Anda di halaman 1dari 13

HUKUM ISLAM: MUKALLAF, BALIG, MUMAYYIZ,

WAJIB, SUNAH, HARAM, HALAL, dan MUBAH


 MUKALLAF ADALAH SEORANG MUSLIM YANG DIKENAI KEWAJIBAN ATAU PERINTAH
DAN MENJAUHI LARANGAN AGAMA, DIKARENAKAN TELAH DEWASA DAN BERAKAL
(AKIL BALIGH) SERTA TELAH MENDENGAR SERUAN AGAMA.
 MUKALLAF SESEORANG YANG SUDAH BERUSIA BALIG, SEHAT ROHANI (JIWA)NYA,
MERDEKA STATUSNYA, DAN MEMUNGKINKAN BAGINYA DIKENAKAN BERBAGAI
KEWAJIBAN AGAMA
 MUMAYYIZ ARTINYA SUDAH DEWASA, SUDAH BALIG, DAN SUDAH BISA MEMBEDAKAN
MANA YANG BAIK DAN MANA YANG BURUK, MANA PERINTAH DAN MANA LARANGAN
 BALIGH IALAH SEORANG ANAK YANG SUDAH MEMASUKI “BATAS’ USIA DEWASA. CIRI
CIRINYA, BAGI LAKI LAKI MELAUI BERMIMPI KENCAN ATAU DIKENCANI SEHINGGA
BERMIMPI BASAH (KELUAR AIR MANI). BAGI PEREMPUAN SEPERTI HAID (DATANG
BULAN), DADA MEMBENGKAK DAN SUARA TERKESAN PECAH.
WAJIB
 Wajib juga disebut fardhu, ialah sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan.
 Wajib / fardhu bila dikerjakan berpahala dan jika ditinggalkan berdosa, contoh shalat 5 waktu
dalam sehari semalam.
 Wajib yaitu suatu perkara yang apa bila dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan
mendapat dosa.
 Wajib ialah suatu keharusan, suatu tuntunan atau suatu ketentuan yang harus dikerjakan,
diperbuat, atau diyakini kebenarannya.
 Wajib atau fardhu dibagi menjadi dua bagian:
a. Wajib/fardhu ‘ain: yaitu yang mesti dikerjakan oleh setiap orang yang mukalaf sendiri, seperti
shalat 5 waktu, puasa dan yang lainnya.
b. Wajib/fardhu kifayah: yaitu suatu kewajiban yang telah dianggap cukup apabila telah
dikerjakan oleh sebagian dari orang yang mukallaf. Dan berdosalah seluruhnya jika tidak
seorangpun yang mengerjakannya, seperti menyalatkan mayit dan mengkuburkannya
SUNNAH
 Sunnah dalam bahasa Arab ada tiga pengertian yang saling menunjang:
1. Sunnah ialah perbuatan yang dikerjakan mendapatkan pahala dan jika tidak dikerjakan tidak berdosa;
2. Sunnah ialah ucapan atau perbuatan Nabi SAW yang senantiasabeliau biasakan mengerjakan secara
berulang; misalnya, seperti setiap kali makan Nabi membaca “Basmalah”, dengan demikian maka
dirumuskan bahwa setiap sunnah (dalam arti yang kedua ini) adalah Hadis Nabi SAW, tetapi hadis
belum tentu bertaraf “sunnah”;
3. Sunnah berarti “jalan” yang baik. Rasul SAW pernah meninggalkan pesan, sabdanya “Kutinggalkan
dua perkarabagi kamu, kamu takan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullahi
wa sunnata Rasulullahi (Kitab Allah Al Quran dan Sunnah RasulNya (HR. Bukhari dan Muslim)
Pengetian sunnah

 Sunah yaitu suatu perkara yang apa bila dikerjakan


mendapatkan pahala dan apa bila ditinggalkan tidak berdosa.
 Sunah dibagi dua:
a. Sunah mu’akkad yaitu sunah yang sangat dianjurkan untuk
dikerjakan seperti, shalat tarawih, shalat hari raya idul fitri
dan adha, tahajud.
b. Sunah ghairul mu’akkad yaitu sunah biasa
Sunnah Ilmu Fiqh
 Sunnah dibagi kedalam 3 bagian, Muakkadah, Ghairu Muakkadah dan sunnah Hai-at.
1. Sunnah Mua’kkad, seperti rawatib Muakakd membiasakan mengerjakan shalat sunnah 2 rakaat
sebelum subuh, 2 rakaat sebelum dan sesudah Zhuhur, 2 rakaatsesudah magrib, dan 2 rakaat setelah
isya
2. Sunnah Ghairu Muakkad seperti Ghairu Muakkadah yaitu sunnah yang kurang biasa dikerjakan oleh
nabi, seperti shalat sunnah 2 rakaat sebelum Dzuhur, 2 rakaat sebelum Ashar, dan 2 rakaat sebelum
Magrib.
3. Sunnah Hai-at, biasanya terjadi dalam perkara shalat seperti nabi mengangkat tangan saat takbiratul
ihram dan mengucapkan kalimat Allahu Akbar pada saat saat pergantian dari satu rukun ke rukun yang
lainnya
HARAM
 Haram; yaitu suatu perkara yang apabila ditinggalkan mendapatkan paahala dan jika dikerjakan mendapat
dosa, seperti minum minuman keras, berdusta, mendurhakai orang tua, berzina dan sebagainya.
 Haram kebalikan dari halal. Haram itu Khusus untuk segala sesuatu yang dilarang oleh agama, baik berupa
makanan, perbuatan, ucapan, maupun sikap.
Contoh dalam makanan: darah, bangkai, muntah, babi, memakan harta anak yatim (QS. Al Maidah 3 dan 138)
Contoh dalam perbuatan: judi, menipu, mencuri, , iri, riba, dengki, sombong, takabbur, zina (QS. Al Isra ayat
32; An Nur ayat 2-3; al Baqarah ayat 188; Ali Imran ayat 130; Al An’am ayat 119 dan 152)
Contoh dalam ucapan seperti: Bergunjing, mencaci maki, memfitnah,
Contoh dalam sikap seperti: mendiamkan-membisu terhadap teman lebih dari tiga hari, menyombongkan diri
takkabur (QS. Al Hujarat ayat 9-11, Lukman ayat 18-19)
Conto dalam hal kewajiban seperti meninggalkan shalat dan puasa ramadhan tanpa sebab yang menyusahkan,
dan orang kaya yang tidak mau mengeluarkan zakat hartanya (QS. Al Baqarah ayat 110, 182-183)
HALAL
 Halal dalam istilah fiqih (syari’at Islam) ialah yang menyangkut perbuatan yang dibolehkan dalam
agama. Halal kebalikan dari haram yakni perbuatan yang tidak dibolehkan secara agama (halal haram
termasuk masalah makanan dan minuman).
 Rasul telah memberi petunjuk, bahwa “segala yang halal itu sudah jelas dan yang haram juga sudah
jelas). Untuk itu tinggalkanlah segala yang meragukan kepada yang tidak meragukan (HR. Thabrani
dari Ibnu Umar)
 Dalam kehidupan sehari hari sering muncul hal hal yang kadang menggiurkan yang menyebabkan
manusia jatuh pada perbuatan haram, seperti korupsi, manipulasi, dan sebagianya.
 Padahal dalam mengambil keputusan yang halal dan yang haram, Rasulullah sudah memberi patokan:
a. Yang halal itu sudah tertera dalam Al Qur’an dan hadis
b. Yang haram juga sudah Allah jelaskan dalam al Qur’an dan hadis.
Contoh daging hewan yang disembelih dengan membaca asma Allah, berdoa maka dagingnya halal.
Sebaliknya hewan yang yang disembelih tidak membaca doa, dicekik, dipukul hingga jatuh mati maka
dagingnya haram.
MAKRUH
 Makruh yaitu suatu perkara yang apa bila dikerjakan tidak berdosa dan apa bila ditinggalkan
mendapat pahala, seperti makan petai, bawang mentah, merokok, dan yang lainnya.
 Istilah makruh terdapat dalam fikih atau hukum islam. Kata makruh terdapa pada surah al Isra ayat
38.

٣٨ ‫لُك ُّ َذٰ كِل َ اَك َن َس ِي ّئُ ُهۥ ِعندَ َ ِرب ّ َك َم ۡك ُروهٗا‬ 

Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu. (QS. Al Isra:38)


 Makna maakruh ialah suatu perbuatan yang di “benci”. Makruh dalam arti kurang baik memakan
makanan dan minuman yang “bau” nya mengganggu penciuman orang lain
MUBAH

 Mubah yaitu suatu perkara yang apa bila dikerjakan tidak


mendapat pahala dan tidak berdosa, dan jika ditinggalkan juga
tidak berdosa dan tidak mendapatkan pahala juga, jelasnya boleh
dikerjakan dan juga boleh ditinggalkan
 Jadi mubah adalah suatu istilah dalam hukum islam (fikih), artinya
dikerjakan atau tidak dikerjakan sama saja tidak berpahala dan juga
tidak berdosa, contoh seperti halnya seseorang yang memilih
bentuk dan warna pakaian yang akan dipakainya)
Contoh dalam pernikahan, bisa fardhu, bisa wajib, bisa haram, dan bisa
makruh
 Hukum nikah menjadi fardhu
yaitu pada kondisi seseorang yang mampu biaya wajib nikah, yakni biaya nafkah dan mahar
dan adanya percaya diri bahwa ia mampu menegakan keadilan dalam pergaulan dengan istri
yakni pergaulan dengan baik. Demikian juga, ia yakin bahwa jika tidak menikah pasti akaan
terjadi perbuatan zina, sedangkan puasa yang dianjurkan oleh Nabi saw tidak akan mampu
menghindarkan dari perbuatan tersebut. Sabda Nabi:
“wahai para pemuda barang siapa diantara kalian ada kemampuan biaya nikah, maka
nikahlah. Barang siapa diantara kalian yang tidak mampu hendaknya berpuasalah,
sesungguhnya puasa sebagai perisai baginya”
Hukum nikah menjadi wajib

Menikah menjadi wajib bagi seseorang yang memiliki


kemampuan biaya nikah, mampu menegakan keadilan dalam
pergaulan yang baik dengan istri yang dinikahinya, dan ia
mempunyai dugaan kuat akaan melakukan perzinahan apabila
tidak menikah. Maka keadaan seperti ini jawib untuk menikah,
tetapi tidak sama pada dengan kewajiban fardhu diatas. Karena
dalam fardhu dalilnya pasti atau yakin (qath’i) dan sebab
sebabnya pun juga pasti. Sedangkan wajib nikah dalil dan
sebab sebabnya adalah dugaan kuat (zhanni), maka produk
hukumnya pun tidak qath’i tetapi zhanni .
Hukum nikah menjadi haram
 Hukum nikah menjadi haram bagi seseorang yang tidak memiliki kemampuan nafkah nikah dan
yakin akan terjadi penganiyaan jika menikah.
 Keharaman menikah ini dikarenakan nikah dijadikan alat mencapai yang haram secara pasti: sesuatu
yang menyampaikan kepada yang haram secara pasti, maka ia haram juga.
 Jika seseorang menikahi wanita pasti akan terjadi penganiyaan dan menyakiti sebab kenakalan laki
laki/suami, seperti melarang hak hak istri, berkelahi, menyakiti KDART, maka menikahnya menjadi
haram.
 Hakikat menikah itu disyariatkan dalam islam untuk mencapai kemaslahatan dunia akhirat.
Hukum nikah menjadi Makruh

 Hukum menukah menjadi makruh bagi seseorang yang dalam


kondisi campuran, artinya seseorang mempunyai harta biaya
nikah dan tidak dikhawatirkan terjadi maksiat zina, tetapi
dikhawatirkan terjadi penganiyaan kepada pasangan dan ada
keraguaan.
 Nikah menjadi makruh disebabkan memiliki dua kondisi yang
kontradiktif yaitu antara tuntutan dan larangan artinya ia mampu
untuk menikah dan menafkahi tetapi disisi lain ia diduga kuat
melakukan penganiyaan tau menykiti istrinya jika ia menikah.

Anda mungkin juga menyukai