Anda di halaman 1dari 28

6 Kebudayaan dan Peradaban

Pengertian kebudayaan
Istilah kebudayaan sebenarnya berasal dari kata Sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak
dari kata Buddhiyang berarti akal budi. Jadi, kebudayaan atau budaya adalah segala hal yang
dihasilkan oleh akal budi manusia. Hasil akal budi manusia itu dapat terwujud dalam tiga
bentuk, yaitu berupa gagasan, tindakan, dan benda-benda budaya. Yang berupa gagasan
antara lain adalah ilmu pengetahuan, opini (pendapat), filsafat, adat istiadat, dan peraturan-
peraturan, sedangkan yang berupa tindakan misalnya cara bergaul atau sopan santun, cara
makan dan cara minum, memberi salam hormat, melakukan upacara bendera, dan olahraga.
Benda-benda budaya adalah semua benda yang telah diubah atau diciptakan oleh manusia.
Bentuknya tentu saja sangat beragam, mulai dari alat-alat batu, rumah, pensil, lukisan,
patung, hingga satelit dan pesawat ulang-alik. Kebudayaan adalah ciri khas makhluk
manusia. Manusia yang tidak berbudaya, bukanlah manusia yang sebenarnya.
Sudan, dan terus membangun jaringan irigasi yang canggih. Sudan, dan terus membangun

jaringan irigasi yang canggih.


Gambar 1.0 Tiga wujud kebudayaan manusia: gagasan, tindaka n, dan benda-benda budaya

Bentuk kebudayaan di berbagai tempat di dunia sangat beragam, tergantung pada alam
lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Contohnya, di daerah kutub yang sangat
dingin, orang Eskimo menciptakan baju dari kulit yang tebal dan sampai sekarang tetap hidup
dari berburu binatang dan menangkap ikan.
Gambar 1.1 Kebudayaan Orang Eskimo, pemburu di daerah kutub

Sebaliknya, orang di Pulau Irian yang berhutan lebat tidak membuat pakaian yang tebal dan
mereka sangat akrab dengan berbagai jenis tanaman, sehingga tidak mengherankan jika
mereka sudah mengenal cara-cara bercocok tanam sejak 9000 tahun sebelum Masehi.
Sementara itu, orang orang di Timur Tengah yang berlingkungan padang rumput dan gurun
pasir, mengenakan jubah berlapis untuk menahan angin dan debu. Cara-cara kehidupan yang
beragam itu, akhirnya juga akan mempengaruhi sifat-sifat manusia. Kebudayaan di seluruh
dunia selalu terdiri atas tujuh unsur pokok kebudayaan, yaitu bahasa, sistem pengetahuan,
organisasi sosial, peralatan hidup, dan teknologi, mata pencaharian, religi (agama atau
kepercayaan), dan kesenian.

Gambar 1.2 Relief sisa-sisa peninggalan kerajaan Romawi ini menunjukan armada maritime yang tangguh sebagai ciri
utama kebudayaan laut.

Apabila suatu kebudayaan ternyata mempunyai unsur-unsur pokok yang sudah sangat
berkembang dan kompleks, maka kebudayaan itu akan disebut sebagai peradaban. Suatu
kelompok manusia atau bangsa dianggap mempunyai peradaban, apabila mereka telah
mempunyai sistem bahasa, ilmu pengetahuan, organisasi sosial, teknologi, sistem ekonomi,
sistem kepercayaan, dan kesenian yang maju. Peradaban ditandai dengan adanya tulisan,
kota-kota dengan bangunan megah sebagai bukti teknologi yang maju, sistem tata negara
yang teratur, kesenian yang indah, sistem kepercayaan yang mapan, dan khasanah ilmu
pengetahuan yang luas. Hasil penemuan para ahli ilmu purbakala (arkeologi) membuktikan
bahwa peradaban di dunia telah dimulai sejak 5000 tahun sebelum Masehi.

Kebudayaan sungai dan kebudayaan laut


Kebudayaan sungai adalah kebudayaan yang hidup dan berkembang di lembah sungai-sungai
besar. Daerah aliran sungai besar biasanya merupakan daerah subur, namun berbahaya karena
sering banjir. Lingkungan seperti itu merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya
peradaban. Ancaman bencana alam justru mendorong terciptanya ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk menanggulanginya. Semuanya itu saling terjalin dan terus berkembang
menjadi peradaban, yang didukung oleh kehidupan agraris. Kelompok manusia tinggal di
daerah pantai dapat berkembang dan mencapai peradabannya karena mereka menguasai
lautan yang merupakan jalur perdagangan. Dengan menguasai lautan dan kota-kota
pelabuhan, mereka dapat memungut pajak dan mengambil keuntungan dari perdagangan
besar. Yunani dan Romawi adalah contoh peradaban yang muncul dari kebudayaan laut.

7 Mesir (I)
Keadaan Alam
Kebudayaan Mesir Kuno berkembang di lembah Sungai Nil yang mengalir di bagian timur
laut benua Afrika. Sungai yang panjangnya lebih dari 5000 kilometer ini mengalir sejajar
dengan Laut Merah di sebelah timurnya dan bermuara di sudut tenggara Laut Tengah. Sungai
Nil merupakan ancaman sekaligus anugerah bagi bangsa Mesir. Pada musim hujan, sekitar
Juni hingga September, sungai besar ini selalu meluap dan menimbulkan banjir. Namun, itu
tidak Ana, karena mulai akhir Februari sampai Juni, cuaca menjadi kering dan tanah pun sulit
ditanami. Rupanya lingkungan alam yang penuh tantangan seperti itulah yang justru
mendorong munculnya peradaban Mesir kuno.

Berdirinya Kerajaan Mesir


Pada zaman prasejarah, di sepanjang lembah Sungai Nil yang biasanya dibagi menjadi dua
bagian, yaitu Sungai Nil Hulu di daerah pedalaman dan Sungai Nil Hilir yang lebih dekat
dengan laut, telah berdiam kelompok-kelompok penduduk yang bercocok tanam sederhana di
situ. Ketika banjir tiba mereka harus menyingkir, dan bertanam kembali setelah air surut.
Setelah jumlah penduduk semakin banyak, cara hidup seperti itu tidak cocok lagi. Untuk
itulah mereka menciptakan teknologi irigasi (pengairan) yang lebih baik guna menanggulangi
banjir dan kekeringan. Organisasi irigasi inilah yang mengawali munculnya peradaban Mesir
sekitar tahun 3100 sebelum Masehi.

Gambar 1.3 Pharao yang pernah memerintah di Mesir

Ketika itu, seorang pemimpin bangsa Mesir bernama Menes dapat mempersatukan daerah-
daerah di lembah Sungai Nil Hulu maupun Sungai Nil Hilir menjadi sebuah kerajaan besar
dengan organisasi sosial yang tertib dan teknologi irigasi yang maju. Sebagai kerajaan, Mesir
menjadi semakin dan kuat. Di bawah pimpinan raja-rajanya yang dikenal sebagai Fir`aun
atau Pharao, kerajaan Mesir mampu bertahan selama hampir 2000 tahun, walaupun
mengalami pasang dan surut. Karena itu, para ahli membagi sejarah Mesir Kuno menjadi
empat tahapan utama, yaitu Dinasti Pharao Awal, Kerajaan Mesir Tua, Kerajaan Mesir
Madya, dan Kerajaan Mesir Baru.

Dinasti Pharao Awal (sekitar 3100 – 2686 SM)


Sejak dipersatukan oleh Menes, Mesir terus mengembangkan kekuasaannya. Mereka mulai
berdagang dengan daerah-daerah disekitar Laut Tengah, mengadakan ekspedisi ke

Gambar 1.4 Wilayah kerajaan Mesir pada zaman keemasannnya

Gambar 1.5 Kuil Hathor di Edfu

Sudan, dan terus membangun jaringan irigasi yang canggih. Bagi rakyat Mesir, raja adalah
dewa yang turun ke dunia. Karena itu, mereka mau membantu raja-raja dinasti ini
membangun makam- makam kerajaan yang megah dengan patung-patung dari batu granit.
Dinasti Pharao Awal berakhir ketika raja Khasekhemuy wafat pada tahun 2686 SM, dan
digantikan oleh raja-raja Kerajaan Mesir Tua.

Kerajaan Mesir Tua (2686 – 2181 SM)


Raja pertama Kerajaan Mesir Tua adalah Djoser yang mendirikan piramid berteras-teras di
Sakkarah. Piramid ini merupakan piramid yang tertua di Mesir, dan menjadi awal pendirian
sekitar 80 piramid lainnya yang memang menjadi ciri Kerajaan Mesir Tua. Raja-raja lain
yang menonjol dari kerajaan ini PharaoKhufu, Kefre, dan Menkaure. Piramid Cheop dan
patung Sphinx raksasa di Gizeh didirikan pada masa pemerintahan mereka. Setelah itu,
terjadi perubahan yang mendasar dalam kepercayaan orang Mesir. Mereka tidak lagi
mengangap raja sebagai dewa melainkan hanya sebagai keturunan Dewa Re, Dewa Matahari.
Hal itu mengakibatkan lemahnya kedudukanPharao, dan menghantar pada perpecahan serta
kehancuran Kerajaan Mesir Tua.

Kerajaan Mesir Madya (2133 – 1786 SM)


Kerajaan Mesir bangkit kembali ketika Pharao kembali ketika PharaoTheban berhasil
menyatukan kembali seluruh Mesir , dan diteruskan oleh Mentuhotep yang memindahkan
ibukota Mesir ke Thebes, yang agak jauh di pedalaman. Mereka juga kembali membangun
jaringan irigasi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mengusahakan tambang emas
di daerah Gurun Sinai. Perdagangan dengan bangsa-bangsa di luar Mesir digalakan dengan
membangun armada sungai. Namun sekitar tahun 1800 sebelum Masehi, Mesir diserang oleh
bangsa Hyksos dari sekitar Palestina, yang berhasil menguasai sebagian besar daerah Mesir.
Hal ini disebabkan karena Mesir tidak memiliki angkatan perang yang cukup kuat.

Kerajaan Mesir Baru(1567 – 1085 SM)


Setelah mampu menyusun angkatan perang yang kuat, PharaoAhmose I berhasil mengusir
bangsa Hyksos dan mendirikan Kerajaan Mesir Baru. Bahkan, PharaoThutmose III mampu
melebarkan kekuasaannya hingga lembah Sungai Eufrat di dekat Irak sekarang. Raja-raja
yang kuat dari kerajaan ini antara lain adalah Hatshepsut , Amenhotep IV, Tutankahamen,
dan Haremhab. Merekalah yang kembali membangun bangun-bangunan megah, di antaranya
makam-makam di Lembah Raja-raja dari kuil-kuil, raja di Luxor, Deir Le Bahri, dan Thebes.
Kerajaan Mesir Baru hancur di bawah pemerintahan Ranses XI, ketika diserang oleh orang
Libia. Kehancuran itu juga disebabkan oleh kemiskinan dan hukum negara tidak dipatuhi
lagi. Sejak saat itulah peradaban Mesir makin suram dan akhirnya hancur. Bahkan, sekitar
tahun 330 SM, Mesir dijajah oleh Alexander Agung, seorang raja besar dari Macedonia
(daerah Yunani sekarang). Alexander Agung kemudian mendirikan kota Alexandria di barat
laut delta Sungai Nil.

Gambar 1.6 Kuil Ramses II di Abu Simbel

8 Mesir (II)
Peradaban Msir dapat berkembnsg ksrens masyarakatnya mampu mengatasi tantangan alam
di daerah itu. Semua hasil kebudayaan Mesir Kuno bersumber dari kehidupan yang mapn di
sepanjng lembah subur, sehingga Mesir dijuluki sebagai Negeri Hadiah Sungai Nil.

Ilmu Ukur, Tulisan, dan Kalender


Teknologi irigasi yanh dikuasai oleh masyarakat Mesir memang amat berperan dalam
mengembangkan peradaban Mesir Kuno. Tetapi, tentunya teknologi irigasi itu tidak berdiri
sendiri. Orang Mesir mengembangkan cara mengukur dan menghitung dengan alat yang
sederhana. Ketika itu, mereka terutama menggunakan bantuan tali dan air. Salah satu prinsip
yang digunakan adalah bejana berhubungan untuk dapat menentukan tinggi atau rendah
kesejajaran suatu tempat. Tali dapat menolong mereka membuat lingkaran dan menghitung
jarak walaupun cara-cara itu sangat sederhana, ternyata cukup tepat, sehingga mereka mampu
membuat bangunan-bangunan raksasa yang kuat dan tidak mudah runtuh seperti dam,
piramid, dan makam atau kuil kerajaan. Cara-cara itu lalu menjadi dasar ilmu ukur dan hitung
yang dipakai sekarang.
Di samping itu, mereka juga membutuhkan tulisan untuk mencatat dan merekam gagasan
maupun perhitungan mereka. Tulisan yang digunakan orang Mesir sejak tahun 3100 SM
disebut Hieroglif. Aksara Hieroglif berupa Pictograf, yaitu gambar yang mewakili satu huruf.
Aksara gambar itu mereka tulis di atas papirus, sejenis tumbuhan gelagah besar yang tumbuh
di tepi Sungai Nil, atau dipahat pada dinding bangunan. Pakar yang pertama kali dapat
membaca aksara Hieroglif adalah champollion,, seorang ahli bahasa dari Prancis, setelah ia
mempelajari Batu Rosettayang berisi tulisan dalam tiga aksara. Tulisan dan ilmu hitung di
Mesir tidak saja berguna untuk membuat bangunan besar, tetapi juga untuk menghitung
pajak, berat, waktu, perdagangan, serta untuk menulis buku ilmu pengetahuan dan agama.
Pengalaman orang Mesir dalam memperkirakan musim dan menghitung peredaran matahari,
pada zaman dinasti Phrao Awal mulai disusun dalam bentuk kalender. Kalender ini kemudian
disempurnakan oleh orang Romawi sehingga menjadi kalender kita sekarang. Rupanya ilmu
kedokteran sederhana juga telah berkembang ketika itu. Hal itu dibuktikan dengan kebiasaan
mengawetkan jenazah menjadi mummi, dan adanya praktek bedah untuk penyembuhan.

Gambar 1.7 Champollion, seorang ahli bahasa dari Prancis


Gambar 1.8 Batu Rosetta bertulisan hieroglif, yang pada tahun 1799 berhasil dibaca oleh Champollion

Arsitektur
Raja-raja Mesir dikenal sangat gemar mendirikan bangunan-bangunan dari batu besar, baik
itu berupa makam dan kuil kerajaan, piramida, Sphinx, maupun obelisk. Pendirian bangunan-
bangunan itu dilandasi oleh kepercayaan mereka bahwa Pharao Adalah Dewa Re atau Amon-
Re yang menitis ke dunia. Re adalah dewa matahari, dewa utama dalam kepercayaan orang
Mesir. Karena itu, ketika raja wafat arwahnya tidak lenyap; suatu saat ia akan kembali. Untuk
itulah, jasadnya diawetkan menjadi mummi, yang disimpan di makam kerajaan atau piramid.
Pada awalnya makam kerajaan hanyalah bangunan seperti panggung dari bata yang disebut
mastaba. Tetapi, sejak zaman Kerajaan Mesir Tua, mummi raja disimpan di dalam piramid
dari batu-batu besar. Bangunan piramid dianggap sebagai Rumah Keabadian. Piramid tertua
ada di Sakkarah, yang didirikan oleh arsitek Imhotep atas perintah PharaoDjozer, sedangkan
yang paling besar adalah piramid Cheop milik PharaoKhufu di Gizeh. Di dalam piramid
biasanya juga disimpan barang-barang milik raja dan pada dindingnya dipahatkan ajaran
tentang hukum kematian. Di Gizeh terdapat patung Sphinx yang berbentuk singa berkepala
manusia. Patung ini dianggap perwujudan dari PharaoKefre. Selain dibangun untuk
menghormati Pharao, kuil-kuil kerajaan dibangun untuk memuja dewa-dewa tertentu, karena
orang Mesir percaya pada banyak dewa (politeis).

Gambar 1.9 Piramid Sakkara (kiri) dan tugu batu obelisk dengan tulisan hieroglif
(kanan)

Gambar 2.0 Sphinx


Gambar 2.1 Salah satu dewa yang dipuja orang Mesir Kuno

9 Mesopotamia
Mesopotamia (meso = tengah; potamos = sungai) adalah nama yang diberikan oleh orang
Yunani untuk menyebut daerah yang diapit dua sungai besar Eufrat dan Tigris, di daerah Irak
sekarang. Daerah inilah lahir peradaban manusia yang pertama. Karena itu, Mesopotamia
disebut tempat lahir peradaban.

Kerajaan Sumeria
Kurang lebih 3500 SM, orang Sumeria dari Asia Tengah bermigrasi ke Mesopotamia lewat
Iran. Mereka juga berbaur dengan bangsa-bangsa yang sudah ada, dan campuran budaya
itulah yang menjadi cikal bakal peradaban Mesopotamia. Raja Sumeria yang termahsyur
ialah Meskiaggasher, yang berkuasa dari Laut Tengah di barat hingga Pegunungan Zagros di
timur Mesopotamia, dan raja Gilgamesh, yang diabadikan sebagai tokoh cerita yang sangat
populer. Raja-raja berdarah Sumeria kemudian digantikan oleh raja Sargon (lahir 2350 SM),
pendiri dinasti Akkadia yang berdarah Semit.

Gambar 2.2 Huruf paku


Pemerintahannya dipusatkan di kota Agade. Namun dinasti itu hanya berkuasa satu abad
dan hancur diserang orang Gutia (tahun 2200 SM). Dinasti Sumeria memerintah kembali
ketika raja Ur-Nammu naik takhta. Raja ini membangun kembali ibukota Ur. Sejak awal
kedatangannya di Mesopotamia (3500 SM), orang Sumeria telah memperkenalkan aksara
gambar (pictograf), yang kemudian berkembang menjadi aksara atau huruf paku. Huruf itu
lalu dibawa Phunisia dan dikembangkan oleh orang Yunani menjadi huruf latin yang
sekarang kita pakai. Huruf paku dapat dibaca lagi pertama kali oleh H. C. Rawlinson pada
tahun 1857, setelah itu mempelajari prasasti pada tebing batu Behistun di Irak. Rupanya
pada zaman kerajaan Sumeria sudah ada sekolah-sekolah seperti sekarang. Disekolah yang
disebut edubba itu, baik guru maupun murid menggunakan tanah liat lunak untuk tempat
menulis. Mereka banyak belajar bahasa asing dan ilmu hitung. Dalam berhitung mereka
menggunakan satuan perenampuluhan atau sexagesimal, seperti halnya kita menggunakan
persepuluhan (decimal).
Undang-undang atau hukum tertulis mulai diperkenalkan oleh raja Ur-Nammu. Ini adalah
hukum yang tertua. Raja Ur-Nammu juga mendirikan kuil berteras-teras atau ziggurat di Ur
untuk memuja dewa bulan Nanna bangsa Sumeria memang mempunyai banyak dewa
(politeis). Dewa yang utama adalah An (dewa akhirat), Enlil (dewa udara), Enki (dewa air),
dan Ninhursag (dewa bumi).

Gambar 2.3 Daerah Mesopotamia dan wilayah Kerajaan Assyria pada masa kejayaan Raja Assurbanipal

Kerajaan Babylonia
Sejak tahun 2000 SM, Suneria dikuasai oleh bangsa Amorit, dan pada tahun 1850 SM,
Sumuabum yang memimpin bangsa itu mendirikan dinasti Amorit dengan pusat
pemerintahan di Babylon. Salah satu keturunannya ialah raja Hammurabi, yang memerintah

Gambar 2.4 Relief yang menggambarkan Raja Assurbanipal


Gambar 2.5 Tiang batu yang memuat hukum Hammurabi

Gambar 2.6 Roda paling tua yang digunakan di Mesopotamia

tahun 1750 – 1708 SM. Ia menjadi raja yang berhasil meluaskan daerah kekuasaannya
hingga Turki, Suriah, dan Teluk Persia. Ia pernah mengeluarkan hukum Hammurabi yang
ditulis pada sebuah batu besar. Dibawah pemerintahan Hammurabi, edubba bertambah
maju. Pembagian dengan akar dan prinsip matematika yang kemudian dikenal sebagai
hukum Pitagoras mulai diajarkan. Ilmu perbintangan dan planet mulai berkembang. Seperti
orang Sumeria, mereka percaya pada banyak dewa. Dewa utamanya adalah Dewa Marduk,
yaitu anak Dewa Enki yang dianggap penyelamat dunia. Setelah Hammurabi wafat, kerajaan
Babylonia terpecah belah dan pada tahun 1600 SM hancur diserang oleh bangsa Hittit.
Setelah itu Babylonia dikuasai oleh bangsa Kassit dan sering berperang dengan bangsa lain
disekitarnya, sehingga raja Kurigalzu merasa perlu membangun benteng besar Dur-
Kurigalzu. Baru pada thun 1170 SM, Babylonia yang dikuasai oleh bangsa Elamit dan Iran
berhasil direbut kembali oleh raja Nebukadrezzar I.
Kerajaan Assyria
Bangsa Assyria yang tinggal di hulu sungai Eufrat dan Tigris dulunya berada dibawah
kekuasaan kerajaan Babylonia. Akan tetapi, pada tahun 1350 SM dibawah pimpinan
Assuruballit mereka menjadi bangsa merdeka yang menyaingi Babylonia. Bahkan, ketika
dipimpin oleh Tiglateha Peletser I mereka dapat menguasai Babylonia dan sekitarnya,
sehingga muncul kerajaan Assyria dengan ibukota Niniveh. Kerajaan ini mengalami masa
kejayaannya dibawah pemerintahan raja Esarhaddon dan Assurbanipal yang meluaskan
daerahnya hingga Lembah Sungai Nil dan Armenia. Kerajaan Assyria runtuh ketika pada
abad VII SM bangsa Medes dan Iran bergabung dengan orang Chaldean keturunan
Babylonia dan menghancurkan Niniveh dan kota-kota lainnya.

Kerajaan Babylonia Baru


Bangsa Chaldean kemudian mendirikan kerajaan Babylonia Baru yang hanya bertahan 75
tahun. Walaupun singkat, kerajaan Babylonia Baru pernah mengalami zaman keemasan
dibawah pemerintahn Nebukadrezzar II, yang kekuasaannya mencapai Palestina, Suriah, dan
kota-kota pantai Laut Tengah. Tahun 586 SM, ia menjarah Yerusalem, membakar kuil raja
Sulaiman dan membawa orang Yahudi sebagai tawanan dan budak. Raja Nebukadrezzar II
juga membangun kembali ziggurat besar yang dikenal sebagai Menara Babel dan membuat
taman gantung, yang termasuk tujuh keajaiban dunia. Sayang raja penerusnya sangat
lemah, hingga akhirnya Mesopotamia diserang dan dapat dikuasai oleh raja Cyrus dari
Persia. Sejak itu Mesopotamia menjadi Negara bawahan kerajaan Persia.

10 Peradaban Cina Kuno (I)


Kehidupan Prasejarah
Lembah Sungai Huang Ho yang mengairi Cina Utara, mulai dari perbatasan Mongolia hingga
Laut Cina Selatan, sejak dahulu kala telah menarik minat manusia untuk hidup dan tinggal
disana. Aliran Sungai Huang Ho yang berhulu di Pegunungan Kunlun membawa lumpur
halus yang kemudian terendapkan ditepian sungai menjadi tanah loss yang amat subur.
Manusia purba Homo erectus Pekinensis dari Homo erectus Lantianensis pernah hidup
didaerah itu pada Kala Plestosin. Mereka hidup dalam perkampungan-perkampungan dan
menggarap tanah untuk pertanian. Hasil utamanya adalah padi, yang mulai dibudidayakan
sekitar 7000 tahun yang lalu. Kebudayaan neolitik Cina ini sering disebut sebagai budaya
Yangshao dan Lungshan. Kehidupan masyarakat yang semakin kompleks di lembah Sungai
Huang Ho telah mendorong berdirinya kerajaan tertua di Cina dibawah raja-raja dinasti Xia
sekitar tahun 2100 SM.

Gambar 2.7 Kaisar Shi Huangdi


Dinasti Shang (1523 – 1027 SM)
Cina memasuki masa sejarah sekitar tahun 1500 SM dengan hadirnya dinasti Shang atau Yin
dengan pusat kerajaan di Anyang. Dinasti Shang inilah yang memperkenalkan tulisan Cina.
Huruf Cina termasuk ideograf, yaitu satu gambar yang memuat satu pengertian, dan pada
mulanya ditulis pada tulang atau bambu untuk mencatat peristiwa-peristiwa sejarah
maupun kata-kata nujum. Pada waktu itu keadaan masyarakatnya seolah-olah terrpisah
menjadi dua : golongan bangsawan yang tinggal di kota-kota dan golongan rakyat biasa yang
tinggal di desa-desa kehidupan kedua kelompok social itu sangat berbeda. Keadaan ini
kemudian melahirkan sistem pemerintahan feodal, yang mulai berkembang pada akhir
dinasti Shang.

Dinasti Zhou (1027 – 256 SM)


Pada tahun 1027 SM dinasti Shang runtuh dan digantikan dengan dinasti Zhou. Kekuasaan
dinasti Zhou meluas hingga daerah laut selatan. Hal ini terjadi karena mereka mempunyai
angkatan perang yang kuat dibawah pimpinan para panglima yang biasanya addalah
keluarga atau sahabat raja. Kota-kota kecil berbenteng banyak didirikan oleh para
bangsawan, dan sebagai ibukota dipilih Hao. Kehidupan keagaman dinasti Zhou terpusat
pada pemujaan dan korban pada dewa langit dan dewa bumi. Pada masa dinasti Zhou ini
hidup para ahli filsafat yang ajarannya sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat Cina
hingga sekarang. Para filsuf yang terkenal anatara lain Lao-tse, K`ung-fu-tse, dan Meng-tse.
Sekitar tahun 770 SM, Hao diserang oleh bangsa bar-bar dari sebelah barat Cina hingga
ibukota kerajaan pindah ke Loyang disseblah timur.
Sistem pemerintahan feodal semakin ketat diterapkan dan mengalami masa puncaknya.
Akan tetapi, hal itu juga mengakibatkan ketidakpuasan dikalangan bangsawan akhirnya
timbul perpecahan. Pada tahun 480 SM, Cina pecah menjadi tiga bagian, yaitu Qi, Chu, dan
Qin dengan rajanya masing-masing. Sistem feodal tidak lagi digunakan.

Dinasti Qin (221 – 206 SM)


Pada tahun 221 SM raja Qin Shi Huangdi dapat menyatukan seluruh Cina. Ia mengangkat
dirinya sebagai kaisar pertama dan pendiri dinasti Qin. Semua kekuasaan terpusat pada
kaisar yang memerintah dengan tangan besi. Utnuk menhindari serangan dari bangsa-
bangsa di utara Cina, ia mulai membangun Tembok Besar yang amat terkenal itu. Kaisar Shi
Huangdi meninggal tahun 210 SM dan dimakamkan di Bukit Li dengan dikelilingi ribuan
patung tentara dan kereta kuda yang terbuat dari terrakota. Dinasti Han didirikan oleh Liu
menerapkan pemerintahan yang amat birokratis, sehingga timbul ketidakpuasan diantara
para bangsawan. Salah satunya adalah pemberontak Wang Mang yang berhasil mengambil
alih kekuaasaan dari tahun 9 – 23 masehi. Setelah dinasti Han berkuasa kembali keadaan
ekonomi semakin buruk dan terjadi banyak pemberontakan.

Gambar 2.8 Makam Kaisar Shi Huangdi, yang dilengkapi dengan patung armada perangnya dari terrakota
Dinasti-dinasti yang lain
Ketika dinasti Han runtuh, Cina terpecah menjadi tiga kerajaan utama, yaitu Wu, Shu, dan
Wei (220 – 280 M). Setelah itu, Cina dikuasai oleh berbagai dinasti, anatara lain Shui (581 –
618), T`ang (618 – 906), dan Sung (960 – 1279). Pada akhir pemerintahan dinasti Sung, Cina
diserang dan dijajah oleh bangsa Mongol yang mendirikan dinasti Yuan (1260 – 1368)
dengan raja pertama Khubilaikan. Dinasti Cina terakhir adalah Ming (1368 – 1644) yang
hancur Karena serangan bangsa Mangchu. Cina dikuasai bangsa Mangchu yang menamakan
dirinya dinasti Ch`ing (1644 – 1912).

11 Peradaban Cina Kuno (II)


Keramik
Sejak zaman Neolitik, orang Cina telah mempunyai teknologi yang cukup tinggi. Berbagai
barang kerajinan telah mereka buat, terutama gerabah dan lakuer (lacquer), yaitu benda-
benda kayu yang dilapisi sejenis pernis (lak), dan perhiasan dari batu giok (zamrud).
Produksi gerabah di Cina berkembang pesat setelah mereka dapat membuat tungku
pembakaran bersuhu tinggi. Dengan tungku ini mereka dapat membuat keramik atau
porselin dari tanah kaolin. Disini, porselin yang amat digemari anatara lain ialah seladon
yang berwarna kehijauan dan porselin biru-putih.

Gambar 2.9 Salah satu jenis keramik Cina

Benda-benda logam dan sutra


Teknlogi logam di Cina sangat berkembang pada dinasti Shang. Alat-alat besi mulai
digunakan pada akhir dinasti Shang. Logam juga dipakai untuk membuat alat-alat musik
seperti genta, gong, dan genderang. Disamping menguasai teknologi logam, orang Cina
adalah penemu kain sutra yang dibuat dari kepompong ulat sutra. Konon, benang sutra
pertama kali ditemukan oleh istri Kaisar Shi Huangdi. Kaen sutra Cina juga amat terkenal,
bahkan pada masa dinasti Han kain sutra diperdagangkan sampai ke Laut Tengah. Karena
itu, jalur perdagangan yang melewati daerah bergurun pasir di utara India dan Asia Tengah
disebut jalan sutra.

Ilmu pengetahuan dan filsafat


Sebagaimana halnya dengan orang Mesir dan Mesopotamia, orang Cina juga telah
mengembangkan sistem astronominya sendiri. Sekitar tahun 600 SM, mereka telah
mengenali adanya 28 gugus bintang dan 24 bintang penuntun yang dapat membantu
menentukan posisi bintang lain. Dibidang ilmu hitung, orang Cina menciptakan alat hitung
swipoa yang dianggap computer paling kuno. Pada zaman dinasti Zhou hidup tokoh-tokoh
filsafat yang mempengaruhi bentuk peradaban Cina juga kehidupan masyarakatnya hingga
sekarang. Para filsuf yang menonjol ketika itu adalah Lao-tse, K`ung-fu-tse, dan Meng-tse.
Filsuf Lao-tse sering dianggap bukan tokoh sejarah. Namun, menurut tulisan sastrawan
Sima-Qin, Lao-tse lahir tahun 604 SM dan pernah menjadi petugas perpustakan dinasti
Zhou. Ia adalah peletak dasar ajaran Tao (berarti jalan) yang ditulis dalam buku Tao-te-
ching.

Gambar 3.0 Contoh gerabah prasejarah dari Cina

Inti ajaran Tao adalah kita harus hidup selaras dengan alam, dan memahami unsur alam
yang terdiri dari yin dan yang. Yin adalah unsur-unsur alam yang bersifat negative, misalnya
dingin, sedangkan yang adalah unsur-unsur alam yang positif, misalnya panas. Ajaran Tao
lebih banyak dianut oleh para petani yang hidup sederhana di daerah pedesaan yang
tentram. Filsuf K`ung-fu-tse (551 – 479 SM) adalah cendikiawan yang selalu memikirkan
nasib rakyat dan prihatin pada keadaan sosial politik pada masa itu. Ia gagal menjadi pejabat
kerajaan, sehingga ia menjadi guru yang menyelenggarakan pendidikan tentang ajaran
moral dan eika sosial. Ajaran K`ung-fu-tse, yang kemudian disebut konfusius, lebih
menekankan pada hubungan moral yang baik antara sesama manusia dan penghormatan
pada orang tua maupun leluhur. Filsuf Meng-tse (372 – 289 SM) adalah penganut ajaran
K`ung-fu-tse. Ia mengajarkan bahwa manusia harus lebih mementingkan cinta kasih pada
sesama daripada mementingkan diri sendiri. Meng-tse juga meletakan dasar-dasar
demokrasi dengan merumuskan hak serta kewajiban raja dan rakyat. Kehidupan masyarakat
Cina juga sangat dipengaruhi oleh ajaran agama Budha yang mereka peroleh dari India.
Agama Budha masuk ke Cina sejak sekitar abad I Masehi, tidak lama setelah dinasti Han
runtuh.

Gambar 3.1 Jalan Sutera menunjukkan Jalur yang ditempuh para pedagang dari Cina ke Turki
Arsitektur
Karya-karya arsitektur juga menjadi salah satu ciri khas peradaban Cina. Bangunan bertiang

Gambar 3.2 Sebagian dari Tembok Besar yang dibangun dinasti Qin

banyak dengan atap melengkung dan bertingkat-tingkat menjadi ciri umum arsitektur Cina
sejak zaman ini. Kaisar Shi Huangdi mampelopori pembangunan Tembok Besar untuk
membentengi Cina dari serbuan bangsa barbar yang hidup di sebelah barat dan utara.

GGambar 3.3 Bejana logam yang sangat populerpada zaman dinasti Shang
Tembok Besar Cina selesai seperti bentuknya sekarang pada masa dinasti Ming berkuasa.
Selain istana dan benteng, raja-raja dan kaisar Cina dikuburkan dalam kuburan yang sangat
luas dan penuh bekal kubur. Didalam kuburan Kaisar Shi Huangdi terdapat terrakota (tanah
liat bakar). Setelah agam Budha masuk ke Cina, bangunan peribadatan mulai banyak
bermunculan. Salah satu bentuk yang khas adalah pagoda, yaitu bangunan seperti menara
yang mempunyai atap bertingkat-tingkat.
Gambar 3.4 Filsuf K`ung-fu-tse

12 Peradaban Kuno di India (I)


Keadaan alam
Daerah India merupakan, sebuah semenanjung raksasa yang menjorok ke Lautan Hindia,
yang terletak di selatannya. India sering disebut anak benua (supticontent). Sejak sekitar
2500 SM, di anak benua itu telah muncuk peradaban tertua di daaerah ini terutama
berkembang di lembah Sungai Indus (2500 – 1600 SM) dan kemudian juga di sekitar lembah
Sungai Gangga (1000 SM).

Munculnya peradaban Lembah Sungai Indus


Peradaban yang muncul di lembah Sungai Indus dikenal juga sebagai peradaban
Mohenjodaro dan Harappa. Melalui penggalian arkeologis yang dilakukan oleh Sir John
Marsall di Harappa. Pada dasarnya peradaban tertua di India ini merupakan hasil
perkembangan kehidupan Neolitik disekitar Baluchistan dan Afganistan. Kelebihan hasil
pertanian dan kerajinan gerabah sudah diperdagangkan, bahkan sampai ke daerah Iran di
sebelah barat. Kontak perdagangan dengan daerah-daerah lain ini lalu merangsang
pertumbuhan kota yang berfungsi sebagai perantara pertukaran barang, sehingga akhirnya
lahirlah peradan Lembah Sungai Indus.

Gambar 3.5 Celah Kaiber di Pegunungan Himalaya. Celah peguungan adalah jalan berkelok-kelok yang melintasi lereng
pegunungan.
Mohenjodaro dan Harappa
Sebenarnya peradaban Lembah Sungai Indus meninggalkan cukup banyak kota-kota kuno
disepanjang alirannya. Namun dua kota yang terbesar dan menjadi contoh kehiduapan pada

Gambar 3.6 Sebagian dari sisa-sisa kota Mohenjodaro

masa itu adalah Mohenjodaro, yang terletak di tepi Sungai Indus di dataran Sind, dan
Harappa, yang terletak di tepi Sungai Ravi, anak Sungai Indus bagaian hulu. Kedua kota ini
telah dibangun sangat teratur dengan jalur jalan utama yang lebar dan mengarah ke utara-
selatan. Baik di Mohenjodaro maupun Harappa ada bagian kota yang dibuat lebih tinggi dari
tempat lainnya. Bagian ini dilengkapi dengan kolam air, benteng pertahanan, dan gudang
pangan. Didekat benteng pertahanan sering ditemukan peluru-peluru tanah liat untuk
ketapel.

Corak kehidupan kota


Diduga bahwa kota-kota kuno Lembah Sungai Indus ditinggali oleh kaum bangsawan dan
golongan menengah bangsa Dravida, yaitu penduduk asli India yang berkulit gelap,

Gambar 3.7 Patung yang menggambarkan tokoh masyarakat dalam peradaban Lembah Sungai Indus
yang telah berbaur dengan bangsa pendatang daari sebelah barat dan utara. Merekalah
yang mengembangkan tata kota (planologi) tertua di dunia. Mereka juga telah
mengembangkan tulisan dengan pictograf, yang terutama ditemukan pada cap atau stempel
dari tanah liat. Gambar yang paling banyak ditemukan adalah tokoh manusia berwajah tiga,
bertanduk, dan dikelilingi hewan-hewan. Diduga tokoh ini adalah Dewa Siwa. Pada dasarnya
pendukung peradaban Lembah Sungai Indus adalah petani dan peternak namun mereka
juga membuat barang kerajinan yang diperdagangkan ke Mesopotamia dan Mesir.
Peradaban Lembah Sungai Indus runtuh Karena masuknya bangsa Arya yang berdarah Indo-
Eropa sekitar 1600 SM. Bangsa Arya dulunya adalah pengelanan yang suka menjarah
daerah orang lain. Mereka berasal dari sekitar Iran dan masuk ke India melalui celah Kaiber,
kemudian menyebar keseluruh India.

13 Peradaban kuno di India (II)


Sejak bangsa Arya masuk ke India sekitar 1600 tahun sebelum Masehi, pengaruhnya terus
meluas hampir ke seluruh anak benua itu. Pertemuan antara bangsa Dravida dan Arya yang
berbeda kebudayaan itu mengakibatkan pembauran budaya, sehingga muncul Kebudayaan
Hindu yang terutama berpusat di Lembah Sungai Gangga Hulu. Budaya inilah cikal-bakal
kebudayaan India sekarang. Perkembangan peradaban di Zaman Lembah Sungai Gangga ini
biasanya dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu Zaman Weda, Zaman Wiracarita, dan Zaman
Sutra-sutra.

Zaman Desa (1600 – 600 SM)


Zaman ini ditandai dengan munculnya karya sastra berupa kitab-kitab Wasa, yang selain
menceritakan kepahlawanan bangsa Arya juga memuat puji-pujian untuk para dewa. Kitab
Seda (artinya: pengetahuan) empat ditulis dalam bahasa Sansekerta. Weda yang tertua
adalah Weda Wanita atau RgWeda yang berisi puji-pujian (samhita) untuk para dewa yang
merupakan perwujudan gejala alam, antara lain dewa Warna (langit), Indra (hujan), dan
Surya (matahari). Kitab yang lebih muda adalah kitab Brahmana yang berisi doa atau
mantera yang harus diucapkan oleh brahmana (pendeta) dalam upacara. Pada masa inilah
peran para brahmana sangat penting dalam melakukan upacara korban, dan sejak itu ada
golongan (caturwarna) atau kasta dalam masyarakat India. Kasta Brahmana (pendeta)
adalah kasta tertinggi, kemudian berturut-turut adalah kasta Ksatria (bangsawan), Waisya
(kaum pekerja), dan Sudra (budak atau tawanan perang). Kitab yang berikutnya adalah
kitab-kitab Upanisad (artinya: duduk menghadap guru), yang memuat ajaran-ajaran
keagamaan dari para guru. Isi kitab-kitab dari Zaman Weda inilah yang berkembang menjadi
ajaran agama Hindu. Dalam agama Hindu sendiri kemudian dikenal adanya Trimurti, yaitu
tiga dewa utama: Brahmana, Sida, dan Wisnu.
Kota suci agama Hindu antara lain adalah Benaran. Di kota ini banyak terdapat bangunan
suci Hindu, terutama untuk Dewa Siwa, yang menjadi tempat ziarah pada pengaruhnya.
Orang Hindu akan senang jika dapat meninggal di kota itu. Jenazahnya lalu dibakar dan
ditaburkan di Sungai Gangga. Air sungai ini dianggap suci, karena itu banyak peziarah yang
mandi di situ untuk membersihkan dosa dan berharap sembuh bagi tulang sakit. Pada
Zaman Weda ini, terutama sejak sekitar abad XI SM, mulai muncul beberapa kerajaan yang
berkuasa di India. Yang terbesar adalah kerajaan Magadha.

Zaman Wiracarita (600 SM - 200 M)


Setelah Zaman Weda berakhir, muncul kitab-kitab dengan corak yang berbeda. Kitab-kitab
itu lebih banyak berisi cerita kepahlawanan tokoh tertentu atau wiracarita (epos), walaupun
di dalamnya terkandung juga ajaran moral keagamaan. Munculnya karya sastra seperti itu
berkaitan dengan keadaan politik pada awal masa ini. Ketika itu, India sering diserang oleh
Gambar 3.8 Patung Budha

bangsa-bangsa lain, di antaranya raja Cyrus


dan Darius dari Persia (abad VI dan V SM)
serta Alexander Agung dari Yunani (327 SM),
sehingga kisah kepahlawanan amat
disukai. Dua kitab wiracarita yang sangat
terkenal adalah Mahabharata yang
ditulis oleh Viaysa dan Ramayana yang ditulis
oleh Walmiki. Mahabharata
mengisahkan tentang pertentangan keluarga
Pandawa dan Kurawa yang berakhir dengan
perang besar. Salah satu bab kitab ini,
Bhagawadgita (NyanyianbTuhan),
mengandung ajaran ketuhanan yang
disampaikan dalam bentuk nasihat Krisna (tokoh penjelmaan Dewa Wisnu), kepada Arjuna,
salah seorang dari keluarga Pandawa.
Di situ disebutkan bahwa dunia ini pada dasarnya adalah percikan dari Tuhan, yaitu Jiwa
Abadi.Pada awal Zaman Wiracarita ini muncul agama Budha (artinya: Yang diterangi) yang
diajarkan oleh Shiddharta Hutama (563 - 483 SM). Shiddharta Hutama adalah seorang
pangeran kerajaan Kapilawastu dari dinasti Sakya. Agama Budha mempercayai hukum
karma dan reinkarnasi, yang membuat hidup menjadi sengsara (samsara). Karena itu,
manusia harus dapat memutuskan hukum karma dan kesengsaraan, untuk mencapai
nirwana, yaitu kehidupan bahagia yang abadi. Caranya ialah dengan melaksanakan delapan
jalan suci (mangga), yaitu Kepercayaan yang benar, Keputusan yang benar, Kata-kata yang
benar, Perbuatan yang benar, Hiduo yang benar, Usaha yang benar, Ingatan yang benar, dan
Meditasi yang benar.
Dalam agama Budha terdapat tiga unsur utama atau Triratna (tiga mutiara), yaitu Sang
Budha, Dahlan (ajarannya), dan Sangat (umatnya). Pengatur Budha yang benar harus
berbakti pada ketiga unsur tersebut atau melaksanakan Tri dharama. Ajaran Budha
kemudian dibukukan dalam kitab suci Tripitaka (artinya: tiga keranjang), yang terdiri atas
tiga bagian, yaitu Sutta,Winaya, dan Sangha. Sang Budha sering tidak digambarkan sebagai
manusia, tetapi hanya dilambangkan dengan benda-benda tertentu. Lambang yang paling
sering digunakan adalah stupa, yang terdiri atas dasar persegi (prasada), kubah (anda),
pagar di puncak kubah (harmika), dan kemuncak payung (cattra). Serupa yang indah dan
besar terdapat di Sanchi. Kehidupan Sang Budha ditulis dalam kitab Lalitavistara yang
terdapat juga sebagai relief pada Candi Borobudur.
Agama Budha berkembang luas pada masa pemerintahan raja Aska (273 - 232 SM). Ian
adalah cucu raja Candragupta (321 - 297 SM), yang mengusir orang Yunani, mempersatukan
India, dan mendirikan dinasti Maurya di Magadha. Raja Asia memeluk agama Budha setelah
ia menyaksikan akibat peperangan yang menyengsarakan rakyat. Ia kemudian mendirikan
berbagai bangunan untuk agama Budha. Tempat-tempat suci agama Budha yang terpenting
adalah Bodhgaya (tempat Budha mendapatkan inti ajarannya), Taman Kijang Benaran
(tempat Budha berkotbah pertama kali), dan Kusinagara (tempat ia meninggal dunia).
Gambar 3.9 Kuil Mahabodhi di Bodhgaya, tempat Budha menerima ilhamnya. Kuil ini didirikan oleh Raja Asoka pada tahun
600 SM.

Gambar 4.0 Stupa besar Sanchi

Zaman Sutra-sutra (mulai 200 M)


Zaman ini ditandai dengan munculnya kitab-kitab Sutra, yang isinya adalah petunjuk yang
praktis dan ringkas untuk menafsirkan kolitab-kitab keagamaan. Dalam perkembangannnya,
kitab- kitab itu cenderung membahas cara bernalar atau logika yang terkadang berbeda-
beda, sehingga akhirnya muncul aliran-aliran atau mashab tertentu. Pada hakikatnya,
kehidupan masyarakat India pada zaman ini tidak jauh berbeda dengan kehidupan pada
zaman sebelumnya.

15 Yunani Kuno
Yunani adalah sebuah negeri kecil di ujung selatan suatu semenanjung yang berlanjut pada
pulau-pulau kecil di Laut Tengah.
Sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan kapur berlembah curam, sehingga
hubungan antar daerah agak sulit. Itulah sebabnya negeri Yunani terdiri atas beberapa
negara kota yang mandiri atau polis. Masing-masing negara kota bertanggung jawab sendiri
atas kelangsungan kehidupannya. Bangsa Yunani sebenarnya merupakan campuran antara
bangsa asli Akaia dengan bangsa Doria, pendatang dari utara. Orang Akaia sebelumnya
telah mempunyai kebudayaan tinggi, yang disebut peradaban Minos (1600 - 1400 SM) dan
Mikena (1400 - 1200 SM). Ketika orang Doria menyerbu, sebagian penduduk asli mengungsi
ke pulau-pulau kecil di Laut Tengah. Mereka disebut orang kimia. Pembauran bangsa-bangsa
itu melahirkan bangsa dan budaya Yunani Kuno atau Hellas yang mulai muncul sekitar tahun
750 SM.
Alam yang tidak begitu subur mendorong orang Yunani untuk mengembangkan kehidupan
maritim dengan menguasai jalur-jalur perdagangan penting di Laut Tengah. Perdagangan
menjadi tulang punggung yang menyangga kebudayaan tinggi Yunani. Untuk itu, orang
Yunani selalu berusaha membentuk koloni-koloni yang tersebar luas mulai dari Spanyol
hingga Laut Hitam. Masa kejayaan Yunani tercapai ketika Perikles (495 - 429 SM) dan
Alexander Agung (356 - 323 SM) memerintah. Alexander Agung atau Iskandar Zulkarnain
bahkan berambisi untuk mendirikan dunia baru berdasarkan budaya Yunani dengan
ekspansi ke negara-negara lain, termasuk Persia, Mesir, dan India.

Polis Sparta dan Athena


Corak kehidupan orang Yunani barangkali dapat diwakili oleh kehidupan di dua polis
terkemuka, yaitu Sparta dan Athena. Di Sparta, yang didirikan oleh orang Doria, kehidupan
gaya militer yang ketat amat dominan. Anak laki-laki berusia di atas 7 tahun harus belajar
kecakapan militer dan hidup di barak-barak. Mereka tidak boleh menikah hingga usia 30
tahun. Bangunan-bangunnannya pun mengutamakan kekuatan dan bukan keindahan .
Sebaliknya, di Athena yang dihuni oleh orang lonia, kehidupan berlangsung dengan lebih
bebas. Mereka lebih mengembangkan perdagangan dengan armada laut yang kuat.
Kehidupan yang tenang di sini menyuburkan pertumbuhan pemikiran, filsafat, teater,
wiracarita, dan seni pahat di samping industri. Kebanyakan para pemikir, filsuf dan seniman
Yunani hidup di Athena. Para filsuf yang amat berpengaruh adalah Socrates (469 - 399 SM)
yang banyak menulis tentang moral, Plato (429 - 347 SM) yang melahirkan gagasan tentang
negara ideal dan tata tertib hukum, serta Aristoteles (384 - 322 SM), murid Plato yang
menjadi penasihat, Alexander Agung. Para ilmuwan yang menonjol adalah Hippocrates,
seorang dokter yang menciptakan sumpah dokter, dan Pitagoras, ahli ilmu matematika dan
ilmu ukur.

Sistem Pemerintahan Demokratis


Sejak semula orang Yunani sangat menghargai nilai manusia sebagai pribadi (individu)yang
mandiri, sehingga mereka menurut kebebasan untuk bekerja sesuai dengan
kemampuannya, mengutarakan pendapatnya, dan memilih jalan hidupnya sendiri.
Pandangan ini antara lain tercermin dari karya Periksa, yang menulis bahwa "dalam
kehidupan yang amat beragam ini, setiap warga negara memiliki kemampuan untuk tampil
sebagai tuan yang sah dan berkuasa bagi dirinya sendiri." Sikap itu lalu berkembang menjadi
sistem demokrasi yang dianut oleh orang Yunani. Walaupun bukan yang tertua, hukum
Yunani adalah hukum pertama yang tidak mengikuti ketetapan atau kemauan raja, tetapi
merupakan hasil mufakat masyarakatnya. Dari dasar pemikiran ini berkembang konsep
negara republik, seperti yang dikemukakan oleh Plato. Hukum dan tata negara Yunani
merupakan sumber bagi hukum dan tata negara-negara Barat modern.

Kepercayaan
Dasar kepercayaan bangsa Yunani adalah polietisme. Dewa yang tertinggi adalah Dewa
Zeus, penguasa langit yang juga membawahi keluarga dew-dewi yang tinggal di Gunung
Olympia. Selain memuja Zeus, setiap orang dapat saja memuja dewa pribadinya. Biasanya
dewa atau dewi pribadi itu dipilih sesuai dengan pekerjaan masing-masing. Dewa-dewi yang
banyak dipuja adalah Pallas Athena (dewi kearifan dan pengetahuan), Apollo (Dewa
matahari dan seni), Artemis (dewi bulan dan pemburu), Afrodite (dewi cinta dan
keindahan), Hera (dewi keluarga), Hermes (Dewa niaga), Deweter (dewi tanaman dan
ternak), Poseidon (dewi laut), Area (dewa perang), Dionisus (Dewa kesuburan), dan
Hefaistus (dewa api dan pandai besi),. Semua dewa-dewi itu digambarkan dan dipatungkan
seperti manusia dengan kelebihannya masing-masing.

Gambar 4.1 Tempat pementasan teater di Epidaurus

Hasil Budaya Lainnya


Kepercayaan merupakan sumber ilham bagi orang Yunani sehingga mereka dapat
menghasilkan karya-karya besar, baik di bidang arsitektur, teater dan sastra, seni patung,
serta olahraga.

Gambar 4.2 Bangunan kuil Parthenon yang termasyhur di Athena

Karya arsitektur mereka yang megah antara lain ialah Kuil Zeus di Olympia, Kuil Parthenon
untuk Dewi Athena, dan Gedung Teater raksasa di Epidaurus. Bentuk tiang- tiang Yunani
yang anggun juga ditiru di berbagai penjuru dunia hingga saat ini. Orang Yunani juga gemar
bermain drama (teater). Ada kisah sedih (tragedi) yang banyak di karang oleh Aiskhilos,
Euripides, dan Sofokles; ada pula kisah jenaka (komedi) karya seniman Aristofane. Karya
sastra yang amat terkenal adalah wiracarita Ilias dan Odissea yang di karang oleh pujangga
Homerus, sedangkan Herodotus dianggap sebagai sejarawan pertama setelah ia menulis
kisah Perang Persia. Sejarawan lain yang juga cukup terkenal adalah Thukidides yang
mencatat sejarah perang antara Athena dan Sparta.
Aeni patung Yunani cenderung menonjolkan lekuk tubuh manusia. Tokoh pemahat yang
terkenal adalah Lisipus dan Praksiteles. Untuk memuja Dewa Zeus, setiap empat tahun
sekali diadakan pesta olahraga Olimpiade di Bukit Olympia, yang diikuti para olahragawan
dari seluruh Yunani. Cabang olahraga yang dipertandingkan antara lain ialah tinju, gulat,
berkuda, dan atletik. Pada kesempatan itu para seniman dan sastrawan ikut menggelar
karyanya. Orang Yunani juga mengembangkan industri untuk menunjang perdagangannya.
Salah satu hasil industrinya adalah keramik yang bentuknya beragam dan dilukis dengan
indah.

16 Kekaisaran Romawi
Menurut legenda, kota Roma yang sekarang menjadi Ibu kota negara Italia dibangun oleh
Romulus, setelah ia mengalahkan adiknya Remus dalam sengketa memperebutkan daerah
itu. Mereka sebenarnya adalah dua saudara kembar anak seorang putri bangsa Latin
bernama Rhea Sylvia. Ketika mereka masih banyi, ibu mereka dipenjarakan oleh raja, dan
kedua anak kembar itu ditinggalkan di tepi Sungai Tiber. Mereka lalu disusui oleh seekor
induk serigala hingga akhirnya ditemukan oleh seorang petani, yang kemudian merawat
mereka hingga dewasa dan berkuasa di daerah Roma.

Gambar 4.3 Beberapa Kaisar Romawi yang terkenal

Sistem Pemerintahan
Orang Romawi percaya bahwa negara yang baik harus memiliki kekuasaan tertinggi yang
mereka sebut imperium. Namun, kekuasaan itu tidak harus berada pada satu orang. Karena
itu, mereka mengangkat dua orang konsul sebagai pemegang kekuasaan. Selain itu, mereka
juga mempunyai lembaga negara lainnya, yaitu Senat sebagai penasihat konsul, dan dua
lembaga perwakilan yang disebut politis curiga (mewakili rakyat biasa)dan comitia
centuriata (mewakili kelompok militer). Memang waktu itu di Roma ada dua golongan
penduduk, yaitu patrician dan plebeia. Golongan patrician lebih tinggi kedudukannya.
Golongan plebeian adalah rakyat biasa yang harus membayar pajak, menjadi prajurit, dan
tidak boleh menikahi orang dari golongan patrician.

Perang dengan Kartago


Orang Romawi pada dasarnya adalah petani yang tidak suka perang. Peperangan antar
Romawi dan Kartago berlangsung tiga kali. Perang pertama terjadi di laut pada tahun 264
SM untuk memperebutkan Pulau Sisilia. Perang laut tidak biasa dilakukan orang Romawi,
namun dengan bantuan arsitek Yunani, pasukan Romawi menciptakan kapal yang
mempunyai jembatan penyeberang ke kapal lawan sehingga mereka dapat berperang
seperti di darat dan memenangkan perang pada tahun 241 SM. Perang kedua dimulai ketika
Hannibal, jenderal ahli perang dari Kartago, secara tak terduga menyerang lewat
Pegunungan Alpen yang tidak terjaga. Perang ketiga melawan Kartago terjadi lagi pada
tahun 146 SM. Kali ini pun orang Romawi menang, dan orang Kartago banyak yang dijadikan
budak. Sejak itu Romawi menjadi kekuatan terbesar di Laut Tengah dan Asia Barat.
Keberhasilan orang Romawi ternyata tidak dirasakan oleh seluruh rakyatnya. Ada golongan
yang semakin kaya dan berkuasa yaitu golongan optimates, tetapi lebih banyak masyarakat
biasa, atau populares, yang makin miskin. Karena itu, wakil-wakil dari kelompok populares,
yakni Tiberius dan Gaius Gracchus mengusulkan pengaturan kembali pemilikan tanah yang
selama ini lebih banyak dikuasai kaum pejabat dan bangsawan (aristokrat). Usaha mereka
gagal dan mendapat tentangan keras dari kaum bangsawan. Pertentangan antar dua
golongan ini menimbulkan perang saudara sepanjang sejarah Romawi, antara lain
pemberontakan kaum budak yang dipimpin oleh Spartacus (73 - 71 SM).

Gambar 4.4 Wilayah kekuasaan kekaisaran Romawi

Terbentuknya Kekaisaran Romawi


Pada tahun 60 SM, Romawi dikuasai tiga orang tokoh militer atau triumvirat. Perang laut
tidak bisa dilakukan orang Romawi, namun dengan bantuan arsitek Yunani, pasukan
Romawi menciptakan kapal yang mempunyai jembatan penyeberang ke kapal lawan
sehingga mereka dapat berperang seperti di darat dan memenangkan perang pada tahun
241SM. Perang kedua dimulai ketika Hannibal, jenderal ahli perang dari Kartago, secara tak
terduga menyerang lewat Pegunungan Alpen yang tidak terjaga. Perang ketiga melawan
Kartago terjadi lagi pada tahun 146 SM. Kali ini pun orang Romawi menang, dan orang
Kartago banyak yang dijadikan budak. Sejak itu Romawi menjadi kekuatan terbesar di Laut
Tengah dan Asia Barat.
Keberhasilan orang Romawi ternyata tidak dirasakan oleh seluruh rakyatnya. Ada golongan
yang semakin kaya dan berkuasa. Yaitu golongan optimates, tetapi lebih banyak masyarakat
biasa, atau populares, yang makin miskin. Karena itu, wakil-wakil dari kelompok populares,
yakni Tiberius dan Gaius Gracchus mengusulkan pengaturan kembali pemilikan tanah yang
selama ini lebih banyak dikuasai kaum pejabat dan bangsawan (aristokrat). Usaha mereka
gagal dan mendapat tentangan keras dari kaum bangsawan. Pertentangan antara dua
golongan ini menimbulkan perang saudara sepanjang sejarah Romawi, antara lain
pemberontakan kaum budak yang dipimpin oleh Spartacus (73 - 71 SM).

Terbentuknya Kekaisaran Romawi


Pada tahun 60 SM, Romawi dikuasai tiga orang tokoh militer atau triumvirat, yaitu Pompey,
Chassis, dan Julius Caesar. Akan tetapi, mereka pun sering berselisih dan akhirnya Caesar
muncul sebagai penguasa tunggal setelah mengalahkan kaya tokoh lainnya. Caesar
kemudian mati terbunuh, dan Romawi berada di bawah kekuasaan triumvirat baru, yaitu
Octavianus, Antonius, dan Lepidus. Ketiga penguasa ini pun akhirnya saling berperang.
Octavianus yang masih keturunan Caesar menjadi pemenangnya dan mengangkat dirinya
sebagai kaisar Romawi yang pertama (27 SM - 14 M) dengan gelar Augustus (Yang Dipuja).
Dibawah pemerintahannya, Romawi mengalami zaman keemasan. Keberhasilan Octavianus
diakui oleh Senat dan rakyatnya dengan memberi berbagai gelar tambahan, di antaranya
princeps (warga negara utama)dan imperator (panglima besar). Setelah Octavianus turun
takhta sampai abad VI Masehi, Romawi diperintah oleh berpuluh-puluh kaisar. Di antaranya
yang cukup terkenal ialah Caligula yang bengis, Nero yang melarang agama Nasrani, Harian
dan Antonius Plus yang bijak, dan Konstantinus yang memindahkan Ibu kota dari Roma ke
Konstantinopel. Kekaisaran Romawi runtuh setelah pemerintahan kaisar Yustinianus (527 -
565 M), karena perpecahan dan serangan bangsabangsa lain, baik dari Eropa maupun Asia
Barat.

Gambar 4.5 Bangunan khas Romawi: akuaduk (kiri) dan amphiteater (kanan). Amphiteater ini terkenal dengan nama
Colosseum

Warisan Budaya Romawi


Bangsa Romawi cukup banyak mewariskan unsur budaya yang hingga kini masih dipakai.
Dalam bidang arsitektur, mereka mewariskan teknologi pembuatan akuaduk (saluran air
gantung), atap berbentuk kubah, jalan raya, dan stadion besar yang meniru amphiteater
untuk pertunjukan adu gladiator (orang yang khusus dilatih untuk bertarung sampai mati).
Dalam bidang hukum, code (naskah)hukum kaisar Yustinianus yang mengakui persamaan
hak dan praduga tak bersalah tetap digunakan. Sistem penerintahan dan kemiliteran yang
teratur juga mengilhami banyak negara masa kini. Di bidang agama, kekaisaran Romawi
berjasa dalam menyebarluaskan agama Nasrani, bahkan hingga sekarang Roma menjadi
pusat agama Katolik dan tempat tinggal Paus. Memang kebanyakan orang Romawi percaya
pada banyak dewa (politeisme)dengan dewa utama Zeus, tetapi beberapa orang jajarannya
memeluk agama Nasrani.

Gambar 4.6 Patung Romulus dan Remus disusui oleh induk serigala

17 Kebudayaan Indonesia di Kancah Dunia


Kepulauan Indonesia sering dijuluki zamrud di khatulistiwa, karena terdiri atas ribuan pulau
subur menghijau yang tersebar luas di perairan kawasan tropika. Keadaan alam seperti itu
menciptakan lingkungan setempat yang cukup beragam. Setiap daerah mempunyai relief
tanah, iklim, dan fauna-flora yang agak berbeda. Lingkungan yang beragam ini ikut pula
memberikan corak khas pada kebudayaan Indonesia, yang terdiri atas berbagai bentuk
budaya daerah. Akan tetapi, apabila dipelajari lebih mendalam, bentuk-bentuk budaya
daerah itu ada hakekatnya mempunyai ciri sifat yang sama. Oleh karena itulah muncul
semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya "walaupun berbeda tetapi satu adanya."
Karena keragaman bentuk budaya yang ada, kebudayaan Indonesia sulit digolongkan ke
dalam kebudayaan sungai atau kebudayaan laut.

Kehidupan Agraris
Sekitar 4000 tahun SM, Indonesia mulai masuk dalam kehidupan yang lebih mapan.
Kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan mulai ditinggalkan dan digantikan dengan
budidaya tumbuhan dan hewan. Padi, keladi, dan umbi-umbian mulai ditanam di ladang
yang dibuka dengan membakar hutan. Ayam, babi, dan kerbau mulai diternakkan untuk
persediaan pangan maupun untuk sesaji dalam upacara-upacara.
Hasil pertanian yang berlebih telah mendorong munculnya pertukaran barang atau
perdagangan serta cara pengolahan dan pengawetan bahan makanan, misalnya tape ketan,
minuman dari bunga kelapa, dan arak dari beras (brem). Kehidupan sosial para petani itu
sudah mengenal pembagian golongan: ada golongan pemimpin, rakyat biasa, dan budak.

Gambar 4.7 Persebaran rumpun bahasa Austronesia

Gambar 4.8 Perahu seperti inilah yang mungkin telah digunakan untuk pelayaran jarak jauh pada zaman prasejarah.

Para pemimpin biasanya adalah orang yang terbukti berhasil dalam kehidupannya dan
mempunyai wibawa untuk mengatur organisasi kemasyarakatan.

Kehidupan bahari
Ada pula masyarakat Indonesia yang memilih hidup sebagai masyarakat bahari dan maritim.
Mereka meneruskan tradisi nenek moyang bangsa Indonesia yang dulunya memang bangsa
bahari, yang datang dari Asia Tengga bagian utara ke Nusantara ini dengan mengarungi laut.
Berlayar ke tempat-tempat yang jauh sambil memanfaatkan bahan makanan di laut
merupakan hal yang biasa, sehingga tidak mengherankan mereka tersebar luas. Hal ini telah
dibuktikan oleh para ahli bahasa yang mempelajari bahasa Indonesia. Rumpun bahasa yang
kini digunakan oleh sebagian besar penduduk Nusantara ini ternyata tersebar dari
Madagaskar di barat, Taiwan di utara, hingga Kepulauan Polinesia di timur. Salah satu suku
bangsa pelaut yang nomaden adalah orang Bajau, yang hidup di daerah-daerah pesisir.

Gambar 4.9 Contoh kehidupan bangsa yang hidup sebagai pengendara di perairan Nusantara

Peranan kelompok masyarakat bahari di Nusantara sangat penting. Mereka adalah


perantara yang menyalurkan barang dalam pertukaran barang atau perdagangan. Kelebihan
hasil agraris di suatu daerah dipertukarkan dengan hasil hutan atau industri dari tempat lain.
Melalui cara seperti inilah mereka ikut memperkenalkan teknologi logam ke Indonesia. Pada
awalnya, alat-alat logam di bawah pelaut sebagai barang impor dari daratan Asia Tenggara
untuk ditukar dengan hasil bumi dan hasil hutan di Nusantara. Itulah sebabnya benda-benda
logam yang disebut hasil Budaya Dongson ini, antara lain kapakperunggu dan nekara,
tersebar luas hingga ke Indonesia bagian timur. Akan tetapi, selanjutnya bangsa Indonesia
sendiri dapat menciptakan benda-benda logam. Mereka tidak hanya meniru, tetapi juga
membuat bentuk-bentuk yang khas, diantaranya adalah menata Pejeng yang koni disimpan
di Pura Penataran Sasih, Bali. Bentuk nekara seperti itu hanya ada di Indonesia dan sering di
sebut moko DI Indonesia bagian timur.

Sifat kebudayaan Indonesia


Perpaduan antara kebudayaan sungai yang agraris dan kebudayaan laut yang dinamis itulah
yang menjadi salah satu sifat kebudayaan Indonesia.

Gambar 5.0 Bentuk nekara Pejeng khas Indonesia


Kebudayaan yang merupakan perpaduan kebudayaan sungai dan laut ini ternyata terus
bertahan dan menjadi dasar munculnya kerajaan-kerajaan besar di Nusantara, antara lain
Sriwijaya dan Majapahit.

Anda mungkin juga menyukai