DENGUE FEVER
GRADE I
Muhammad Zen Faris, S.Ked
040848219201116
Pembimbing:
dr. Liveana Sugono, Sp.A
OUTLINE
01 PENDAHULUAN
02 STATUS PASIEN
03 TINJAUAN PUSTAKA
04 ANALISIS KASUS
05 DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Virus Dengue tipe I,II III dan IV golongan arthropod borne
virus group B (arbovirus)
Vector biologis nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpitus.
Indonesia adalah wilayah endemis.
Insiden DBD di Indonesia antara 6-35
per 100.000 penduduk
Manifestasi klinis flu-like syndrome Sebagai dokter umum harus mampu mendiagnosis serta
(demam, malaise, nyeri otot, nyeri mentatalaksana kasus DBD sampai tuntas.
sendi), trombositopenia, dengan
disertai kebocoran plasma
Umur • 14 tahun
Agama • Islam
No. RM • 20.00.101.36
KELUHAN UTAMA
KELUHAN TAMBAHAN
Nyeri
ANAMNESIS
Sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluhkan nyeri seluruh badan, tidak
demam. Keesokan paginya pasien mengeluhkan sakit kepala seperti ditusuk-tusuk. 3 jam setelah
sakit kepala, pasien mengalami demam. Demam tinggi terus-menerus. Nyeri di belakang bola
mata ada. Buang air besar (BAB) seperti biasa. Buang air kecil (BAK) biasa berwarna kuning jernih.
Pasien juga mengeluh sakit perut, mual dan muntah, frekuensi muntah 1 kali, isi apa yang
dimakan dan minum, muntah tidak menyemprot, banyaknya kisaran ¼ gelas belimbing. Pada kulit
lipatan perut dan betis kiri pasien terdapat bintik merah darah, mimisan (-).
Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Di keluarga dan lingkungan pasien
tidak ada yang menderita demam berdarah. Pasien tidak bepergian ke daerah endemik. Pasien
tidak memiliki riwayat transfusi darah sebelumnya.
Edema (-), sianosis (-), dispnue (-), anemia (-), ikterus (-), dismorfik (-)
PEMERIKSAAN FISIS
PEMERIKSAAN KHUSUS
KEPALA
Kepala : Normocephali
Rambut : Hitam terdistribusi merata, mudah dicabut (-)
Mata : Palpebra superior edema (-), mata cekung (-), konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), pupil bulat
isokor, diameter
diameter 3mm, refleks cahaya +/+
Hidung : Normal, septum deviasi(-), secret
secret (-), nafas cuping
cuping hidung
hidung (-), perdarahan(-).
perdarahan(-).
Telinga : Normal, liang telinga lapang, sekret (-), perdarahan (-).
Mulut : Normal, bibir kering (-), sianosis sentralis (-)
Gigi : Karies dentis(-), gigi geligi lengkap.
Lidah : Lidah kotor (-),
(-), tremor lidah (-)
Tenggorokan
Tenggorokan : Faring
Faring hiperemis
hiperemis (-), tonsil T1-T1 tenang.
Leher : Pembesaran KGB (-), trakea di tengah, pembesaran
pembesaran kelenjar
kelenjar tiroid
tiroid (-), pembesaran KGB submandibula,
supra-infra clavicula dan cervical (-)
LEHER
Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid tiroid (-)
(-)
PEMERIKSAAN FISIS
PEMERIKSAAN KHUSUS
THORAX
Paru-paru
Inspeksi : Statis dan dinamis simetris, retraksi (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri, depan=belakang
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIS
PEMERIKSAAN KHUSUS
THORAX
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi :
• Batas jantung kiri : Sela iga V linea midclavicula sinistra
• Batas jantung kanan : Line parasternal
• Batas jantung atas : Sela iga II linea parasternal sinistra
Auskultasi : BJ I dan II murni, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIS
PEMERIKSAAN KHUSUS
ABDOMEN
Inspeksi : Datar, venektasi(-) , distensi abdomen(-). Ptechiae (+) di regio
inguinalis dextra
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Lemas, nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien teraba(-).
turgor kulit segera kembali.
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
PEMERIKSAAN FISIS
PEMERIKSAAN KHUSUS
DIAGNOSIS KERJA
DEMAM DENGUE
RENCANA PEMERIKSAAN
Tirah baring
IVFD RL gtt 20x/m
Paracetamol tab 3x500 mg
Omeprazole IV 1x40mg
Observasi tanda-tanda syok perdarahan
• Tirah baring.
• Pengobatan utama adalah cairan.
• Monitor tanda kegawatan.
• Melaksanaan upaya pencegahan 3M plus (menguras, menutup dan mengubur)
• Identifikasi gejala serupa pada lingkungan rumah.
• Formulir pelaporan kasus DBD ke dinas kesahatan untuk diberikan ke RT/RW.
O Tanggal Keterangan
18 November S : Keluhan : Demam (+), muntah (+), mimisan (-), BAB hitam (-), nyeri periorbita (-), nyeri otot dan sendi
2021 (-), sakit kepala (-)
L
O : Sens: CM
TD: 100/70 mmHg N: 96/menit. RR :20x/menit T : 37.9 oC
Kepala : nafas cuping hidung (-), konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-),
L
Thoraks : simetris, retraksi (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
O
Abdomen : datar, lemas, BU (+) normal, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas : akral hangat, CRT <3”
A : DBD Grade 1
P : IVFD RL gtt 20x/m
W
Paracetamol 3x500 mg jika suhu diatas 38,5oC
Inj. Omeprazol 1x40 mg
Inj. Ondasantan 2x4 gr
U Edukasi banyak minum
Observasi demam, tanda-tanda syok dan perdarahan
P Cek Laboratorium Hb, Ht, Trombosit
24
O Tanggal Keterangan
19 November S : Keluhan : Demam (+), muntah (+), mimisan (-), BAB hitam (-), nyeri periorbita (-), nyeri otot dan sendi
2021 (-), sakit kepala (-)
L
O : Sens: CM
TD: 100/70 mmHg N: 96/menit. RR :20x/menit T : 37.9 oC
Kepala : nafas cuping hidung (-), konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-),
L
Thoraks : simetris, retraksi (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
O
Abdomen : datar, lemas, BU (+) normal, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas : akral hangat, CRT <3”
A : DBD Grade 1
P : IVFD RL gtt 20x/m
W
Paracetamol 3x500 mg jika suhu diatas 38,5oC
Inj. Omeprazol 1x40 mg
Inj. Ondasantan 2x4 gr
U Edukasi banyak minum
Observasi demam, tanda-tanda syok dan perdarahan
P Cek Laboratorium Hb, Ht, Trombosit
25
O Tanggal Keterangan
20 November S : Keluhan : Demam (+), muntah (+), mimisan (-), BAB hitam (-), nyeri periorbita (-), nyeri otot dan sendi
2021 (-), sakit kepala (-)
L
O : Sens: CM
TD: 100/70 mmHg N: 96/menit. RR :20x/menit T : 37.9 oC
Kepala : nafas cuping hidung (-), konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-),
L
Thoraks : simetris, retraksi (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
O
Abdomen : datar, lemas, BU (+) normal, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas : akral hangat, CRT <3”
A : DBD Grade 1
P : IVFD RL gtt 20x/m
W
Paracetamol 3x500 mg jika suhu diatas 38,5oC
Inj. Omeprazol 1x40 mg
Inj. Ondasantan 2x4 gr
U Edukasi banyak minum
Observasi demam, tanda-tanda syok dan perdarahan
P Cek Laboratorium Hb, Ht, Trombosit
26
O Tanggal Keterangan
21 November S : Keluhan : Demam (+), muntah (+), mimisan (-), BAB hitam (-), nyeri periorbita (-), nyeri otot dan sendi
2021 (-), sakit kepala (-)
L
O : Sens: CM
TD: 100/70 mmHg N: 96/menit. RR :20x/menit T : 37.9 oC
Kepala : nafas cuping hidung (-), konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-),
L
Thoraks : simetris, retraksi (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
O
Abdomen : datar, lemas, BU (+) normal, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas : akral hangat, CRT <3”
A : DBD Grade 1
P : IVFD RL gtt 20x/m
W
Paracetamol 3x500 mg jika suhu diatas 38,5oC
Inj. Omeprazol 1x40 mg
Inj. Ondasantan 2x4 gr
U Edukasi banyak minum
Observasi demam, tanda-tanda syok dan perdarahan
P Cek Laboratorium Hb, Ht, Trombosit
27
PROGNOSIS
Quo ad • Bonam
functionam
Quo ad • Bonam
sanationam
TINJAUAN PUSTAKA
DEMAM
DENGUE
Infeksi virus dengue dengan adanya
bukti plasma leakage bertendensi
menimbulkan renjatan dan kematian
DEMAM
DENGUE
ETIOLOGI
Netralisasi virus →
Bentuk reaksi tubuh mengendapkan bentuk netralisasi
Terhadap virus virus pada PD kecil di kulit berupa
dengue gejala ruam
Plasma Leakage
Anamnesis Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis
Diagnosis
Diagnosis
Anamnesis
◦ Demam atau riwayat demam mendadak tinggi, terus-menerus, 2-7 hari, dapat
mencapai 400C serta terjadi kejang demam.
◦ Terdapat manifestasi perdarahan
◦ Muntah
◦ Nyeri kepala, nyeri di belakang bola mata, nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorok
dengan faring hiperemis, nyeri di bawah lengkung iga kanan dan nyeri perut.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Suhu tubuh dapat meningkat, normal atau hipotermi
Dijumpai facial flush
Manifestasi perdarahan
Ruam makulopapular/ rubellaform pada fase demam atau ruam isles of white in the sea of red pada fase konvalesens
Hepatomegali teraba 2-4 cm di bawah arcus costae kanan
Splenomegali (jarang)
Terdapat hemostasis yang tidak normal
Terdapat tanda perembesan plasma (efusi pleura dan atau asites)
Dapat disertai syok hipovolemik
Warning sign: muntah persisten, nyeri perut, menolak asupan per oral, letargi atau gelisah, hipotensi postural,
oliguria.
Diagnosis
Pemeriksaan darah perifer serta hitung jenis leukosit saat
awal
Pemeriksaan Hb, Ht, trombosit dan leukosit secara berkala
Antigen NS1, IgG dan IgM Dengue
SGOT dan SGPT
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologis
Darah Rutin dan Serologis
• Leukosit : leukopenia • Efusi pleura
• Trombosit : <100.000/mm3 • Asites
• Hemokonsentrasi : ↑Ht>20% ,
↓Ht >20% pasca pengobatan
cairan, tanda plasma leakage
• Lab lain : albumin ↓, eritrosit
tinja (+), ↓faktor koagulasi,
disfungsi hati, α-antiplasmin
↓.
• SerologisHI test, complement
fixation test, Neutralization
test, IgG IgM, Isolasi virus, NS1
antigen
Laboratorium
Radiologi
Darah rutin
Lekosit: dapat normal atay lekopeni dengan
dominasi sel neutrofil, pada akhir fase Pada pembesaran plasma hebat, foto
demam. roentgen dada sebaiknya dilakukan lateral
Trombosit : Trombositopeni <100.000/mm3 dekubitus kanan. Asites dan efusi pleura dapat
atau kurang dari 1-2 trombosit/lapangan dideteksi dengan USG
pandangan besar ditemukan antara hari sakit
ketiga-ketujuh
Hemokonsentrasi.
• IgM dan IgG Elisa Mac Elisa: IgM muncul pada perjalanan penyakit hari 4-5 hari yang kemudian diikuti IgG.
• NS1 antigen test(Platelia Dengue NS1 Ag assay ) dapat mendeteksi dihari pertama panas sebelum antibodi
dapat terdeteksi 5 hari kemudian.
• Hemaglutination Inhibition Test (HI test) : sensitif tapi tidak spesifik (tidak dapat menunjukkan tipe virus yang
Serologi
44
TATALAKSAN
A
45
TATALAKSAN
A
46
TATALAKSAN
A
47
KRITERIA
PULANG • Perbaikan klinis
• Bebas demam 24 jam tanpa antipiretik
• Nafsu makan baik
• Jumlah urin cukup
• Tidak ada distress napas akibat efusi pleura
atau asites
• Jumlah trombosit >50.000/mm3
• Hematokrit stabil
PENCEGAHAN
Ada 2 cara pemberantasan vektor :
a. Menggunakan insektisida
Program pemberantasan demam berdarah
malathion nyamuk dewasa (adultsida)
temephos (abate) jentik (larvasida).
b. Tanpa insektisida
•Menguras bak mandi, tempayan, dan tempat penampungan air
minimal 1x seminggu.
•Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
•Membersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng bekas dan
benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.
•Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai kelambu atau
lotion.
PROGNOSIS
53
Dengue haemorrhagic fever. Diagnosis, treatment, prevention and control, 2 nd edition. WHO, Geneva.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (1999). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi 3. FKUI,
Jakarta, hal 425-426.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2000). Kapita Selekta Kedokteran Ilmu Kesehatan Anak. FKUI,
Jakarta, hal 419 - 427.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2004). Demam Berdarah Dengue, Pelatihan bagi Pelatih
Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam Tatalaksana Kasus DBD. FKUI, Jakarta.
John D Synder, Larry K Pickering. 2000. Demam Dengue. Nelson Ilmu Kesehatan Anak 15th eds. Vol 2.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Penerbit IDAI. 2014.
Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Indonesia Jilid 1. Penerbit IDAI. Jakarta. 2010.
Poesponegoro, Hardiono, dr. Sp.A(K). 2005. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta.
54
Thank You