Kabupaten Nias merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Propinsi Sumatera
Utara dan berada di sebelah barat Pulau Sumatera yang berjarak sekitar 86 mil laut dari
Kabupaten Tapanuli Tengah. Aksesibilitas ke wilayah ini tergolong sulit, karena hanya dapat
ditempuh dengan transportasi udara dan laut dengan frekuensi perjalanan yang terbatas. Hal
ini sangat mempengaruhi perkembangan Kabupaten Nias, dimana ketergantungan
Kabupaten Nias dengan wilayah luar sangat besar. Kedudukan geografis Kabupaten Nias
dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Peta 1.1.
Secara geografis, Kabupaten Nias terletak pada 0°53’1,5’’-1°17’16,6’’ Lintang Utara
dan 97°29’0,7’’-97°58’29’’ Bujur Timur. Pasca pemekaran tahun 2008, luas wilayah
Kabupaten Nias sekitar 143.864,33 Ha sebagaimana hasil analisis yang dilakukan.
Kabupaten Nias terdiri dari 10 kecamatan dan 170 desa sebagaimana diuraikan pada Tabl
1.1.
Pasca pemekaran tahun 2008, Kabupaten Nias belum memiliki ibukota kabupaten
yang ditetapkan, dan sementara administrasi pemerintahan masih berpusat di Kota
Gunungsitoli. Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Nias tergolong tidak lazim karena
terdapat 3 kecamatan yang seakan terpisah atau tidak berbatasan langsung dengan 7
kecamatan lainnya. Tetapi saat ini telah ditetapkan Gido sebagai Ibukota Kabupaten Nias
dan lima desa yang sebelumnya terpisah saat ini telah bergabung dengan Kabupaten Nias.
Rasio (%)
No. Kecamatan Luas / HA
Terhadap Jumlah
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 66
Batas wilayah administrasi ini dapat dilihat pada Peta 1.2. Batas wilayah administrasi
Kabupaten Nias dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kota Gunung Sitoli dan Kabupaten Nias Utara
Sebelah Selatan : Kabupaten Nias Selatan.
Sebelah Timur : Kota Gunungsitoli dan Samudera Indonesia.
Sebelah Barat : Kabupaten Nias Barat dan Kabupaten Nias Utara.
Luas wilayah Kabupaten Nias adalah 980,32 km² (4,88 % dari luas wilayah Propinsi
Sumatera Utara), sejajar dan berada di sebelah barat Pulau Sumatera serta dikelilingi oleh
Samudera Hindia.
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 67
Secara administratif pemerintahan Kabupaten Nias saat ini terdiri dari 10 wilayah
kecamatan dengan 170 desa/kelurahan, yang keseluruhan berada di daerah pedesaan
(urban). Pada tahun 2011, jumlah desa di Kabupaten Nias masih sebanyak 119 desa, tetapi
pada tahun 2012 telah terjadi pemekaran desa sebanyak 46 desa dan penggabungan 5
desa dari Kabupaten Nias Barat ke wilayah kecamatan Hiliserangkai berdasarkan Perda
Kabupaten Nias No. Tahun 2012, sehingga keseluruhannya menjadi 170 desa. Dari 170
desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Nias, sebanyak 30 desa/kelurahan (17,65%) terletak
di daerah pantai, dan 140 desa/ kelurahan (82,35%) berada di daerah bukan pantai/
pegunungan.
Letak Ketinggian di
Kecamatan atas permukaan
Pantai Bukan Pantai
laut (m)
[1] [2] [3] [4]
Idanogawo 1 17 0 - 500
Bawolato 5 11 0 - 500
Ulugawo 0 11 500 - 800
Gido 14 11 0 - 600
Sogeadu 10 36 0 - 600
Ma’u 0 9 426
Somolo-molo 0 8 400-600
Hiliduho 0 13 100 - 300
Hili Serangkai 0 12 200
Botomuzoi 0 12 200
Jumlah 30 140
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias
Jumlah penduduk wilayah Kabupaten Nias pada tahun 2012 menurut data yang
bersumber dari BPS tahun 2013 diketahui bahwa penduduk Kabupaten Nias berjumlah
137.327 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki 66.817 jiwa dan penduduk perempuan
sebanyak 70.492 jiwa. Jumlah penduduk tersebut setelah bergabungnya 5 (lima) desa yang
sebelumnya menjadi wilayah administrasi Kabupaten Nias Barat melalui Peraturan Daerah
Kabupaten Nias Nomor 9 Tahun 2012 tentang Penggabungan Desa Ehosakhozi, Desa
Awela, Desa Onombongi, Desa Orahili Idanoi, Desa Lolofaoso ke dalam Cakupan Wilayah
Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias. Jumlah penduduk terbesar berdasarkan kedua
sumber data tersebut berada di Kecamatan Idanogawo dan Bawolato dan kecamatan yang
memiliki penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Somolo-molo. Lebih jelasnya lihat di
tabel berikut.
Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
No Kecamatan Jumlah (Jiwa)
Laki-laki Perempuan
[1] [2] [3] [4] [5]
1 Idanogawo 12.652 12.959 25.611
2 Bawolato 11.495 12.082 23.577
3 Ulugawo 4.830 5.020 9.850
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 68
Jenis Kelamin
No Kecamatan Jumlah (Jiwa)
Laki-laki Perempuan
[1] [2] [3] [4] [5]
4 Gido 10.425 10.623 21.048
5 Ma'u 4.387 5.145 9.532
6 Somolo-molo 2.976 3.256 6.232
7 Hiliduho 4.491 4.738 9.229
8 Hili Serangkai 5.716 6.402 12.118
9 Botomuzoi 4.366 4.778 9.144
10 Sogae’adu 5.479 5.489 10.986
Jumlah 66.817 70.492 137.327
Sumber : BPS Kabupaten Nias, 2013
*Setelah bergabunganya (lima) 5 desa ke Kabupaten Nias, yang sebelumnya berada di wilayah
administrasi Kabupaten Nias Barat
Kepadatan Penduduk
Kepadatan
Luas Daratan
No Kecamatan Jumlah Penduduk Penduduk
(Km2)
(jiwa/Km2)
[1] [2] [3] [4] [5]
1 Idanogawo 138,66 25.611 185
2 Bawolato 204,46 23.577 115
3 Ulugawo 65,97 9.850 149
4 Gido 110,06 21.048 191
5 Ma'u 61,19 9.532 156
6 Somolo-molo 44,85 6.232 139
7 Hiliduho 65,08 9.229 142
8 Hili Serangkai 61,92 12.118 196
9 Botomuzoi 59,98 9.144 152
10 Sogae’adu 41,27 10.986 266
Jumlah 853,44 137.327 161
Sumber : BPS Kabupaten Nias, 2013
Jumlah penduduk Kabupaten Nias pada tahun 2007 sebesar 127.147 jiwa, dan
meningkat menjadi 137.327 jiwa pada tahun 2012, dengan rata-rata pertumbuhan penduduk
1,56% per tahun. Jika dilihat pertumbuhan masing-masing kecamatan maka Kecamatan
Hiliserangkai merupakan kecamatan yang memiliki pertumbuhan paling tinggi dibanding
kecamatan lainnya yaitu sekitar 13,00% kurun waktu 6 tahun terakhir. Pertumbuhan
penduduk yang paling kecil terdapat di Kecamatan Gido yaitu -5,91%, hal ini dikarenakan
Kecamatan Gido yang mengalami pemekaran menjadi 2 kecamatan dan Kecamatan
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 69
Ulugawo dengan pertumbuhan penduduk -1,67%, karena Kecamatan Ulugawo merupakan
salah satu kecamatan yang masih belum berkembang karena kondisi infrastruktur seperti
jalan, sekolah serta pasar belum memadai di kecamatan ini. Lihat tabel berikut.
Penduduk (jiwa)
No Kecamatan LPP (%)
2007 2008 2009 2010 2011 2012
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
1 Idanogawo 23.325 23.370 23.432 25.675 25.914 25.611 1,96
2 Bawolato 22.764 22.820 22.876 22.965 23.179 23.577 0,71
3 Ulugawo 10.764 10.791 10.818 9.740 9.830 9.850 -1,67
4 Gido 30.549 30.602 30.655 31.660 31.956 21.048 -5,91
5 Ma'u 9.907 9.929 9.951 9.424 9.514 9.532 -0,74
6 Somolo-molo 5.638 5.650 5.662 6.162 6.219 6.232 2,08
7 Hiliduho 9.521 9.540 9.559 9.126 9.212 9.229 -0,60
8 Hili Serangkai 7.171 7.188 7.205 7.583 7.654 12.118 13,00
9 Botomuzoi 7.508 7.525 7.542 9.042 9.127 9.144 4,29
10 Sogae’adu * * * * * 10.986 -
Jumlah 127.147 127.415 127.700 131.377 132.605 137.327 1,56
Sumber : BPS Kab. Nias Tahun 2013
Hasil Analisis Tahun 2013
PROYEKSI PENDUDUK
Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Nias sampai akhir tahun perencanaan 2031
dilakukan dengan menghitung pertumbuhan penduduk di tiap kecamatan kemudian
pertumbuhan penduduk kecamatan dijumlahkan menjadi pertumbuhan penduduk kabupaten
yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung proyeksi penduduk sampai akhir tahun
perencanaan. Dasar pertimbangannya adalah bahwa setiap kecamatan memiliki karakteristik
perkembangan yang berbeda-beda dan terdapat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 70
perkembangan penduduknya. Sehingga untuk mencapai pertumbuhan penduduk optimis
digunakan pertumbuhan penduduk Kabupaten Nias.
Berdasarkan hasil proyeksi dengan menggunakan model eksponensial, jumlah
penduduk Kabupaten Nias pada tahun 2014, 2019, 2024, 2029 dan 2034 secara berturut-
turut adalah 141.645 jiwa, 153.042 jiwa, 165.361 jiwa, 178.666 jiwa dan 193.043 jiwa. Rata-
rata tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Nias dalam kurun tahun 2007 – 2012 adalah
sebesar 1,56% per tahun.
Tahun
Luas Kec.
No Kecamatan 2014 2019
(km2)
Jlh Pddk Kpdtan Jmlh Pddk Kpdtan
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
1 Idanogawo 138,65 26.416 191 28.542 206
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 71
Tahun
Luas Kec.
No Kecamatan 2014 2019
(km2)
Jlh Pddk Kpdtan Jmlh Pddk Kpdtan
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
9 Botomuzoi 59,98 9.432 157 10.190 170
4. 3. Gambaran Topografi
Kondisi alam/ topografi daratan Kabupaten Nias sebahagian besar berbukit – bukit
sempit dan terjal serta pegunungan dengan tinggi di atas permukaan laut bervariasi antara
0−800 m, yang terdiri dari dataran rendah hingga bergelombang sebanyak 24 %, dari tanah
bergelombang hingga berbukit – bukit 28,8 %, dan dari berbukit hingga pegunungan
mencapai 51,2 % dari seluruh luas daratan. Akibat kondisi alam yang demikian
mengakibatkan adanya 103 sungai – sungai kecil, sedang, atau besar yang ditemui hampir
di seluruh kecamatan.
Bentuk morfologi atau bentang alam Pulau Nias dominan dikontrol oleh aktivitas
tektonik/deformasi dibanding litologinya. Secara Fisiografi Pulau termasuk dalam busur luar
tak bergunung api dari suatu sistem tektonik aktip menumpu yang memanjang pada arah
Barat Laut – Tenggara sejajar dengan Pulau Sumatera. Pengangkatan Pulau Nias secara
umum membentuk morfologi perbukitan yang membentang dibagian tengah dengan
ketingian mencapai 800 m dan morfologi dataran terutama dijumpai di pantai Timur dan
Barat Nias dengan ketinggian dari 0 – 50 m. Kabupaten Nias menurut klasifikasi Van
Zuidam, 1985 dibedakan atas :
Morfologi Datar – Hampir Datar dengan kemiringan 0 o – 2 o, terutama tersebar di pantai
Timur, Barat dan Utara.
Morfologi Bergelombang/Miring Landai dengan kemiringan 2 o – 4o, merupakan satuan
morfologi yang paling dominan terutama tersebar di bagian Utara.
Morfologi Bergelombang/Miring dengan kemiringan lereng 4o – 8o, tersebar di bagian
Selatan Kabupaten Nias.
Morfologi Berbukit/Agak Curam dengan kemiringan lereng 8 o – 16o tersebar sangat
terbatas di bagian tengah Kabupaten Nias.
Morfologi Berbukit-bukit dengan kemiringan lereng 16o – 35o, tersebar hanya setempat
di bagian tengah yaitu di Kecamatan Mandrehe.
Pulau Nias merupakan salah satu dari barisan pulau-pulau di pantai Barat Pulau
Sumatera. Pembentukan pulau-pulau tersebut sebagai hasil tumbukan antara lempeng
benua Eurasia dengan lempeng Hindia dengan batas tumbukan lempeng (jalur subduksi)
berada di pantai Barat barisan pulau-pulau tersebut. Tumbukan antara dua lempeng tersebut
juga membentuk patahan besar (megathrust) sepanjang pantai Barat yang menjalur dari
Enggano-Mentawai-Nias-Simeuleu-Andaman/Nikobar (India) - Arakan Yoma (Myanmar) dan
berlanjut ke jalur megathrust Himalayah. Jalur-jalur patahan tersebut menjadi tempat
pelepasan-pelepasan energi dan selanjutnya menjadi tempat jalur gempa.
Pengangkatan/pembentukan Pulau Nias terjadi pada 10.000 tahun yang lalu yang
sebelumnya dibawah permukaan laut pada kedalaman antara 50 – 200 meter. Bukti
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 72
terangkatnya Nias terlihat dari terdapatnya batu gamping terumbu terutama di sepanjang
pantai Timur Nias. Pergerakan lempeng Hindia dengan kecepatan rata-rata 60 mm
pertahun telah menggerakan Nias secara mendatar dengan kecepatan 2-3 cm per tahun
serta pergerakan secara vertikal/naik 8 – 10 cm pertahun sampai saat ini. Tumbukan
tersebut juga menyebabkan Pulau Nias bergerak ke arah Pulau Sumatera dengan
kecepatan rata-rata 4 cm per tahun.
Dilihat dari aspek geologinya, yaitu dari evolusi tektonik yang berlangsung
menyebabkan Pulau Nias berada pada posisi tektonik yang labil, yaitu posisi/dataran yang
berpotensi besar untuk selalu bergoyang. Hasil survey geofisika menunjukkan Nias berada
pada jalur anomali negatif, yaitu suatu kondisi yang disebabkan oleh perbedaan masa rapat
batuan (berat jenis) antara Pulau Nias dengan Pulau Sumatera. Dimana berat jenis batuan
di Pulau Nias jauh lebih kecil dibandingkan dengan berat jenis batuan di Pulau Sumatera.
Untuk menyeimbangkan gaya berat bumi antara Pulau Nias dengan Pulau Sumatera, maka
secara alamiah Pulau Nias akan mengangkatkan dirinya. Dalam proses pengangkatan
tersebut akan menyebabkan goncangan-goncangan gempa dengan kekuatan getaran yang
dapat atau tidak dirasakan oleh manusia.
Kawasan Indonesia yang beriklim tropis, berdasarkan kondisi klimatologi dan kondisi
geologi menjadikan Indosenia kawasan yang rentan terhadap gerakan tanah atau longsor
termasuk juga wilayah Pulau Nias. Faktor-faktor tersebut menyebabkan suatu wilayah
menjadi rawan/berpotensi terhadap longsor bahkan dapat terjadi longsor, terutama bila
dipicu oleh : adanya infiltrasi air kedalam lereng (air hujan), adanya getaran (goncangan
gempabumi), serta adanya aktivitas manusia (menebang hutan, membangun dikawasan
resapan). Potensi gerakan tanah di Kabupaten Nias berdasarkan kondisi geologi dipengaruhi
oleh kondisi stratigrafi batuan sedimen Formasi Lelematua dan Formasi Gomo) yang terdiri
dari perselingan perlapisan batupasir dibagian atas dan batulempungan dibagian bawah.
Dipengaruhi juga oleh keberadaan struktur lipatan maupun struktur geologi lainnya semakin
memperlemah kesetabilan batuannya serta kondisi morfologi atau kemiringan lereng,
terutama yang memiliki kemiringan lereng > 40 %.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah salah satu indikator makro tentang
perkembangan perekonomian Kabupaten Nias melalui tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat
pendapatan perkapita dan tingkat kontribusi masing-masing jenis lapangan usaha.
Berdasarkan harga konstan tahun 2000, nilai PDRB berupa pendapatan per kapita Provinsi
Sumatera Utara pada tahun 2012 sebesar Rp 26,57 juta.
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 74
Tabel 4.10. Perkembangan PDRB Kabupaten Nias Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2012
PDRB
No Kelompok Sektor
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
1 Pertanian 658.429,01 684.587,21 729.955,55 780.650,10 253.052,57 268.463,32 286.801,09
2 Pertambangan dan Penggalian 39.930,78 42.772,03 44.688,05 46.110,11 18.290,79 19.835,31 21.351,30
3 Industri & Pengolahan 31.127,96 31.882,14 33.292,17 34.647,10 5.797,64 5.967,03 6.175,63
4 Listrik, gas & Air Bersih 4.111,96 4.555,00 4.943,74 5.104,43 640,03 697,07 742,88
5 Bangunan 114.877,25 141.349,65 161.614,41 177.938,77 39.056,49 41.821,21 43.983,05
6 Perdagangan 415.079,67 431.945,97 453.367,56 477.140,89 31.331,20 32.551,20 35.061,45
7 Pengangkutan & Komunikasi 112.616,48 124.808,49 140.664,75 160.180,71 15.036,23 15.815,06 16.650,41
8 Keuangan, Persewaan & Jasa 69.224,08 73.396,98 76.673,17 80.584,09 18.797,96 20.762,01 22.183,42
Perusahaan
9 Jasa-jasa 184.639,58 203.262,64 209.913,34 217.978,74 128.790,23 139.651,43 146.630,96
PDRB ADHK 1.630.036,77 1.738.560,11 1.855.112,74 1.980.334,94 510.793,15 545.563,64 579.580,19
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias, 2013
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai PDRB berupa pendapatan per kapita Kabupaten Nias pada tahun 2012 hanya mencapai 4,36
juta. Disisi lain, total nilai tambah/PDRB Kabupaten Nias atas dasar harga konstan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 579,58 milyar, yang
dihasilkan oleh sektor pertanian dengan jumlah nilai tambah/PDRB sebesar Rp 286,80 milyar; pertambangan dan penggalian sebesar Rp
21,35 milyar; industri pengolahan sebesar Rp 6,17 milyar; listrik, gas dan air bersih sebesar Rp 742,88 juta; bangunan sebesar Rp 43,98 milyar;
perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 35,06 milyar; pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 16,65 milyar; keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan sebesar Rp 22,18 milyar; dan jasa-jasa sebesar Rp 146,63 milyar, sebagaimana dapat dilihat dari table di atas. Dilihat dari
struktur ekonomi Provinsi Sumatera Utara dapat diketahui bahwa sektor tersier memberikan konstribusi terbesar terhadap PDRB provinsi dan
kontribusinya mengalami peningkatan terus menerus dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Sama halnya dengan Kabupaten Nias
dimana sektor tersier merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB daerah, akan tetapi kontribusi sektor ini juga relatif mengalami
penurunan
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 75
Tabel 4.11. Struktur Ekonomi Provinsi Sumatera Utara dan
Kabupaten Nias Tahun 2009-2012
b. Pertambangan dan Penggalian 1.2 1.23 1,23 1,19 2.45 2.46 2,41 2,33
a. Industri Pengolahan 24.07 23.66 22,89 22,39 1.91 1.83 1,79 1,75
b. Listrik, Gas & Air Bersih 0.79 0.74 0,73 0,73 0.25 0.26 0,27 0,26
a. Perdagangan, Hotel & Restoran 18.32 18.42 18,38 18,44 25.48 24.85 24,44 24,09
b. Pengangkutan & Komunikasi 8.85 9.1 9,31 9,53 6.91 7.18 7,58 8,09
c. Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 6.4 6.73 7,04 7,12 4.22 4.22 4,13 4,07
Kontribusi sektor primer terhadap PDRB baik pada tingkat Provinsi Sumatera Utara
maupun tingkat Kabupaten Nias mengalami trend sedikit penurunan dan tersier selama
periode tahun 2009-2012, berbeda halnya dengan sektor sekunder yang mengalami trend
peningkatan dari tahun 2009-2012. Jika dikaitkan dengan upaya pengembangan wilayah
Kabupaten Nias melalui penataan ruang wilayah, maka kondisi ini perlu menjadi perhatian
penting dalam penetapan arahan struktur dan pola ruang wilayah kabupaten serta
penetapan tujuan penataan ruang wilayah kabupaten.
A. Pertanian
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 76
kehutanan dan peternakan masih dalam tahap tradisional sehingga tingkat produksi dan
produktivitasnya relatif masih rendah dan belum bisa mencapai hasil yang maksimal.
B. Tanaman Pangan
Tanaman pangan mencakup komoditi bahan makanan seperti padi, jagung, ketela
pohon, ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah, kacang kedele, kacang-kacangan
lainnya, sayur-sayuran, buah-buahan, padi-padian serta bahan makanan lainnya. Pada
tahun 2012 kontribusi subsektor tanaman pangan menyumbang 12,05 persen terhadap
sektor pertanian pada pembentukan PDRB Kabupaten Nias. Besarnya peran subsektor
tanaman pangan ini sebagian besar berasal dari tanaman padi.
Jumlah produksi padi sawah di Kabupaten Nias selama tahun 2012 adalah sebesar
32.953 ton, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.12. Luas Panen dan Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan
di Kabupaten Nias Tahun 2012
Padi Sawah
Kecamatan
Luas Panen (Ha) Produksi (ton)
[1] [2] [3]
1 Idanogawo 2.167 9.599
2 Bawolato 1.458 8.442
3 Ulugawo 116 360
4 Gido 4.920 12.220
5 Sogaeadu¹⁾ 0 0
6 Ma'u 22 69
7 Somolo-molo 19 61
8 Hiliduho 453 1.382
9 Hili Serangkai 0 0
10 Botomuzoi 260 820
KABUPATEN NIAS 9.415 32.953
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Nias
Ket : ¹⁾ Bergabung dengan Kecamatan Induk (Gido)
C. Tanaman Perkebunan
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 77
kapok, kayu manis, kelapa, kelapa sawit, kemiri, kina, kopi, lada, pala, panili, serat
karung, tebu, tembakau, teh serta tanaman perkebunan lainnya.
Tanaman perkebunan yang paling menonjol di Nias adalah karet, kelapa, kakao
sedangkan tanaman lainnya seperti cengkeh, kopi, pinang dan nilam hanya sebagian
masyarakat yang membudidayakannya. Pada tahun 2012 subsektor tanaman
perkebunan menyumbang 30,93 persen terhadap sektor pertanian pada pembentukan
PDRB Kabupaten Nias.
Peternakan dan hasilnya mencakup semua kegiatan pembibitan dan budidaya segala
jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong
dan diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan.
Jenis ternak yang dicakup adalah: sapi, kerbau, kambing, babi, kuda, ayam, itik, telur
ayam, telur itik, susu sapi serta hewan peliharaan lainnya.
Berdasarkan data terlihat bahwa di Kabupaten Nias tahun 2012 terdapat sekitar 40.189
ekor babi, 174 ekor kerbau dan 2.040 ekor kambing. Sedangkan untuk jenis ternak
unggas terdapat 99.740 ekor ayam buras, 2.110 ekor itik. Khusus untuk komoditi
ternak unggas jenis ayam buras dan babi adalah komoditi yang dominan di Kabupaten
Nias.
Tabel 4.13. Populasi Ternak dan Unggas, Produksi Daging dan Telur
di Kabupaten Nias Tahun 2010-2012
Tahun
Perincian
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Ternak Besar/Kecil (ekor)
Sapi - - -
Kerbau 161 168 174
Kuda - - -
Babi 23.671 33.224 40.189
Kambing 1.504 1.815 2.040
Ternak Unggas (ekor)
Ayam Buras 55.909 77.177 99.740
Itik 1.809 1.918 2.110
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Nias
E. Kehutanan
Kehutanan mencakup kegiatan penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-
daunan, getah-getahan dan akar-akaran, termasuk juga kegiatan perburuan. Komoditi
yang dicakup meliputi kayu gelondongan (baik yang berasal dari hutan rimba maupun
hutan budidaya), kayu bakar, rotan, arang, bambu, terpentin, gondorukem, kopal,
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 78
menjangan, babi hutan, serta hasil hutan lainnya. Hasil hutan seperti kayu glondongan,
bamboo, arang, kayu bakar merupakan salah satu mata pencaharian di Kabupaten Nias
walaupun dalam skala yang relatif kecil. Pada tahun 2012, kehutanan memberi peranan
sebesar 1,63 persen.
Sebagai daerah kepulauan maka Kabupaten Nias sangat potensial terhadap perikanan
laut. Sebagian besar hasil perikanan laut tersebut merupakan hasil tangkapan nelayan
tradisional sehingga hasil tangkapan yang diperoleh setiap tahunnya relatif masih
rendah. Potensi dari pengembangan perikanan ini didukung oleh lautan yang cukup
luas, jenis ikan yang beraneka ragam dengan nilai pasar yang cukup tinggi. Jenis ikan
yang hidup di perairan Pulau Nias antara lain ikan Kakap Putih, Gurapu, Tuna, Lobster,
Udang dan berbagai jenis ikan lainnya yang memenuhi kriteria ekspor.
Selain perikanan laut, perikanan darat juga menyimpan potensi yang cukup menjanjikan.
Namun untuk saat ini perikanan darat masih kurang diminati untuk dikembangkan oleh
masyarakat. Selama tahun 2012 produksi ikan terbanyak adalah berasal dari laut yaitu
363,55 ton, sedangkan produksi ikan air tawar sebesar 4,00 ton. Dari besaran jumlah
produksi tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat Nias lebih menyukai ikan laut
dibandingkan ikan air tawar.
Penghasil ikan laut tahun 2012 tersebar disetiap kecamatan, namun yang paling banyak
menghasilkan adalah kecamatan yang sebagian besar wilayahnya adalah pesisir pantai
sehingga memudahkan bagi nelayan untuk menangkap ikan di laut. Salah satu
kecamatan yang memiliki produksi ikan terbesar adalah kecamatan Bawolato yang
menghasilkan ikan laut sebanyak 195,92 ton. Terdapat 3 (tiga) jenis sarana
penangkapan ikan laut yang biasa digunakan nelayan yaitu pukat tepi, jaring insang dan
trammel net. Jumlah Nelayan pada tahun 2012 lebih meningkat dibandingkan dengan
tahun 2011. Pada tahun 2012 jumlah nelayan mencapai 985 nelayan meningkat dari
tahun 2011 yang jumlahnya sebesar 793 nelayan.
Produksi (Ton)
Kecamatan Jumlah
Perikanan Laut Perairan Tawar
(1) (2) (3) (4)
1 Idanogawo 114,37 0,45 114,82
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 79
Produksi (Ton)
Kecamatan Jumlah
Perikanan Laut Perairan Tawar
(1) (2) (3) (4)
6 Ma'u 0 0,32 0,32
7 Somolo-molo 0 0,69 0,69
G. Industri Perdagangan
Industri
Selama tahun 2012 di Kabupaten Nias terdapat Perusahaan atau Usaha Industri Kecil
Binaan sebanyak 13 unit yang bergerak dibidang Industri Pangan sebanyak 1 unit, Industri
Sandang dan Kulit ada 1 unit, Industri Kayu dan Perabot Rumah Tangga ada 6 unit, Industri
Barang Galian Bukan Logam ada 1 unit dan Industri Barang dari Logam, Mesin dan
Peralatan ada 4 unit.Semua jenis usaha industri tersebut tersebar di seluruh kecamatan
dengan konsentrasi usaha yang paling banyak terdapat di Kecamatan Gido dan Hili
Serangkai.
Perusahaan yang berbadan hukum ada sebanyak 285 unit perusahaan baik dari
koperasi, cv dan perorangan. Perusahan yang paling banyak adalah Badan Usaha Lain
(BUL) sebanyak 228 unit kemudian disusul dengan cv sebanyak 18 unit.
Perdagangan
Kabupaten Nias dengan jumlah penduduk mencapai 132.860 jiwa hingga tahun 2012
masih membutuhkan beras dengan jumlah yang cukup besar dari luar daerah akibat
produksi beras hasil pertanian lokal masih belum dapat memenuhi kebutuhan
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 80
sendiri.Pemasukan beras ke daerah Kabupaten Nias dilakukan oleh para pedagang lokal
maupun pemerintah oleh instansi Sub Dolog Wilayah IV Gunungsitoli. Data tentang jumlah
pemasukan beras ke daerah Kabupaten Nias yang dilakukan oleh para pedagang sangat
sulit didapatkan sehingga data dalam publikasi ini hanya bersumber dari Sub Dolog Wilayah
IV Gunungsitoli yang masih mencakup seluruh wilayah Kabupaten Nias sebelum
pemekaran. Khusus untuk penyaluran beras yang dilakukan pemerintah oleh Sub Dolog
Wilayah IV Gunungsitoli, untuk tahun 2012 mencapai 16.954.561 kg, mengalami penurunan
jika dibandingkan tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2011 penyaluran beras mencapai
20.341.458 kg.
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 81