Anda di halaman 1dari 12

BATU GINJAL DAN SALURAN KEMIH

A. DEFINISI BATU GINJAL DAN SALURAN KEMIH

Gambar anatomi ginjal normal dengan batu ginjal

Nefrolitiasis atau batu ginjal adalah sebuah material solid yang terbentuk di ginjal
ketika zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya.
Berdasarkan anatomi dari ginjal, lokasi batu ginjal biasanya khas dijumpai pada
bagian pelvis dan kaliks.
Sekitar 80% kasus batu terbentuk secara unilateral artinya hanya ditemukan batu di
salah satu bagian ginjal saja. Batu cenderung berukuran kecil dengan rata-rata
diameter 2 sampai 3 mm dan bisa berbentuk halus atau bergerigi. Terkadang
penambahan progresif garam dapat menyebabkan terbentuknya struktur bercabang
yang dikenal straghorn stone atau membentuk cetakan sistem kaliks dan pelvis
ginjal. Penyebab terpenting adalah meningkatnya konsentrasi konstituen batu di
dalam urine, sehingga kelarutan konstituen tersebut didalam urine terlampaui
(supersaturasi). Batu bisa berada
pada ginjal atau berjalan melewati saluran kemih. Penyakit ini bagian dari
penyakit urolitiasis atau bisa disebut Batu Saluran Kemih (BSK). Lokasi dari batu
bisa terkena di beberapa tempat yaitu di ginjal, ureter dan kandung kemih. Ginjal
merupakan tempat tersering terjadinya batu dibandingkan dengan tempat saluran
kemih yang lainnya.
Jenis batu yang tersering pada nefrolitiasis yaitu calcium oxalate stone dan calcium
phosphate stone sekitar 75-80%, struvite stone (magnesium, ammonium, dan
phosphate) 15%, uric acid 7%, dan untuk cystine stone 1%.

Klasifikasi Batu Saluran Kemih


Komposisi kimia yang terkandung dalam batu ginjal dan saluran kemih dapat
diketahui dengan menggunakan analisis kimia khusus untuk mengetahui adanya
kalsium, magnesium, amonium, karbonat, fosfat, asam urat oksalat, dan sistin.
a. Batu kalsium

Kalsium adalah jenis batu yang paling banyak menyebabkan BSK yaitu sekitar 70%-
80% dari seluruh kasus BSK. Batu ini kadang-kadang di jumpai dalam bentuk murni
atau juga bisa dalam bentuk campuran, misalnya dengan batu kalsium oksalat, batu
kalsium fosfat atau campuran dari kedua unsur tersebut. Terbentuknya batu tersebut
diperkirakan terkait dengan kadar kalsium yang tinggi di dalam urine atau darah dan
akibat dari dehidrasi. Batu kalsium terdiri dari dua tipe yang berbeda, yaitu:
1. Whewellite (monohidrat) yaitu , batu berbentuk padat, warna cokat/ hitam
dengan konsentrasi asam oksalat yang tinggi pada air kemih.
2. Kombinasi kalsium dan magnesium menjadi weddllite (dehidrat) yaitu
batu berwarna kuning, mudah hancur daripada whewellite.
b. Batu asam urat
Lebih kurang 5-10% penderita BSK dengan komposisi asam urat. Pasien biasanya
berusia > 60 tahun. Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam urat. Kegemukan,
peminum alkohol, dan diet tinggi protein mempunyai peluang lebih besar menderita
penyakit BSK, karena keadaan tersebut dapat meningkatkan ekskresi asam urat
sehingga pH air kemih menjadi rendah. Ukuran batu asam urat bervariasi mulai dari
ukuran kecil sampai ukuran besar sehingga membentuk staghorn (tanduk rusa). Batu
asam urat ini adalah tipe batu yang dapat dipecah dengan obat-obatan. Sebanyak 90%
akan berhasil dengan terapi kemolisis.
c. Batu struvit (magnesium-amonium fosfat)
Batu struvit disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan
oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan
kuman pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease
dan merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.
Kuman yang termasuk pemecah urea di antaranya adalah : Proteus spp, Klebsiella,
Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan Staphiloccocus. Ditemukan sekitar 15-20%
pada penderita BSK
Batu struvit lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Infeksi saluran kemih
terjadi karena tingginya konsentrasi ammonium dan pH air kemih >7. Pada batu
struvit volume air kemih yang banyak sangat penting untuk membilas bakteri dan
menurunkan supersaturasi dari fosfat.
d. batu sistin
Batu Sistin terjadi pada saat kehamilan, disebabkan karena gangguan ginjal.
Merupakan batu yang paling jarang dijumpai dengan frekuensi kejadian 1-2%.
Reabsorbsi asam amino, sistin, arginin, lysin dan ornithine berkurang, pembentukan
batu terjadi saat bayi. Disebabkan faktor keturunan dan pH urine yang asam. Selain
karena urine yang sangat jenuh, pembentukan batu dapat juga terjadi pada individu
yang memiliki riwayat batu sebelumnya atau pada individu yang statis karena
imobilitas.Memerlukan pengobatan seumur hidup, diet mungkin menyebabkan
pembentukan batu, pengenceran air kemih yang rendah dan asupan protein hewani
yang tinggi menaikkan ekskresi sistin dalam air kemih.
B. ETIOLOGI

C. FAKTOR RISIKO

1. Faktor intrinsik
Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Faktor
yang termasuk dalam faktor intrinsik menurut Khan and Canales (2009)
dalam Krisna Dwi, N. P (2011) serta Yusuf A dan Evo, E (2013), yaitu
a. Umur
Umur terbanyak penderita BSK di negara-negara Barat adalah 20-50 tahun,
sedangkan di Indonesia terdapat pada golongan umur 30-60 tahun. Penyebab
pastinya belum diketahui, kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan
faktor sosial ekonomi, budaya, dan diet. Berdasarkan penelitian Latvan, dkk
(2005) di RS.Sedney Australia, proporsi BSK 69% pada kelompok umur 20-
49 tahun. Menurut Basuki (2011), penyakit BSK paling sering didapatkan
pada usia 30-50 tahun.
b. Jenis kelamin
Kejadian BSK berbeda antara laki-laki dan wanita. Jumlah pasien laki-laki
tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan.Tingginya
kejadian BSK pada laki-laki disebabkan oleh anatomis saluran kemih pada
laki-laki yang lebih panjang dibandingkan perempuan, secara alamiah didalam
air kemih laki-laki kadar kalsium lebih tinggi dibandingkan perempuan, dan
pada air kemih perempuan kadar sitrat (inhibitor) lebih tinggi, laki-laki
memiliki hormon testosterone yang dapat meningkatkan produksi oksalat
endogen di hati, serta adanya hormon estrogen pada perempuan yang mampu
mencegah agregasi garam kalsium.
c. Riwayat keluarga
Riwayat batu ini bersifat keturunan, menyerang anggota keluarga dari
satu keluarga. Pada tahun 1978, ditemukan faktor keturunan pada penderita
batu kalsium yaitu berupa kerusakan pada beberapa gen (polygenic defec).
2. Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah faktor diluar tubuh atau diri yang mempengaruhi
terjadinya batu saluran kemih. Yang termasuk faktor ekstrinsik antara lain:
a. Geografi
BSK banyak diderita oleh masyarakat yang tinggal di daerahpegunungan. Hal
tersebut disebabkan oleh sumber air bersih yang dikonsumsioleh masyarakat
dimana sumber air bersih tersebut banyak mengandung mineral seperti
phospor, kalsium, magnesium, dan sebagainya. Letak geografimenyebabkan
perbedaan insiden BSK di suatu tempat dengan tempat lainnya.Faktor geografi
mewakili salah satu aspek lingkungan dan sosial budaya sepertikebiasaan
makanannya, temperatur, dan kelembaban udara yang dapat menjadi
predoposisi kejadian BSK.
b. Cuaca dan iklim
bahwa ilkim dan cuaca yang panas menyebabkan tubuh lebih banyak
mengeluarkan keringat bila dibandingkan dengan urin. Hal ini kemudian
menyebabkan peningkatan kepekatan dalam urin sehingga meningkatkan
kemungkinan terjadinya batu saluran kemih. AUA Foundation (2005)
juga mengatakan bahwa jika seseorang berkeringat berat, terutama dalam
kondisi cuaca yang panas dan tidak mengkonsumsi cairan yang cukup
maka ia meningkatkan resiko mengalami penyakit batu.
c. Volume air yang diminum
Kurang mengkonsumsi air putih menyebabkan sistem metabolisme tubuh
tidak berjalan dengan optimal. Ginjal memerlukan cairan dalam jumlah yang
cukup banyak untuk menguraikan zat-zat terurai dalam tubuh. Setidaknya
minumlah 2 liter air dalam sehari agar volume urine bertambah dan
mengurangi konsentrasi mineral dan garam.
d. Makanan dan minuman
Sebagian besar penyakit batu ginjal disebabkan oleh makanan dan minuman.
Terutama pada makanan dan minuman yang tinggi kadar kalsium oksalat dan
fosfat yang mudah mengkristal dalam ginjal, juga pada makanan yang banyak
mengandung asam urat. Selain itu, mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar
garam mengakibatkan tingginya kadar garam dalam urine yang menyebabkan
mudahnya terbentuk batu ginjal.
Untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, sebaiknya kurangi makanan yang
mengandung garam, serta makanan dengan kadar oksalat tinggi, seperti
kacang-kacangan, bayam, ubi, cabai, tahu dan tempe, buncis, kentang, jeruk,
anggur dan stroberi. Makanan yang mengandung kalsium tinggi seperti kol,
lobak, brokoli, sarden dan keju jika dikonsumsi berlebihan juga dapat
mempermudah terbentuknya batu ginjal. Makanan dengan kadar purin yang
tinggi juga sebaiknya dihindari, seperti pada ikan laut, hati goreng, usus
goreng, ikan sarden dan jeroan yang dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam tubuh. Selain itu, sebaiknya juga tidak mengkonsumsi susu dan produk
berkalsium tinggi secara berlebihan. Kelebihan kadar kalsium akan
diekskresikan melalui urine sehingga meningkatkan resiko terbentuknya batu
ginjal.
e. Terlalu lama duduk
Duduk terlalu lama dapat mengakibatkan nefrolitiasis yang dikarenakan
kurang aktifitas dari tulang-tulang sehingga tulang cenderung melepaskan
banyak kalsium.
f. Kebiasaan menahan buang air kemih
Kebiasaan menahan buang air kemih akan menimbulakan statis air kemih
yang dapat berakibat timbulnya Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK yang
disebabkan oleh kuman pemecah urea dapat menyebabkan terbentuknya jenis
batu struvit.

D. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala yang mungkin dialami oleh seseorang yang mengalami
batusaluran kemih menurut Brunner dan Suddarth (2005), yaitu:

1. Nyeri

Lokasi nyeri tergantung dari letak batu.Rasa nyeri biasanya datang


berulang(kolik).Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh
areakostovertebratal dan tidak menyebar ke sekitar kandung kemih pada wanita
danmenyebar ke sekitar testis pada pria, kadang disertai mual dan muntah, maka
batuberada di ginjal.Namum apabila nyeri berada di kostovertebrata dan menyebar
keperut dan kandung kemih pada perempuan atau testis pada pria, maka batu beradadi
ureter (Brunner dan Suddarth, 2005).Nyeri pada klien dengan batu ureterterjadi karena
batu yang terbentuk menghambat saluran urinaria (Thomas B andJames H.,
2005).Nyeri yang menyebar ke paha dan genitalia serta kondisi kliensering ingin
merasa berkemih, namun hanya sedikit urine yang keluar, danbiasanya air kemih
disertai dengan darah menandakan batu berada di urether.Sedangkan jika klien
mengalami gejala iritasi, hematuria dan terkadang urin tidaklancar namum setelah
berubah posisi urin menjadi lancar maka posisi ginjalberada di kandung kemih
(Brunner dan Suddarth, 2005).

2. Demam atau mengigil

Demam atau menggil pada klien dengan batu saluran kemih terjadi karena
prosesinfeksi yang terjadi di dalam tubuh baik karena iritasi saluran kemih oleh
batuataupun karena tertimbunnya urin di dalam tubuh.

3. Sulit atau tidak dapat BAK


Sulit atau tidak dapat BAK pada klien dengan batu saluran kemih terjadi karenabatu
menutupi ataupun menghambat aliran urin untuk dapat keluar dari tubuhsehingga
jumlah urin yang keluar lebih sedikit.

4. Mual dan muntah

Mual dan muntah dapat terjadi pada beberapa klien dengan batu ginjal
akibatterdapatnya refleks renointestinal yang mengakibatkan peningkatan kinerja
organdi dalam abdomen.

5. Diare

Diare ini dapat terjadi karena refleks renointestinal yang mengakibatkanpeningkatan


mortilitas usus sehingga menurunkan waktu absorbsi sisa makanansehingga feses
yang keluar cair.

6. BAK berdarah

Gejala ini terjadi akibat trauma ataupun gesekan yang terjadi antara mukosasaluran
kemih dengan batu.Sehingga terdapat darah didalam urin.

E. EPIDEMIOLOGI
Penyakit nefrolitiasis meningkatkan morbiditas dan merupakan salah satu
penyebab kematian terbanyak dibagian urologi diseluruh dunia. Penyakit Batu
gnjal dan saluran kemih pada laki-laki 3-4 kali lebih banyak daripada wanita
Hal ini mungkin karena kadar kalsium air kemih sebagai bahan utama pembentuk
batu pada wanita lebih rendah daripada laki-laki dan kadar sitrat air kemih sebagai
bahan penghambat terjadinya batu (inhibitor) pada wanita lebih tinggi daripada laki-
laki kalsium. Insiden BSK di Australia pada tahun 2005 pada laki-laki 100-300
per 100.000 populasi sedangkan pada perempuan 50-100 per 100.000 populasi.
Umur terbanyak penderita batu di negara-negara Barat 20-50 tahun dan di
Indonesia antara 30-60 tahun. Kemungkinan keadaan ini disebabkan adanya
perbedaan faktor sosial ekonomi, budaya dan diet.
Tingkat kekambuhan sekitar 30% sampai 50% dalam waktu 5 tahun. Di
rumah sakit di Amerika Serikat, kejadian batu ginjal dilaporkan sekitar 7-10 pasien
untuk setiap 1000 pasien rumah sakit dan 7-21 pasien untuk setiap 10.000 orang
dalam setahun.
Kejadian batu saluran kemih di Amerika Serikat dilaporkan 0,1-0,3 per tahun
dan sekitar 5-10% penduduknya sekali dalam hidupnya pernah menderita
penyakit ini, di Eropa Utara 3-6%, sedangkan di Eropa Bagian Selatan di sekitar laut
tengah 6-9%. Di Jepang 7% dan di Taiwan 9,8% sedangkan di Indonesia sampai
saat ini angka kejadian batu saluran kemih yang diperkirakan 170.000 kasus per
tahun. Angka kejadian batu ginjal di Indonesia tahun 2002 berdasarkan data yang
dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia adalah sebesar 37.636 kasus baru,
dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang. Sedangkan jumlah pasien yang
dirawat adalah sebesar 19.018 orang, dengan jumlah kematian adalah sebesar 378
orang. Data rekam medis RS Dr. Kariadi diketahui bahwa kasus batu saluran kemih
menunjukkan peningkatan dari 32,8% dari kasus urologi pada tahun 2003 menjadi
35,4% dari kasus urologi pada tahun 2004 dan meningkat menjadi 39,1% pada tahun
2005. Analisis jenis BSK di Semarang didapatkan paling banyak batu Kalsium yaitu
Kalium Oksalat (56,3%), Kalsium Fosfat 9,2%, Batu Struvit 12,5%, Batu Urat 5,5%
dan sisanya campuran.

F. PATOGENESIS
Pembentukan batu saluran kemih memerlukan keadaan supersaturasi dalam
pembentukan batu. Inhibitor pembentuk batu dijumpai dalam air kemih normal. Batu
kalsium oksalat dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein. Beberapa promotor (reaktan)
dapat memacu pembentukan batu seperti asam urat, memacu pembentukan batu
kalsium oksalat. Aksi inhibitor dan reaktan belum diketahui sepenuhnya. Ada dugaan
proses ini berperan pada pembentukan awal atau nukleasi kristal, progresi kristal atau
agregasi kristal. Penambahan sitrat dalam kompleks kalsium dapat mencegah agregasi
kristal kalsium oksalat dan mungkin dapat mengurangi risiko agregasi kristal dalam
saluran kemih
.

G. DIAGNOSIS
Terdapat beberapa cara untuk mendiagnosis nefrolitiasis seperti dari
gejala, termasuk pertanyaan tentang keluarga riwayat batu ginjal, diet, kelainan
pada pencernaan, penyakit lain dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan lab yang
dilakukan adalah tes urinalisis, darah dan pemeriksaan penujang lain seperti x-ray
ataupun CT scan.
Urinalisis adalah pengujian sampel urin. Sampel urin dikumpulkan dalam
wadah khusus di fasilitas penyedia layanan kesehatan dan dapat dilakukan di
laboratorium untuk dianalisis. Urinalisis dapat menunjukkan apakah seseorang
memiliki infeksi dan menunjukan ada tidaknya zat-zat pembentuk batu pada urin
pasien. Pada pemeriksaan darah dapat menunjukan tentang zat-zat biokimia yang
dapat menyebabkan batu ginjal. Abdominal x-ray adalah gambar yang dibuat
menggunakan radiasi kecil. X-ray dilakukan di rumah sakit oleh teknisi x-ray, dan
gambar hasil akan di simpulkan atau di tafsirkan oleh ahli radiologi. Prosedurnya
dilakukan dengan cara pasien berbaring di atas meja atau berdiri selama proses x-ray.
Pasien akan menahan nafas nya agar gambar terlihat jelas dan tidak terpotong atau
kabur. Sinar x dapat menunjukkan lokasi batu dalam ginjal atau saluran kemih.
Selain x-ray, bisa dengan melakukan CT Scan. CT scan menggunakan
kombinasi sinar x dan teknologi komputer untuk membuat gambar tiga-dimensi
(3-D). Pasien Diinjeksikan cairan khusus yang disebut media kontras. Pada
prosedur CT scan pasien berbaring di meja yang dibawa ke perangkat berbentuk
terowongan untuk pengambilan sinar x. Prosedur ini dilakukan di pusat rawat
jalan atau rumah sakit oleh teknisi x-ray. CT scan dapat menunjukkan lokasi dan
kondisi batu yang telah terbentuk.

H. PENCEGAHAN
Penyakit batu ginjal dapat dicegah sedini mungkin, yaitu dengan menerapkan
pola makan yang sehat dan seimbang, dengan berbagai sumber makanan yang
dapat kita ambil manfaatnya bagi tubuh, baik itu berasal dari hewan maupun
tumbuhan serta air.
Pencegahan Batu ginjal terdiri dari pencegahan primer atau pencegahan tingkat
pertama, pencegahan sekunder atau pencegahan tingkat kedua, dan pencegahan tersier
atau pencegahan tingkat ketiga. Tindakan pencegahan tersebut antara lain :
1. Pencegahan Primer
Tujuan dari pencegahan primer adalah untuk mencegah agar tidak terjadinya penyakit
Batu ginjal dengan cara mengendalikan faktor penyebab dari penyakit Batu ginjal.
Sasarannya ditujukan kepada orang-orang yang masih sehat, belum pernah menderita
penyakit Batu ginjal. Kegiatan yang dilakukan meliputi promosi kesehatan,
pendidikan kesehatan, dan perlindungan kesehatan. Contohnya adalah untuk
menghindari terjadinya penyakit Batu ginjal, dianjurkan untuk minum air putih
minimal 2 liter per hari. Konsumsi air putih dapat meningkatkan aliran kemih dan
menurunkan konsentrasi pembentuk batu dalam air kemih. Serta olahraga yang cukup
terutama bagi individu yang pekerjaannya lebih banyak duduk atau statis.
2. Pencegahan Sekunder
Tujuan dari pencegahan sekunder adalah untuk menghentikan perkembangan
penyakit agar tidak menyebar dan mencegah terjadinya komplikasi. Sasarannya
ditujukan kepada orang yang telah menderita penyakit batu ginjal. Kegiatan yang
dilakukan dengan diagnosis dan pengobatan sejak dini. Diagnosis Batu Saluran
Kemih dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik, laboraturium, dan radiologis.
Hasil pemeriksaan fisik dapat dilihat berdasarkan kelainan fisik pada daerah organ
yang bersangkutan :
a. Keluhan lain selain nyeri kolik adalah takikardia, keringatan, mual, dan
demam (tidak selalu).
b. Pada keadaan akut, paling sering ditemukan kelembutan pada daerah pinggul
(flank tenderness), hal ini disebabkan akibat obstruksi sementara yaitu saat batu
melewati ureter menuju kandung kemih.

Urinalisis dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi infeksi yaitu peningkatan


jumlah leukosit dalam darah, hematuria dan bakteriuria, dengan adanya kandungan
nitrit dalam urine. Selain itu, nilai pH urine harus diuji karena batu sistin dan asam
urat dapat terbentuk jika nilai pH kurang dari 6,0, sementara batu fosfat dan struvit
lebih mudah terbentuk pada pH urine lebih dari 7,2.
3. Penecegahan tersier

Tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah agar tidak terjadi komplikasi
sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan perawatan intensif.
Sasarannya ditujukan kepada orang yang sudah menderita penyakit Batu ginjal dan
saluran kemih agar penyakitnya tidak bertambah berat. Kegiatan yang dilakukan
meliputi kegiatan rehabilitasi seperti konseling kesehatan agar orang tersebut lebih
memahami tentang cara menjaga fungsi saluran kemih terutama ginjal yang telah
rusak akibat dari Batu ginjal dan saluran kemih sehingga fungsi organ tersebut dapat
maksimal kembali dan tidak terjadi kekambuhan penyakit Batu ginjal dan salran
kemih , dan dapat memberikan kualitas hidup sebaik mungkin sesuai dengan
kemampuannya.

I. PENCEGAHAN DARI SEGI KESEHATAN MASYARAKAT

Pencegahan penyakit batu ginjal dan saluran perkemihan dilihat dari segi kesehatan
masyarakat adalah dengan melakukan promosi kesehatan atau penyuluhan,

1. Melakukan promosi kesehatan mengenai Rutinnya mengkonsumsi air putih,


minimal 8 gelas / 2 liter perhari. Karena kekurangan air putih adalah salah satu
penyebab pengkristalan batu pada ginjal.
2. Melakukan pola hidup sehat dan istirahat teratur.
sebaiknya kurangi makanan yang mengandung garam, serta makanan dengan
kadar oksalat tinggi, seperti kacang-kacangan, bayam, ubi, cabai, tahu dan tempe,
buncis, kentang, jeruk, anggur dan stroberi. Makanan yang mengandung kalsium
tinggi seperti kol, lobak, brokoli, sarden dan keju jika dikonsumsi berlebihan juga
dapat mempermudah terbentuknya batu ginjal. Makanan dengan kadar purin yang
tinggi juga sebaiknya dihindari, seperti pada ikan laut, hati goreng, usus goreng,
ikan sarden dan jeroan yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.
3. Selain itu, sebaiknya juga tidak mengkonsumsi susu dan produk berkalsium
tinggi secara berlebihan. Kelebihan kadar kalsium akan diekskresikan melalui
urine sehingga meningkatkan resiko terbentuknya batu ginjal.

J. PENATALAKSANAAN
Dasarpenatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan jenis
batu, mencegah kerusakan neuron, mengendalikan infeksi, dan mengurangi destruksi
yang terjadi (Suddarth, 2001 ; 1462-1465 )
Penatalaksanaan medis yang dilakukan pada klien berbeda-beda, sesuai
denganukuran serta letak batu berada. Berikut adalah penatalaksanaan medis yang
dapatdilakukan untuk klien dengan batu saluran kemih, antara lain:
1. Terapi konservasi
Terapi ini merupakan terapi yang dilakukan apabila ukuran batu < 5 mm,
dapatkeluar dengan sendirinya, keluhan klien yang tidak terlalu berat,
tidak adanyainfeksi serta tidak adanya obstruksi.Terapi ini, dilakukan
dengan meningkatkanminum minimal 2 liter per hari, pemberian alfa
bloker dan NSAID.Terapi inidilakukan selama 6 minggu berturut-turut dan
diobservasi apakah ada perbaikanatau tidak. Akan tetapi apabila terdapat
koli berulang, ISK dan obstruksi, tindakanatau intervensi lain perlu
dilakukan (IAUI, 2006). Pada saat terapi ini dilakukanklien juga harus
membatasi asupan oksalat dan natrium serta membatasi asupanprotein
hewani (HTA Indonesia, 2005).

2. ESWL
ESWL atau extracorporeal shock wave lithotripsy adalah salah satu
cara untukmenghancurkan batu dengan menggunakan gelombang kejut
bertekanan tinggiyang akan melepaskan energi ketika melewati area-area
yang mempunyaikepadatan akustik yang berbeda (HTA Indonesia, 2005).
ESWL, dalampelaksanaannya menggunakan alat yang disebut dengan
lithotripter (U.SDepartement of Health and Human Service,
2013).Tindakan ini merupakantindakan non invasif karena menghancurkan
batu dari luar tubuh.Tindakan inidilakukan dengan tujuan menghancurkan
batu menjadi partikel-partikel terkecilsehingga dapat melewati ureter tanpa
menyebabkan nyeri yang mengganggu(HTA Indonesia, 2005).Pada
tindakan ini anestesi mungkin digunakan karenabatu yang pecah akibat
gelombang kejut yang dihantarkan dapat menyebabkannyeri.Tindakan ini,
dilakukan dengan posisi klien berbaring di meja danlithotripter di dekatkan
ke bagian yang terdapat batunya (U.S Departement ofHealth and Human
Service, 2013).Tindakan ini dapat menghilangkan > 90% batupada orang
dewasa. Akan tetapi keberhasilan ini bergantung pada ukuran, lokasi,gaya
hidup klien dan kemampuan alat ESWL yang digunakan. Tindakan
inimemiliki kelemahan yaitu tidak dapat digunakanan pada wanita hamil,
perdarahanabdomen, infeksi saluran kemih tidak terkontrol dan klien yang
mengalamimalnutrisi ataupun kegemukan. Sedangkan komplikasi dari
tindakan ini yainipengeluaran batu dalam urin, infeksi, trauma saluran
kemih (Turk, C and at all,)
3. URS
URS atau ureterorenoskopi adalah tindakan yang menggunakan
gelombang kejutdan endoskopi untuk menghancurkan batu (IAUI,
2006).Tindakan ini dilakukandengan memasukkan alat melalui uretra ke
dalam kandung kemih untukmenghancurkan batu buli atau ke dalam ureter
untuk menghancurkan batu ureter(Departemen Urology RSCM, 2008).
Alat yang digunakan dalam penangananmedis ini antara lain rigid scopes,
flexibel scope, ataupun digital scope. Tindakanini dilakukan pada batu
yang berukuran kurang dari 1 cm yang berada di ureter,batu yang
menyangkut di tengah ataupun dibagian bawah ureter (Min, C.C,
2013).Sedangkan komplikasi dari tindakan ini antara lain trauma pada
mukosa salurankemih, perdarahan, perforasi ureter, nyeri ataupun demam
(Turk, C and at all,2011). Selain itu, menurut Min, C.C, (2013) URS
mungkin juga memerlukan DJstant yang tindakannya membuka serta
melebarkan ureter untuk mempermudahkeluarnya pecahan batu.
DJ stant atau double J stent adalah tabung halus yang dimasukan
kedalam tempatoperasi. DJ stant digunakan untuk mencegah terjadinya
sumbatan di dalam ureterakibat pecahan batu dan mengeluarkan pecahan
batu ke kandung kemih (Ko,Raymond., 2009). Menurut Metro urology,
(2008) DJ stent memungkinkanpecahan batu dapat lewat karena alat ini
memungkinkan ureter berdilatasi.Selainitu, menurut Metro urology,
(2008), DJ stant juga digunakan dalam perbaikanbekas luka dalam ureter,
menghilangkan tumor dari dalam ureter ataupun ginjaldan menghilangkan
tumor dari sekitar ureter.

DJ stant memiliki ikal di kedua ujungnya yang berfungsi untuk


mencegahturunnya DJ stant ke dalam kandung kemih atau naik ke ginjal
(Metro urology,2008). Oleh karena itu, terkadang klien sering merasa
ingin BAK, merasa tidaknyaman di daerah ginjal saat BAK dan terdapat
darah di dalam urinnya apabila kedua ikal ini mengiritasi saluran kemih
(Ko, Raymond., 2009). Sedangkan menurutMetro urology, (2008), selain
terdapat rasa tidak nyaman, terdapatnya darahdalam urin, klien dengan DJ
stent juga akan mengalami peningkatan frekuensiberkemih dan rasa
terbakar saat BAK. Akan tetapi menurut Ko, Raymond.,(2009), gejala ini
akan berkurang seiring dengan waktu dan hilang setelah DJstent di lepas.
Oleh karena itu, klien dengan terpasang DJ stant dianjurkan
untukmengkonsumsi banyak minum untuk mengurangi efek yang terjadi
(Metrourology, 2008).

Lamanya DJ stant dipasang, bergantung dengan alasan alat tersebut


digunakan.Metro urology., (2008) mengatakan bahwa DJ stent biasanya
dipasang tidak lebihdari tiga bulan. Sedangkan menurut Ko, Raymond.,
(2009) DJ stent harus sudahdihapus atau dikeluarkan dalam waktu enam
bulan setelah pemasangan.

4. PNCL

PNCL atau percutaneous nephrolithotomy adalah prosedure minimal


infasif yangdilakukan untuk menghilangkan batu yang berukuran > 2 cm
yang berada di ginjalatau ureter bagian atas.Tindakan ini dilakukan
dengan membuat lubang kedalamginjal untuk kemudian menghancurkan
batu dengan menggunakan nephroscope(Min, C.C, 2013). Tindakan ini,
tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalamiinfeksi saluran kemih
yang tidak terkontrol, tumor pada daerah yang akan ditujuatau dilewati,
kemungkinan kangker pada ginjal dan kehamilan. Tindakan
inimenggunakan posisi tengkurap dan menggunakan DJ stent sebagai
terapipenyertanya agar sisa-sisa batu yang hancur dapat keluar dengan
lancar.Komplikasi yang mungkin terjadi akibat prosedure ini atara lain
hematuria,kebocoran urin, terdapat batu dalam urin, dan demam (Turk, C
and at all, 2011).

Anda mungkin juga menyukai