Anda di halaman 1dari 4

E-commerce merupakan aktivitas penyebaran, penjualan, pembelian, pemasaran produk (barang dan

jasa), dengan memanfaatkan jaringan internet. Meskipun konsumen dan penjual tidak bertemu
langsung, transaksi tetap berjalan lancar. Dengan kata lain, e-commerce menawarkan kemudahan dalam
berbelanja secara online.

Peningkatan pesat bisnis e-commerce menunjukkan banyak sekali kelebihan yang ditawarkan. Dari sisi
konsumen, tentu saja belanja secara online lebih praktis dari pada belanja secara konvensional pada
toko retail. Konsumen bisa cepat memperoleh informasi tentang produk yang dibutuhkannya dan dapat
melakukan transaksi pembelian dimana saja dan kapan saja, baik dari rumah, kantor, warnet, atau
tempat lainnya secara online. Hanya menggunakan gadget-nya, konsumen bisa memilih barang,
melakukan transfer pembayaran, dan menunggu barang datang.

Dari sisi pelaku usaha, e-commerce tidak hanya membuka pasar baru bagi produk dan/atau jasa yang
ditawarkan, tetapi juga mempermudah cara UMKM melakukan bisnis. E-commerce juga membuat
operasional perusahaan menjadi lebih efisien. Pelaku usaha tidak perlu kantor dan toko fisik. Pelaku
usaha bisa memasarkan produknya dari rumah atau dari mana saja. E-commerce juga sangat efisien dari
sudut waktu. Pencarian informasi produk dan transaksi dapat dilakukan lebih cepat dan akurat.

Peningkatan jumlah anggota online shop membuat nilai transaksi e-commerce di Indonesia mengalami
peningkatan dimana pada tahun 2018 lalu mencapai Rp 77,766 triliun. Angka ini meroket 151%
dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 30,942 triliun. Hal ini membuktikanbahwa bisnis
melalui e-commerce semakin menjanjikan.

Pertumbuhan pesat bisnis e-commerce ini disebabkan kebiasaan para konsumen yang mulai bergantung
pada situs-situs e-commerce untuk membeli berbagai macam produk, terutama yang susah mereka
temukan di toko-toko fisik. Serta, karena meningkatnya jumlah pengguna internet setiap tahun.

sejumlah layanan e-commerce yang telah terhubung dengan beberapa pasar internasional menunjukkan
tren positif.

E-commerce dapat menjadi peluang besar untuk pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya serta
memungkinkan UMKM melakukan pemasaran dengan tujuan pasar global, sehingga berpeluang
menembus ekspor.

e-commerce bisa menjadi peluang besar bagi UMKM untuk memasarkan dan mengembangkan
bisnisnya. Pemanfaatan e-commerce dapat dilakukan guna memperluas akses pasar, membuka
lapangan pekerjaan serta memberikan dampak positif bagi berbagai sektor pendukung bisnis e-
commerce lain yang pada akhirnya dapat memberi kontribusi pagi percepatan pertumbuhan ekonomi
Indonesia.

Kendala bagi pengusaha salah satunya yaitu penguasaan teknologi yang masih rendah, dan adanya
keengganan untuk mengoptimalkan penggunaan e-commerce dalam bisnis mereka. Banyak yang
merasa gagap teknologi dan malas mempelajari teknologi baru. Padahal, para pebisnis UMKM harus pro
aktif dalam mempelajari teknologi baru demi kemajuan bisnis mereka. Selain itu kurang meratanya
infrastruktur teknologi informasi di berbagai daerah, jaringan internet yang masih terbatas khususnya di
daerah terpencil Indonesia, membuat pelaku UMKM daerah susah masuk ke dalam e-commerce.

Tentunya dibutuhkan kerja sama antar Pemerintah, para praktisi e-commerce, pelaku usaha dan juga
dukungan masyarakat semua untuk menjadi solusi atas kendala-kendala ini. Khususnya Pemerintah
sebagai regulator, fasilitator, dan akselerator berperan penting dalam memberikan landasan hukum
yang kuat mengenai kesetaraan perlakuan antara pelaku usaha offline maupun online, penguatan dan
pemberdayaan produk lokal dan pelaku usaha lokal termasuk UMKM, dan juga mengenai perlindungan
konsumen. Diharapkan, e-commerce mendorong kemajuan UMKM di Indonesia demi meningkatnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia.

layanan e-commerce mempunyai peluang besar membantu meningkatkan kegiatan ekspor


Indonesia."Selain ekspor dengan cara konvensional kita sekarang

Awal maret lalu, Shopee menggandeng Kelas Ekspor untuk menyediakan kelas pelatihan bagi sejumlah
pedagang lokal di platformnya untuk mempersiapkam diri melakukan ekspor produk mereka. Hingga
saat ini, sudah ada lebih dari 1.000 pelaku UMKM yang mendaftar untuk mengikuti pelatihan yang
dibuat Shopee bersama Sekolah Ekspor.

layanan UMKM Shopee telah menggaet ratusan eksportir. "Dari pilot project kita yang hanya 10
UMKM, sekarang kita memiliki 180 ribu dan sekitar 1,5 juta produk pedagang lokal itu didagangkan di
Malaysia, Singapure, Filipina dan sekarang Vietnam dan Thailand." sebut Radit.

menggunakan cara-cara yang kontemporer, tidak harus jadi eksportir yang langsung (mengirim) dalam
jumlah

banyak, marketplace mempunya peran yang sangat penting di sini." sebut Handito saat hadir
dalam sesi webinar

yang diselenggarakan Shopee, Kamis, (1/4/2021).

Kehadiran model baru ekspor tersebut berpeluang mengatasi masalah klasik lambatnya pertumbuhan

jumlah eksportir di Indonesia. Pria yang juga merupakan Ketua Komite Tetap Bidang Ekspor di Kadin itu
menyebut hingga saat ini jumlah eksportir yang terdaftar masih kurang dari 15.000. Jumlah tersebut
dinilai sangat

sedikit jika membandingkan tingginya target pertumbuhan ekspor yang telah dicanangkan Kamar
Dagang dan

Industri Indonesia (Kadin) untuk terealisasi pada 2030 mendatang, yaitu volume ekspor bisa naik 500
persen.

Handito menyebut geliat ekspor di kalangan produsen di Indonesia sebenarnya tinggi. Hanya saja,

menurutnya salah satu kendala paling umum karena konsepsi masyarakat tentang aktivitas ekspor yang
terlanjur

dipahami hanya sebagai aktivitas perdagangan dengan skala besar. "Selama ini kan kalau mau
ekspor selalu

mikirnya harus mendapat pembeli luar negeri, harus dapat kontrak, terus kirimnya pakai kontainer
besar,"

Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Shopee Indonesia, R

Radityo Triatmojo menyebut, dalam kurun waktu kurang dari dua tahun pasca peluncuran pilot
projectnya, layanan UMKM Shopee telah menggaet ratusan eksportir. "Dari pilot project kita yang
hanya 10 UMKM, sekarang kita memiliki 180 ribu dan sekitar 1,5 juta produk pedagang lokal itu
didagangkan di Malaysia, Singapure, Filipina dan sekarang Vietnam dan Thailand." sebut Radit.
sebutnya.

Ketua Komite Tetap Bidang Ekspor di Kadin itu menyebut hingga saat ini jumlah eksportir yang terdaftar
masih kurang dari 15.000. Jumlah tersebut dinilai sangat sedikit jika membandingkan tingginya target
pertumbuhan ekspor yang telah dicanangkan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) untuk
terealisasi pada 2030 mendatang, yaitu volume ekspor bisa naik 500 persen.

Handito menyebut geliat ekspor di kalangan produsen di Indonesia sebenarnya tinggi. Hanya saja,
menurutnya salah satu kendala paling umum karena konsepsi masyarakat tentang aktivitas ekspor yang
terlanjur

dipahami hanya sebagai aktivitas perdagangan dengan skala besar. "Selama ini kan kalau mau
ekspor selalu

mikirnya harus mendapat pembeli luar negeri, harus dapat kontrak, terus kirimnya pakai kontainer
besar,"

sebutnya.

Sementara itu, sejumlah layanan e-commerce yang telah terhubung dengan beberapa pasar
internasional

Anda mungkin juga menyukai