Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS STABILITAS LERENG BENDUNGAN JATIGEDE DENGAN

PARAMETER GEMPA TERMODIFIKASI


Zaid Ramadhan Hanan1, Pitojo Tri Juwono2, Anggara WWS2
1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
1
zaid.hanan@gmail.com

ABSTRAK
Stabilitas suatu bendungan merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam
pembangunannya. Bendungan Jatigede adalah bendungan dengan tinggi 114 meter dari galian terdalam
dengan tampungan sebesar 1 milyar meter kubik. Merupakan bendungan terbesar kedua di Indonesia
membuat Bendungan Jatigede sangat diperhatikan dalam perhitungan stabilitasnya yang mencakup aspek
keamanan teknis dan non teknis. Adapun pembahasan kestabilan lereng Bendungan Jatigede lebih lanjut
mengenai pengaruh gempa bumi yang mungkin terjadi di daerah bendungan tersebut, dengan menggunakan
metode parameter gempa termodifikasi terhadap kestabilan bendungan. Simulasi yang digunakan adalah
dengan menggunakan gempa kala ulang 100 tahun (OBE) dan gempa kala ulang 10,000 tahun (MDE) dengan
mencakup 4 kondisi bendungan yaitu kondisi waduk kosong, muka air normal, Intermediate, banjir dan surut
cepat. Adapun dalam metode gempa termodifikasi ini, kekuatan gempa diukur dengan fungsi ketinggian
gempa yaitu Y/H = 0.25, 0.50, 0.75, 1.00. Dimana akselerasi gempa yang digunakan mulai dari yang terkecil
0.129 g hingga 0.318 g yang tertinggi, akselerasi gempa tersebut didapatkan dari perhitungan menggunakan
peta gempa Fukushi & Tanaka.
Hasil dalam analisa ini adalah dengan Limit Equilibrium Method simulasi manual didapatkan faktor
keamanan sebesar 1.577, sedangkan dengan Limit Equilibrium Method simulasi program Geostudio Slope/W
didapatkan faktor keamanan mulai dari 0.975 hingga 1.637, namun dengan Finite Element Method simulasi
program Plaxis 2D didapatkan faktor keamanan mulai dari 1.649 – 1.722. Dimana Bendungan Jatigede
dikatakan tidak aman hanya pada simulasi Geostudio Slope/W dengan gempa kala ulang 10,000 tahun (MDE)
pada kondisi muka air Intermediate di hulu, muka air normal di hulu dan kondisi surut cepat di hulu karena
nilai faktor keamanan dibawah satu (SF < 1). Adapun dengan melakukan simulasi ini dapat diketahui
potongan bendungan dengan longsoran di hulu dan hilir juga deformasi pada tubuh Bendungan Jatigede.
Untuk kondisi yang tidak aman, dapat dilakukan perhitungan lanjutan dengan metode Newmark dan Makdisi-
Seed.

Kata kunci : Stabilitas Bendungan, Metode Gempa Termodifikasi, Faktor Keamanan, Simulasi Stabilitas.

ABSTRACT
A stability of a dam is one of the minimum requirements that must be calculated in its construction.
Jatigede Dam is on of the dam with 114 meters height from the lowest excavation and with water reservoir
about 1 billion meters cubic in it. To be the second biggest dam in Indonesia makes Jatigede Dam must have
a perfect calculation in its stability which consist of technical and non technical aspects. Morover, deep study
about Jatigede Dam’s slope stability about earthquake aspect is needed, within an earthquake modificated
method for slope stability. The simulation is using earthquake period 100 years (OBE) and earthquake period
10,000 years (MDE) with 4 different conditions of dam which are, empty reservoir condition, normal water
level, intermediate water level, flood water level and rapid drawdown condition. And in this earthquake
modificated method, earthquake strength is measured by the dam height function which are Y/H = 0.25, 0.50,
0.75, 1.00. Where the earthquake acceleration used in the simulation are beginning from the lowest is 0.129 g
until the highest 0.318 g, which these accelaration calculated from earthquake map Fukushi & Tanaka.
The results from the analysis are, with Limit Equilibrium Method manual simulation the dam safety
factor is 1.451, while with Limit Equilibrium Method Geostudio Slope/W program simulation the dam safety
factors are with the lowest 0.975 until the highest 1.637, but with Finite Element Method Plaxis 2D program
simulation the dam safety factors are with the lowest 1.649 until the highest 1.722. Jatigede Dam is not safety
for these simulation are only with Geostudio Slope/W program simulation with earthquake period 10.000
years (MDE) and in conditions intermediate water level upstream, normal water level upstream and rapid
drawdown condition upstream because the safety factors are below one (SF < 1). And with the simulation we
can understand about the dam section with the landslide in upstream and downstream and about the
deformation of the maindam itself too. For factors those are not safe, we can do deep calculation about it with
Newmark dan Makdisi-Seed methods.

Keywords : Dam Stability, Earthquake Modificated Method, Safety Factor, Stability Simulation.
A. PENDAHULUAN empiris dan aplikasi pemrograman
Stabilitas suatu bendungan komputer.
merupakan salah satu persyaratan yang
harus dipenuhi dalam pembangunan B. METODOLOGI ANALISIS
suatu bendungan, dimana jika syarat 1. Penggunaan Metode Simulasi :
stabilitas tersebut tidak terpenuhi, maka a. Metode Limit Equilibrium
akan mengakibatkan masalah keamanan Method (LEM)
bendungan yang meliputi pelimpahan Metode ini digunakan pada
(overtopping), kebocoran, rembesan, program Geostudio Slope/W dengan
longsoran, erosi dan retakan. Stabilitas ini metode Bishop dan metode
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantara Fellinius dengan memperhitungkan
lain adalah material pembentuk tubuh kesetimbangan gaya pada suatu
bendungan, penentuan zona tubuh konstruksi. Adapun untuk
bendungan, kemiringan tebing, perhitungan faktor keamanannya
gelombang atau beban gempa dan lain- dengan membandingkan antara kuat
lain. geser tanah dan gaya dorong yang
Menurut pedoman analisis mempengaruhi bendungan. Metode
stabilitas bendungan urugan akibat beban ini paling erat kaitannya dengan
gempa, penentuan faktor keamanan Sliding Surface Method, tegangan
bendungan menggunakan koefisien geser dan keseimbangan tubuh
gempa dan gaya-gaya vibrasi yang bendungan.
bekerja dengan arah berubah-ubah yang b. Finite Element Method
diganti dengan satu gaya statik mendatar, (FEM)
perlu dimodifikasi karena bendungan tipe Metode ini digunakan pada
urugan bersifat lebih fleksibel sehingga program Plaxis 2D dan Makdisi-
percepatan gempa seharusnya semakin Seed. Digunakan untuk menghitung
membesar di puncak. Oleh karena itu, suatu keruntuhan tanah, adapun
pada studi kasus di Bendungan Jatigede dalam perhitungan faktor
dilakukan penentuan faktor keamanan keamanannya dengan mengurangi
melalui cara koefisien gempa nilai kohesi suatu konstruksi
termodifikasi. Penentuan koefisien dengan sudut gesernya secara
gempa termodifikasi ini diawali dengan bertahap hingga mengalami
penggunaan cara dari Jepang “Seismic keruntuhan. Metode ini paling erat
Design Guideline for Fill Dam” dengan kaitannya dengan Unit Stress
perhitungan koefisien gempa desain yang Method, deformasi, elastisitas
merupakan fungsi dari kedalaman plastisitas suatu bendungan dan
bendungan. gaya geser.
Selanjutnya dalam bidang 2. Kondisi simulasi stabilitas
pemrograman, banyak sekali aplikasi a. Kondisi waduk kosong dengan
yang digunakan untuk menyelesaikan elevasi +155. Kondisi ini
masalah di bidang perancangan yang disimulasikan karena merupakan
semakin berkembang. Penerapan kondisi setelah konstruksi saat
penggunaan program dapat menghemat keadaan tubuh bendungan belum
waktu dan keefektifan pekerjaan terpengaruh gaya lain selain berat
sehingga waktu yang diperlukan dalam tubuh bendungannya sendiri.
perancangan semakin singkat dengan b. Muka air Intermediate dengan
kualitas yang memuaskan. Sehingga elevasi +247. Disimulasikan
dibutuhkan suatu analisis untuk untuk kebutuhan analisa
menghitung kestabilan bendungan dalam bendungan dan waduknya dalam
parameter gempa menggunakan rumus operasional jangka pendek.
c. Muka air normal dengan elevasi Tabel 2. Data Material Tubuh Bendungan Jatigede
+260. Disimulasikan untuk Stiffness (Kekakuan) Kekuatan Tanah
kebutuhan analisa bendungan dan Eref
No. Tipe <modulus v Cref
waduknya dalam operasional elastisitas> (nu) (kN/m2)
ϕ (o)
jangka panjang. (kN/m2)
d. Muka air banjir dengan elevasi
1
+262. Disimulasikan untuk 1 (Blended 11,000 0.35 20 18
kebutuhan analisa bendungan dan Core )
waduknya untuk estimasi kondisi
2A
kritis. 2 (Filter 13,000 0.3 40 32
e. Muka air surut cepat dengan Halus)
elevasi +260 ke +221. 2B
Disimulasikan untuk kebutuhan 3 (Filter 13,000 0.3 40 35
Kasar)
analisa bendungan dan waduknya 3A
untuk estimasi kondisi hulu kritis. 4 (Batu 15,000 0.3 50 38
3. Data tanah simulasi stabilitas, Kecil)
ditabelkan sebagai berikut : 3B
5 (Batu 15,000 0.3 50 38
Besar)
Tabel 1. Data Material Tubuh Bendungan Jatigede 6 4 15,000 0.3 50 38
Keterangan Umum Permeabilitas 7 Bedrock 2x10 +7 0.3 200 35
ky Sumber : Data Studi Bendungan Jatigede
No. Tipe g unsat g sat kx
(cm/sec
(kN/m3) (kN/m3) (cm/sec)
)
1 C. ANALISA DAN PEMBAHASAN
1 (Blended 15 17 5x10 -5 1x10-5
Core ) Hasil yang diperoleh merupakan
2A runtutan dari perhitungan dan simulasi
2 (Filter 22 23 6.5x10 -4 6.5x10 -4
pada tubuh bendungan, adapun
Halus)
2B perhitungan dan simulasinya adalah
3 (Filter 23 24 3,6x10 -3 3,6x10 -3 sebagai berikut :
Kasar)
3A 1. Penetapan besaran parameter gempa.
4 (Batu 22 23 1 1 Penentuan besaran gempa desain
Kecil) bendungan mengikuti pedoman pada
3B “Pedoman Pd-T- 14-2004 A”
5 (Batu 21 22 1.7 1.7
Besar)
Analisa Stabilitas Bendungan
6 4 21 22 2 2 Urugan akibat Gempa dimulai
7 Bedrock 24 26 0 0 dengan menentukan faktor risiko
Sumber : Data Studi Bendungan Jatigede keamanan bendungan, menentukan
kriteria periode kala ulang
bendungan yang akan dipakai, lalu
menganalisis koefisien gempa
dengan periode kala ulang yang
dihitung. Adapun dalam perhitungan
koefisien gempa ini menggunakan
peta gempa Fukushima & Tanaka.
Adapun dalam simulasi dan analisa,
dibagi menjadi tiga bagian, Input,
analisa proses dan analisa hasil.
Input Data
Pada simulasi manual metode
Fellinius data utama yang digunakan
adalah data Shop Drawing karena
data akan didapatkan setelah bidang
longsor diketahui bentuk, luasan dan
panjangnya yang akan di bahas pada
subbab proses selanjutnya. Adapun
data lain yang digunakan pada
dasarnya mengacu pada general data
Gambar 1. Peta Zona Gempa material.
Sumber : Pedoman Bendungan Pada simulasi program Geostudio
Urugan slope/W untuk memasukkan data
material bendungan berdasarkan
Sehingga dari perhitungan zona timbunan, dimana data yang
menggunakan peta gempa tersebut dimasukkan adalah data berat jenis
dengan metode gempa termodifikasi, tanah, kohesi tanah dan phi (sudut
didapatkan koefisien gempa sebagai geser tanah). Memasukkan tekanan
berikut : air pori / Pore Water Pressure sesuai
dengan kondisi simulasi dan elevasi
Tabel 3. Rekap Koefisien Gempa muka airnya. Stabilitas sangatlah
T = 100 tahun dipengaruhi oleh estimasi dari
Y/H = 0.25 Y/H = 0.50 Y/H = 0.75 Y/H = 1 tekanan pori air yang akan
0.187 g 0.156 g 0.142 g 0.129 g menyebabkan rembesan pada tubuh
T = 10.000 tahun bendungan. Adapun rembesan
tersebut juga dapat membawa
Y/H = 0.25 Y/H = 0.50 Y/H = 0.75 Y/H = 1
butiran-butiran material tubuh
0.318 g 0.265 g 0.242 g 0.218 g bendungan, sehingga tekanan air pori
Sumber : Rekap Tugas Akhir juga mempengaruhi kekuatan tanah
dan kekuatan geser tanah.

2. Simulasi menggunakan metode


analisis kestabilan 2
Simulasi untuk mengetahui kestabilan
Bendungan Jatigede menggunakan 1
tiga kali simulasi, yaitu dengan
simulasi manual dengan metode
Fellinius (Limit Equilibrium Method),
simulasi program Geostudio Slope/w 1
dengan metode Bishop (Limit
Equilibrium Method) dan simulasi 4 2
program Plaxis 2 dimensi dengan
Finite Element Method. Ketiganya 3
menggunakan data Bendungan
Jatigede dan data parameter gempa Gambar 2. Input data pada Program
yang sudah dihitung untuk simulasi. Geostudio Slope/W
Sumber : Simulasi Tugas Akhir
Pada simulasi program Plaxis 2D Proses Simulasi
untuk memasukkan data material Proses pada simulasi manual
bendungan berdasarkan zona metode Fellinius mencakup pada 2
timbunan, dimana data yang hal yaitu, penggambaran dan
dimasukkan adalah data berat jenis perhitungan. Pada proses
tanah, koefisien permeabilitas, penggambaran dilakukan sesuai
modulus elastisitas, Poisson’s ratio, dengan teori penggambaran pada
kohesi tanah dan phi (sudut geser umumnya, yaitu menentukan titik
tanah). Memasukkan tekanan air pori pusat, menggambarkan bidang irisan,
/ Pore Water Pressure sesuai dengan lalu mencari keterangan-keterangan
kondisi simulasi dan elevasi muka dari tiap bidang irisannya tersebut.
airnya. Dalam program ini kelebihan Setelah didapat setiap keterangan
dibandingkan yang lainnya adalah untuk bidang irisan maka bisa
tumpuan tekanan air pada tubuh dihitung dengan rumus metode
bendungan dapat terlihat terpusat Fellinius. Proses Perhitungan
dimana dan dengan melihat tumpuan (dengan mengambil contoh pada
tersebut dapat direncanakan irisan bidang 1) :
perkuatan pada daerah tersebut. W =Axγ
dalam memasukkan beban seismik = 182.94 x 2.2
pada program Plaxis 2D
= 402.47 t/m
membutuhkan data spektrum gempa,
yang dari koefisien gempa rata-rata T = W x Sin α
dikonversi menjadi data spektrum = 402.47 x Sin(55.13)
dalam bentuk SMC-files (Strong = 330.22
Motion CD) data ini didapatkan dari N = W x Cos α
U.S. Geological Survey National = 402.47 x Cos(55.13)
Strong-Motion Project.
= 230.09
 Na = e x W x Cos α
1 = 0.218 x 402.47
x Cos(55.13)
6 4 7 = 71.99

3 5 U =
2
=
8 = 883.33
4  (N - Na - U) x Tanϕ
1 3 = (∑N - ∑Na - ∑U) x 0.50
= (5305.58 – 1117.06 –
2 3029.65) x 0.50
= 584.07
 Cxl =
= 706.66
Gambar 2. Input data pada Program
Plaxis 2D
Sumber : Simulasi Tugas Akhir
Proses pada simulasi program
 Fs = Plaxis 2D dalam mencari Safety
Factor nya menggunakan metode
keruntuhan tanah atau disebut “Phi-c
reduction”. Adapun dalam proses
simulasinya dimulai dengan
memasukkan tegangan tanah awal
yang menandakan bahwa berat
bendungan akan di aplikasikan
secara menyeluruh ( 1.0),
Fs = 1.45074
lalu perhitungan simulasi beban
dengan menggunakan kurva iterasi
Proses pada simulasi program pembebanan, lalu dengan melakukan
Geostudio Slope/W diperhitungkan simulasi Phi-c reduction dimana
dengan metode Bishop, adapun dengan perhitungan algoritma dan
prosesnya meliputi penentuan titik jaring beban, tanah akan dimodelkan
pusat lingkaran paling kritis dengan dengan model Mohr-Couloumb lalu
cara Grid and Radius dengan total kekuatan tanah akan direduksi
simulasi longsoran sebanyak 3696 dengan fungsi waktu, hingga tanah
lonngsoran, lalu penentuan Safety mengalami deformasi.
Factor paling tidak aman sesuai
dengan bidang longsoran simulasi
sesuai dengan kondisi yang
ditentukan.

1 4
2
5
3
6

Gambar 4. Proses Simulasi pada


Program Plaxis 2D
Sumber : Simulasi Tugas Akhir

Gambar 3. Proses Simulasi pada Program


Geostudio Slope/W
Sumber : Simulasi Tugas Akhir
Analisa Hasil Hasil pada metode Program
Hasil pada metode Fellinius Plaxis 2D adalah sebagai berikut
adalah sebagai berikut Tabel 6. Safety Factor Program
Plaxis 2D untuk T = 100 tahun
Tabel 4. Safety Factor Metode Fellinius
T = 100 tahun Koefisien Faktor Keamanan (S.F.)
No Y/H = 1
0.129 g Kondisi
0.129 g
Y/H = 1.00 1 Waduk Kosong 1.714
Faktor Keamanan (S.F.) 2 M. A. Intermediate, El. +247.00 m 1.650
3 M. A. Nomal, El. + 260.00 m 1.720
1.451 4 M. A. Banjir, El. + 262.00 m 1.722
Sumber : Rekap Tugas Akhir
Sumber : Rekap Tugas Akhir

Hasil pada metode Program Tabel 7. Safety Factor Program


Geostudio Slope/W adalah sebagai Plaxis 2D untuk T = 10,000
berikut tahun
Faktor Keamanan (S.F.)
Tabel 5. Safety Factor Program Geostudio Koefisien
No Y/H = 1
Slope/W untuk T = 100 tahun Kondisi
0.218 g
Faktor Keamanan (S.F.) 1 Waduk Kosong 1.713
Koefisien Gempa
No Y/H = 0.25 Y/H = 0.50 Y/H = 0.75 Y/H = 1 2 M. A. Intermediate, El. +247.00 m 1.649
Kondisi 3 M. A. Nomal, El. + 260.00 m 1.714
0.187 g 0.156 g 0.142 g 0.129 g
1 Waduk Kosong Hilir 1.586 1.445 1.386 1.361 4 M. A. Banjir, El. + 262.00 m 1.710
2 Waduk Kosong Hulu 1.637 1.425 1.440 1.463
Sumber : Rekap Tugas Akhir
3 M. A. Intermediate, El. +247.00 m Hilir 1.583 1.447 1.385 1.361
4 M. A. Intermediate, El. +247.00 m Hulu 1.478 1.278 1.279 1.271
5 M. A. Normal, El. + 260.00 m Hilir 1.590 1.432 1.363 1.339
Contoh perbandingan yang dapat
6 M. A. Normal, El. + 260.00 m Hulu 1.559 1.320 1.323 1.309
disejajaran dari ketiga simulasi adalah
7 M. A. Banjir, El. + 262.00 m Hilir 1.551 1.416 1.352 1.330 pada kondisi T = 100 tahun, dengan
8 M. A. Banjir, El. + 262.00 m Hulu 1.597 1.348 1.349 1.319 besaran gempa 0.129 g, pada ketinggian
9 M. A. Surut Cepat dari El. +260 ke +221 Hilir 1.587 1.437 1.378 1.356 gempa Y/H = 1.0 dan dalam keadaan
10 M. A. Surut Cepat dari El. +260 ke +221 Hulu 1.582 1.323 1.222 1.214 waduk kosong adalah sebagai berikut
Sumber : Rekap Tugas Akhir

Tabel 6. Safety Factor Program Geostudio Tabel 8. Hasil Perbandingan Safety


Slope/W untuk T = 10,000 tahun Factor
Koefisien Gempa Faktor Keamanan (S.F.) Faktor
Simulasi Metode
No Y/H = 0.25Y/H = 0.50Y/H = 0.75 Y/H = 1 Keamanan
Kondisi Manual LEM
0.318 g 0.265 g 0.242 g 0.218 g 1.451
(Fellinius) (Limit Equilibrium Method)
1 Waduk Kosong Hilir 1.262 1.184 1.147 1.144
2 Waduk Kosong Hulu 1.283 1.171 1.189 1.210 Geostudio LEM
1.463
3 M. A. Intermediate, El. +247.00 m Hilir 1.264 1.185 1.145 1.142 Slope/W (Limit Equilibrium Method)
4 M. A. Intermediate, El. +247.00 m Hulu 1.159 0.985 0.980 0.975 FEM
5 M. A. Normal, El. + 260.00 m Hilir 1.249 1.156 1.114 1.114 Plaxis 2D 1.714
(Finite Element Method)
6 M. A. Normal, El. + 260.00 m Hulu 1.151 0.994 0.993 0.990
Sumber : Rekap Tugas Akhir
7 M. A. Banjir, El. + 262.00 m Hilir 1.225 1.141 1.105 1.108
8 M. A. Banjir, El. + 262.00 m Hulu 1.176 1.008 1.008 0.998
9 M. A. Surut Cepat dari El. +260 ke +221 Hilir 1.259 1.174 1.137 1.137
10 M. A. Surut Cepat dari El. +260 ke +221 Hulu 1.253 1.066 0.970 0.953
Sumber : Rekap Tugas Akhir
Gambar 5. Simulasi Geoslope/W Kondisi Y/H=0.25, Muka air
Intermediate, Koef. Gempa=0.187, di Hilir Bendungan

Gambar 6. Simulasi Geoslope/W Kondisi Y/H=0.50, Tanpa


Tampungan Air, Koef. Gempa=0.265, di Hulu Bendungan

Gambar 7. Simulasi Geoslope/W Kondisi Y/H=0.75, Muka Air


Normal, Koef. Gempa=0.142, di Hilir Bendungan
Gambar 8. Simulasi Geoslope/W Kondisi Y/H=1.00, Muka Air
Surut Cepat, Koef. Gempa=0.218, di Hulu Bendungan

Gambar 9. Simulasi Geoslope/W Kondisi Y/H=1.00, Muka Air


Normal, Koef. Gempa=0.129

Gambar 10. Simulasi Geoslope/W Kondisi Y/H=1.00, Tanpa


Tampungan Air, Koef. Gempa=0.218
3. Pada ketiga simulasi, faktor
D. KESIMPULAN keamanan menunjukkan bahwa
Bendungan Jatigede kestabilan
Dari hasil-hasil analisa tersebut, dapat
tubuhnya aman terhadap gempa
disimpulkan beberapa hal sebagai
dengan parameter termodifikasi,
berikut:
kecuali pada simulasi GeoStudio
1. Gambar Potongan Bendungan
Slope/W MDE Method pada kondisi
Jatigede yang disimulasikan dengan
intermediate hilir, kondisi muka air
ketiga simulasi terlampirkan pada
normal hilir dan muka air surut cepat
lampiran Geoslope dan lampiran
hulu yang menghasilkan nilai faktor
Plaxis, adapun cakupan dalam yang
dimuat pada gambar potongan keamanan kurang dari satu (FK < 1).
tersebut adalah : SARAN
a. Setiap kondisi yang
diperlukan untuk analisis Berdasarkan penelitian yang telah
stabilitas (Waduk kosong, dilaksanakan tentang “Analisis Stabilitas
muka air Normal, Lereng Bendungan Jatigede dengan
Intermediate, Banjir dan Surut Parameter Gempa Termodifikasi”, ada
cepat). beberapa hal yang perlu diperhatikan
b. Dua kondisi gempa yang antara lain adalah:
diterapkan pada tubuh bendungan 1. Tidak menggunakan Program Plaxis
(OBE 100 tahun dan MDE 10,000 2D untuk menghitung nilai faktor
tahun). keamanan bendungan dengan metode
c. Garis rembesan air yang melewati parameter gempa termodifikasi,
material tubuh bendungan. karena program ini tidak bisa
d. Lokasi daerah longsoran pada menghitung deformasi tubuh
tubuh bendungan maupun bendungan terhadap fungsi
deformasi yang terjadi pada tubuh ketinggian gempa Y/H, dikarenakan
bendungan. simulasi pada plaxis tidak bisa dibagi
2. Nilai faktor keamanan Bendungan pada ketinggian mana yang akan
Jatigede berdasarkan simulasi adalah ditinjau, hanya mensimulasikan
terhadap seluruh tubuh bendungan
atau kondisi Y/H = 1.
Tabel 9. Nilai Faktor Keamanan 2. Pemasangan Instrumentasi gempa
Bendungan Jatigede yang lengkap dengan menggunakan
Akselograph dan Seismograph.
Faktor Standart 3. Melakukan simulasi atau perhitungan
Simulasi Metode Kesimpulan
Keamanan Keamanan lanjut dengan menggunakan metode
LEM (Limit Newmark atau Makdisi-Seed.
Manual Stabilitas
1.451 FK > 1 Equilibrium
(Fellinius) Aman
Method)
Stabilitas
LEM (Limit
Geostudio tidak aman
0.975 – 1.637 FK > 1 Equilibrium
Slope/W pada kondisi
Method)
tertentu

FEM (Finite
Stabilitas
Plaxis 2D 1.649 – 1.722 FK > 1 Element
Aman
Method)

Sumber : Hasil Pengolahan Data


DAFTAR PUSTAKA
Novak, P., dkk. 2004. HYDRAULIC
STRUCTURES Third Edition.
New York : Spon Press.
Sichuan Water Resources And
Hydroelectric Investigation And
Design Institute. 2010. Study
Report On Dam Filling Material
Of Jatigede Dam Project. Jakarta
: Goverment of The Republic Of
Indonesia Ministry Of Public
Works Directorate General Of
Water Resoure.
Sosrodarsono, Suyono dan Kensaku
Takeda. 1989. Bendungan Type
Urugan. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah. 2004. Pedoman Analisis
Stabilitas Bendungan Tipe
Urugan Akibat Beban Gempa (Pd
T-14-2004-A). Jakarta.
Soedibyo. 1993. Teknik Bendungan.
Jakarta: Pradnya Paramita

Anda mungkin juga menyukai