Anda di halaman 1dari 10

RESPIRATOR

 TB PARU

• Keyword:
– S: batuk berdarah, riwayat sembuh dari sakit TB
– O: BTA 3x +/+/-
• TB paru kasus kambuh/relapse  OAT kategori 2: 2HRZES/HRZE/5HRE

Klasifikasi Pasien:
Klasifikasi kasus TB berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya (tipe pasien):
• Kasus baru
Belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu
bulan (4 minggu). Pemeriksaan BTA bisa positif atau negatif.
• Kasus kambuh (Relaps)
Belum pernah mendapat pengobatan TB dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif (apusan atau kultur)
• Kasus setelah putus berobat (Default )
Telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif
• Kasus setelah gagal (Failure)
Hasil pemeriksaan dahak tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima
atau lebih selama pengobatan
• Kasus Pindahan (Transfer In)
Adalah pasien yang dipindahkan keregister lain untuk melanjutkan pengobatannya
• Kasus lain
Semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas, seperti yang:
i. tidak diketahui riwayat pengobatan sebelumnya,
ii. pernah diobati tetapi tidak diketahui hasil pengobatannya,
iii. kembali diobati dengan BTA negative.

Tatalaksana
Paduan OAT lini pertama
• Kategori-1 (2HRZE/4H3R3)
– Pasien baru TB paru BTA positif.
– Pasien baru TB paru BTA negatif foto toraks positif
– Pasien baru TB ekstra paru
• Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
– Pasien kambuh
– Pasien gagal
– Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)
• Kategori Anak (2RHZ/4RH)
• OAT Sisipan (RHZE)
ALGORITME TB
• Keywords
– S: batuk lama, penurunan BB, riwayat narkoba suntik, promiskuitas
– O: HIV (+), CD4 17

• Diagnosis pada pasien ini adalah: HIV dengan infeksi oportunistik TB paru.
• Pengobatan TB-HIV merujuk pada pedoman PDPI dimana untuk CD4 < 200, ART
diberikan setelah OAT diberikan selama 2 minggu sampai 2 bulan
 Jangan
lupa diberikan tambahan cotrimoxazole  profilaksis PCP
 Pasien TB hamil dengan CD4 < 350/mm3 harus segera memulai pengobatan ARV
Rangkuman dari Guideline WHO HIV 2010

• Keywords
– S: sesak napas tiba-tiba memberat
– O: hemitoraks kiri tertinggal, fremitus kiri melemah, perkusi paru kiri
hipersonor, suara paru kiri menghilang

• Diagnosis: pneumothorax
– Luluh Paru  gambaran radiologi: fibrosis, ateletaksis, multiple kavitas
– Efusi Pleura  perkusi: redup
– Atelektasis  pada gambaran rontgen ada penarikan trakea ke arah yang sakit
– Giant Bullae  gambaran rontgen terdapat bula

Pneumotoraks – Definisi, Gejala Klinis, Diagnosis & Tatalaksana


• Adanya udara di dalam kavitas pleura
• Gejala: sesak napas dan nyeri dada akut
– Bila ada hipotensi, hipoksia, trakea terdorong ke sisi yang sehat, atau takikardia
 tension pneumothorax
• Ro toraks: radiolusensi, terlihat gambaran avaskuler dengan pleural line
• Tata laksana
– Pneumotraks spontan primer atau iatrogenik: aspirasi jarum sederhana
– Pneumotoraks spontan sekunder/traumatik: pemasangan chest tube dan WSD
– Tension pneumothorax: dekompresi jarum darurat, dilanjutkan dengan
pemasangan chest tube dan WSD

Pendekatan Klinis – Efusi Pleura, Pneumotoraks & Atelektasis

Inspeksi Palpasi (fremitus) Perkusi Auskultasi

Efusi pleura Sisi sakit tertinggal Melemah Redup Menurun

Pneumotorak Trakea terdorong ke Melemah Hipersonor Menurun


s sisi sehat
Atelektasis Trakea tertarik ke sisi Melemah Redup Menurun
sakit

 EFUSI PLEURA
→ Adalah penumpukan cairan abnormal di ruang pleura karena produksi yang berlebihan
atau absorpsi yang kurang.
→ Gejala: sesak napas, batuk, nyeri dada
→ Ro toraks: sudut costofrenikus tumpul
→ Membedakan transudat dan eksudat dengan torakosentesis diagnostik
• Dua jenis efusi:
– Transudat
• CHF
• Perikarditis konstriktif
• Sirosis
– Eksudat
• Infeksi (pneumonia, TB)
• Keganasan
• Emboli paru
• Penyakit vaskular kolagen (RA, SLE)
• Penyakit GI (pankreatitis, ruptur esofagus, abses abdomen

• Kriteria Light  eksudat apabila:


– Rasio protein pleura:serum >0,5
– Rasio LDH pleura:serum >0,6
– Kadar LDH pleura > 2/3 kadar normal tertinggi serum (200 IU/I)

Bila hasil meragukan (mis. memenuhi kriteria Light tapi pasien ada CHF atau sirosis)
periksa gradien kadar albumin serum – pleura  eksudat bila <1,2 g/dl
→ Tata laksana
– Bila simptomatik, lakukan torakosentesis terapeutik
– Transudat biasanya asimptomatik dan sembuh sendiri jika penyakit penyebabnya
ditatalaksana
– Bila penyebabnya infeksi, antibiotik saja cukup, kecuali jika luas (>1/2
hemitoraks) atau empiema
– Pleurodesis untuk efusi refrakter akibat keganasan

 ATELEKTASIS
→ Adalah kolapsnya paru (atau berkurangnya volume paru) akibat:
o Obstruksi (benda asing, mukus, atau tumor di bronkus atau bronkiolus)
o Non-obstruksi
 Relaksasi [efusi pleura, pneumotoraks]
 Kompresi [tumor]
 Adesi [defisiensi surfaktan]
 Sikatriks [bekas TB]

→ Gejala: sesak napas dan nyeri dada


→ Ro toraks:
o Opasifikasi
o Hilus tertarik ke sisi yang sakit
→ Tata laksana bisa medis atau bedah, tergantung penyebabnya

 LULUH PARU (Destroyed Lung)


→ Fibrosis berat pada salah satu paru, umumnya akibat TB yang tidak diobati dengan
adekuat
→ Bisa menyebabkan hipertensi pulmonal
→ Tata laksana: pneumektomi

 GIANT BULLAE
→ Bula adalah kantung berisi udara dengan ukuran > 1cm. Bula merupakan sebuah
komplikasi dari emfisema.
→ Bula raksasa adalah bula yang ukurannya mencapai 30% hemitoraks atau lebih. Bula
seperti ini dapat mengganggu proses ventilasi-perfusi di jaringan alveolus normal.
→ Tata laksana: bulektomi

Anda mungkin juga menyukai