Anda di halaman 1dari 9

e-ISSN : 2721-1762 p-ISSN : 2721-1770 Volume 1 Issue 2

Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)


Universitas Aisyah Pringsewu

Journal Homepage
http://journal.aisyahuniversity.ac.id/index.php/Jaman/index

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN PUTING LECET PADA IBU


MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAY SULAN KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2019

Oleh :
Rini Wahyuni1 , Sutiyah2, Linda Puspita3, Mareza Yolanda Umar4
Prodi DIII Kebidanan , Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu
Rinicannywa166@gmail.com,Lindajihan08@gmail.com,Marezayolandaumar@gmail.com

ABSTRAK

Masalah yang sering terjadi pada ibu menyusui merupakan teknik menyusui yang tidak benar
sehingga mengakibatkan lecet puting susu, dimana bayi tidak mengisap puting sampai ke areola
payudara. Puting susu lecet sering terjadi pada ibu menyusui dan sering diakibatkan oleh teknik
menyusui yang salah. Puskesmas Way Sulan cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2015 mencapai
44,86%, tahun 2016 mencapai 42,79%, dan tahun 2017 mencapai 45,13%. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan teknik menyusui dengan puting lecet pada ibu menyusui di
wilayah kerja puskesmas Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2019. Metode penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif. penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi
dalam penelitian adalah semua ibu menyusui wilayah kerja puskesmas Way Sulan Kabupaten
Lampung Selatan sejumlah 340 orang. Sampel 78 orang. Analisis bivariat menggunakan uji chi
square. Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi responden teknik menyusuinya tidak tepat
yaitu sebanyak 69 responden (70,4%), responden mengalami puting lecet yaitu 76 responden (77,6%).
Ada hubungan teknik menyusui dengan puting lecet pada ibu menyusui di wilayah kerja puskesmas
Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2019 (p value 0,001). Perlunya penyuluhan tentang
teknik menyusui yang benar guna mencegah puting lecet oleh tenaga kesehatan kepada ibu dan ayah.

Kata Kunci : Teknik Menyusui, Puting Lecet

I. PENDAHULUAN ditampung dari payudara ibu dan ditunda


Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif pemberiannya melalui metode
merupakan pemberianASI tanpa makanan penyimpanan yang benar relative
pendamping (termasuk air jeruk, madu, air masihsama kualitasnya dengan ASI yang
gula), yang dimulai sejak bayi baru lahir langsung dari payudara ibunya
sampai dengan usia 6 bulan, pemberian ASI (Sulistyawati, 2009).
eksklusif ini tidak harus langsung Masalah yang sering terjadi pada ibu
daripayudara ibunya. Ternyata ASI yang menyusui merupakan teknik menyusui yang

1
Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)
e-ISSN : 2721-1762 p-ISSN : 2721-1770 Volume 1 Issue 2

tidak benar sehingga mengakibatkan lecet bulan karena semua kandungan gizi ada
puting susu, dimana bayi tidak mengisap pada ASI. Kurangnya pengetahuan ibu
puting sampai ke areola payudara menyebabkan pada akhinya ibu
(Bahiyatun, 2009.)sekitar 57% dari ibu memberikan susu formula yang berbahaya
menyusui dilaporkan pernah menderita bagi kesehatan bayi (WHO 2010).
kelecetan pada putingnya (Soetjiningsih, Berdasarkan laporan dari Survei
2012.) Demografi dan Kesehatan Indonesia
Puting susu lecet sering terjadi pada (SDKI, 2012) sepertiga wanita di dunia
ibu menyusui dan sering diakibatkan oleh (38%) didapati tidak menyusui bayinya
teknik menyusui yang salah. Puting susu karena terjadi pembengkakan payudara, dan
yang lecet sering membuat ibu menyusui di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif
malas untuk menyusui karena ibu mencapai 32,3% ibu yang memberikan ASI
merasakan sakit saat menyusui, kemudian eksklusif pada anak mereka. Survei
hal itu menyebabkan radang payudara Demografi dan Kesehatan Indonesia
hingga abses payudara. Hal tersebut (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa
menjadi salah satu penyebab yang sering 55% ibu menyusuimengalami mastitis dan
terjadi dalam kegagalan ASI esklusif. putting susu lecet,kemungkinan hal tersebut
Puting susu lecet akan memudahkan disebabkankarena kurangnya perawatan
masuknya kuman dan terjadinya payudara payudaraselama kehamilan.
bengkak, payudara bengkak yang tidak Menurutdata Riset Kesehatan Dasar
disusukan secara adekuat akhirnya akan (Riskesdas) 2013, angka pemberian ASI
terjadi mastitis. Salah satu faktor yang eksklusif diIndonesia pada bayi berumur 6
mempengaruhi produksi ASI dimana bila bulan hanya mencapai angka 30,2%
teknik menyusui tidak benar, dapat dijelaskan bahwa ibu yang gagal
menyebabkan puting susu lecet, payudara memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
bengkak, saluran ASI tersumbat, mastitis, adalah akibat kurangnya pemahaman ibu
abses payudara, ASI tidak keluar secara tentang teknik menyusui yang benar,
optimal sehingga memperngaruhi produksi sehingga sering menderita putting lecet dan
ASI, bayi enggan menyusu, dan bayi retak(Riskesdas, 2013). Survey Demografi
menjadi kembung (Soetjiningsih, 2012). danKesehatan Indonesia (SDKI) tahun
Menurut World Health Organization 2012 menunjukan bahwa 55% ibumenyusui
(WHO) setiap tahun terdapat 1 - 1,5 juta mengalami puting susu lecet danmastitis,
bayi meninggal dunia karena tidak diberi kemungkinan hal itu disebabkankarena
ASI secara eksklusif. Namun masih banyak teknik menyusui yang salah.
ibu yang kurang memahami manfaat Berdasarkan profil kesehatan Provinsi
pentingnya pemberian ASI, ASI eksklusif Lampung diketahui bahwa cakupan
sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6 pemberian ASI eksklusif di Provinsi
2
Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)
e-ISSN : 2721-1762 p-ISSN : 2721-1770 Volume 1 Issue 2

Lampung tahun 2015 mencapai 57,7%, yang pecah-pecah serta terasa panas
lebih rendah dibandingkan tahun 2014 (Sulistyawati, 2009).
sebesar 82.3% dan pada tahun 2013 Yang dimaksud dengan nipple
mencapai 42%. Untuk Kabupaten Lampung crack yaitu salah satu trauma pada puting
Selatan cakupan pemberian ASI eksklusif susu yang ditandai dengan adanya luka
tahun 2015 sebesar 51,99%, tahun 2016 lecet atau retak bahkan sampai berdarah
sebesar 58,89%, tahun 2017 sebesar pada puting. Hal ini sering dialami oleh ibu
62,07% dan untuk wilayah kerja Puskesmas menyusui dan menjada salah satu
Way Sulan cakupan pemberian ASI penyebab tidak optimalnya pemberian ASI
eksklusif tahun 2015 mencapai 44,86%, pada bayi. Jika tidak segera diatasi, nipple
tahun 2016 mencapai 42,79%, dan tahun crack dapat berkembang menjadi mastitis
2017 mencapai 45,13%. jika terjadi infeksi oleh bakteri
Berdasarkan Hasil Pre Survei ibu nifas yang Staphylococcus aureus
menyusui bayinya yaitu 60% ibu
tidakmenyusui bayinya dengan teknik 2. Penyebab
menyusuiyang benar dan mengalami Menurut Maryunani (2013) penyebab dari
masalah lecetputing susu.Berdasarkan uraian puting lecet adalah:
di atasmaka perlu diadakan penelitian
a. Tehnik menyusui yang kurang benar
denganjudul Hubungan teknik menyusui
yaitu bayi tidak menyusu sampai
dengan puting lecet pada ibu menyusui di
kekalang payudara.
wilayah kerja puskesmasWay Sulan
b. Moniliasis pada mulut bayi yang
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2019.
menular pada putting susu ibu
Sehingga penulis tertarik untuk mlakukan
c. Akibat dari pemakaian sabun, alcohol,
penelitian dengan judul hubungan teknik
krim, atau zatiritan lainnya untuk
menyusui dengan putting lecet pada ibu
mencuci putting susu
menyusui di wilayah kerja puskesmas way
d. Dapat terjadi pada bayi dengan tali
sulan kabupaten lampung selatan
lidah (frenulum lingue) yang pendek,
tahun 2019
sehingga menyebabkan bayi sulit

II. TINJAUAN PUSTAKA menghisap sampai kalang payudara


A. Puting Lecet dan hisapan hanya pada puttingnya
saja
1. Pengertian
e. Melepas penghisapan yang salah
Putting susu lecet merupakan salah
satu masalah yang terjadi pada masa 3. Penatalaksanaan
menyusui yang ditandai dengan lecet pada Menurut Maryunani (2012) penata

putting, berwarna kemerahan dan putting laksanaan pada puting lecet meliputi:
a. Memperbaiki tehnik menyusui.
b. Memeriksakan bayi untuk memastikan bayi tidak menderita moniliasis, jika
3
Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)
e-ISSN : 2721-1762 p-ISSN : 2721-1770 Volume 1 Issue 2

ditemukan moniliasi dapat diberikan crack secara dini dan efektif sangat penting
Nistatin karena hal ini merupakan faktor penting
c. Perawatan payudara yang benar yakni dalam membangun keberhasilan menyusui
tidak membersihkan putting dengan dengan mempertahankan hubungan
sabun, alcohol, atau zatiritan lainnya. emosional antara ibu dan bayi dan
Pada putting susu dapat dibubuhkan mencegah komplikasi seperti mastitis atau
minyak lanolin atau minyak kelapa abses payudara (Erylmaz, et al., 2005).
yang telah dimasak terlebih dahulu. Berbagai intervensi telah banyak
d. Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam digunakan, baik untuk mengobati atau
24 jam) sehingga payudara tidak mencegah nipple crack yang terjadi karena
sampai terlalu penuh menyusui. Hal ini termasuk penggunaan
e. Selain itu juga perawatan putting susu krim topikal, larutan atau spray,
yang lecet sementara putting susu yang pembatasan durasi menyusui, pemaparan
lecet tidak digunakan untuk puting dari panas kering atau sinar
menyusui/istirahat selama sedikit- ultraviolet dan air drying, pengerasan kulit
dikitnya selama 24 jam. puting, dan pemberian pendidikan tentang
f. Putting susu yang lecet dapat diobati menyusui sebelum atau setelah melahirkan
dengan menggunakan salep levertran. (Lochner, et al., 2009).
g. Jika perlupa pada waktu meneteki
mempergunakan alat pelindung putting B. Teknik Menyusui Yang Benar
susu. 1. Pengertian
Puting (nipple) dan areola adalah hal Beberapa pengertian menyusui
yang krusial yang menghubungkan antara dari beberapa sumber, antara lain:
payudara dan bayi. Masalah pada struktur Menyusui adalah suatu cara yang tidak
ini, khususnya rasa sakit dan trauma, ada duanya dalam pemberian makanan
merupakan salah satu penyebab paling yang bagi pertumbuhan dan
sering dari terminasi dini menyusui. Nyeri perkembangan bayi yang sehat serta
pada puting dan/atau trauma pada puting mempunyai pengaruh biologis dan
merupakan masalah yang umum dihadapi kejiwaan yang unik terhadap kesehatan
pada masa menyusui, dengan insiden yang ibu dan bayi (Anggraini, 2010).
bervariasi antara 34 dan 96%, dan disebut- Menyusui adalah cara yang
sebut sebagai salah satu alasan utama optimal dalam memberikan nutrisi,
untuk penghentian awal menyusui di awal mengasuh bayi dengan penambahan
periodepostpartum (Gartner, et al., 2005; makanan pelengkap pada paruh kedua
Abou-Dakn, 2011). Pengobatan tahun pertama, kebutuhan nutrisi,
nipple
imunologi, dan psikososial dapat

terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun – tahun berikutnya (Varney, 2004).
4
Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)
e-ISSN : 2721-1762 p-ISSN : 2721-1770 Volume 1 Issue 2

2. Cara Pengamatan Teknik Menyusui apabila kepalanya bergeser atau


yang Benar melengkung.
b. Muka bayi menghadap payudara
Teknik menyusui yang tidak
dengan hidung menghadap puting
benar dapat mengakibatkan puting susu
yaitu seluruh badan bayi
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal
menghadap badan ibu. Ibu harus
sehingga mempengaruhi produksi ASI
menjauhi secukupnya sekedar dapat
selanjutnya atau bayi enggan menyusui.
melihat. Posisi ini adalah yang
Untuk mengetahui bayi telah menyusui
terbaik untuk bayi, untuk mengisap
dengan teknik yang benar, dapat dilihat
payudara, karena sebagian puting
(Wiji, 2013):
sedikit mengarah ke bawah (apabila
a. Bayi tampak tenang
ia menghadap ibu sepenuhnya
b. Badan bayi menempel pada perut
mungkin ia tidak tepat pada
ibu
payudara).
c. Mulut bayi terbuka lebar
c. Ibu harus memegang bayi dekat
d. Dagu menempel pada payudara ibu
pada ibu.
e. Sebagian besar payudara masuk ke
d. Apabila bayi baru lahir, Ibu harus
dalam mulut bayi
menopang bokong bukan hanya
f. Bayi tampak mengisap kuat dengan
kepala dan bahu merupakan hal
irama perlahan
yang penting untuk bayi baru lahir.
g. Puting susu ibu tidak terasa nyeri
Untuk bayi lebih besar menopang
h. Telinga dan lengan bayi terletak
bagian atas tubuhnya biasanya
pada satu garis lurus
cukup. Beberapa ibu menopang bayi
i. Kepala tidak menengadah
pada lutut atau menggunakan
tangan yang lain. Seorang ibu perlu
3. Posisi Bayi
hati-hati menggunakan tangan yang
Sebelum menyusui ibu harus
sama, yang untuk menopang pundak
mengetahui bagaimana memegang
digunakan untuk menopang badan
bayi. Dalam memegang bayi pastikan
bayi. Akibatnya mungkin kepala
ibu melakukan 4 butir kunci sebagai
bayi lebih jauh kesamping
berikut:
menyebabkan sukar untuk menyusu
a. Kepala bayi dan badan bayi harus (Wiji, 2013).
dalam satu garis yaitu bayi tidak
4. Tanda-tanda Bayi Menyusui secara
dapat mengisap dengan mudah
Efektif
Sebagian besar mungkin ibu-
ibu sudah mengetahui tentang

5
Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)
e-ISSN : 2721-1762 p-ISSN : 2721-1770 Volume 1 Issue 2

manfaat ASI. Walaupun mungkin g. Ibu akan merasa mendengar bayi


mereka belum bisa menerapkan menelan susu ibu. Pada hari-hari
pemberian ASI secara eksklusif pertama sebelum susu penuh, bayi
kepada bayinya. Terkadang pada mungkin butuh disusui 5 hingga 10
saat menyusui bayinya menyusui kali sebelum bayi mendapatkan susu
secara efektif atau tidak. Untuk yang cukup untuk ditelan. Begitu
mengetahui apakah seorang bayi susu penuh, ibu bisa mendengarnya
sudah menyusui secara efektif, menelan setiap saat bayi mengisap
terdapat tanda-tanda yang bisa ibu
lihat secara langsung, yaitu (Wiji, C.kerangka konsep
2013): Gambar 2.1
a. Bayi terbuka matanya lebar-lebar Kerangka Konsep
seperti menguap, dengan Independen Dependen

lidahnya ke bawah dan kedepan Teknik


Menyusui
persis sebelum ia merapatkan
Puting Lecet
mulutnya di payudara
b. Ia menarik puting dan sebagian
D. Hipotesis Penelitian
besar areola masuk kedalam
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
mulutnya Ha: Ada hubungan teknik menyusui dengan
c. Dagunya melekuk pada payudara puting lecet pada ibu menyusui di
ibu dan hidungnya menyentuh wilayah kerja puskesmasWay Sulan
susu ibu Kabupaten Lampung Selatan Tahun
d. Bibirnya dipinggir dan lidahnya 2019.
menjulur diatas gusi bawahnya
e. Rahangnya bergerak secara III. METODE PENELITIAN
ritmis ketika bayi disusui
Jenis Penelitian Penelitian ini
f. Bayi mulai disusui dengan
merupakan jenis penelitian kuantitatif,
singkat dan cepat. Begitu susu
yaitu metode penelitian kuantitatif dapat
mengendur, ia menyelesaikan ke
diartikan sebagai metode penelitian
dalam corak yang lambat dengan
yang analisis data bersifat kuantitatif
penuh susu dan jeda waktu yang
atau statistik dengan tujuan untuk
singkat
menguji hipotesis yang telah ditetapkan
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian
6
Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)
e-ISSN : 2721-1762 p-ISSN : 2721-1770 Volume 1 Issue 2

analitik observasional dengan


pendekatan cross sectional, Populasi Kabupaten Lampung Selatan Tahun
dalam penelitian adalah semua ibu 2019

menyusui wilayah kerja puskesmasWay


Puting Jumlah Persentase
Sulan Kabupaten Lampung Selatan
Lecet
sejumlah 340 orang. Sampe
Tidak Ada 22 22.4
menggunakan rumus slovin yaitu
Ada 76 77.6
sebanyak 98 responden, Tehnik sampel Jumlah 98 100.0
dalam penelitian ini adalah dengan
accidental sampling. Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa
sebagian besar responden mengalami
IV. PEMBAHASAN
puting lecet yaitu 76 responden
1. Analisa Univariat (77,6%), sedangkan yang tidak
a. Teknik Menyusui mengalami puting lecet sebanyak 22
Tabel 4.1 responden (22,4%).
DistribusiFrekuensi Responden
BerdasarkanTeknik Menyusui
Di Wilayah KerjaPuskesmas Way Sulan 2. AnalisisBivariat
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2019
Tabel 4.3
Hubungan Teknik Menyusui Dengan
Teknik Jumlah Persentase Puting Lecet Pada Ibu Menyusui Di
Menyusui Wilayah Kerja Puskesmas Way Sulan
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2019
Tepat 29 29.6
Tidak Tepat 69 70.4 Puting lecet P
Teknik
Tidak Ada Ada Valu OR
Jumlah 98 100.0 Menyusui
e
n % n %

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa Tepat 13 44.8 16 55.2 0,00 5,4
Tidak 9 13.0 60 87.0 1 (1,9-
sebagian besar responden teknik
tepat 14,9
menyusuinya tidak tepat yaitu sebanyak 69 )
Total 22 22.4 76 77.6
responden (70,4%), sedangkan responden
yang teknik menyusuinya tepat sebanyak 29
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 29
responden (29,6%).
responden yang tepat teknin menyusuinya,
sebanyak 13 responden (44,8%) tidak

b. Puting lecet mengalami puting lecet. Sedangkan dari 69

Tabel 4.2 responden dengan teknik menyusui tidak

DistribusiFrekuensi Responden tepat, sebanyak 9 responden (13,0%) tidak


BerdasarkanPuting lecet
Di Wilayah KerjaPuskesmas Way mengalami puting lecet. Hasil uji chi
Sulan square didapatkan nilai p value 0,001,
7
Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)
e-ISSN : 2721-1762 p-ISSN : 2721-1770 Volume 1 Issue 2

artinya lebih kecil dibandingkan dengan


nilai alpha (0,001< 0,05). Dengan demikian Perlunya penyuluhan tentang teknik
dapat disimpulkan secara statistic dengan menyusui yang benar guna mencegah
derajat kepercayaan 95%, diyakini terdapat puting lecet oleh tenaga kesehatan
hubungan teknik menyusui dengan putting kepadaibu dan ayah.
lecet pada ibu menyusui di wilayah kerja 2. Bagi praktik kebidanan
puskesmas Way Sulan Kabupaten Lampung Untuk Mahasiswa hendaknya untuk
Selatan Tahun 2019. Sedangkan hasil uji meningkatkan praktik tentang teknik
OR diperoleh nilai 5,4 (CI 95% 1,9-14,9), menyusui yang benar sebagai acuan
artinya responden dengan teknik menyusui untuk melaksanakan penelitian yang
tepat mempunyai resiko untuk tidak serupa yang lebih mendalam.
mengalami puting lecet5, 4 kali lebih besar 3. Bagi Klien
dibandingkan dengan yang teknik menyusui Untuk ibu nifas agar mengikuti
tidak tepat. konseling di puskesmas dan kelas ibu
agar mendapatkan ilmu pengetahuan
V. SIMPULAN DAN SARAN berkaitan dengan nifas khusunya teknik

A. Kesimpulan menyusui

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka 4. Bagi peneliti selanjutnya

dapat disimpulkan: Perlunya penelitian lebih lanjut lagi


tentang faktor lain yang mempengaruhi
1. Distribusi frekuensi responden teknik
puting lecet.
menyusuinya tidak tepat yaitu sebanyak
69 responden (70,4%), sedangkan
DAFTAR PUSTAKA
responden yang teknik menyusuinya
Abd-Elsalam, S., Hamido, S., Abd el Hameeds,
tepat sebanyak 29 responden (29,6%). HS. 2011. Effect of Using
2. Distribusi frekuensi responden Pharmacological versus Alternative
Therapy on Traumatic Nipples for
mengalami puting lecet yaitu 76 Lactating Mothers. Journals of
responden (77,6%), sedangkan yang American Science. 7(11): 84596.

tidak mengalami puting lecet sebanyak Abou-Dakn M. 2010. Inflammatory breast


22 responden (22,4%). diseases during lactation: milk stasis,
puerperal mastitis, abscesses of the
3. Ada hubungan teknik menyusui dengan breast, and malignant tumors –
putting lecet pada ibu menyusuidi current and evidence-based strategies
for diagnosis and therapy. Breast Care
wilayah kerja puskesmasWay Sulan ; 5: 33–37.
Kabupaten Lampung Selatan Tahun
Anggraini, Yetti, 2010, Asuhan Kebidanan
2019 (p value 0,001) Masa Nifas, Yogyakarta:Pustaka
B. Saran Rihama

1. Bagi tenaga kesehatan Bahiyatun.,(2009) . Buku Ajar Kebidanan


Asuhan Nifas Normal. Jakarta: EGC
8
Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)
e-ISSN : 2721-1762 p-ISSN : 2721-1770 Volume 1 Issue 2

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Sulistyawati,Ari.2009.Buku Ajar Asuhan


Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kebidanan pada ibu nifas.Jogjakarta:
Kemenkes RI. Andi Offset
Dewi, Vivian Nanny Lia; Sunarsih, Tri. 2011. Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.Jakarta : Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta:
Salemba Medika EGC
Gartner LM, Morton J, Lawrence RA, Naylor Walker, Marsha. 2013. Are There Any Cures
AJ, O’Hare D, Schanler RJ, Eidelman for Sore Nipples? Clinical Lactation,
AI. 2005. Breastfeeding and the use of 4(3).
human milk. Pediatrics. 115: 496–506.
Wiji, 2013. ASI dan Panduan Ibu Menyusui,
Kemenkes RI (2017). Profil Kesehatan Provinsi Yogyakarta: Nuha Medika.
Lampung Tahun 2016.

Kristiyansari, Weni. 2009. ASI, Menyusui dan


Sadari.Yogjakarta: Nuha Medika

Lochner JE, Livingston CJ, Judkins D. 2009.


Clinical inquiries: which interventions
are best for alleviating nipple pain in
nursing mothers? J FamPract. 58:
612a–612c.

Maryunani, Anik. (2012). Inisiasi Menyusu


Dini, Asi Ekslusif dan
ManajemenLaktasi. Jakarta: TIM

Merckoll, P., Jonassen, T. O., Vad, M. E.,


Jeansson, S. L., & Melby, K. K. 2009.
Bacteria, biofilm and honey: A study of
the effects of honey on ‘planktonic’ and
biofilm-embedded wound.

Moore, O. A., Smith, L. A., Campbell, F.,


Seers, K., McQuay, H. J., & Moore, R.
A. 2001. BMC Complementary and
Alternative Medicine, 1, 2.

Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian


Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Proverawati, A. 2010. Kapita Seleksi ASI &


Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika

Schelz Z. 2006. Antimicrobial and


antiplasmoid activities of essential oils.
Feto-therapy 77: 279– 285

Soetjiningsih., 2012. ASI petunjuk Tenaga


Kesehatan. Jakarta. EGC

9
Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)

Anda mungkin juga menyukai