Anda di halaman 1dari 4

BAB III

PEMBAHASAN

a. Nama proyek
HEART (Health Education of Reproductive Teenagers). Heart ini merupakan salah
satu proyek kesehatan yang berfokus pada permasalahan pendidikan reproduksi remaja.
b. Analisa situasi masalah
Di Indonesia, pendidikan kesehatan reproduksi belum banyak dilakukan.
Pendidikan kesehatan reproduksi tidak tercakup di dalam kurikulum sekolah seperti
yang direkomendasikan oleh WHO, karena adanya konflik antara nilai tradisi
Indonesia dengan globalisasi kebarat-baratan yang dianggap muncul seiring adanya
pendidikan kesehatan reproduksi. Di sisi lain, kasus-kasus yang berhubungan dengan
kesehatan reproduksi di Indonesia masih tinggi. Sebagai contoh, angka remaja wanita
usia 15-19 tahun yang melahirkan pada tahun 2002-2007 mencapai 52 per 1000
orang. Data dari Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa sejak April hingga
Juni 2011, jumlah kasus Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) baru yang
dilaporkan adalah 2.001 kasus dari 59 kabupaten/kota di 19 propinsi. Risiko
kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya hubungan seksual
pranikah, akses terhadap pendidikan, kekerasan seksual dan pengaruh media massa.

Bandungan dikenal sebagai kota wisata alam yang sering dikunjungi


wisatawan. Banyak tempat wisata, hotel dan tempat-tempat hiburan di Bandungan.
Keberadaan praktik pelacuran, terutama di dekat area sekolah, tidak menutup
kemungkinan mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman remaja pelajar mengenai
seksualitas serta perilaku seksualnya. Pengetahuan yang salah dapat menjerumuskan
remaja awal dalam berbagai masalah misalnya perilaku seks bebas, kehamilan yang
tidak diinginkan, aborsi dan terinfeksi HIV.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penelitian dilakukan untuk mengetahui
pengaruh pendidikan, dalam hal ini dengan melakukan penyuluhan, terhadap tingkat
pengetahuan kesehatan reproduksi siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP),
yang termasuk dalam kelompok usia remaja muda. Penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai dasar pengembangan pendidikan kesehatan reproduksi dengan cara
penyuluhan kepada remaja untuk mengatasi tingginya masalah kesehatan reproduksi
di Indonesia, khususnya di Bandungan Kabupaten Semarang.

c. Bentuk kegiatan
Kegiatan dari HEART (Health Education of Reproductive Teenagers) ini kegiatan
penyuluhan/ pendidikan menggunakan metode ceramah, metode audio visual, diskusi
kelompok dan brainstorming. Selain itu juga menggunakan media yang dapat menarik
perhatian dari para siswa sehingga kegiatan ini tidak membosankan. Kegiatan
penyuluhan ini diselenggarakan oleh Puskesmas Duren (Puskesmas yang ada di
bandungan) yang bekerja sama dengan kelompok sukarelawan mahasiswa IKM yang
memilki jiwa pengabdian yang tinggi serta peduli terhadap permasalahan kesehatan
reproduksi remaja. Selain itu Puskesmas Duren ini bekerja sama semua SMP yang ada di
daerah bandungan untuk dijadikan target sasaran kegiatan penyuluhan ini. Untuk sasaran
utama dari kegiatan penyuluhan ini adalah semua siswa kelas 8 SMP di daerah
bandungan.
d. Tujuan kegiatan
Untuk meningkatkan pengetahuan remaja yang berpengaruh terhadap sikap dan
dapat menimbulkan motivasi remaja untuk mempelajari lebih jauh tentang kesehatan
reproduksi melalui metode pendidikan yang tepat
e. Sasaran kegiatan
Semua siswa Kelas 8 SMP yang ada di bandungan kabupaten semarang.
f. Jadwal pelaksanaan (Terlampir)
g. Tempat
di semua SMP yang ada di daerah Bandungan Kota Semarang. Ada empat SMP yang
ada di Bandungan Kabupaten Semarang antara lain: Smp Al Mas`udiyyah Bandungan,
smp negeri 1 bandungan, smp negeri 2 bandungan satu atap, dan smp theresiana
bandungan
h. Pembiayaan
Agar kegiatan HEART (Health Education of Reproductive Teenagers) dapat bertugas
dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan maka diperlukan dukungan biaya
operasional. Dukungan dana tersebut dapat berasal dari beberapa sumber misalnya
APBD, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dan lain sebagainya. Adapun komponen
pembiayaan yang diperlukan (terlampir)
i. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang terlibat dalam kegiatan HEART (Health Education of
Reproductive Teenagers) ini antara lain:
1. Puskesmas Duren
2. Semua SMP yang ada di daerah Bandungan Kabupaten Semarang
3. Kelompok sukarelawan mahasiswa IKM
j. Perekrutan tenaga penyuluh
Perekrutan tenaga penyuluh dilakukan oleh pihak puskesmas duren. Puskesmas
merekrut 4 orang mahasiswa IKM(Ilmu Kesehatan Masyarakat). Para mahasiswa ini
diseleksi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pihak Puskesmas. Tenaga
penyuluh dalam kegiatan HEART (Health Education of Reproductive Teenagers) ini
adalah para mahasiswa IKM yang bersukarela untuk melakukan pengabdian kegiatan
HEART.
k. Peran dan tanggung jawab:
 Puskesmas
1. Membina dan memantau pelaksanaan kegiatan HEART (Health Education of
Reproductive Teenagers)di sekolah
2. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah terkait dengan pelaksanaan HEART
(Health Education of Reproductive Teenagers)
3. Memberikan pembinaan kepada para mahasiswa yang menjadi pemateri dalam
kegiatan HEART. (Health Education of Reproductive Teenagers)
4. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan HEART (Health Education of
Reproductive Teenagers)
5. Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan HEART (Health Education of
Reproductive Teenagers)
 SMP
1. Melaksanakan koordinasi dengan pihak puskesmas untuk pelaksanaan kegiatan
HEART (Health Education of Reproductive Teenagers)
2. Mangajak semua siswa kelas 8 untuk mengikuti kegiatan HEART (Health
Education of Reproductive Teenagers)
 Mahasiswa IKM
Memberikan penyuluhan kepada para siswa tentang kesehatan reproduksi pada remaja
dan permasalahannya
l. Pelaksanaan dan Evaluasi
Mekanisme pelaksanaan kegiatan HEART (Health Education of Reproductive
Teenagers) di SMP daerah Bandungan sebagai berikut:
a. Puskesmas melakukan perekrutan kepada mahasiswa IKM
b. Puskesmas melakukan koordinasi dengan semua SMP yang ada di daerah bandungan
untuk melaksanakan kegiatan ini
c. Puskesmas mengadakan pelatihan kepada mahasiswa yang akan menjadi tenaga
penyuluh dalam kegiatan HEART (Health Education of Reproductive Teenagers).
d. Pihak SMP mengkoordinasikan semua siswa kelas 8 untuk mengikuti kegiatan
HEART
e. Pelaksanaan kegiatan HEART oleh tenaga penyuluh yang dilaksanakan sekali dalam
seminggu untuk satu SMP. Setiap SMP diisi oleh dua orang tenaga penyuluh
f. Puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan ini

Anda mungkin juga menyukai