Anda di halaman 1dari 55

Laporan Kasus

DENGUE FEVER
GRADE I
Muhammad Zen Faris, S.Ked
040848219201116

Pembimbing:
dr. Liveana Sugono, Sp.A
OUTLINE
01 PENDAHULUAN
02 STATUS PASIEN
03 TINJAUAN PUSTAKA
04 ANALISIS KASUS
05 DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Virus Dengue tipe I,II III dan IV golongan arthropod borne
virus group B (arbovirus)
Vector biologis nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpitus.
Indonesia adalah wilayah endemis.
Insiden DBD di Indonesia antara 6-35
per 100.000 penduduk

Manifestasi klinis flu-like syndrome Sebagai dokter umum harus mampu mendiagnosis serta
(demam, malaise, nyeri otot, nyeri mentatalaksana kasus DBD sampai tuntas.
sendi), trombositopenia, dengan
disertai kebocoran plasma

Menegakkan diagnosis DBD pada stadium dini sangat


sulit Dalam waktu singkat dapat memburuk dan tidak
tertolong.
STATUS PASIEN
IDENTIFIKASI
Nama • An. MP

Umur • 14 tahun

Jenis Kelamin • Laki-laki

Alamat • Lubuk Linggau

Suku Bangsa • Sumatera Selatan

Agama • Islam

No. RM • 20.00.101.36

MRS • 17 November 2021


ANAMNESIS
Anamnesis tanggal 18 November 2021, diberikan oleh pasien dan
orangtua kandung pasien

KELUHAN UTAMA

Demam terus menerus

KELUHAN TAMBAHAN

Nyeri
ANAMNESIS
Sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluhkan nyeri seluruh badan, tidak
demam. Keesokan paginya pasien mengeluhkan sakit kepala seperti ditusuk-tusuk. 3 jam setelah
sakit kepala, pasien mengalami demam. Demam tinggi terus-menerus. Nyeri di belakang bola
mata ada. Buang air besar (BAB) seperti biasa. Buang air kecil (BAK) biasa berwarna kuning jernih.

Pasien juga mengeluh sakit perut, mual dan muntah, frekuensi muntah 1 kali, isi apa yang
dimakan dan minum, muntah tidak menyemprot, banyaknya kisaran ¼ gelas belimbing. Pada kulit
lipatan perut dan betis kiri pasien terdapat bintik merah darah, mimisan (-).

Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Di keluarga dan lingkungan pasien
tidak ada yang menderita demam berdarah. Pasien tidak bepergian ke daerah endemik. Pasien
tidak memiliki riwayat transfusi darah sebelumnya.

Pasien sudah berobat namun tidak ada perubahan


ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat Penyakit Dalam


• Riwayat demam tinggi terus menerus
sebelumnya disangkal.
Keluarga dan Lingkungan:
• Riwayat mimisan sebelumnya disangkal. • Di keluarga dan lingkungan
• Riwayat transfusi darah sebelumnya disangkal. keluarga pasien ada yang
• Riwayat bepergian ke daerah endemic disangkal. menderita demam berdarah
• Riwayat keluar cairan dari telinga disangkal yaitu tetangga pasien beda 1
rumah.
PEMERIKSAAN FISIS
PEMERIKSAAN FISIS UMUM
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Suhu : 36.9oC
Respirasi : 20x/menit
Tipe Pernapasan : Torakoabdominal
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/ menit
Isi/kualitas : Isi cukup, tegangan cukup
Regularitas : Reguler
Kulit : Petechiae ada pada regio brachii dextra dan regio femoralis
sinistra, pucat tidak ada, ikterik tidak ada

Edema (-), sianosis (-), dispnue (-), anemia (-), ikterus (-), dismorfik (-)
PEMERIKSAAN FISIS
PEMERIKSAAN KHUSUS

KEPALA
Kepala : Normocephali
Rambut : Hitam terdistribusi merata, mudah dicabut (-)
Mata : Palpebra superior edema (-), mata cekung (-), konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), pupil bulat
isokor, diameter
diameter 3mm, refleks cahaya +/+
Hidung : Normal, septum deviasi(-), secret
secret (-), nafas cuping
cuping hidung
hidung (-), perdarahan(-).
perdarahan(-).
Telinga : Normal, liang telinga lapang, sekret (-), perdarahan (-).
Mulut : Normal, bibir kering (-), sianosis sentralis (-)
Gigi : Karies dentis(-), gigi geligi lengkap.
Lidah : Lidah kotor (-),
(-), tremor lidah (-)
Tenggorokan
Tenggorokan : Faring
Faring hiperemis
hiperemis (-), tonsil T1-T1 tenang.
Leher : Pembesaran KGB (-), trakea di tengah, pembesaran
pembesaran kelenjar
kelenjar tiroid
tiroid (-), pembesaran KGB submandibula,
supra-infra clavicula dan cervical (-)
 
LEHER
Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid tiroid (-)
(-)
PEMERIKSAAN FISIS

PEMERIKSAAN KHUSUS

THORAX
Paru-paru
Inspeksi : Statis dan dinamis simetris, retraksi (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri, depan=belakang
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIS

PEMERIKSAAN KHUSUS

THORAX
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi :
• Batas jantung kiri : Sela iga V linea midclavicula sinistra
• Batas jantung kanan : Line parasternal
• Batas jantung atas : Sela iga II linea parasternal sinistra
Auskultasi : BJ I dan II murni, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIS

PEMERIKSAAN KHUSUS

ABDOMEN
Inspeksi : Datar, venektasi(-) , distensi abdomen(-). Ptechiae (+) di regio
inguinalis dextra
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Lemas, nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien teraba(-).
turgor kulit segera kembali.
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
PEMERIKSAAN FISIS

PEMERIKSAAN KHUSUS

Lipat paha dan genitalia


Tidak dilakukan pemeriksaan
 
Ekstremitas
Superior dan Inferior : Akral hangat, CRT <2”, Rumple leede (-),deformitas
(-), edema (-). Ptechiae di regio femoralis sinistra.
Dilakukan tanggal
Laboratorium 18 November 2021

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi


Hb 15,7 g/dl 13.0-16.0 g/dl Normal
RBC 5,8x 106/ mm3 4,0 – 5,9x 106/ mm3 Normal
WBC 3,3 x 103/ mm3 5,0 – 10.0 x 103/ mm3 Leukopenia
Trombosit 114.000/ mm3 150 – 450 x 103 / mm3 Trombositopenia
Ht 44 % 40 – 52 % Normal
Dilakukan tanggal
Laboratorium 19 November 2021

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi


Hb 15,7 g/dl 13.0-16.0 g/dl Normal
RBC 5,8x 106/ mm3 4,0 – 5,9x 106/ mm3 Normal
WBC 3,3 x 103/ mm3 5,0 – 10.0 x 103/ mm3 Leukopenia
Trombosit 84.000/ mm3 150 – 450 x 103 / mm3 Trombositopenia
Ht 44 % 40 – 52 % Normal
Dilakukan tanggal
Laboratorium 20 November 2021

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi


Hb 15,7 g/dl 13.0-16.0 g/dl Normal
RBC 5,8x 106/ mm3 4,0 – 5,9x 106/ mm3 Normal
WBC 3,3 x 103/ mm3 5,0 – 10.0 x 103/ mm3 Leukopenia
Trombosit 93.000/ mm3 150 – 450 x 103 / mm3 Trombositopenia
Ht 44 % 40 – 52 % Normal
Dilakukan tanggal
Laboratorium 21 November 2021

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi


Hb 15,7 g/dl 13.0-16.0 g/dl Normal
RBC 5,8x 106/ mm3 4,0 – 5,9x 106/ mm3 Normal
WBC 3,3 x 103/ mm3 5,0 – 10.0 x 103/ mm3 Leukopenia
Trombosit 120.000/ mm3 150 – 450 x 103 / mm3 Trombositopenia
Ht 44 % 40 – 52 % Normal
DAFTAR MASALAH

Demam terus menerus


Ptechiae
Trombositopenia
Muntah
DIAGNOSIS BANDING
• Demam berdarah dengue
• Demam dengue
• Demam thypoid

DIAGNOSIS KERJA

DEMAM DENGUE
RENCANA PEMERIKSAAN

• Cek laboratorium darah rutin per 24 jam


PENATALAKSANAAN

Tirah baring
IVFD RL gtt 20x/m
Paracetamol tab 3x500 mg
Omeprazole IV 1x40mg
Observasi tanda-tanda syok perdarahan

• Tirah baring.
• Pengobatan utama adalah cairan.
• Monitor tanda kegawatan.
• Melaksanaan upaya pencegahan 3M plus (menguras, menutup dan mengubur)
• Identifikasi gejala serupa pada lingkungan rumah.
• Formulir pelaporan kasus DBD ke dinas kesahatan untuk diberikan ke RT/RW.
O Tanggal Keterangan
18 November S : Keluhan : Demam (+), muntah (+), mimisan (-), BAB hitam (-), nyeri periorbita (-), nyeri otot dan sendi
2021 (-), sakit kepala (-)
L  
O : Sens: CM
 
TD: 100/70 mmHg N: 96/menit. RR :20x/menit T : 37.9 oC
 
Kepala : nafas cuping hidung (-), konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-),
L  
 
Thoraks : simetris, retraksi (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
 
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
 
O  
Abdomen : datar, lemas, BU (+) normal, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas : akral hangat, CRT <3”
 
A : DBD Grade 1
 
P : IVFD RL gtt 20x/m
W  
 
Paracetamol 3x500 mg jika suhu diatas 38,5oC
Inj. Omeprazol 1x40 mg
Inj. Ondasantan 2x4 gr
U Edukasi banyak minum
Observasi demam, tanda-tanda syok dan perdarahan
P Cek Laboratorium Hb, Ht, Trombosit

24
O Tanggal Keterangan
19 November S : Keluhan : Demam (+), muntah (+), mimisan (-), BAB hitam (-), nyeri periorbita (-), nyeri otot dan sendi
2021 (-), sakit kepala (-)
L  
O : Sens: CM
 
TD: 100/70 mmHg N: 96/menit. RR :20x/menit T : 37.9 oC
 
Kepala : nafas cuping hidung (-), konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-),
L  
 
Thoraks : simetris, retraksi (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
 
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
 
O  
Abdomen : datar, lemas, BU (+) normal, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas : akral hangat, CRT <3”
 
A : DBD Grade 1
 
P : IVFD RL gtt 20x/m
W  
 
Paracetamol 3x500 mg jika suhu diatas 38,5oC
Inj. Omeprazol 1x40 mg
Inj. Ondasantan 2x4 gr
U Edukasi banyak minum
Observasi demam, tanda-tanda syok dan perdarahan
P Cek Laboratorium Hb, Ht, Trombosit

25
O Tanggal Keterangan
20 November S : Keluhan : Demam (+), muntah (+), mimisan (-), BAB hitam (-), nyeri periorbita (-), nyeri otot dan sendi
2021 (-), sakit kepala (-)
L  
O : Sens: CM
 
TD: 100/70 mmHg N: 96/menit. RR :20x/menit T : 37.9 oC
 
Kepala : nafas cuping hidung (-), konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-),
L  
 
Thoraks : simetris, retraksi (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
 
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
 
O  
Abdomen : datar, lemas, BU (+) normal, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas : akral hangat, CRT <3”
 
A : DBD Grade 1
 
P : IVFD RL gtt 20x/m
W  
 
Paracetamol 3x500 mg jika suhu diatas 38,5oC
Inj. Omeprazol 1x40 mg
Inj. Ondasantan 2x4 gr
U Edukasi banyak minum
Observasi demam, tanda-tanda syok dan perdarahan
P Cek Laboratorium Hb, Ht, Trombosit

26
O Tanggal Keterangan
21 November S : Keluhan : Demam (+), muntah (+), mimisan (-), BAB hitam (-), nyeri periorbita (-), nyeri otot dan sendi
2021 (-), sakit kepala (-)
L  
O : Sens: CM
 
TD: 100/70 mmHg N: 96/menit. RR :20x/menit T : 37.9 oC
 
Kepala : nafas cuping hidung (-), konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-),
L  
 
Thoraks : simetris, retraksi (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
 
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
 
O  
Abdomen : datar, lemas, BU (+) normal, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas : akral hangat, CRT <3”
 
A : DBD Grade 1
 
P : IVFD RL gtt 20x/m
W  
 
Paracetamol 3x500 mg jika suhu diatas 38,5oC
Inj. Omeprazol 1x40 mg
Inj. Ondasantan 2x4 gr
U Edukasi banyak minum
Observasi demam, tanda-tanda syok dan perdarahan
P Cek Laboratorium Hb, Ht, Trombosit

27
PROGNOSIS

Quo ad vitam • Bonam

Quo ad • Bonam
functionam

Quo ad • Bonam
sanationam
TINJAUAN PUSTAKA
DEMAM
DENGUE
Infeksi virus dengue dengan adanya
bukti plasma leakage bertendensi
menimbulkan renjatan dan kematian
DEMAM
DENGUE
ETIOLOGI

Virus Dengue  Gigitan vector nyamuk


• Aedes aegypti
Family Flavifiride
• Aedes albopictus
dengan 4 serotipe
DENV-1, DENV-2,
DENV-3, DENV-4
Natural Host ; Manusia

Antibodi Inkubasi intrinsik: 3-14 hari


seumur hidup Inkubasi ekstrinsik8-10 hari
Patofisiologi
1. Faktor Virus ; serotipe, jumlah, virulensi Interaksi berbagai komponen dari
2. F. Pejamu ; genetik, usia, status gizi, penyakit komorbid, respon imun atau reaksi inflamasi
interkasi antara virus & pejamu yang terjadi secara terintegrasi.
3. F. lingkungan ; musim, curah hujan, suhu udara,
kepdatan penduduk, kesling

1. Peningkatan permeabilitas kapiler → perembesan


plasma dari intravas ke ekstravaskuler
2. Agregasi trombosit menurun
3. Kerusakan sel endotel PD → faktor pembekuan
MANIFESTASI KLINIS

Netralisasi virus →
Bentuk reaksi tubuh mengendapkan bentuk netralisasi
Terhadap virus virus pada PD kecil di kulit berupa
dengue gejala ruam

Gangguan fungsi pembekuan


darah → Manifestasi
perdarahan

Plasma Leakage
Anamnesis Pemeriksaan
Fisik

Pemeriksaan
Penunjang

Diagnosis
Diagnosis
Diagnosis
Anamnesis
◦ Demam atau riwayat demam mendadak tinggi, terus-menerus, 2-7 hari, dapat
mencapai 400C serta terjadi kejang demam.
◦ Terdapat manifestasi perdarahan

◦ Muntah

◦ Nyeri kepala, nyeri di belakang bola mata, nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorok
dengan faring hiperemis, nyeri di bawah lengkung iga kanan dan nyeri perut.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Suhu tubuh dapat meningkat, normal atau hipotermi
Dijumpai facial flush
Manifestasi perdarahan
Ruam makulopapular/ rubellaform pada fase demam atau ruam isles of white in the sea of red pada fase konvalesens
Hepatomegali teraba 2-4 cm di bawah arcus costae kanan
Splenomegali (jarang)
Terdapat hemostasis yang tidak normal
Terdapat tanda perembesan plasma (efusi pleura dan atau asites)
Dapat disertai syok hipovolemik
Warning sign: muntah persisten, nyeri perut, menolak asupan per oral, letargi atau gelisah, hipotensi postural,
oliguria.
Diagnosis
Pemeriksaan darah perifer serta hitung jenis leukosit saat
awal
Pemeriksaan Hb, Ht, trombosit dan leukosit secara berkala
Antigen NS1, IgG dan IgM Dengue
SGOT dan SGPT
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologis
Darah Rutin dan Serologis
• Leukosit : leukopenia • Efusi pleura
• Trombosit : <100.000/mm3 • Asites
• Hemokonsentrasi : ↑Ht>20% ,
↓Ht >20% pasca pengobatan
cairan, tanda plasma leakage
• Lab lain : albumin ↓, eritrosit
tinja (+), ↓faktor koagulasi,
disfungsi hati, α-antiplasmin
↓.
• SerologisHI test, complement
fixation test, Neutralization
test, IgG IgM, Isolasi virus, NS1
antigen
Laboratorium
Radiologi
Darah rutin
Lekosit: dapat normal atay lekopeni dengan
dominasi sel neutrofil, pada akhir fase Pada pembesaran plasma hebat, foto
demam. roentgen dada sebaiknya dilakukan lateral
Trombosit : Trombositopeni <100.000/mm3 dekubitus kanan. Asites dan efusi pleura dapat
atau kurang dari 1-2 trombosit/lapangan dideteksi dengan USG
pandangan besar ditemukan antara hari sakit
ketiga-ketujuh
Hemokonsentrasi.

• IgM dan IgG Elisa Mac Elisa: IgM muncul pada perjalanan penyakit hari 4-5 hari yang kemudian diikuti IgG.
• NS1 antigen test(Platelia Dengue NS1 Ag assay ) dapat mendeteksi dihari pertama panas sebelum antibodi
dapat terdeteksi 5 hari kemudian.
• Hemaglutination Inhibition Test (HI test) : sensitif tapi tidak spesifik (tidak dapat menunjukkan tipe virus yang
Serologi

menginfeksi. Antibodi HI bertahan >48 tahun  seroepidemiologi.


• Complement Fixation test: antibodinya hanya bertahan sekitar 2-3 tahun saja.
• Neutralization Test : paling spesifik dan paling sensitif untuk virus dengue, berdasarkan reduksi dariplaque
yang terjadi bertahan >48 tahun.
• Identifikasi virus dengan Fluorescence antibody technique test .
• Isolasi virus
DIAGNOSIS Klinis
1. Demam tinggi dengan mendadak dan terus-menerus selama
2-7 hari, biasanya bifasik
2. Manifesatasi perdarahan uji bendung positif.
3. Trombositopenia (<100.000/mm3)
Laboratorium
4. Bukti plasma leakage, ditandai dengan sekurang-kurangnya
Trombositopenia (< 100.000/ul)
satu dari keadaan berikut:

Peningkatan hematokrit ≥20% di atas rata-rata usia, sex dan
Hemokonsentrasi (nilai
populasi
hematokrit meningkat lebih 20%
Penurunan hematokrit ≥20% setelah tatalaksana
dari normal).
penggantian volume
Bukti plasma leakage lainnya: efusi pleura, asites dan
hipoproteinemia

“Tersangka DBD bila definisi kasus DBD belum terpenuhi,


Definisi kasus DBD, bila ditemukan seluruh 4 kriteria di atas.”
DIAGNOSIS
Kriteria Diagnosis Laboratorium
Probable dengue
Ketika diagnosis klinis + serologi
anti dengue
Confirmed dengue
Ketika diagnosis klinis + genome
virus dengue RT-PCR / antigen
dengue NS1 / serokonversi
pemeriksaan IgG dan IgM.
DIAGNOSIS BANDING

Berdasarkan manifestasi klinis


Demam tifoid, campak, influenza, hepatitis, demam cikungunya, leptospirosis, dan malaria

Adanya trombositopenia dan hemokonsentrasi


Sepsis, meningitis meningokok, Idiophatic Trombositopenic Purpura (ITP), leukemia, dan
anemia aplastik.
TATALAKSAN
A

44
TATALAKSAN
A

45
TATALAKSAN
A

46
TATALAKSAN
A

47
KRITERIA
PULANG • Perbaikan klinis
• Bebas demam 24 jam tanpa antipiretik
• Nafsu makan baik
• Jumlah urin cukup
• Tidak ada distress napas akibat efusi pleura
atau asites
• Jumlah trombosit >50.000/mm3
• Hematokrit stabil
PENCEGAHAN
Ada 2 cara pemberantasan vektor :
a. Menggunakan insektisida
Program pemberantasan demam berdarah
malathion  nyamuk dewasa (adultsida)
temephos (abate) jentik (larvasida).

b. Tanpa insektisida
•Menguras bak mandi, tempayan, dan tempat penampungan air
minimal 1x seminggu.
•Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
•Membersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng bekas dan
benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.
•Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai kelambu atau
lotion.
PROGNOSIS

Kematian oleh demam dengue hampir tidak ada,


sebaliknya pada DBD mortalitasnya cukup tinggi.

Prognosis dan perjalanan penyakit pada orang dewasa


umumnya lebih ringan daripada anak-anak.
ANALISIS KASUS
Pasien MP,seorang anak perempuan usia 14 tahun, dibawa ke rumah sakit. Sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit,
pasien mengeluhkan nyeri seluruh badan, tidak demam. Keesokan paginya pasien mengeluhkan sakit kepala seperti
ditusuk-tusuk. 3 jam setelah sakit kepala, pasien mengalami demam. Demam tinggi terus-menerus. Nyeri di belakang bola
mata ada. Buang air besar (BAB) seperti biasa. Buang air kecil (BAK) biasa berwarna kuning jernih. Pasien juga mengeluh
sakit perut, mual dan muntah, frekuensi muntah 1 kali, isi apa yang dimakan dan minum, muntah tidak menyemprot,
banyaknya kisaran ¼ gelas belimbing. Pada kulit lipatan perut dan betis kiri pasien terdapat bintik merah darah, mimisan (-).
Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Di keluarga dan lingkungan pasien tidak ada yang menderita
demam berdarah. Pasien tidak bepergian ke daerah endemik. Pasien tidak memiliki riwayat transfusi darah sebelumnya.
Pasien sudah berobat namun tidak ada perubahan
Dari hasil pemeriksaan laboratorium selama pasien dirawat, didapatkan diagnosa mengarah ke Demam Dengue:
Demam tinggi mendadak dan terus-menerus.
Hasil laboratorium menunjukkan Trombositopenia (<100.000/ul).
Berdasarkan kriteria tersebut maka pasien ini dapat didiagnosis dengan Demam Dengue, karena ditemukan adanya demam
tinggi selama 2 hari, serta hasil laboratorium yang menunjukkan trombositopenia.. Pada pasien dilakukan tatalaksana
penanganan Demam Dengue serta dilakukan pemantauan gejala klinis dan laboratorium.
Prognosis pada pasien ini adalah bonam karena pasien respon terhadap terapi yang diberikan. Edukasi yang diberikan
kepada pasien dan orang tua adalah (1) penderita harus banyak minum, dapat diberikan sedikit demi sedikit namun sering,
(2) menghindari aktivitas berat, terutama yang mengakibatkan perdarahan, (3) menghindari dari gigitan nyamuk
(menggunakan lotion anti nyamuk atau memakai baju dan celana panjang), (4) melakukan 3M plus (menguras, menutup,
mengubur dan memantau), serta (5) mengenali tanda-tanda gawat.
Daftar Pustaka

53
Dengue haemorrhagic fever. Diagnosis, treatment, prevention and control, 2 nd edition. WHO, Geneva.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (1999). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi 3. FKUI,
Jakarta, hal 425-426.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2000). Kapita Selekta Kedokteran Ilmu Kesehatan Anak. FKUI,
Jakarta, hal 419 - 427.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2004). Demam Berdarah Dengue, Pelatihan bagi Pelatih
Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam Tatalaksana Kasus DBD. FKUI, Jakarta.
John D Synder, Larry K Pickering. 2000. Demam Dengue. Nelson Ilmu Kesehatan Anak 15th eds. Vol 2.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. Penerbit IDAI. 2014.
Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Indonesia Jilid 1. Penerbit IDAI. Jakarta. 2010.
Poesponegoro, Hardiono, dr. Sp.A(K). 2005. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta.

54
Thank You

Anda mungkin juga menyukai