Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada dasarnya dalam ilmu taksonomi, seluruh makhluk hidup
dikelompokkan ke dalam dua kerajaan (kingdom), yakni kingdom tumbuhan
(kingdom plantae) dan kerajaan hewan (kingdom animalia). Pengelompkan
tersebut didasarkan atas persamaan ciri-ciri atau persamaannya. Tumbuhan
mempunyai ciri-ciri tertentu, yakni mempunyai klorofil (zat hijau daun) dan
hewan mempunyai ciri-ciri tersendiri pula, yakni dapat bergerak.
Dalam sebuah penelitian ditemukan adanya beberapa makhluk hidup
bersel satu yang sekaligus mempunyai cirri-ciri tumbuhan dan ciri-ciri hewan
(mempunyai klorofil dan dapat bergerak leluasa). Akhirnya sebagian ahli
berpendapat bahwa bahwa makhluk-makhluk hidup ini sebaiknya
dikelompokkan ke dalam kingdom animali8a, filum protozoa. Di dalam uraian
ini, kita mengikuti pendapat yang kedua. Protozoa kita masukkan ke dalam
kingdom animalia, kelompok avertebrata.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian protozoa
2. Untuk mengetahui proses reproduksi protozoa
3. Untuk mengetahui klasifikasi protozoa
4. Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan protozoa

1
BAB II
Konsep Dasar Protozoologi

2.1. Definisi Protozoologi


Protozoologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang hewan bersel
satu yang hidup sebagai parasit  pada manusia.
2.2. Definisi Protozoa
Protozoa adalah hewan bersel satu yang dapat hidup secara
mandiri atau berkelompok. Tiap protozoa  merupakan satu sel yang
merupakan kesatuan yang lengkap, baik dalam susunan maupun
dalam fungsinya.
2.3. Morfologi Protozoa
Struktur dari sel Protozoa terdiri dari dua bagian: 
1.  Sitoplasma,
Sitoplasma terdiri dari:
A. Ektoplasma
Ektoplasma yaitu bagian luar yang terdiri dari hialin yang
jernih dan homogen dengan struktur yang elastis. Fungsinya
sebagai:
a. Alat pergerakan,
b.  Mengambil makanan,
c. Ekskresi,
d. Respirasi,
e.  Mempertahankan diri.
a) Ektoplasma berfungsi sebagai alat pergerakan dengan cara
membuat:
a. Pseudopodia pada kelas Rhizopoda
b. Silia pada kelas Ciliata
c. Flagel pada kelas Mastigophora (Flagellata)
d. Membran bergelombang pada Mastigophora
Pseudopodia pada Rhizopoda membentuk pergerakan yang
amoeboid, sedang silia pada Ciliata bergetar secara ritmis dan
flagel yang dibantu oleh membran bergelombang pada
Mastigophora dapat bergerak ke segala jurusan. Pada Sporozoa
pergerakan hampir tak kelihatan.

2
b) Ektoplasma berfungsi mengambil makanan
Yaitu Protozoa bergerak dan mengambil makanan dengan
pseudopodia, makanan cair diserap secara osmosis sedang
makanan padat melalui sitoplasma (mulut yang rudimenter)
lalu melalui sitofaring membentuk tabung ke dalam
endosplasma. Dalam vakuola, makanan diubah oleh enzim
hingga dapat dicerna.
c) Ektoplasma berfungsi untuk ekskresi
Dilakukan dengan tekanan osmosis dan difusi. Pada
beberapa spesies ekskresi dilakukan oleh vakuola kontraktil,
tapi pada umumnya ekskresi dilakukan melalui permukaan sel
yaitu lubang khusus sitopage.
d) Ektoplasma berfungsi untuk respirasi 
Secara langsung dengan mengambil oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida atau secara tidak langsung
dengan mengambil oksigen yang dilepas oleh aktivitas enzim
dari persenyawaan kompleks.
e) Ektoplasma berperan dalam bertahan diri 
Yaitu dengan melindungi bagian yang lebih dalam. Pada
stadium trofozoit ektoplasma berbentuk selaput tipis yang tidak
memberi bentuk tetap pada golongan Amoeba, tapi memberi
bentuk tetap pada Ciliata dan Mastigophora. Pada stadium
kista, ektoplasma membentuk selaput kuat yang disebut
dinding kista. Bentuk dinding kista ini diperlukan untuk
kelangsungan hidup diluar hospes dan sebagai pertahanan
terhadap zat di saluran percaernaan.
B. Endoplasma (bagian dalam)
Endoplasma adalah bagian dalam dari sel, tidak jernih yang
berbutir – butir dan di dalamnya terdapat inti. Di dalam
endoplasma ini terdapat vakuola makanan, makanan cadangan,
vakuola kontraktil, benda asing, dan benda kromatoid. Pada
Mastigophora biasanya terdapat kinetoplasma yang terdiri dari
benda para basal dan bleparoplas, yaitu tempat keluar flagel.

3
2. Nukleus atau inti.
Nukleus atau Inti adalah bagian terpenting yang diperlukan untuk
mempertahankan hidup dan untuk reproduksi serta untuk mengatur
metabolisme. Nukleus terdiri dari membran inti (selaput inti) yang
meliputi serabut inti (retikulum) yang berisi cairan dan kariosom.
Dalam nukleus yang berbentuk vesikel, butir – butir kromatin
berkumpul membentuk butir tunggal. Dalam nukleua yang berbentuk
granula butir – butir tersebar merata. Struktur inti, terutama susunan
kromatin dan kariosom berperan dalam membedakan spesies dari
Protozoa.

2.4. Fisiologi Protozoa


Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi
beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik misalnya
pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa
aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk
metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses
transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen.
Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa
organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis
maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka
oksideng dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui
membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi
melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis.
Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat
saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan
denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian
dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke
sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara
fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari
kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang
fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh
vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian
mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola
makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola

4
membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam
sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan
dari sel.
Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri.
Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang
disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan
dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan
kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang
terletak disamping sitosom
2.5. Habitat Protozoa
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah.
Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air
tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada
organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa
organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks,
termasuk manusia.
Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada
permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan
kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa
laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain
hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di
danau, sungai, kolam, atau genangan air.
Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di
dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa
protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan
penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka
memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan
hewan lainnya.
2.6. Reproduksi Protozoa
Protozoa mempunyai dua cara reproduksi yaitu:
A. Cara aseksual,
B. Cara seksual.

5
1) Cara aseksual (berkembang biak tanpa perkawinan)
Apabila keadaan lingkungan baik, maka Protozoa akan
mengadakan pembelahan diri yang dimulai dari kariosom, nukleus
dan seterusnya sitoplasma. Biasanya dari satu parasit menjadi dua
dan seterusnya. Cara ini disebut pembelahan biner (binary
fission) dan cara ini hanya terjadi pada bentuk Trofozoit (vegetatif).
Cara perkembang biakan satu sel menjadi dua ini disebut juga
sebagaiendodiogenik, yaitu satu inti akan membelah menjadi dua,
lalu diikuti oleh sitoplasma.
Ada lagi perkembangbiakan yang disebut
dengan endopoligenik, yaitu inti membelah menjadi banyak, lalu
diikuti oleh sitoplasma. Dalam hal ini, salah satu sel akan
berkembangbiak menjadi beberapa sel baru. Pembelahan ini teratur
dan sitoplasma juga mengikuti pembelahan ini secara teratur. Pada
pembelahan inti menjadi banyak tapi tidak teratur tiap belahan akan
diikuti oleh sitoplasma dan terjadi beberapa sel baru yang
bentuknya kurang teratur, maka pembelahan ini
disebut splitting.Hal ini biasanya terjadi pada proses infeksi yang
sangat akut.
Perkembangbiakan dimana satu ini membelah menjadi banyak
dan diikuti pembelahan sitoplasma, hingga terbentuk merozoit yang
banyak, perkembangbiakan ini disebut skizogoni.
2) Cara seksual
Pada pembiakan secara seksual berupa perkawinan antara
mikrogamet dan makrogamet. Setelah terjadi perkawinan akan
menhasilkan zigot (zygosis = menjadi satu), lalu terbentuk ookinet
lalu menjadi ookista yang di dalamnya terbentuk sporozoit, proses
ini disebut sporogoni.
2.7. Klasifikasi Protozoa
Protozoa yang berperan sebagai parasit pada manusia dalam
dunia kedokteran dibagi dalam 4 kelas, yaitu:
1. Kelas Rhizopoda
2. Kelas Flagellata : Mastigophora (mastix = cambuk, phoros =
mengandung)
3. Kelas Ciliata (cilia = bulu)
4. Kelas Sporozoa
5. Pembagian Filum 

6
Protozoa secara sitematik dapat dilihat pada pembagian secara
sistematik menurut:
1.  Thomas V.V.   
2. Chatterjee K.D.
2.8. Hubungan Sporozoa Bagi Kehidupan Manusia
Sporozoa hidup sebagai parasit bila terdapat didalam tubuh inang.
Cara mendapatkan makanannya dengan menyerap nutrisi inangnya,
misalnya Plasmodium yang merupakan anggota Sporozoa paling terkenal.
Pada tubuh manusia, Plasmodium menyebabkan penyakit malaria.
Penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah
digigit, Plasmodium langsung menyebar di dalam darah dan berkembang
biak di dalam hati dan akan menginfeksinya sehingga menyebabkan
kematian.
Ada empat jenis species Plasmodium yang dapat menyebabkan
penyakit malaria. Masing-masing jenis Plasmodium menimbulkan gejala-
gejala tersendiri pada tubuh penderitanya.
a. Plasmodium vivax, merupakan penyebab malaria tersiana yang
bersifat tidak ganas, gejalanya adalah suhu badan panas dingin
berganti-ganti setiap 2 hari sekali. Jenis malaria ini tersebar hampir
diseluruh kepulauan diIndonesia dan merupakan jenis malaria
terbanyak yang dijumpai didaerah yang sering diserang penyakit
malaria.
Masa inkubasi malaria tersiana berkisar antaran 12-17 hari, yang
diawalai dengan gejala nyeri kapala, nyeri pinggang, mual, muntah,
dan badan terasa lesu. Pada awalnya timbul demam yang tidak teratur
disusul dengan demam teratur setiap 48 sekali diwaktu siang atau sore
hari. Suhu badan dapat mencapai 41 derajar selsius. Keadaan ini dapat
diikuti dengan pembengkakakan limfa dan timbul cacar herpes pada
bibir, using, dan rasa ngantuk. Kondisi tersebut terjadi karena adanya
gangguan diotak.
b. Plasmodium ovale, merupakan penyebab malaria tersiana yang ganas,
gejalanya sama dengan pada malaria tersiana. Malaria yang
disebabkan parasit jenis ini relatif jarang kambuh dan dapat sembuh
sendiri tanpa pengobatan.
c. Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana yang bersifat tak
ganas, gejalanya suhu badan panas dingin setiap 3 hari sekali. Jenis

7
malaria ini dapat tumbuh subur didaerah tropik, baik didataran rendah
mauun dataran tinggi.
Masa inkubasi plasmodium ini antara 18-40 hari. Gejala
serangannya menyerpai  plasmodium vivax. Namun, demam
dirasakan pada sore hari dengan frekuensi yang teratur. Plasmodium
malariae dapat menyebabkan gangguan pada ginjal yang bersifat
menahun.
d. Plasmodium falciparum, penyebab malaria kuartana yang bersifat
ganas, gejalanya suhu badan panas dingin tak beraturan. Penyakit
malaria jenis ini termasuk malaria ganas dengan masa inkubasi 9-14
hari. Serangan dari plasmodium jenis ini diawali dengan rasa nyeri
kepala,pegal linu, dan nyeri pinggang yang dilanjutkan dengan rasa
mual serta mutah dan diare. Suhu badan tidak terlalu tinggi seperti
serangan plasmodium yang lain sehingga penderita tidak terasa seperti
sakit malaria. Bila  keadaan ini tidak segera diobati, intensitas
serangan semakin berat, bahkan dapat menyerang limfa dan hati.
Apabila hai sudah terkena, akan timbul gejala tambahan yang
menyerupai penyakit kuning. Selain itu, penderita merasa gelisah dan
kadang-kdang mengigau diikuti dengan keluarnya keringat dingin dan
disertai dengan peningkatan frekuensi denyut nadi serta paernapasan.
Penyakit ini dapat menyerang ginjal yang ditandai warna air kencing
menjadi keruh dan menghitam. Gejala selanjutnya, mata membengkak
dan menderita tidak akan mengeluatkan air kencing dengan baik.
Akibat paling buruk akan terjadi bila plasmodium tersebut sudah
menyerang otak sehingga menyebabkan gumpalan darah pada
pembuluh darah. Akibat lebih lanjut dapat mnyebabkan proses 
kelumpuhan, menurunnya kesadaran, dan akhirnya penderita tersebut
meninggal. Serangan dari plasmodium jenis ini memberikan gejala
yang paling berat sehingga proses pengobatan perlu dilakukandengan
takaran yang tinggi. Selain itu, perlu dibarikan tambahan obat-obatan
yang lain untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan
2.9. Beberapa Protozoa Yang Bisa Menyebarkan Penyakit
A. Entamoeba histolytica, penyebab disentri
Disentri merupakan penyakit pada gangguan pencernaan
yang ditandai dengan peradangan usus besar.
Gejala : diare berat sehingga timbul darah pada saat BAB,
muntah yang dapat menimbulkan resiko dehidrasi.

8
B. Trypanosoma brucei, penyebab penyakit tidur di Afrika.
Penyakit ini ditimbulkan oleh gigitan lalat, yang
dinamakan lalat tse-tse.
Gejala : pertama yaitu adanya suatu benjolan kecil yang
berwarna merah. Apabila penyakit itu akan berkembang, tanda-
tanda dan gejala-gejala akan nampak lebih lanjut dalam waktu dua
atau tiga minggu. Kebanyakan dirasakan sakit kepala, nyeri urat
syaraf, tidak dapat tidur (insomnia), kehilangan kesanggupan untuk
mempersatukan pikiran dan denyut nadi yang cepat.  
C. Trichomonas vaginalis, parasit pada alat kelamin wanita dan
saluran kelamin laki-laki.
Trichomonas vaginalis merupakan penyakit menular lewat
hubungan seksual (PMS), seseorang beresiko terkena  PMS apabila
melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik
melalui vagina, oral maupun anal, bila tidak diobati dengan benar
penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi,
seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir
bahkan kematian.
Pada wanita : gejalanya Rasa sakit atau nyeri pada saat
kencing atau hubungan seksual, rasa  nyeri pada perut bagian
bawah, pengeluaran lendir pada vagina atau  alat kelamin,
keputihan berwarna putih susu bergumpal disertai rasa gatal dan
kemerahan pada alat kelamin dan sekitarnya, keputihan yang
berbusa, kehijauan, berbau busuk dan gatal, timbul bercak-bercak
darah setelah berhubungan seksual, bintil-bintil berisi cairan, lecet
atau borok pada alat kelamin.
Pada laki-laki : gejalanya Berupa bintil-bintil berisi cairan,
lecet atau borok pada penis atau alat kelamin, luka tidak sakit,
keras dan berwarna merah pada alat kelamin, rasa gatal yang hebat
sepanjang alat kelamin, rasa sakit yang hebat pada  saat kencing,
bengkak, panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian
berubah menjadi borok. 

9
BAB III
Konsep Dasar Entomologi

3.1. Definisi Entomologi


Secara terbatas  Entomologi adalah ilmu yang mempelajari
serangga. Akan tetapi, arti ini seringkali diperluas untuk mencakup ilmu
yang mempelajari artropoda (hewan beruas-ruas) lainnya, khususnya laba-
laba dan kerabatnya (Arachnida atau Arachnoidea), serta luwing dan
kerabatnya (Millepoda dan Centipoda).
Istilah ini berasal dari dua perkataan Latin – entomon bermakna
serangga dan logos bermakna ilmu pengetahuan. Entomologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang vector, kelainan dan penyakit yang disebabkan
oleh arthropoda.
3.2. Klasifikasi Serangga
Klasifikasi serangga bertujuan untuk mempermudah dalam
melakukan identifikasi atau mengenali jenis jenis serangga yang ada
dilapanagan.
Dunia binatang ( animal kingdom ) terbagi menjadi beberapa
golongan besar yang masing-masing disebut filum. Dari masing-masing
filum tersebut dapat dibedakan lagi manjadi golongan-golongan yang lebih
kecil yang disebut kelas. Dari kelas ini kemudian digolongkan lagi
menjadi ordo (bangsa) kemudian famili (suku), genus (marga) dan spesies
(jenis). Beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai
hama tanaman adalah Aschelminthes (nematode), Mollusca (siput),
Chordata (binatang bertulang belakang) dan arthropoda ( serangga )
Arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi
(beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut,
serta di dalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling
banyak jenis atau macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah
keseluruhan spesies hewan di dunia yang telah diketahui .
Dalam buku “ microbiology for the health Sciences “, burton
mengemukakan bahwa ada banyak perbedaan kelas arthropoda, tetapi
hanya ada tiga yang dipelajari diparasitologi yakni : serangga( Kelas
Insekta ), Arachnida ( kealas Arachnida ) dan Krustacea ( kelas
Krustacea).

10
3.3. Morfologi Serangga
Tanda Morfologi Antropoda :
a. Badan beruas-ruas
b. Umbai-umbai beruas-ruas
c. Eksoskelet
d. Bentuk badan simetris bilateral
Fungsi Eksoskelet :
a. Sebagai penguat tubuh
b. Pelindung alat dalam
c. Tempat melekat otot
d. Pengatur penguapan air
e. Penerus rangsang dari luar
Fungsi Umbai-umbai :
a. Pada kepala menjadi antena dan Mandibula
b. Pada Toraks menjadi kaki dan sayap
c. Ada Abdomen menjadi  kaki pengayuh

3.4. Daur Hidup


Pertumbuhan serangga dipengaruhi oleh hormon Juvenile. 
Pengelupasan kulit dipengaruhi oleh hormon Ecdyson.
a. Stadium Metamorfosiss sempurna : Telur   –   larva   –   Pupa   - 
Dewasa
b. Stadium metamorfosis tidak sempurna :  Telur – (larva) – Nimfa –
Dewasa
3.5. Pembagian Serangga
A. Pembagian serangga sebagai parasit berdasar habitat pada
manusia
a. Endoparasit : hidup/mengembara dalam jaringan tubuh.
Contoh : Larva lalat penyebab miasis, Pinjal penyebab tungiasis
b. Ektoparasit : hidup pada permukaan tubuh hospes.
Contoh : Tungau, Tuma, Pinjal, Nyamuk

11
B. Pembagian serangga sebagai parasit berdasarkan lamanya hidup
dalam hospes
a. Parasit permanen : seluruh/sebagian besar hidupnya ada pada satu
hospes.
Contoh : Tungau kudis, tuma pada manusia, pinjal dan sengkenit
keras pada binatang
b. Parasit periodik : berpindah-pindah dari satu spesies ke hospes
lain dalam daur hidupnya.
Contoh : Nyamuk, Sangkenit lunak
3) Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya
Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu:
a. Kelas Crustacea (golongan udang).
Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air
laut dan air tawar. Kata Crustacea berasal dari bahasa-bahasa latin
yaitu kata Crusta yang berarti cangkang yang keras Berdasarkan
ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut:
a) Entomostraca (udang tingkat rendah)
Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu:
1) Branchiopoda
2) Ostracoda
3) Copepoda
4) Cirripedia
b) Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu:
1) Isopoda
2) Stomatopoda
3) Decapoda
b. Kelas Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba).
Anggota Arachnida meliputi kalajengking, laba-laba,
tungau atau caplak. Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang
merugikan manusia, hewan dan tumbuhan. Arachnida bersifat
karnivora sekaligus predator. Tempat hidupnya adalah di darat
Klasifikasi Arachnida dibagi dalam 3 ordo, yaitu:
a) Scorpionida
contohnya: Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp,
Centrurus sp), Ketonggeng (Buthus). Hewan ini memiliki

12
perut beruas-ruas dan ruas terakhir berubah menjadi alat
pembela diri.
b) Arachnoidea
Contohnya adalah segala macam laba-laba, antara lain :
1) Laba-laba jaring kubah (terdapat di Bostwana, Afrika
Selatan)
2) Laba-laba primitif Liphistius (di rimba Asia Tenggara)
3) Laba-laba penjerat (di Malaysia)
4) Laba-laba pemburu (di Meksiko)
5) Laba-laba srigala
6) Laba-laba beracun Latrodectes natans dan Laxosceles
reclusa
7) Tarantula (Rhechostica hentz)

c. Kelas Myriapoda (golongan luwing).


Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan
Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai
satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak
dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat
yang banyak mengandung .
a) Klasifikasi (penggolongan Myriapoda)
Dalam penggolongannya Myriapoda merupakan gabungan
dari dua kelas, yakni:
1. Kelas Chilopoda
Contoh: kelabang : Lithobius forticatus dan Scolopendra
morsitans sampah, misal kebun dan di bawah batu-batuan.
2. Kelas Diplopoda
Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis)
d. Kelas Insecta (serangga)
Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal
dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki.
Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta
lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini
menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik
bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.

13
a) Klasifikasi (penggolongan) Insecta (serangga).
Berdasarkan metamorfisnya, serangga dibedakan atas dua
kelompok, yaitu:
1. Hemimetabola
Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna.
1. Orthoptera
2. Odonata
3. Hemipter
4. Homoptera
2. Holometabola
Holometabola yaitu serangga yang mengalami
metamorfosis sempurna. Berdasarkan ciri sayap dan alat
mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu
ordo:
1. Neuroptera
2. Lepidoptera
3. Diptera
4. Coleoptera
5. Siphonoptera
6. Hymenoptera
3.6. Serangga Sebagai Vektor Penyakit
Menurut ukuran besarnya peran dalam ilmu kedokteran serangga
dapat dibagi dalam golongan :
1) Yang menularkan penyakit ( vector dan hospes perantara )
2) Yang menyebabkan penyakit ( parasit )
3) Yang menimbulkan kelainan karena toksin yang dikeluarkan
4) Yang menyebabkan alergi pada orang yang rentan.
5) Yang menimbulkan entomofobia ( perasaan takut terhadap serangga,
rasa takut disebabkan oleh bentuknya atau karena gerakannya )
Dari jenis jenis serangga yang ada ordo dipteri adalah jenis yang
paling berperan sebagai vektor penyakit. Banyak penyakit penyakit yang
disebabkan oleh virus, bakteri ataupun mikroorganisme lainnya yang
menyebabkan penyakit, dibantu oleh serangga dalam penyebarannya
khususnya ordo dipteri yaitu nyamuk dan lalat.

14
3.7. Beberapa cara penularan penyakit melalui Serangga
1) Penularan secara mekanik.
Berlangsung dari penderita ke orang lain dengan
perantaraan bagian luar tubuh serangga. misalnya : telur cacing,
kista protozoa, dan bakteri usus dapat dipindahkan dari tinja ke
makanan melalu badan atau kaki serangga . serangga yang
berperan biasanya adalah lalat.
2) Penularan secara biologi.
Berlangsung setelah parasit atau agen yang dihisap serangga
vektor mengalami proses biologi dalam tubuh vektor seperti
membelah diri ataupun bermutasi.
Misalnya :
a. yersinia petis dalam pijal tikus ( membelah diri )
b. plasmodium valciparum dalam nyamuk anopheles (bermutasi
dan membelah diri)
c. wucheria banerofti dalam badan nyamuk culex ( bermutasi )
3) Pernularan secara transovarian.
Berlangsung distadium muda vektor. Telur dalam tubuh
vektor menerima infeksi dan induknya, walaupun induknya telah
mati mempertahankan penyebab penyakit yang diperoleh selama
pertumbuhannya menjadi larva infektif dan kemudian
menularkannya. Misalkan :Ricketsia tsutsugamushi dalam larva
infektif (chigger) leptotrombidium.
3.8. Beberapa Serangga Yang Dapat Menularkan Penyaki
1) Kecoa
Kecoa dengan mudah kita jumpai di rumah tinggal. Ia memakan
hampir segala macam makanan yang ditemukannya untuk bertahan
hidup. Baunya yang tidak sedap, kotoran dan kuman yang ia
tinggalkan di setiap tempat yang ia hinggapi, membuat kecoa
dianggap sebagai indikator sanitasi yang buruk. Berbagai kuman
penyakit yang berasal dari tempat-tempat kotor menempel pada tubuh
kecoa dan akan menempel di setiap tempat yang dia hinggapi. Oleh
karena itulah kecoa dapat menjadi penyebab berbagi jenis penyakit
mulai hari tipus, toksoplasma, hingga penyakit SARS yang
mematikan, sehingga perlu dikendalikan populasinya.

15
Hewan yang biasa disebut lipas ini metamorfosisnya tidak
sempurna dan banyak ditemukan di daerah tropis, bahkan sampai di
daerah dingin. Kemampuannya dalam beradaptasi tidak perlu
diragukan lagi, ia mampu bertahan hidup dalam kondisi yang ekstrem
sekali pun.
Pengendalian kecoa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain dengan insektisida. Atau dengan menyiramkan air panas pada
telur kecoa agar tidak menetas dan berkembang biak.
2) Nyamuk
Nyamuk merupakan serangga Ordo Diptera, yang
mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Tubuhnya yang
kecil dengan enam kaki panjang. Ukuran tubuh nyamuk berbeda-
beda tapi tidak lebih dari 15 mm dengan berat tubuh 2 - 2.5 mg.
Jumlah spesies nyamuk mencapai 2700 jenis di dunia . Nyamuk
jantan tidak menghisap darah, sedangkan nyamuk betina
menghisap darah untuk mendapatkan protein untuk pembentukan
telur.
Nyamuk Anopheles merupakan penyebab penyakit malaria.
Ia menggigit dengan posisi badan, mulut dan jarum yang
dibenamkan ke kulit manusia dalam satu garis. Adapula yang suka
menggigit dalam posisi mendatar sesuai dengan posisi ’pendaratan’
di permukaan kulit korbannya. Nyamuk ini adalah Aedes aegypti
yang menjadi penular penyakit demam berdarah dan Chikungunya.
Nyamuk lain adalah Culex penyebab penyakit radang otak atau
biasa disebut west nile virus alias virus Nil Barat, asal penyakit
tersebut dari belahan benua Afrika.
Penanggulangan demam berdarah yang paling umum
dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan melalui
gerakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur sarang nyamuk)
dan pengasapan. Tujuannya adalah untuk memutus mata rantai
perkembangbiakan jentik nyamuk
3) Lalat
Serangga lalat merupakan hewan yang hidup dan
berkembang biak di tempat-tempat kotor dan berbau busuk.
Serangga kecil ini sangat mengandalkan penglihatan untuk
bertahan hidup, mata majemuknya terdiri atas ribuan lensa dan
sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki

16
penglihatan tiga dimensi yang akurat. Saat ini, ditemukan tidak
kurang dari 60.000 – 100.000 spesies lalat di dunia.
Jenis lalat yang perlu diwaspadai di antaranya lalat rumah
(Musca domestica), lalat hijau (Lucilla seritica), lalat biru
(Calliphora vornituria), dan lalat latirine (Fannia canicularis). Dari
keempat jenis tersebut, lalat rumah adalah yang paling dikenal
sebagai pembawa penyakit. dan banyak dijumpai di tempat-tempat
yang terdapat sampah basah hasil buangan rumah tangga, terutama
yang kaya zat-zat organik yang sedang membusuk. Di lalat
mencari makanan dan berkembang biak.
Bermacam-macam mikroorganisme penyebab penyakit
menempel di kaki lalat dan rambut-rambut halus di sekujur
tubuhnya. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat biasanya
berhubungan dengan saluran pencernaan. karena perpindahan
kuman dan mikroorganisme dari lalat ke dalam tubuh manusia
terjadi secara mekanis. Lalat dari tempat kotor dan busuk
kemudian hinggap di makanan sehingga makanan terkontaminasi.
Mikroorganisme akan masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan
makanan itu.
Penyakit-penyakit yang biasanya ditularkan lalat antara lain
kolera, diare, disentri, tifus, dan virus penyakit saluran pencernaan.
Lalat juga dapat menularkan penyakit difteri, membawa virus
penyakit polio dan gatal-gatal pada kulit.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi populasi lalat
antara lain dengan menggunakan alat perangkap, umpan, dan alat
pembunuh elektrik. Namun, cara ini hanya efektif untuk
penanggulangan pada skala kecil, seperti rumah, kantor, dan hotel.
Cara terbaik untuk menghindari gangguan lalat adalah
dengan selalu menjaga kebersihan di lingkungan sekitar tempat
tinggal dan tidak membuang sampah organik sembarangan.

17
BAB III
PENUTUP

 
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulan bahwa :
1.  Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protistha
uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus
hidupnya dapat membentuk sejenis spora dan dapat menginfeksi inangnya,
Sporozoa merupakan satu-satunya anggota Protozoa yang tidak memiliki
alat gerak.
2. Semua Sporozoa memiliki ciri-ciri bertubuh bulat atau bulat memanjang,
tidak memiliki alat gerak dan vakuola konterktil, bersifat parasit bila
berada didalam tubuh hewan maupun manusia.
3. Sporozoa melakukan dua tahap perkembangbiakan dalam daur hidupnya
yaitu Reproduksi secara aseksual dengan skizogoni pembelahan diri yang
berlangsung didalam tubuh inang tetap (manusia), dan secara seksual
dengan sporogoni yaitu pembentukan spora yang berlangsung pada inang
perantara (hospesintermediet).
4. Sporozoa hidup sebagai parasit bila terdapat didalam tubuh inang
(manusia) dan menyebabkan penyakit malaria.
3.2. Saran
Diharapkan masyarakat dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya
agar terhidar dari segala sumber penyakit, karena lebih baik mencaegah dari pada
mengobati.
 
 
 

18
DAFTAR PUSTAKA

Sumiati Sa’adah. 2010.Materi Pokok Zologi Invertebrata. Bandung


Anshori. Moch. 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-
Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta ; Depdiknas
Aziz, Abdul. 2008. Dan Alampun Bertasbih. Jakarta; Balai Pustaka.
Ensiklopedi SAINS dan Kehidupan. Pusat Perbukuan Proyek Pengembangan
Sistem dan Standar Pembukuan Dasar dan Menengah;Depdiknas. 2003
Pitriana, Pipit. 2008. Bioekspo;Menjelajah Alam dengan Biologi. Solo; Wangsa
Jatra Lestari.
Pratiwi, D.A. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA. Jakarta;Erlangga.
Tjokronegoro, Arjatmo dan Utama, Hendra. 1998. Parasitologi
Kedokteran. JAKARTA : FKUI.
Iskandar Adang dkk. 1985. Pemberantasan serangga dan Binatang pengganggu.
JAKARTA: APK-TS

19

Anda mungkin juga menyukai