan lansia dalam bersosialisasi.Termasuk di sini kegiatan
belanja, masak, pekerjaan rumah tangga, mencuci, telepon, menggunakan sarana transportasi,
mampu menggunakan obat secara benar, serta manajemen keuangan (Tamher dan Noorkasiani,
2011).

2.2.2 Klasifikasi ADL (Activity of Daily Living)

1. ADL (Activity of Daily Living) dasar yaitu keterampilan dasar yang harus dimiliki
seseorang untuk merawat dirinya, meliputi berpakaian, makan dan minum, toileting,
mandi dan berhias. Ada juga yang memasukan kontinensi buang air besar dan buang air
kecil dalam katagori ADL (Activity of Daily Living) ini.
2. ADL (Activity of Daily Living) instrumental yaitu ADL (Activity of Daily Living) yang
berhubungan dengan penggunaan alat atau benda penunjang kehidupan sehari-hari
seperti menyiapkan makanan, menggunakan telepon, mengelola uang kertas serta hal-
hal yang ada pada ADL (Activity of Daily Living) dasar.
3. ADL (Activity of Daily Living) vokasional yaitu ADL (Activity of Daily Living) yang
berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan sekolah.
4. ADL (Activity of Daily Living) non vokasional yaitu ADL (Activity of Daily Living)
yang bersifat rekreasional, hobi dan mengisi waktu luang
2.2.3 Faktor–Faktor yang Mempengaruhi ADL (Activity of Daily Living)
Menurut Hardywinoto (2007), kemauan dan kemampuan untuk melakukan activity of
daily living tergantung pada beberapa faktor yaitu:
1. Umur dan status perkembangan Umur dan status perkembangan seorang klien
menunjukkan tanda kemauan dan kemampuan, ataupun bagaimana klien bereaksi
terhadap ketidakmampuan melaksanakanactivity of daily living. Saat perkembangan
dari bayi sampai dewasa, seseorang secara perlahan-lahan berubah dari tergantung
menjadi mandiri dalam melakukan activity of daily living.
2. Kesehatan fisiologis seseorang dapat mempengaruhi kemampuan partisipasi dalam
activity of daily living, contoh sistem nervous mengumpulkan, menghantarkan dan
mengolah informasi dari lingkungan. Sistem muskuloskeletal mengkoordinasikan
dengan sistem nervous sehingga dapat merespon sensori yang masuk dengan cara
melakukan gerakan. Gangguan pada sistem ini misalnya karena penyakit, atau trauma
injuri dapat mengganggu pemenuhan activity of daily living(Hardywinoto, 2007).
3. Fungsi Kognitif
Tingkat kognitif dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan
activity of daily living.Fungsi kognitif menunjukkan proses menerima,
mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensor stimulus untuk berpikir dan
menyelesaikan masalah. Proses mental memberikankontribusi pada fungsi kognitif
dapat mengganggu dalam berpikir logis dan menghambat kemandirian dalam
melaksanakan activity of daily living (Hardywinoto, 2007).
4. Fungsi Psikososial
Fungsi psikologi menunjukkan kemampuan seseorang untuk mengingat sesuatu hal
yang lalu dan menampilkan informasi pada suatu cara yang realistik. Proses ini
meliputi interaksi yang kompleks antara perilaku intrapersonal dan interpersonal.
Gangguan pada intrapersonal contohnya akibat gangguan konsep diri atau
ketidakstabilan emosi dapat mengganggu dalam tanggung jawab keluarga dan
pekerjaan. Gangguan interpersonal seperti masalah komunikasi, gangguan interaksi
sosial atau disfungsi dalam penampilan peran juga dapat mempengaruhi dalam
pemenuhan activity of daily living(Hardywinoto, 2007).
5. Tingkat Stress
Tingkat stress Stress merupakan respon fisik nonspesifik terhadap berbagaimacam
kebutuhan. Faktor yang dapat menyebabkan stress (stressor), dapat timbul dari tubuh
atau lingkungan atau dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Stressor tersebut dapat
berupa fisiologis seperti injuri atau psikologi seperti kehilangan.
6. Ritme biologi
Ritme atau irama biologi membantu makhluk hidup mengatur lingkungan fisik
disekitarnya dan membantu homeostasis internal (keseimbangan dalam tubuh dan
lingkungan). Salah satu irama biologi yaitu irama sirkardian, berjalan pada siklus 24
jam. Perbedaaan irama sirkardian membantu pengaturan aktivitas meliputi tidur,
temperatur tubuh, dan hormon. Beberapa faktor yang ikut berperan pada irama
sirkardian diantaranya faktor lingkungan seperti hari terang dan gelap, seperti cuaca
yang mempengaruhi activity of daily living.
7. Status mental
Status mental menunjukkan keadaan intelektual seseorang. Keadaan status mental
akan memberi implikasi pada pemenuhan kebutuhan dasar individu. Seperti yang
diungkapkan oleh Cahya yang dikutip dari Baltes, salah satu yang dapat
mempengaruhi ketidakmandirian individu dalam memenuhi kebutuhannya adalah
keterbatasan status mental. Seperti halnya lansia yang memorinya mulai menurun
atau mengalami gangguan, lansia yang mengalami apraksia tentunya akan mengalami
gangguan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasarnya (Hardywinoto, 2007).
8. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan dan sosial kesejahteraan pada segmen lansia yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat salah
satunya adalah posyandu lansia. Jenis pelayanan kesehatan dalam posyandu salah
satunya adalah pemeliharan activity of daily living. Lansia yang secara aktif
melakukan kunjungan ke posyandu, kualitas hidupnya akan lebih baik dari pada
lansia yang tidak aktif ke posyandu (Pujiono, 2009).
2.3 Personal Hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Menurut beberapa
ahli :
1. Sjarifuddin
Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan. Sjarifudin. 1979
(dalam Basyar.2005)
2. Efendy
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan halyang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihanakan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihanitu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan,sosial, keluarga, pendidikan, persepsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. (dalam Astutiningsih, 2006)
3. Depkes
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, kliendinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
4. Nurjannah
Defisit perawatan diri adalah gangguankemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias,makan, toileting)
5. Poter. Perry
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatutindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang
perawatan diri adalah kondisidimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah 2006 ) Jika seseorang sakit,
biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita
menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena itu hendaknya
setiap orang selalu berusaha supayapersonal hygiennya dipelihara dan ditingkatkan.
Kebersihan dankerapian sangat penting dan diperlukan agar seseorang disenangidan
diterima dalam pergaulan, tetapi juga karena kebersihan diperlukan agar seseorang
dapat hidup secara sehat.

2.3.1 Tipe Personal Hygiene

1. Kesehatan Gigi dan Mulut


Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna makanan. Mulut
berupa suatu rongga yangdibatasi oleh jaringan lunak, dibagian belakang
berhubungandengan tengggorokan dan didepan ditutup oleh bibir. Lidahterdapat didasar
rongga mulut terdiri dari jaringan yang lunakdan ujung-ujung syaraf pengecap. Gigi
terdiri dari jaringan kerasyang terdapat di rahang atas dan bawah yang tersusun rapidalam
lengkungan (Depdikbud, 1986:33).
Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perludihaluskan, maka makanan tersebut
dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan sebagai pencampur
makanan,penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan baik danberperan sebagai
indra perasa dan pengecap. Penampilanwajah sebagian ditentukan oleh tata letak gigi.
Disamping itu juga sebagai pembantu pengucapan kata-kata dengan jelas danterang
(Soenarko, 1984: 28).Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, makamulut dan gigi
juga perlu perawatan yang teratur danseyogyanya sudah dilakukan sejak kecil. Untuk
pertumbuhan gigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineralseperti zat
kapur, makanan dalam bentuk buah-buahan yangmengandung vitamin A atau C sangat
baik untuk kesehatan gigidan mulut. Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang
terbaikuntuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali dalamsehari yaitu pagi
dan pada waktu akan tidur. Dengan menggosok gigi yang teratur dan benar maka plak
yang ada pada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan menggigit benda-benda yang keras
dan makan makanan yang dingin dan terlalupanas (Depdikbud, 1986: 30). Gigi yang
sehatadalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya,gigi tidak berlubang dan didukung oleh gusi
yang kencang danberwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut.
2. Kesehatan Rambut dan Kulit Rambut
Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makinkecil dan ujungnya makin
kecil. Pada bagian dalam berlubangdan berisi zat warna. Warna rambut setiap orang tidak
sama tergantung zat warna yang ada didalamnya. Rambut dapattumbuh dari pembuluh
darah yang ada disekitar rambut(Depdikbud, 1986:23).
Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan hawa dingin.
Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat perlindungan lain seperti
topi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang lain. Penampilan akan lebih rapi dan
menarik apabila rambutdalam keadaan bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yang dalam
keadaan kotor, kusam dan tidak terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak
menarik. Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih, sehingga perlu perawatan
yang baik. Untuk perawatan rambutdapat ditempuh dengan berbagai cara namun
demikian carayang dilakukan adalah cara pencucian rambut. Rambut adalah bagian tubuh
yang paling banyak mengandung minyak. Karena itu kotoran, debu, asap mudah melekat
dengan demikian makapencucian rambut adalah suatu keharusan. Pencucian rambut
dengan shampoo dipandang cukup apabila dilakukan dua kali dalam seminggu
(Depdikbud, 1986:12). Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak
terlalu berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombedan berkutu. Tujuan bagi
klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai berikut:
1) Pola kebersihan diri klien normal
2) Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
3) Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
4) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
5) Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.
3. Kesehatan Kulit
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian dalam yang disebut
kulit jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
2 kelompok, yaitu lapisan luar yangdisebut lapisan tanduk dan lapisan dalam yang
disebut lapisan malpighi. Kulit jangat terletak disebelah bawah atau sebelah dalam dari
kulit ari (Depdikbud, 1986:16).
Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya. Perlindungan kulit
terhadap segala rangsangan dari luar, dan perlindungan tubuh dari bahaya kuman
penyakit. Sebagai pelindung kulit pun sebagai pelindung cairan-cairan tubuh sehingga
tubuh tidak kekeringan dari cairan. Melalui kulitlah rasa panas, dingin dan nyeri dapat
dirasakan. Guna kulit yang lain sebagai alat pengeluaran ampas-amps berupa zat yang
tidak terpakai melalui keringat yang keluar lewat pori-pori (Soenarko, 1984:4). Kulit
yang baik akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga perlu dirawat. Pada
masa yang modern sekarang ini tersedia berbagai cara modern pula berbagai perawatan
kulit. Namun cara paling utama bagi kulit, yaitu pembersihan badan dengan cara mandi.
Perawatan kulit dilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Tentu saja
dengan air yang bersih. Perawatan kulit merupakan keharusan yang mendasar
(Depdikbud, 1986:23). Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidak ada
bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur (fleksibel).
4. Kebersihan tempat tidur dan posisi tidur
 Tempat tidur yang bersih dapat memberikan kenikmatan atau perasaan nyaman pada
waktu tidur. Oleh karena itu kebersihan tempat tidur perluh sekali diperhatikan.
 Namun perluh diingat dan disadari bahwa kondisi fisik untuk lanjut usia perluh
mendapat bantuan orang lain, oleh karena itu bagi klien lanjut usia yang masih aktif
diberikan pengarahan cara membersihkan tempat tidur.

2.3.2 Tujuan Personal Hygiene

1) Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri
2) Menghilangkan bau badan yang berlebihan
3) Memelihara integritas permukaan kulit
4) Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
5) Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
6) Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.
7) Meningkatkan percaya diri seseorang
8) Menciptakan keindahan
9) Meningkatkan derajat kesehatan sesorang
2.4 Cara Mempertahankan ADL
Mempertahankan Activitry Daily Living (ADL)
1. Langkah-Langkah Mempertahankan Activity Of Daily Living (ADL)Pada Lansia
a. Latihan kepala dan leher
1) Lihat keatap kemudian menunduk sampai dagu ke dada
2) Putar kepala dengan melihat bahu sebelah kanan lalu sebelah kiri
3) Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan lalu kesebelah kiri.
b. Latihan bahu dan lengan
1) Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga kemudianturunkan kembali
perlahan-lahan
2) Tepukan kedua telapak tangan dan renggangkan lengan kedepan lurus
dengan bahu. Pertahankan bahu tetap lurus dankedua tangan bertepuk
kemudian angkat lengan keatas kepala.
3) Satu tangan menyentuh bagian belakang dari leherkemudian raihlah
punggung sejauh mungkin yang dapat dicapai. Bergantian tangan kanandan kiri.
4) Letakan tangan di punggung kemudian coba meraih keatas sedapatnya.
c. Latihan tangan
1) Letakan telapak tangan diatas meja. Lebarkan jari-jarinya dan tekan ke meja
2) Baliklah telapak tangan. Tariklah ibu jari melintasi permukaan telapak
tangan untuk menyentuh jari kelingking. Kemudian tarik kembali.
Lanjutkan dengan menyentuh tiap-tiapjari dengan ibu jari dan kemudian setelah
menyentuh tiap jari.
3) Kepalkan tangan sekuatnya kemudian renggangkan jari-jari selurus mungkin.
d. Latihan punggung
1) Dengan tangan disamping bengkokan badan kesatu sisikemudian kesisi
yang lain.
2) Letakan tangan dipinggang dan tekan kedua kaki, putar tubuh dengan melihat
bahu kekiri dan kekanan.
3) Tepukan kedua tangan dibelakang dan regangkan keduabahu ke belakang.
e. Latihan paha
1) Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak dan memegang
sandaran kursi atau dengan posisi tiduran.
2) Lipat satu lutut sampai pada dada dimana kaki yang laintetap lurus, dan tahan
beberapa waktu.
3) Duduklah dengan kedua kaki lurus kedepan. Tekankan kedua lutut
pada tempat tidur hingga bagian belakang lutut menyentuh tempat tidur.
4) Pertahankan kaki lurus tanpa membengkokan lutut,kemudian tarik telapak
kaki kearah kita dan regangkan kembali.
5) Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakan lutut.
6) Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki kedalam sehingga
permukaannya saling bertemu kemudian kembali lagi.
7) Berdiri dengan kaki lurus dan berpegangan pada bagian belakang kursi. Angkat
tumit tinggi-tinggi kemudian putarkan.
f. Latihan pernafasan
Duduklah di kursi dengan punggung bersandar dan bahu relaks. Letakkan kedua
telapak tangan pada tulang rusuk. Tarik nafas dalam-dalam maka terasa dada
mengambang. Sekarang keluarkan nafas perlahan-lahan sedapatnya. Terasa tangan
akan menutup kembali.
g. Latihan muka
1) Kerutkan muka sedapatnya kemudian tarik alis keatas
2) Tutup mata kuat-kuat, kemudian buka lebar-lebar
3) Kembangkan pipi keluar sebisanya. Kemudian hisap kedalam
4) Tarik bibir kebelakang sedapatnya, kemudian ciutkan dan bersiul
2. Jenis Olah Raga / Latihan
Beberapa contoh olah raga yang dapat dilakukan oleh usia lanjut dalam
mempertahankan Activity Of Daily Living (ADL) Pada Lansia, antara lain :
a. Pekerjaan Rumah dan Berkebun
Kegiatan ini dapat memberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk
menjaga kesegaran jasmani, tetapi harus dilakukan secara tepat, agar nafas sedikit
lebih cepat, denyut jantung lebih cepat dan otot menjadi lelah. Akan tetapi perlu
selalu dikontrol terhadap peningkatan denyut nadi jangan sampai melebihi batas
maksimal.
b. Jalan Kaki
Berjalan baik untuk meregangkan otot – otot kaki dan bila jalannya makin lama
makin cepat, akan bermanfaat bagi daya tahan tubuh. Bila anda memilih jenis ini
sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara pukul 5 – 6, dikala udara masih bersih
dan segar. Lokasi terbaik adalah daerah perkebunan atau pegunungan yang
jauh dari asap kendaraan bermotor, pabrik yang menyebabkan polusi udara.
c. Berenang
Berenang akan melatih pergerakan seluruh tubuh. Latihan ini lebih baik lagi untuk
orang-orang yang mengalami kelemahan otot atau kaku sendi, asalkan
dilakukan secara teratur.
d. Lompat Tali
Melompat tali mempunyai beberapa keistimewaan (menggerakkan tali secara
berirama menggerakkan tubuh bagian atas lebih banyak daripada lari
perlahan.
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
ADL dapat diartikan sebagai kemapuan fisik untuk melakukan tugas pekerjaan sesuai
dengan bidangnya tanpa mengalami kesulitan. Dengan indeks aktifitas sehari-hari
menurut Katz, dapat diprediksi berapa usia harapan hidup aktif pada suatu masyarakat.
Dari berbagai studi disimpulkan bahwa dari status fungsional aktifitas sehari-hari terkait
erat bukan hanya dengan usia, tetapi juga dengan penyakit.
4.2 Saran
Kesegaran Jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan seseorang
dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dan dengan berolahraga seseorang dapat
meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat
melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Alfyanita,Afifah., Dinda Rose Martini, Husnil Kadri. (2016). Hubungan Tingkat Kemandirian
dalam Melakukan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari dan Status Gizi pada Usia Lanjut di panti
Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin. Jurnal Kesehatan Andalan Vol.2 No.1.
Aziz Alimul Hidayat , 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC: Jakarta
Bandiah, Siti. (2015). Lanjut Usia dan Perawatan Gerontik. Yogyakarta. NuhaMedica.
Darmojo, R. boedhi. 2004. Buku Ajar Geriatric, Ilmu Kesehatan Usia Lanjut, Edisi 3. Jakarta:
FKUI
Depkes RI. 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan.
Depkes :Jakarta
Murti, Sari. 2012. http://www.scribd.com/doc/45033613/Kebersihan-Diri-Dan-Lingkungan.
Diakses tanggal 28 September 2021, Pukul 12.38 WIB
Stanlley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai