Journal Homepage
http://journal.aisyahuniversity.ac.id/index.php/Jaman/index
Oleh :
Rini Wahyuni1 , Sutiyah2, Linda Puspita3, Mareza Yolanda Umar4
Prodi DIII Kebidanan , Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu
Rinicannywa166@gmail.com,Lindajihan08@gmail.com,Marezayolandaumar@gmail.com
ABSTRAK
Masalah yang sering terjadi pada ibu menyusui merupakan teknik menyusui yang tidak benar
sehingga mengakibatkan lecet puting susu, dimana bayi tidak mengisap puting sampai ke areola
payudara. Puting susu lecet sering terjadi pada ibu menyusui dan sering diakibatkan oleh teknik
menyusui yang salah. Puskesmas Way Sulan cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2015 mencapai
44,86%, tahun 2016 mencapai 42,79%, dan tahun 2017 mencapai 45,13%. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan teknik menyusui dengan puting lecet pada ibu menyusui di
wilayah kerja puskesmas Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2019. Metode penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif. penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi
dalam penelitian adalah semua ibu menyusui wilayah kerja puskesmas Way Sulan Kabupaten
Lampung Selatan sejumlah 340 orang. Sampel 78 orang. Analisis bivariat menggunakan uji chi
square. Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi responden teknik menyusuinya tidak tepat
yaitu sebanyak 69 responden (70,4%), responden mengalami puting lecet yaitu 76 responden (77,6%).
Ada hubungan teknik menyusui dengan puting lecet pada ibu menyusui di wilayah kerja puskesmas
Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2019 (p value 0,001). Perlunya penyuluhan tentang
teknik menyusui yang benar guna mencegah puting lecet oleh tenaga kesehatan kepada ibu dan ayah.
1
Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)
e-ISSN : 2721-1762 p-ISSN : 2721-1770 Volume 1 Issue 2
tidak benar sehingga mengakibatkan lecet bulan karena semua kandungan gizi ada
puting susu, dimana bayi tidak mengisap pada ASI. Kurangnya pengetahuan ibu
puting sampai ke areola payudara menyebabkan pada akhinya ibu
(Bahiyatun, 2009.)sekitar 57% dari ibu memberikan susu formula yang berbahaya
menyusui dilaporkan pernah menderita bagi kesehatan bayi (WHO 2010).
kelecetan pada putingnya (Soetjiningsih, Berdasarkan laporan dari Survei
2012.) Demografi dan Kesehatan Indonesia
Puting susu lecet sering terjadi pada (SDKI, 2012) sepertiga wanita di dunia
ibu menyusui dan sering diakibatkan oleh (38%) didapati tidak menyusui bayinya
teknik menyusui yang salah. Puting susu karena terjadi pembengkakan payudara, dan
yang lecet sering membuat ibu menyusui di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif
malas untuk menyusui karena ibu mencapai 32,3% ibu yang memberikan ASI
merasakan sakit saat menyusui, kemudian eksklusif pada anak mereka. Survei
hal itu menyebabkan radang payudara Demografi dan Kesehatan Indonesia
hingga abses payudara. Hal tersebut (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa
menjadi salah satu penyebab yang sering 55% ibu menyusuimengalami mastitis dan
terjadi dalam kegagalan ASI esklusif. putting susu lecet,kemungkinan hal tersebut
Puting susu lecet akan memudahkan disebabkankarena kurangnya perawatan
masuknya kuman dan terjadinya payudara payudaraselama kehamilan.
bengkak, payudara bengkak yang tidak Menurutdata Riset Kesehatan Dasar
disusukan secara adekuat akhirnya akan (Riskesdas) 2013, angka pemberian ASI
terjadi mastitis. Salah satu faktor yang eksklusif diIndonesia pada bayi berumur 6
mempengaruhi produksi ASI dimana bila bulan hanya mencapai angka 30,2%
teknik menyusui tidak benar, dapat dijelaskan bahwa ibu yang gagal
menyebabkan puting susu lecet, payudara memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
bengkak, saluran ASI tersumbat, mastitis, adalah akibat kurangnya pemahaman ibu
abses payudara, ASI tidak keluar secara tentang teknik menyusui yang benar,
optimal sehingga memperngaruhi produksi sehingga sering menderita putting lecet dan
ASI, bayi enggan menyusu, dan bayi retak(Riskesdas, 2013). Survey Demografi
menjadi kembung (Soetjiningsih, 2012). danKesehatan Indonesia (SDKI) tahun
Menurut World Health Organization 2012 menunjukan bahwa 55% ibumenyusui
(WHO) setiap tahun terdapat 1 - 1,5 juta mengalami puting susu lecet danmastitis,
bayi meninggal dunia karena tidak diberi kemungkinan hal itu disebabkankarena
ASI secara eksklusif. Namun masih banyak teknik menyusui yang salah.
ibu yang kurang memahami manfaat Berdasarkan profil kesehatan Provinsi
pentingnya pemberian ASI, ASI eksklusif Lampung diketahui bahwa cakupan
sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6 pemberian ASI eksklusif di Provinsi
2
Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)
e-ISSN : 2721-1762 p-ISSN : 2721-1770 Volume 1 Issue 2
Lampung tahun 2015 mencapai 57,7%, yang pecah-pecah serta terasa panas
lebih rendah dibandingkan tahun 2014 (Sulistyawati, 2009).
sebesar 82.3% dan pada tahun 2013 Yang dimaksud dengan nipple
mencapai 42%. Untuk Kabupaten Lampung crack yaitu salah satu trauma pada puting
Selatan cakupan pemberian ASI eksklusif susu yang ditandai dengan adanya luka
tahun 2015 sebesar 51,99%, tahun 2016 lecet atau retak bahkan sampai berdarah
sebesar 58,89%, tahun 2017 sebesar pada puting. Hal ini sering dialami oleh ibu
62,07% dan untuk wilayah kerja Puskesmas menyusui dan menjada salah satu
Way Sulan cakupan pemberian ASI penyebab tidak optimalnya pemberian ASI
eksklusif tahun 2015 mencapai 44,86%, pada bayi. Jika tidak segera diatasi, nipple
tahun 2016 mencapai 42,79%, dan tahun crack dapat berkembang menjadi mastitis
2017 mencapai 45,13%. jika terjadi infeksi oleh bakteri
Berdasarkan Hasil Pre Survei ibu nifas yang Staphylococcus aureus
menyusui bayinya yaitu 60% ibu
tidakmenyusui bayinya dengan teknik 2. Penyebab
menyusuiyang benar dan mengalami Menurut Maryunani (2013) penyebab dari
masalah lecetputing susu.Berdasarkan uraian puting lecet adalah:
di atasmaka perlu diadakan penelitian
a. Tehnik menyusui yang kurang benar
denganjudul Hubungan teknik menyusui
yaitu bayi tidak menyusu sampai
dengan puting lecet pada ibu menyusui di
kekalang payudara.
wilayah kerja puskesmasWay Sulan
b. Moniliasis pada mulut bayi yang
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2019.
menular pada putting susu ibu
Sehingga penulis tertarik untuk mlakukan
c. Akibat dari pemakaian sabun, alcohol,
penelitian dengan judul hubungan teknik
krim, atau zatiritan lainnya untuk
menyusui dengan putting lecet pada ibu
mencuci putting susu
menyusui di wilayah kerja puskesmas way
d. Dapat terjadi pada bayi dengan tali
sulan kabupaten lampung selatan
lidah (frenulum lingue) yang pendek,
tahun 2019
sehingga menyebabkan bayi sulit
putting, berwarna kemerahan dan putting laksanaan pada puting lecet meliputi:
a. Memperbaiki tehnik menyusui.
b. Memeriksakan bayi untuk memastikan bayi tidak menderita moniliasis, jika
3
Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)
e-ISSN : 2721-1762 p-ISSN : 2721-1770 Volume 1 Issue 2
ditemukan moniliasi dapat diberikan crack secara dini dan efektif sangat penting
Nistatin karena hal ini merupakan faktor penting
c. Perawatan payudara yang benar yakni dalam membangun keberhasilan menyusui
tidak membersihkan putting dengan dengan mempertahankan hubungan
sabun, alcohol, atau zatiritan lainnya. emosional antara ibu dan bayi dan
Pada putting susu dapat dibubuhkan mencegah komplikasi seperti mastitis atau
minyak lanolin atau minyak kelapa abses payudara (Erylmaz, et al., 2005).
yang telah dimasak terlebih dahulu. Berbagai intervensi telah banyak
d. Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam digunakan, baik untuk mengobati atau
24 jam) sehingga payudara tidak mencegah nipple crack yang terjadi karena
sampai terlalu penuh menyusui. Hal ini termasuk penggunaan
e. Selain itu juga perawatan putting susu krim topikal, larutan atau spray,
yang lecet sementara putting susu yang pembatasan durasi menyusui, pemaparan
lecet tidak digunakan untuk puting dari panas kering atau sinar
menyusui/istirahat selama sedikit- ultraviolet dan air drying, pengerasan kulit
dikitnya selama 24 jam. puting, dan pemberian pendidikan tentang
f. Putting susu yang lecet dapat diobati menyusui sebelum atau setelah melahirkan
dengan menggunakan salep levertran. (Lochner, et al., 2009).
g. Jika perlupa pada waktu meneteki
mempergunakan alat pelindung putting B. Teknik Menyusui Yang Benar
susu. 1. Pengertian
Puting (nipple) dan areola adalah hal Beberapa pengertian menyusui
yang krusial yang menghubungkan antara dari beberapa sumber, antara lain:
payudara dan bayi. Masalah pada struktur Menyusui adalah suatu cara yang tidak
ini, khususnya rasa sakit dan trauma, ada duanya dalam pemberian makanan
merupakan salah satu penyebab paling yang bagi pertumbuhan dan
sering dari terminasi dini menyusui. Nyeri perkembangan bayi yang sehat serta
pada puting dan/atau trauma pada puting mempunyai pengaruh biologis dan
merupakan masalah yang umum dihadapi kejiwaan yang unik terhadap kesehatan
pada masa menyusui, dengan insiden yang ibu dan bayi (Anggraini, 2010).
bervariasi antara 34 dan 96%, dan disebut- Menyusui adalah cara yang
sebut sebagai salah satu alasan utama optimal dalam memberikan nutrisi,
untuk penghentian awal menyusui di awal mengasuh bayi dengan penambahan
periodepostpartum (Gartner, et al., 2005; makanan pelengkap pada paruh kedua
Abou-Dakn, 2011). Pengobatan tahun pertama, kebutuhan nutrisi,
nipple
imunologi, dan psikososial dapat
terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun – tahun berikutnya (Varney, 2004).
4
Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)
e-ISSN : 2721-1762 p-ISSN : 2721-1770 Volume 1 Issue 2
5
Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)
e-ISSN : 2721-1762 p-ISSN : 2721-1770 Volume 1 Issue 2
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa Tepat 13 44.8 16 55.2 0,00 5,4
Tidak 9 13.0 60 87.0 1 (1,9-
sebagian besar responden teknik
tepat 14,9
menyusuinya tidak tepat yaitu sebanyak 69 )
Total 22 22.4 76 77.6
responden (70,4%), sedangkan responden
yang teknik menyusuinya tepat sebanyak 29
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 29
responden (29,6%).
responden yang tepat teknin menyusuinya,
sebanyak 13 responden (44,8%) tidak
A. Kesimpulan menyusui
9
Jurnal Maternitas UAP (JAMAN UAP)