Anda di halaman 1dari 2

Berpendidikan, Tapi Tidak Terdidik !

“… apa guna kita memiliki sekian ratus ribu alumni sekolah yang cerdas, tetapi rakyat
dibiarkan bodoh, Segeralah kaum sekolah itu pasti akan menjadi penjajah rakyat dengan modal
kepintaran mereka”. ( Y. B. Mangunwijaya)

Tidak bisa dipungkiri, pendidikan jenjang perkuliahan di era 4.0 sudah tidak asing lagi di telinga.
Generasi muda berlomba-lomba mengejar jenjang pendidikan yang tinggi, entah itu demi ilmu
atau gengsi semata. Seperti menjadi trend baru “Aku keren jika ada gelar sarjana dibelakang
namaku”. Padahal sejatinya, tidak lah berguna manusia berilmu jika ilmu nya tidak ia gunakan
demi kepentingan orang banyak. Faktanya, banyak dari mereka justru menggunakan
kepintarannya demi menipu kaum yang bodoh. Permasalahan yang tidak pernah ada jalan keluar
nya adalah Korupsi dan Suap.

Lemahnya kualitas pendidikan di Indonesia

Skema pendidikan yang biasa diterapkan dalam dunia pendidikan Indonesia adalah “Lebih
mementingkan hasil nilai daripada proses”. Bahkan tidak jarang kecurangan terjadi
Kemendikbud mencatat setidaknya ada 120 kasus kecurangan setiap tahun dalam dunia
pendidikan, seperti membeli jawaban, mencontek, menggunakan media internet dll. Mindset
inilah yang terus menggerus etika dan budi luhur generasi muda. Sehingga walaupun
mengenyam pendidikan tinggi, nyatanya secara individu mereka tidak lah terdidik. Tidak jarang
perilaku buruk ini dijembatani oleh orang tua yang lalai, banyak orang tua yang dengan sukarela
menyuap pihak sekolah atau pun universitas agar anaknya bisa lulus atau masuk di jurusan
impian, padahal terkadang hal tersebut tidak selaras dengan kemampuan seorang anak. Pihak
sekolah pun secara terbuka menerima suap tersebut. Hal ini juga mendasari banyaknya oknum
yang menjadikan pendidikan sebagai lading bisnis dan meraup keuntungan demi mengisi perut
mereka sendiri, wakil KPK menyebutkan korupsi paling tinggi berada di sektor pendidikan yakni
sebanyak 20 persen dari APBN. Miris, saat pendidikan yang seharusnya melahirkan manusia
berkualitas, justru hanya meloloskan manusia serakah yang terbiasa dibuai oleh mudah nya
mendapatkan keinginan.

Perbaiki Kualitas

Setiap individu tentunya mampu, menjadi manusia berkualitas dan terdidik, Indonesia haruslah
membenahi setiap sisi kehidupan dunia pendidikan, dimulai dari mensejahterakan para pendidik
dan memberi sanksi tegas kepada siapapun yang melakukan kecurangan. Hal ini akan berdampak
pada lahirnya manusia terdidik yang tidak hanya memiliki gelar, namun mampu menggunakan
ilmu nya dengan sebaik mungkin. Menekankan kejujuran pada tahap pendidikan merupakan
langkah awal dari memperbaiki kualitas pendidikan.

Manusia yang terbiasa di didik dengan melihat hasil, maka tidak akan perduli langkah apa yang
dia ambil asalkan tujuan nya terpenuhi, hal ini akan menjadi darah daging dan membuat generasi
muda tidak lagi takut pada sanksi sosial maupun hukum. Terbukti dengan banyaknya sarjana
berpendidikan yang mendekam di jeruji besi karena korupsi. Disitulah cikal bakal kesalahan
pendidikan di negeri ini, harusnya hasil yang baik harus pula di dapat dengan cara yang baik
pula.

Impact dari memberi hukuman bagi pelaku kecurangan adalah mengajarkan norma dan etika
kepada generasi muda agar terbiasa berusaha menggunakan cara yang benar saat hendak
mendapatkan sesuatu, hal ini akan menciptkan manusia berpendidikan yang terdidik. Dimulai
dari pembelajaran di rumah, orang tua hendaklah tidak memaksakan kehendak nya kepada anak
dan mengapresiasi kejujuran yang dia lakukan, sehingga akan terbiasa bertanggung jawab dan
jujur dalam menjalani kehidupan.

Fanny Amelia / Mahasiswa FEB D3 Perpajakan Universitas Muhamamadiyah Prof.Dr Hamka

Anda mungkin juga menyukai