Anda di halaman 1dari 2

“Transformasi Pelayanan Publik Pasca Pandemi di Perkotaan Melalui Pelaksanaan

Kebijakan Smart City di Yogyakarta”

A. Pendahuluan
Konsep kota pintar atau smart city merupakan konsep pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development) khususnya pada perkotaan dengan tujuan
memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi yang dibutuhkan. Faktanya
dalam membangun konsep smart city yang tidak hanya memikirkan terkait
penggunaan teknologi yang canggih saja, namun juga harus mengubah atau
membangun pola pikir (mindset) masyarakat untuk berpikir tentang sebuah kota yang
maju lewat konsep smart city dengan konsep pembangunan berkelanjutan.
Implementasi konsep smart city pada saat ini banyak memanfaatkan teknologi
informasi dan tranformasi layanan publik yang berubah dari yang model konvensional
menjadi berbasis.
Sampai pada tahun 2021 sebanyak 100 kota/kabupaten telah berhasil
mengimplementasikan gerakan smart city. Namun, dengan keberhasilan tersebut juga
perlu diingat bahwa pembangunan konsep smart city dalam pembangunan
keberlanjutan pada perkotaan juga perlu mengingat bahwa cita-cita bangsa Indonesia
adalah mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. (Aisyah et al.,
2021) menjelaskan bahwa transformasi layanan publik melalui smart city adalah
adanya perubahan layanan konvesional menuju layanan yang canggih/teknologi
dengan tujuan mensejahterakan masyarakat.
Implementasi transformasi layanan publik pemerintah Kota Yogyakarta
melalui adanya aplikasi Jogja Smart Service (JSS). Menurut Wakil Wali Kota
Yogyakarta, Heroe Poerwadi dalam (https://www.republika.co.id/) menilai dengan
adanya pengembangan E-Government termasuk JSS ini dinilai akan memberikan tata
kelola pemerintahan dan layanan publik yang semakin adaptif. Pemerintah Kota
Yogyakarta juga memberikan peraturan terkait dengan implementasi layanan publik
berbasis tekonologi lewat Peraturan Wali Kota Nomor 15 Tahun 2015 yang berisi
rencana pengembangan E-Government dalam pembangunan smart city. Rencana
dalam Wali Kota Nomor 15 Tahun 2015 secara garis besar meliputi beberapa tahapan
diantaranya penguatan infrastruktur jaringan, penguatan infrastruktur sistem
informasi, integrasi data dan pengembangan informasi, data warehouse, dan kebijakan
menuju smart city.
Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Wali Kota Nomor 15 Tahun
2015 maka pemerintah Kota Yogyakarta mengeluarkan aplikasi berbasis layanan
publik yaitu Jogja Smart Service (JSS) guna menunjang penerapan E-Govermernment
dalam pembangunan smart city. Perlu dipertanyakan terkait efektifitas penggunaan
aplikasi Jogja Smart Service oleh masyarakat Kota Yogyakarta. Pada umumnya
belum semua masyarakat Kota Yogyakarta memahami penggunaan aplikasi tersebut
dan dapat mengaksesnya.
Dalam prosesnya, transformasi layanan publik menuju konsep smart city di
Kota Yogyakarta sepenuhnya belum bisa diaplikasikan secara menyeluruh kepada
masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan yakni kondisi masyarakat
dalam hal adaptasi dengan teknologi dan penyediaan infrastruktur. Selepas hal itu
juga perlu mengetahui seberapa besar upaya pemerintah Kota Yogyakarta dalam
menciptakan strategi transformasi layanan publik pasca pandemi dalam penerapan
smart city. Dengan berbagai permasalahan yang sebelumnya dipaparkan maka peneliti
dalam jurnal ini berusaha untuk menyelidiki transformasi pelayanan publik pasca
pandemi melalui penerapan smart city di Kota Yogyakarta.
B. Kerangka Teori
1. Pelayanan Publik
2. Kebijakan
3. Smart City

Anda mungkin juga menyukai