Paper Filsafat Moral - Brigita Octavia
Paper Filsafat Moral - Brigita Octavia
Di Susun Oleh :
Brigita Octavia W.
1823019018
2020
KASUS KORUPSI BANSOS CORONA YANG MELIBATKAN MENTERI
SOSIAL DITINJAU DARI MORAL KEUTAMAAN
Oleh :
Brigita Octavia W.
Abstrak
Tujuan orang belajar etika untuk menjadi orang yang utama, utama dalam
sudut pandang etika dibagi menjadi dua macam yaitu keutamaan karakter dan
keutamaan akal budi. Keutamaan karakter berkaitan dengan sifat manusia dan
keutamaan akal budi berkaitan dengan pengolahan budi manusia. Sehingga untuk
mencapai dua-duanya harus dicapai dengan pembiasaan mengulang-ngulang
aktivitas yang sama. Dalam keutamaan karakter sendiri masih banyak
penyimpangan yang terjadi. Pada dasarnya keutamaan karakter sangat dibutuhkan
pada kehidupan kita sebagai makhluk hidup yang harus hidup berdampingan
dengan sesama. Salah satu kasus penyimpangan keutamaan karakter yaitu kasus
korupsi bansos corona yang melibatkan menteri sosial yang sangat menyimpang
dari keutamaan karakter seperti halnya tanggungjawab. Tanggungjawab harus
dibiasakan dalam kehidupan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan
terhadap keutamaan karakter. Tanggungjawab juga bisa menjadikan kita sebagai
pribadi yang dapat dipercaya.
Dari contoh kasus korupsi bansos corona yang melibatkan menteri sosial
kita bisa mengetahui betapa pentingnya keutamaan karakter tanggungjawab dalam
menjalankan amanah sebagai pejabat pemerintahan dan tidak berlaku semena-
mena akan jabatan yang dimilikinya. Sebagai pejabat pemerintahan seharusnya
mengerti akan tanggungjawabnya kepada masyarakat apalagi di masa pandemi
yang membuat sebagian besar masyarakat Indonesia mengalami kesusahan dalam
mencari nafkah karena di haruskan lockdown dalam beberapa waktu, masyarakat
tidak bisa bekerja seperti biasanya. Dengan pejabat pemerintahan melakukan
korupsi bisa menjadikan masyarakat tidak percaya lagi kepada kinerja
pemerintahan masyarakat pasti menganggap bahwa pejabat pemerintahan hanya
mementingkan dirinya sendiri tanpa memperdulikan masyarakatnya. Sehingga
dari kasus ini kita dapat belajar dan memahami bahwa tanggungjawab sangat
diperlukan bagi kehidupan kita terutama bagi pejabat pemerintahan yang
menjalankan amanah untuk kepentingan masyarakatnya.
B. PEMBAHASAN
Keutamaan merupakan suatu keadaan jiwa yang terarah pada kebaikan yang
diusahakan melalui latihan secara berulang-ulang dan dikendaki secara sadar.
Keutamaan sendiri menjadi karakter jiwa yang terus-menerus diusahakan
sehingga orang-orang yang hanya saat-saat tertentu bertanggungjawab misalnya
tidak bisa dikatan bahwa orang itu memiliki keutamaan tanggungjawab.
Keutamaan juga status karakter yang berkenaan dengan pilihan maksudnya
keutamaan berada ditengah-tengah harus ditentukan dengan cara sebagaimana
orang baik menentukannya. Keutamaan juga bagian dari kodrat kehadiran kita
sebagai manusia dan keutamaan selaras dengan akal budi kita. Keutamaan sendiri
terdapat dua macam yaitu keutamaan karakter yang berkaitan dengan sifat
manusia dan keutamaan akal budi yang berkaitan dengan pengolahan budi
manusia.
Contoh Kasus :
Manusia belum sepenuhnya sadar akan penting makna keutamaan itu sendiri
khususnya keutamaan karakter untuk dilakukan secara beruang-ulang dalam
kehidupan sehari-hari. Masih banyak sekali manusia yang bertindak menyimpang
keutamaan karakter khususnya keutamaan karakter tanggungjawab dan salah satu
bukti yang menjadikan masih banyaknya penyimpangan keutamaan karakter
tanggung jawab adalah masih maraknya kasus korupsi di Indonesia. Korupsi
sendiri bisa disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Seharusnya
kita sebagai manusia paham mana perbuatan baik dan mana perbuatan yang buruk
namun apapun hal yang mendasari seseorang melakukan korupsi tersebut tidak
bisa dibiarkan begitu saja dan sebagai manusia kita hendaknya membiasakan diri
untuk mengulang-ngulang keutamaan karakter seperti halnya tanggung jawab agar
tidak ada niatan dalam diri untuk melakukan korupsi walau di kondisi terdesak
sedikitpun.
Belakangan ini kasus korupsi yang sedang ramai di bicarakan yaitu kasus
korupsi bansos corona yang melibatkan menteri sosial. Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) bakal mendalami kemungkinan uang yang mengalir ke partai
politik dari hasil tindak pidana korupsi bantuan sosial (bansos) penanganan
Covid-19 di wilayah Jabodetabek Tahun 2020. Kasus tersebut menyeret nama
Menteri Sosial RI nonaktif sekaligus politikus PDI Perjuangan (PDIP), Juliari
Peter Batubara. Ia disinyalir menerima total Rp17 milyar dari dua paket
pelaksanaan bansos berupa sembako untuk penanganan Covid-19 di wilayah
Jabodetabek Tahun 2020. Jumlah itu diduga merupakan akumulasi dari
penerimaan fee Rp10 ribu per paket sembako. Pengadaan bansos penanganan
Covid-19 berupa paket sembako di Kementerian Sosial RI Tahun 2020 sendiri
memiliki nilai sekitar Rp5,9 triliun, dengan total 272 kontrak dan dilaksanakan
dua periode. Pemangkasan dana bansos untuk penanganan Covid-19 di wilayah
Jabodetabek Tahun 2020 disinyalir sudah dirancang sejak awal. Berdasarkan
informasi yang dihimpun, dari biaya Rp300.000 yang dikeluarkan per paket
sembako, terdapat margin sebesar Rp70.000 yang akan dibagikan untuk sejumlah
pihak yakni pemilik kuota 40 persen, kreator 10 persen dan supplier 50 persen.
Melalui kasus tersebut kita bisa melihat bahwa masih banyak orang-orang
yang mengabaikan makna keutamaan karakter. Dari kasus tersebut kita juga bisa
melihat menteri sosial tersebut mengabaikan keutaamaan karakter tanggung jawab
padahal seharusnya sebagai seorang menteri lebih mengutamakan kondisi
masyarakatnya apalagi di masa pandemic seperti ini. Dalam kasus korupsi ini
pasti menteri sosial juga sadar akan perbuatannya karena kasus korupsi bansos
corona ini sudah di rancang sejak awal dan seharusnya menteri sosial tidak
mengambil keuntungan dari kondisi seperti ini untuk melakukan korupsi. Hal-hal
seperti korupsi yang melibatkan menteri sosial ini bisa tidak terjadi apabila
menteri sosial tersebut mengulang-ulang keutamaan karakter tanggung jawab
dalam kehidupan sehari-harinya. Dan hingga pada akhirnya Menteri Sosial RI
nonaktif sekaligus politikus PDI Perjuangan (PDIP), Juliari Peter Batubara harus
menanggung konsekuensi dari tindakan nya tersebut dengan mendapatkan
hukuman.
Kasus korupsi bansos corona yang melibatkan menteri sosial bisa menjadi
pembelajaran bagi kita untuk mengutamakan keutamaan karakter tanggung jawab
dalam setiap tindakan kita. Dengan kasus ini kita juga belajar apapun tindakannya
pasti ada dampak bagi sesama atau diri sendiri. Tindakan yang menyimpang dari
keutamaan tanggung sangat tidak dibenarkan dan kita juga harus membiasakan
diri untuk mengulang-ulang aktivitas yang dapat mengasah karakter tanggung
jawab kita agar tidak terjadi hal penyimpangan keutamaan karakter tanggung
jawab seperti korupsi bansos corona yang melibatkan menteri sosial RI nonaktif
Juliari Peter Batubara ini. Korupsi merupakan tindakan yang harus segera diatasi
terlebih lagi korupsi yang dilakukan oleh Menteri Sosial adalah korupsi bantuan
sosial. Dalam keadaan pandemi Covid-19 yang seperti ini bantuan sosial sangat
dibutuhkan dan dari tindakan korupsi ini bisa memicu kemarahan dan
ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah. Tindakan korupsi ini menujukan
bahwa di Indonesia sendiri masih kurang dalam pengawasan dan pengendalian.
Solusi yang dapat dilakukan yang pertama adalah dengan memberikan hukuman
yang pantas dengan apa yang dilakukan yaitu dengan memenjarakan orang yang
melakukan tindakan korupsi dengan jangka waktu yang sesuai. Hal ini akan
memberikan efek jera kepada orang tersebut. Solusi yang kedua yang mungkin
dapat dilakukan yaitu dengan verifikasi digital. Penerima bantuan sosial akan
didata di dalam sebuah sistem, dalam sistem tersebut akan terhubung langsung
dengan akun penerima bantuan sosial. Di sistem itu juga sudah terdapat rincian
bantuan sosial apa saja yang didapatkan oleh setiap penerima bantuan sosial yang
sesuai dengan yang di berikan pemerintah. Ketika bantuan sosial itu diterima oleh
penerima bantuan sosial, penerima akan memverifikasi bantuan tersebut apakah
sesuai dengan rincian yang ada di aplikasi itu. Selain itu, dalam sistem atau
aplikasi tersebut bisa juga diberikan tanggal kapan bantuan sosial akan diberikan
dan kapan bantuan sosial itu sudah diberikan ke penerima. Hal ini akan lebih bisa
mengontrol dan juga mengawasi para penyalur bantuan sosial ke masyarakat.
Solusi yang ketiga yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan bantuan sosial
yang diberikan yaitu secara tunai bukan secara barang. Hal ini dikarenakan jika
memberikan secara tunai akan lebih mudah dilacak atau diaudit uang itu perginya
kemana. Selain itu, bantuan sosial berupa pangan bisa sangat mudah di korupsi
dengan mengganti beberapa jenis bahan makanan yang lebih murah, ataupun
dengan mengurangi porsinya sesuai dengan ketentuan. Bantuan sosial secara tunai
bisa langsung diberikan kepada penerima bantuan sosial ke rekeningnya atau
lewat bank yang bisa dilacak uang itu perginya kemana. Namun, kelemahannya
adalah tidak semua orang yang membutuhkan bantuan sosial memiliki rekening.
Itu mungkin beberapa solusi yang mungkin bisa dilakukan untuk mencegah
terjadinya korupsi yang ada khususnya korupsi bantuan sosial. Kesadaran setiap
orang untuk tidak melakukan korupsi merupakan sesuatu yang harus ditanamkan.
Pengendalian dan pengawasan perlu ditingkatkan dan diperkuat. Pelaksanaan
hukum mengenai tindakan korupsi harus bisa dilakukan dan bisa diterapkan
secara tegas agar bisa memberikan efek jera. Hal ini bisa dilakukan jika semua
pihak ikut terlibat dengan jujur dan mengutamakan keutamaan tanggung
jawabnya.
C. PENUTUP
Buku
Internet
CNN Indonesia. Korupsi Dana Bansos Mengalir Sampai Jauh (Di akses tanggal 5
Januari 2021). Tersedia dari :
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201221083701-12-584563/korupsi-
dana-bansos-mengalir-sampai-jauh
Jurnal