1. Pengertian Fixed drug eruption adalah salah satu jenis erupsi obat yang sering dijumpai.
Dari namanya dapat disimpulkan bahwa kelainan akan terjadi berkali-kali pada
tempat yang sama. Mempunyai tempat predileksi dan lesi yang khas berbeda
dengan exanthematous drug eruption. FDE merupakan reaksi alergi tipe 2
(sitotoksik)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam menentukan diagnosa dan
melakukan penatalaksanaan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Talangpadang Nomor 440/ /27/ AK-TLP/2016
Tentang SOP medis
4. Refrensi Permenkes RI No 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Alat dan Alat : rekam medis, ATK, alat pemeriksaan fisik pasien
bahan
6. Langkah – 1. Melakukan anamnesa : pasien datang dengan keluhan kemerahan atau luka
langkah pada sekitar mulut, bibir, atau di alat kelamin yang terasa panas. Keluhan
timbul setelah mengkonsumsi obat-obat yang sering menjadi penyebab
seperti sulfonamide, Barbiturat, Trimetoprim,dan analgetik
2. Melakukan pemeriksaan fisik : Lesi khas : vesikeel, bercak ritema lesi target
berbentuk bulat lonjong nummular. Kadang kadang disertai erosi bercak
hiperpigmentasi dengan kemerahan ditepinya, terutama pada lesi berulang.
Tempat predileksi : sekitar mulut, daerah bibir, daerah penis atau vulva
3. Menentukan diagnosis berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik,
4. Melakukan rencana tata laksana : Prinsip tata laksana adalah menghentikan
obat terduga. Farmakoterapi yang dapat diberikan yaitu :
a. Kortikosteroid sistemik misalnya prednisone tablet 30 mg/hari dibagi
dalam 3 kali pemberian per hari
b. Antihistamin sistemik untuk mengurangi rasa gatal misalnya ceirizin
1X1 tablet selama 7 hari
c. Pengobatan topikali : pemberian topical tergantung dari keadaan lesi,
bila terjadi erosi dapat dilakukan kompres NaCl 0,9% atau larutan
permanganas kalikus 1/10000 dengan 3 lapis kasa selama 10-15 menit.
Kompres dilakukan 3 kali sehari sampai lesi kering. Terapi dilanjutkan
dengan pemakaian topical kortikosteroid ptensi ringan-sedang misalnya
hidrokortison krim 2,5%
5. Konseling dan edukasi : alergi bias terulang lagi, meminta pasien untuk
mencatat riwayat alergi dan mengyimpannya dalam dompet, hindari obat
penyebab alergi
6. Rencana tindak lanjut : rujuk bila lesi meluas atau tidak membaik dalam
waktu 7 hari setelah pengobatan
7. Melakukan dokumentasi dalam rekam medis
7. Bagan Alir
Melakukan anamnesa Melakukan pemeriksaan
fisik