Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MEMAJUKAN PEREKONOMIAN PERDESAAN

DISUSUN OLEH :

1. ILHAM JAMALUDIN (2002033055)


2. MUHAMMAD DAFA ASHARY (2002033025)
3. AULIA RAHMA PUTRI (2002033033)
4. FANNY AMELIA (2002033039)
5. RISKA DAMAYANTI (2002033010)

DOSEN PENGAMPU

DR. ASEP SUTARMAN, SE., MBA.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR HAMKA

PROGRAM STUDI D3 PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2021

JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami selaku penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Memajukan
perekonomian perdesaan ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengantar Ekonomika. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Bagaimana cara memajukan perekonomian di
perdesaan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Asep Sutarman, , SE., MBA.
Selaku dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami mengenai perekonomian khusus nya daerah perdesaan.

Kami selaku penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini dan
menjadi pembelajaran untuk kedepannya.

Jakarta, 25 Juni 2021

Penulis 
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………..

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Teori Ekonomi…………………………………………………………………

2.2 Definisi Desa……………………………………………………………………

BAB III ANALISIS MASALAH

3.1 Konsep Desa……………………………………………………………………


3.2 Permasalahan-permasalahan Yang ada di Desa………………………………..
3.3 Permasalahan ekonomi di Desa…………………………………………………
3.4 Penyebab Permasalahan Ekonomi……………………………………………….
3.5 Dampak Permasalahan Ekonomi………………………………………………..
3.6 Solusi Masalah Ekonomi………………………………………………………..

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………

4.2 Saran…………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa merupakan daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota, yang dihuni
sekelompok masyarakat di mana sebagian besar mata pencahariannya lebih pada sektor
agraris. Masyarakat desa adalah komunitas yang tinggal di dalam satu daerah yang sama,
yang bersatu dan bersama-sama, memiliki ikatan yang kuat dan sangat mempengaruhi
satu sama lain. Hal ini dikarenakan pada masyarakat desa tradisi itu masih sangat kuat
dan kental. Bahkan terkadang tradisi ini juga sangat mempengaruhi perkembangan desa,
karena terlalu tinggi menjunjung kepercayaan nenek moyang mengakibatkan sulitnya
untuk melakukan pembaharuan desa. Di sisi lain banyak hal yang mengakibatkan sebuah
desa sulit untuk mengalami pembaharuan, antara lain isolasi wilayah, yaitu desa yang
wilayahnya berada jauh dari pusat ekonomi daerah, desa yang mengalami ketertinggalan
di bidang pembangunan jalan dan sarana-sarana lainnya, sulitnya akses dari luar, bahkan
desa yang mengalami kemiskinan dan keminiman tingkat pendidikan. Pada umumnya
masyarakat desa diidentikkan dengan masyarakat petani, ini dikarenakan masyarakat
pedesaan dominan bermata pencaharian dari hasil pertanian yang merupakan petani-
petani miskin yang mata pencahariannya di bawah garis kemiskinan. Hal ini
menunjukkan kesenjangan yang sangat jauh dari masyarakat perkotaan. Desa memiliki
beberapa permasalahan pembangunan, salah satu yang disoroti dalam makalah ini adalah
masalah perekonomian yang terjadi di desa.
Permasalahan ekonomi desa ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
rendahnya sumber daya manusia, minimnya ketersediaan lapangan kerja di desa, mata
pencaharian yang tidak tetap, dan lain-lain. Permasalahan ekonomi ini juga berdampak
terhadap sektor kehidupan lainnya. Dengan permasalahan-permasalahan ekonomi di desa,
pembangunan desa secara umum dapat mempengaruhi kemajuan dan kesejahteraan desa.
Peningkatan ekonomi masyarakat khususnya di pedesaan, menjadi fokus
perhatian dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, karena tingkat kemiskinan di
pedesaan sangat tinggi dibandingkan dengan perkotaan. Berdasarkan Data Sensus yang
dirilis oleh Badan Pusat Statistik (2018) tentang Jumlah Penduduk Miskin, Persentase
Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan 1970-2018, maka dapat dilihat bahwa
persentase kemiskinan kondisi September 2018 di pedesaan sekitar 14,42% sedangkan di
Perkotaan sekitar 8,52%.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan secara singkat. Maka rumusan masalah
pada makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep dari desa?
2. Apa saja ciri-ciri desa?
3. Apa saja permasalahan-permasalahan yang ada di desa?
4. Bagaimana permasalahan ekonomi di desa?
5. Apa penyebab permasalahan ekonomi di desa?
6. Apa dampak permasalahan ekonomi desa?
7. Bagaimana solusi untuk permasalahan ekonomi di desa?

1.3 Tujuan Penulisan


2. Untuk mengetahui konsep desa.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri desa.
4. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di desa.
5. Untuk mengetahui masalah-masalah ekonomi di desa.
6. Untuk mengetahui penyebab permasalahan ekonomi di desa.
7. Untuk mengetahui dampak masalah ekonomi desa bagi sektor kehidupan lain di
desa.
8. Untuk mengetahui dan mencari solusi untuk mengatasi masalah ekonomi di desa.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Ekonomi


Asal kata dari Ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani Oikos atau Oiku dan
Nomos yang berarti peraturan rumah tangga. Dengan kata lain ekonomi adalah semua hal
yang menyangkut dengan perikehidupan dalam rumah tangga. Kata rumah tangga bukan
hanya sekedar mengarah pada satu keluarga tetapi yang lebih luas yaitu rumah tangga
bangsa, negara dan dunia (Putong, 2013). Menurut P.A Samuelson dalam buku Putong
(2013:3) ilmu ekonomi adalah suatu studi bagaimana orang-orang dan masyarakat
membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-
sumber daya yang terbatas tetapi dapat dipergunakan dalam berbagai cara untuk
menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk keperluan
konsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada berbagai orang dan golongan
masyarakat. Menurut Sadono Sukirno dalam buku Putong (2013:3) ilmu ekonomi
menganalisa biaya dan keuntungan dan memperbaiki corak penggunaan sumber - sumber
daya. Menurut Mankiw dalam buku Putong (2013:4) ekonomi adalah studi tentang
bagaimana masyarakat mengelola sumber daya yang selalu terbatas atau langka. Ilmu
ekonomi pada dasarnya adalah ilmu sosial, Karena manusia dan perilaku akan
kebutuhannya yang menjadi objek penelitiannya.

2.2 Definisi Desa


Menurut UU Nomor 6 Tahun 2014 (UU Desa), definisi adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai wakil
negara, desa wajib melakukan pembangunan, baik pembangunan fisik maupun
pembangunan sumber daya manusia, sebagai upaya peningkatan kualitas hidup dan
kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Pembangunan desa
yang berkelanjutan merupakan pembangunan desa yang tidak merusak lingkungan dan
memberi hak kedaulatan untuk mengatur dirinya (Susetiawan, 2011).
Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa Sansekerta, Deca yang berarti
tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Dari perspektif geografis, desa atau village
diartikan sebagai “a groups of houses or shops i a country area, smaller than a town”.
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1979, desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh
sejumlah penduduk, sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan mempunyai hak otonomi dalam
ikatan negara kesatuan RI.
Lahirnya Undang-undang tentang Desa telah memberikan keleluasaan kepada
desa untuk menumbuhkan, memperkuat dan mengembangkan prakarsa lokal, semangat
otonomi dan kemandiriannya. Undang-undang itu juga memberikan kewenangan yang
lebih besar kepada desa untuk menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan
pembangunan. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, menyatakan bahwa
desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB III

ANALISIS MASALAH

3.1 Konsep Desa


Pengertian desa dalam kehidupan sehari-hari atau secara umum sering di
istilahkan dengan kampung, yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota,
yang dihuni sekelompok masyarakat di mana sebagian besar mata pencahariannya
sebagai petani, sedangkan secara administratif desa adalah yang terdiri dari satu atau
lebih atau dusun digabungkan hingga menjadi suatu daerah yang berdiri sendiri atau
berhak mengatur rumah tangga sendiri (otonomi). Unsur-unsur dalam desa sebagai
berikut :
a. Wilayah (Lingkungan Geografis)
b. Penduduk, yang meliputi berbagai hal tentang kependudukan seperti jumlah,
persebaran, mata pencaharian, dan lain-lain.
c. Tata kehidupan, meliputi segala hal yang menyangkut seluk beluk kehidupan
masyarakat desa.

Karakteristik masyarakat perdesaan antara lain,

a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal satu sama lain


b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
c. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam,
sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
d. Didalam masyarakat perdesaan di antara warganya mempunyai hubungan
yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat
perdesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
e. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
f. Sebagian besar warga masyarakat perdesaan hidup dari pertanian.
g. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama,
adat istiadat, dan sebagainya.
3.2 Permasalahan-permasalahan yang ada di Desa
Pada umumnya masyarakat perdesaan mengalami beberapa permasalahan sebagai
berikut:
a. Insfrastruktur yang kurang mendukung, seperti jalan yang berbatu atau becek
apabila hujan, dan berdebu apabila musim kemarau.
b. Transportasi, karena sarana jalannya kurang mendukung maka transportasi
juga menjadi masalah, hal ini terasa sekali apabila warga desa ada yang
menderita sakit dan harus berobat ke rumah sakit yang biasanya ada di
perkotaan.
c. Rusaknya lingkungan sekitar, sebagai akibat diekploitasi dan tidak di jaga
kelestariannya, maka lambat laun akan berkurang sumber daya alam nya dan
tidak dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
d. Komunikasi, Di pedesaan pada umumnya sarana komunikasi juga minim,
akibatnya warga desa akan kurang bisa berkembang karena sulit untuk dapat
mengakses Informasi dari luar perdesaan.
e. Tanah, juga biasanya bisa menjadi permasalahan, karena mereka rata-rata
enggan untuk mengurus tanahnya secara resmi, seperti mengurus sertifikat
kepemilikan yang legal.
f. Kesehatan, kurang nya tenaga kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan
menjadi permasalahan yang umum terjadi di perdesaan.
g. Pendidikan, sarana pendidikan juga masih terbatas. Biasanya sekolah yang
tersedia hanya sampai tingkat SMA. Sedangkan bagi masyarakat yang
memiliki ekonomi yang baik akan memilih melanjutkan pendidikannya di
kota.

3.3 Permasalahan Ekonomi di Desa


Masalah ekonomi adalah masalah umum yang dialami oleh masyarakat desa. Aktivitas
perekonomian yang rata-rata di sektor pertanian dan belum tentu keberhasilan panen
dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Perekonomian juga tidak begitu pasti. Selain itu
Fenomena meningkatnya arus urbanisasi, sedikit banyak akan berdampak negatif
terhadap ekonomi di desa jika tidak ditemukan langkah kebijakan yang bersifat solutif ke
akar permasalahannya. Berikut masalah-masalah yang berkaitan dengan perekonomian di
desa.
1. Masalah terbatasnya lapangan pekerjaan di desa
Indonesia sebagai negara agraris sampai saat ini dapat dilihat dari
besarnya jumlah penduduk yang masih mengandalkan penghasilannya serta
menggantungkan harapan hidupnya pada sektor pertanian. Dominasi sektor
pertanian sebagai mata pencaharian penduduk dapat terlihat nyata di daerah
perdesaan. Sampai saat ini lapangan kerja yang tersedia di daerah perdesaan
masih didominasi oleh sektor usaha bidang pertanian. Kegiatan usaha ekonomi
produktif di daerah perdesaan masih sangat terbatas ragam dan jumlahnya, yang
cenderung terpaku pada bidang pertanian (agribisnis).
Aktivitas usaha dan mata pencaharian utama masyarakat di daerah
perdesaan adalah usaha pengelolaan/ pemanfaatan sumber daya alam yang secara
langsung atau tidak langsung ada kaitannya dengan pertanian. Bukan berarti
bahwa lapangan kerja di luar sektor pertanian tidak ada, akan tetapi masih sangat
terbatas. Peluang usaha di sektor non-pertanian belum mendapat sentuhan yang
memadai dan belum berkembang dengan baik. Kondisi ini mendorong sebagian
penduduk di daerah perdesaan menuju daerah lain terutama daerah perkotaan.
Daerah perkotaan dianggap memiliki lebih banyak pilihan dan peluang untuk
bekerja dan berusaha. Mata pencaharian yang tidak tetap di desa merupakan salah
satu penghambat kemajuan ekonomi masyarakat. Hal ini menimbulkan kondisi
ekonomi keluarga yang tidak stabil, sehingga berdampak pada kestabilan ekonomi
masyarakat secara umum. Sebagian besar warga yang menjadi petani juga belum
memiliki lahan sendiri untuk bertani, hal ini menyebabkan pendapatan mereka
tiap bulan tidak menentu.

2. Kemiskinan
Sebagian besar masalah ekonomi di desa adalah masalah kemiskinan. Dari
segi ekonomi, rumah tangga miskin dicirikan oleh jenis mata pencaharian pada
sektor informal di perdesaan maupun di perkotaan, sering berpindah-pindah mata
pencaharian dari produktivitas yang rendah sehingga menyebabkan pendapatan
yang rendah. Karakteristik lain dari rumah tangga miskin adalah kecenderungan
untuk menyediakan sebagian besar dari anggaran rumah untuk memenuhi
kebutuhan pangan. Alokasi pendapatan yang cenderung hanya untuk memenuhi
kebutuhan pangan merupakan cerminan adanya kemiskinan rumah tangga.
Sekurang-kurangnya ada dua pendekatan untuk memberikan pengertian tentang
kemiskinan.
Pertama adalah pendekatan absolut yang menekankan pada pemenuhan
kebutuhan fisik minimum, tolok ukur yang dipakai adalah kebutuhan minimal
yang harus dipenuhi oleh seseorang atau keluarga agar dapat melangsungkan
hidupnya pada taraf yang layak.
Pendekatan kedua adalah pendekatan relatif dimana kemiskinan
ditentukan berdasarkan taraf hidupnya relatif dalam masyarakat (Suparlan, 1984).
Secara konsepsional, kemiskinan dirumuskan sebagai suatu kondisi hidup yang
serba kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Secara operasional
kriteria kemiskinan itu ditetapkan dengan tolok ukur garis kemiskinan. Penduduk
miskin adalah golongan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan,
sedangkan target pembangunan biasanya dirumuskan sebagai upaya
mengentaskan golongan masyarakat miskin agar mereka bisa berada di atas garis
kemiskinan tersebut.

3. Instabilitas ekonomi
Jika di daerah perkotaan geliat perekonomian begitu fenomenal dan
fantastis. Sebaliknya, hal yang berbeda terjadi di daerah perdesaan, dimana geliat
perekonomian berjalan lamban dan hampir tidak menggairahkan. Roda
perekonomian di daerah perdesaan didominasi oleh aktivitas produksi. Aktivitas
produksi yang relatif kurang beragam dan cenderung monoton pada sektor
pertanian (dalam arti luas : perkebunan, perikanan, pertanian tanaman pangan
dan hortikultura, peternakan, kehutanan, dan produk turunannya). Kalaupun ada
aktivitas di luar sektor pertanian jumlah dan ragamnya masih relatif sangat
terbatas. Aktivitas perekonomian yang ditekuni masyarakat di daerah perdesaan
tersebut sangat rentan terhadap terjadinya instabilitas harga. Pada waktu dan
musim tertentu produk (terutama produk pertanian) yang berasal dari daerah
perdesaan dapat mencapai harga yang begitu tinggi dan fantastik. Meskipun
penduduk di daerah perdesaan mayoritas bermata pencaharian sebagai petani,
namun tidak semua petani di daerah perdesaan memiliki lahan pertanian yang
memadai. Banyak diantara mereka memiliki lahan pertanian kurang dari 0,5
hektar, yang disebut dengan istilah petani gurem.
Lebih ironis lagi, sebagian dari penduduk di daerah perdesaan yang malah
tidak memiliki lahan pertanian garapan sendiri. Mereka berstatus sebagai petani
penyewa, penggarap atau sebagai buruh tani. Petani penyewa adalah para petani
yang tidak memiliki lahan pertanian garapan milik sendiri melainkan menyewa
lahan pertanian milik orang lain dengan sistem bagi hasil atau lainnya.

3.4 Penyebab Permasalahan Ekonomi


Desa Pemberdayaan ekonomi kerakyatan di perdesaan menghadapi berbagai
masalah yang tidak sederhana. Dari sekitar 65.554 desa di Indonesia, lebih kurang 51 ribu
desa merupakan desa perdesaan, dan sekitar 20.633 desa diantaranya tergolong miskin.
Kemiskinan yang diderita masyarakat desa, khususnya petani dan nelayan tradisional,
antara lain akibat pengurasan asset perdesaan selama ini. Berbagai pemberdayaan
perekonomian rakyat di perdesaan kurang berhasil, dan kemiskinan itu sudah diterimanya
sebagai warisan yang turun temurun.
Beberapa faktor penyebab permasalahan ekonomi adalah adanya kondisi yang
dilematis. Muncul perilaku ketergantungan dan ketidakberdayaan masyarakat dalam
upaya peningkatan kesejahteraannya sendiri. Kreativitas dan prakarsa masyarakat,
rendah. Itulah persoalan yang rata-rata terjadi di perdesaan. Banyak faktor yang saling
berkait. Selama ini pembangunan fisik tanpa pengikut sertaan partisipasi masyarakat.
Pola demikian paling mungkin menjadi penyebab rendahnya kreativitas dan prakarsa
masyarakat, bahkan "membudayanya" perilaku ketergantungan. Apalagi pembangunan
fisik yang dilakukan tanpa dibarengi pengembangan sumber daya manusia. Pembangunan
dan perkembangan perdesaan jauh tertinggal dibandingkan dengan perkotaan. Sentra-
sentra kegiatan ekonomi utama perdesaan yang berbasis pada agribisnis dan pemanfaatan
sumber daya alam belum berkembang secara optimal. Sektor ekonomi lainnya, seperti
industri kecil dan kerajinan rakyat masih sangat terbatas. Sarana dan prasarana perdesaan,
terutama jaringan, jalan, air bersih dan sanitasi sangat tidak memadai. Beberapa faktor
yang menyebabkan menyebabkan masalah ekonomi desa adalah sebagai berikut.
1. Produktivitas Rendah. Dalam segi produktivitas harus diakui bahwa penguasaan
teknologi dan SDM belum memadai, sehingga produktivitas petani masih
rendah, tidak mampu menghasilkan produk olahan dan komoditas primer
pertanian yang bernilai tambah lebih tinggi.
2. Seluruh pasar baik lokal, regional maupun eksport umumnya telah dikuasai
pedagang dengan distribusi income yang semakin tidak adil bagi produsen di
perdesaan.
3. bantuan-bantuan pemerintah seperti JPS sangat kecil yang benar-benar sampai
kepada masyarakat yang menjadi target.
4. tingkat pendidikan masyarakat desa yang relatif rendah sehingga tidak mampu
menerima modernisasi dalam upaya meningkatkan teknologi untuk
mengefisiensikana kegiatan ekonomi mereka.
5. Letak Geografis, Di Indonesia mempunyai tingkat kesuburan tanah yang
berbeda disetiap wilayah. Tingkat kesuburan tanah juga sangat berpengaruh
dalam pembangunan desa, desa yang mempunyai keadaan tanah yang subur
cenderung akan mempengaruhi hasil tani yang akan dihasilkan. Semakin baik
dan banyak hasil tani yang dihasilkan oleh desa tersebut maka akan sangat
mempengaruhi dari pendapatan masyarakat itu sendiri. Semakin besar
pendapatan masyarakat maka pertumbuhan ekonomi didesa tersebut akan
semakin baik. Letak wilayah desa juga sangat mempengaruhi dari pembangunan
desa itu sendiri. Desa yang yang letak wilayahnya lebih strategis yang dalam hal
ini dekat dengan peradaban kota akan berbeda dengan desa yang letaknya sulit
dijangkau. Desa yang letaknya sulit dijangkau akan cenderung mengalami
pembangunan ekonomi yang lambat. Hal ini disebabkan karena sulitnya akses
pemerintah dan dunia luar untuk menjangkaunya. Jadi, letak desa yang strategis
juga sangat berpengaruh dalam pembangunan desa itu sendiri.
6. Menjarah, Nilai tambah terbesar agribisnis yang umumnya belum dikuasai oleh
para petani berada pada subsistem hulu (up-stream) dan subsistem hilir (down-
stream). Sebenarnya banyak bidang usaha ekonomi kerakyatan yang bersifat
massal yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat desa sendiri, tetapi kenyataan
masyarakat perdesaan hanya menjadi penonton di luar arena. Mengapa
demikian? karena bidang-bidang itu pun ditangani oleh para pengusaha besar.
Padahal seharusnya pengusaha besar itu dapat berperan dalam pembinaan dan
pemasarannya saja. Suatu fakta, bahwa berbagai upaya pemberdayaan ekonomi
kerakyatan yang dikembangkan oleh Pemerintah, banyak yang kurang berhasil.
Contohnya saja kredit yang diberikan kepada petani, macam KUT banyak yang
macet pengembaliannya. Anehnya, setelah ditelusuri ternyata malah bukan
petaninya yang menerima, banyak oknum pengurus yang memanfaatkan dana
jatah usaha tani ini. Begitu pula dengan KUD-KUD yang hampir ada di setiap
desa atau kecamatan. Ketika petani akan menjual hasil produksinya, macam-
macam alasannya, petani yang membutuhkan dana akhirnya terpaksa harus rela
menjual hasil jerih payahnya itu ke tengkulak.

3.5 Dampak Permasalahan Ekonomi


Dampak dari permasalahan ekonomi di desa adalah terjadinya urbanisasi
masyarakat desa ke kota dengan keterampilan orang desa yang sebagian agraris dan tidak
dibutuhkan oleh pasaran tenaga kerja kota yang industri dan jasa-jasa, sehingga mereka
berusaha di sektor informal dan buruh kasar, tidak memiliki rumah, sehingga menjadi
tunawisma dan kembali terjebak pada kemiskinan, kemelaratan dan kesengsaraan.
Dampak ini berkaitan dengan masalah di kota, dari hal tersebut akan menimbulkan
adanya pemindahan kemiskinan dari desa ke kota dengan masalah jauh lebih kompleks.
Menurut dampak dari permasalahan ekonomi yang terjadi di desa sebagai berikut.
1. Terjadinya urbanisasi karena minimnya lowongan kerja dan sarana prasarana
kurang mendukung perekonomian di desa
2. Desa kurang dapat mengembangkan potesi SDA karena kualitas SDM masih
rendah
3. Perhatian masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan masih rendah karena
kemampuan ekonomi masyarakat sebagian juga masih rendah.
4. Bertambahnya Pengangguran, Secara umum pengangguran diartikan sebagai
angkatan kerja yang tidak bekerja. Pengangguran merupakan rantai masalah
yang dapat menimbulkan beberapa permasalahan pada suatu negara.
Pengangguran disebabkan jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang dengan
jumlah lapangan kerja/kesempatan kerja. Akibatnya, banyak angkatan kerja
yang tidak dapat terserap dalam lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan
pengangguran.

3.6 Solusi Masalah Ekonomi Desa


Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi di desa adalah dengan
cara-cara sebagai berikut.
1. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan
Dengan memperbaiki sarana pendidikan, mengadakan penyuluhan pendidikan
terhadap masyarakat agar tercipta generasi penerus yang memiliki pengetahuan
sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Merupakan pembinaan manusia atau kelompok masyarakat desa sehingga
terwujud SDM yang berkualitas melalui peningkatan kesadaran dan percaya
diri, peningkatan pendapatan, peningkatan kesejahteraan, peningkatan sosial,
politik, dan budaya agar mampu dan dapat menjangkau akses sumber daya
alam, permodalan, teknologi, dan pasar sehingga mampu memenuhi kebutuhan
dasar sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, hukum, lingkungan, dan
sosial politik. Wujud pengembangan SDM harus didukung dengan tersedianya
lahan pertanian, kehutanan, dan bentuk kekayaan alam lain yang dapat diolah
dengan tujuan untuk mencari dan mendapatkan potensi desa yang masih
disembunyikan oleh alam. Atau bisa juga mengembangkan potensi desa
yangsudah menjadi warisan.
3. Pengembangan kemampuan dalam permodalan
Kegiatan pemberdayaan dalam bidang permodalan diharapkan masyarakat
mampu menghilangkan ketergantungan dan tumbuh kewaspadaan dalam
mendapatkan dan pengelolaan modal yang salah, serta berusaha dalam sistem
pasar untuk mendapat dan mengelola modal. Penguatan modal usaha dapat
diberikan dalam bentuk hibah atau pinjaman dari berbagai sumber, misalnya :
Dinas Koperasi dan UMKM yang setiap tahun memberikan danahibah dalam
bentuk kegiatan “penumbuhan dan pengembangankewirausahaan bagi pemudan
dan Sarjana”, pemberian pinjaman ringanseperti Kredit Usaha Rakyat (KUR),
dan pengembangan dari bantuanpermodalan tersebut bisa diperluas kembali dan
lebih merata. Dana ini diharapkan mampu dikelola kelompok masyarakat untuk
digunakan secarabersama dengan tujuan memperkuat ekonomi desa.
4. Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Rakyat
Pengembangan kelembagaan ekonomi rakyat tumbuh dari, oleh, dan/untuk
kepentingan rakyat berdasarkan asas kekeluargaan yang dapat dilakukan
melalui pembinaan kepada masyarakat desa di bidang ekonomi secara
berkelompok. Kegiatan ini diharapkan masyarakat saling mengenal, percaya,
dan mempunyai kepentingan yang sama melalui pembentukan kelompok, maka
akan tumbuh kerjasama yang baik dan serasi sehingga mampu meningkatkan
kewaspadaan dan kemandirian. Bentuk ekonomi kerakyatan bisa berupa
kelompok usaha sejenis, misalnya: kelompok petani lele, kelompok petani ikan
patin, ikan gurame.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pengertian desa dalam kehidupan sehari-hari atau secara umum sering di
istilahkan dengan kampung, yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota,
yang dihuni sekelompok masyarakat di mana sebagian besar mata pencahariannya
sebagai petani, sedangkan secara administratif desa adalah yang terdiri dari satu atau
lebih atau dusun digabungkan hingga menjadi suatu daerah yang berdiri sendiri atau
berhak mengatur rumah tangga sendiri (otonomi). Pada umumnya, desa memiliki ciri-
ciri masyarakat nya yang homogen, memegang erat kekeluargaan, mata pencahariannya
lebih ke sektor agraris atau kehidupannya masih bergantung pada alam. Permasalahan-
permasalahan yang umum terjadi di desa adalah masalah sarana-prasarana
(infrastruktur), rendahnya pendidikan, masalah pembangunan dan ekonomi, dan
sebagainya. Masalah ekonomi adalah masalah umum yang dialami oleh masyarakat
desa.
Permasalahan ekonomi desa tersebut antara lain Masalah terbatasnya lapangan
pekerjaan di desa, kemiskinan, instabilitas ekonomi desa. Penyebab utamanya adalah
rendahnya produktivitas dan rendahnya sumber daya manusia yang ada di desa. Dampak
dari permasalahan ekonomi di desa adalah terjadinya urbanisasi masyarakat desa ke kota.
Beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan ekonomi desa adalah Pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM), Pengembangan kemampuan dalam permodalan,
Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Rakyat.

4.2 Saran
Dari penjelasan tersebut, kami selaku penulis memiliki saran terkait cara
membangun perekonomian di perdesaan, para kaum muda yang sudah menyelesaikan
pendidikan nya di kota sudah sebaiknya kembali ke desa nya dan menggunakan ilmu
yang didapatkan untuk membangun desa. Sehingga daerah perdesaan bisa maju melalui
anak muda yang berilmu dan memiliki kemampuan.
DAFTAR PUSTAKA

Rohimah, Afifatur. 2014. Memperkuat Basis Ekonomi Desa Melalui Pemberdayaan Kelompok
Masyarakat. (online)

Haryanto, Hary. 2012. Kemiskinan dan Permasalahan di Pedesaan. (online)


https://haryharyanto.wordpress.com/2012/10/28/kemiskinan-danpermasalahan-di-pedesaan

Djoko, Dadang. 2014. Permasalahan yang dihadapi dalam Pembangunan Desa. (online)
http://dadangdjoko.blogspot.co.id/2014/05/permasalahan-yangdihadapi-dalam.html

Anonim. 2011. Potensi dan Masalah. (online)


(https://lhsdesalebakjabung.wordpress.com/potensi-dan-masalah/) Subianto,2015, cirri pedesaan,
(online), (https://subiantogeografi.wordpress.com/pengertian-desa-dankota),

Naimah,2015 ,cirri-ciri masyarakat desa,(online), (http://naimaht.blogspot.co.id/2015/01/ciri-


ciri-masyarakatdesa.html),

Daniel, Dasril. 2008. Pembangunan Pedesaan. (online)


http://dasvenches.blogspot.co.id/2008/09/pembangunanpedesaan.html

Latif, Iskhak. ().upaya peningkatan perekonomian masyarakat melalui Usaha Alternatif di Desa
Randualas, Kabupaten Madiun. (online) http://eprints.uinsby.ac.id/181/1/Randualas.pdf)

Anda mungkin juga menyukai