Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

KEPERAWATAN ANAK

JUDUL
Cara Kerja Mekanisme Obat Endometasin Pada Penutupan Pda

PENULIS :

KELOMPOK 5

NAMA NIM
1. Risa Ari Mulayani 20210910170040
2. Sally Savitri 20210910170058
3. Selvi Kusumah 20210910170041
4. Shania Descha 20210910170020
5. Silvia Novalia 20210910170043
6. Tedi Ganjar Supriatna 20210910170023
7. Ullin Nikmah 20210910170024
8. Wiwik Puji Rahayu 20210910170065

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Pertanyaan

Cara kerja mekanisme obat endometasin pada penutupan PDA?

Jawab :

Sebelum mengetahui cara kerja obat endometasine kita harus tau dulu Apa itu
PDA ?

Duktus arteriosus paten (DAP) adalah kelainan kongenital yang ditandai oleh adanya
kegagalan penutupan duktus arteriosus segera setelah bayi lahir. Pada bayi normal, duktus
arteriosus secara fungsional Jika PDA tidak menutup sendiri atau cukup besar untuk
menyebabkan komplikasi sirkulasi, terapi obat dapat digunakan untuk mendorong PDA
persisten untuk menutup. Saat di dalam rahim, duktus arteriosus dimaksudkan untuk tetap
terbia. Plasenta adalah sumber yang kaya akan zat yang disebut prostaglandin E 2, yang
sangat penting dalam mencegah arteri menutup. Jika PDA tetap terbuka setelah lahir,
indometasin dapat diresepkan. Indometasin menghambat kerja prostaglandin E 2. Pemberian
obat ini cukup sering untuk menutup PDA. Indometasin sangat efektif jika diminum dalam
10 hingga 14 hari pertama setelah kelahiran.

Indometasin dapat memiliki efek samping, termasuk perdarahan, infeksi, dan komplikasi
jangka panjang lainnya. Jika indometasin diberikan terlalu cepat,ata ter buru buru dapat
menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal dan usus. Jika pemberian obat yang lambat
akan menghindari komplikasi ini. Indometasin terkadang dapat menyebabkan trombosit
darah menjadi kurang lengket, meningkatkan risiko perdarahan. Untuk bayi prematur dengan
jumlah trombosit normal, hal ini biasanya tidak menjadi masalah; namun, jika bayi memiliki
jumlah trombosit yang rendah, indometasin mungkin tidak diberikan.

Ada beberapa bukti bahwa ibuprofen yang diberikan secara intravena juga dapat memiliki
efek yang sama seperti indometasin, dengan kemanjuran yang serupa tetapi efek samping
yang lebih sedikit. Perawatan ini masih dalam penelitian dan belum tersedia secara luas di
Amerika Utara.

Terapi ligasi bedah merupakan terapi utama untuk menutup DAP, namun karena tindakan
ligasi bedah disertai banyak risiko seperti perburukan fungsi pernafasan, fluktuasi tekanan
darah, perdarahan intrakranial, infeksi, kilotoraks, paralisis saraf laring, dan kematian, maka
terapi farmakologis menjadi terapi alternatif pilihan pertama dalam menginduksi penutupan
DAP. Telah diketahui bahwa patensi duktus arteriosus selama masa fetus dipertahankan oleh
beberapa faktor antara lain prostaglandin dan tekanan oksigen (pO2) yang rendah sehingga
penggunaan penghambat prostaglandin memiliki tempat pada tata laksana kelainan ini.
Senyawa penghambat siklooksigenase (cox inhibitor) merupakan sediaan yang dipakai untuk
tujuan ini melalui efeknya dalam menghambat konversi asam arakidonat menjadi bermacam
prostaglandin. Di dalam tubuh terdapat 3 macam isoenzim yaitu cox 1, cox 2 dan cox 3.
Indometasin merupakan salah satu penghambat cox yang telah dipakai sebagai terapi standar
yang efektif untuk memicu penutupan duktus pada bayi prematur dengan DAP. Namun
pemakaiannya diketahui banyak disertai dengan timbulnya berbagai efek samping pada
gastrointestinal, serebral dan renal yang tidak diinginkan karena efek penghambatan yang
lebih kuat pada cox

Akhir-akhir ini ibuprofen mulai diperkenalkan sebagai terapi alternatif yang dikatakan memiliki
efektifitas yang baik. Hasil penelusuran artikel yang telah dilakukan ini memang mengesankan
bahwa tingkat efektifitas ibuprofen dalam menginduksi penutupan DAP tampak setara dengan
indometasin. Baik dalam sediaan yang diberikan secara intravena maupun per oral tidak
terdapat perbedaan yang bermakna di antara keduanya

Anda mungkin juga menyukai