A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik dan terlengkap bagi bayi. ASI memiliki
kelengkapan gizi, protein, dan mineral serta enzym-enzym yang dibutuhkan bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI juga mengandung immunoglobulin yang
berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi khususnya pada cairan ASI yang
pertama keluar setelah anak lahir, atau biasa disebut dengan kolostrum. Kandungan ASI
juga secara otomatis memiliki prosentase yang sesuai dengan setiap tahap perkembangan
usia dan kebutuhan anak, sehingga manfaat ASI bagi ibu dan bayi tidak perlu diragukan
lagi. Tetapi fakta berkata bahwa dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI
2012) ibu yang memberi ASI eksklusif hanya 42 persen.
Pemberian ASI juga terbukti menurunkan risiko penyakit seperti diabetes, obesitas,
pneumonia, ISPA, hipertensi, malnutrisi, dan juga kanker. Dengan pemberian ASI system
pencernaan hingga otak bayi akan terbentuk dan berkembang secara optimal. Bahkan dari
beberapa penelitian dikatakan bahwa bayi yang mendapatkan ASI memiliki IQ lebih
tinggi daripada bayi yang tidak mendapatkan ASI. Selain itu dengan memberikan ASI
secara langsung juga akan meningkatkan ikatan atau bonding antara ibu dan bayi.
Semua kelebihan yang terkandung dalam ASI itu tidak akan bisa didapatkan dalam susu
formula, sehingga sangatlah penting ASI diberikan pada bayi secara eksklusif selama 6
bulan, tanpa perlu diberikan cairan atau makanan tambahan seperti air putih, jus, susu
formula, dan lain-lain.
Kesadaran akan pentingnya ASI perlu tertanam pada setiap individu terutama para
petugas kesehatan yang bekerja di layanan kesehatan termasuk rumah sakit karena
diharapkan mereka dapat memberikan edukasi kepada masyarakat. Saat ini para ibu
menyusui yang masih bekerja tetap dapat memberikan ASI pada buah hatinya, karena ada
metode yang bisa dilakukan untuk mengelola produksi ASI yaitu dengan ASI perah.
RSUD Kota Depok melalui Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi sudah
menetapkan kebijakan tentang penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui,
antara lain pada langkah kedua yaitu memberikan pelatihan bagi petugas. RSUD Kota
Depok juga sudah melaksanakan kerjasama dengan kelurahan dalam hal pembinaan
Kelompok Pendukung ASI di posyandu wilayah sekitar rumah sakit. Berdasarkan hal
tersebut akan dilakukan kegiatan Workshop laktasi dengan tema: “Mengapa ASI jauh
lebih baik dari susu formula?” dan dirangkai dengan Gerakan Sadar ASI bagi
petugas di RSUD Kota Depok tahun 2018. Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam
rangka memperingati World Breastfeeding Week atau pekan ASI sedunia yang
berlangsung dari tanggal 1-6 Agustus 2018.
B. Tujuan
1. Terlaksananya pelatihan bagi petugas RSUD Kota Depok kader kesehatan di Depok
tentang ASI
2. Terlaksananya gerakan sadar petugas RSUD Kota Depok akan pentingnya ASI
3. Tersusunnya Tim Pembina bagi Kelompok Pendukung ASI (KP ASI)
4. Tersusunnya rencana kerja Tim Pembina KP ASI
5. Tersusunnya jadual konsultasi laktasi bagi pengunjung RSUD Kota Depok
C. Jenis Kegiatan
Adapun kegiatan ini terdiri atas :
1. Workshop laktasi bagi petugas RSUD Kota Depok dan para kader kesehatan
2. Pembentukan Tim Pembina KP ASI
3. Penyusunan rencana kerja Tim KP ASI
4. Penyusunan jadual konsultasi laktasi bagi pengunjung RSUD Kota Depok
F. Peserta
Peserta kegiatan berjumlah 150 orang petugas di RSUD Kota Depok yang terdiri dari
perwakilan dari masing-masing instalasi/ruang/unit/bidang dan dari kader kesehatan di
wilayah sekitar RSUD Kota Depok
G. Biaya
Biaya pelaksanakan kegiatan sebesar Rp. 42.600.000 (Empat Puluh Dua Juta Enam Ratus
Ribu Rupiah) yang bersumber dari PPK BLUD RSUD Kota Depok Tahun Anggaran
2018.
Mengetahui,
Kepala Bidang Keperawatan Pejabat Pelaksana Tehnis Kegiatan
RSUD Kota Depok