Anda di halaman 1dari 4

NAMA : REFLY DJORJI KWESAPUTRA

NIM : 821418087
KELAS : A S1 FARMASI 2019
ESSAY KEPEMIMPINAN
Kita cenderung menggolongkan seorang pemimpin berdasarkan cara ia memimpin menurut
cara pandang kita mengenai dia. Dengan sendirinya, seseorang mungkin berbeda pendapat
dengan orang lain mengenai gaya seorang pemimpin. "Gaya" (style of leadership) ternyata
merupakan ringkasan dari bagaimana seorang pemimpin melaksanakan fungsi
kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau
mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar (Saul. W. Gellerman, 2003).
Gaya kepemimpinan mencakup tentang bagaimana seseorang bertindak dalam konteks
organisasi tersebut, maka cara termudah untuk membahas berbagai jenis gaya ialah dengan
menggambarkan jenis organisasi atau situasi yang dihasilkan oleh atau yang cocok bagi satu
gaya tertentu (Miftah Thoha, 1995).
Menurut Kadarusman (2012) kepemimpinan (Leadership) dibagi tiga yaitu: (1) Self
Leadership; (2) Team Leadership; dan (3) Organizational Leadership. Self Leadership yang
dimaksud adalah memimpin diri sendiri agar jangan sampai gagal menjalani hidup. Team
Leadership diartikan sebagai memimpin orang lain. Pemimpinnya dikenal dengan istilah
team leader (pemimpim kelompok) yang memahami apa yang menjadi tanggung jawab
kepemimpinannya, menyelami kondisi bawahannya, kesediaannya untuk meleburkan diri
dengan tuntutan dan konsekuensi dari tanggung jawab yang dipikulnya, serta memiliki
komitmen untuk membawa setiap bawahannya mengeksplorasi kapasitas dirinya hingga
menghasilkan prestasi tertinggi. Sedangkan organizational leadership dilihat dalam konteks
suatu organisasi yang dipimpin oleh organizational leader (pemimpin organisasi) yang
mampu memahami nafas bisnis perusahaan yang dipimpinnya, membangun visi dan misi
pengembangan bisnisnya, kesediaan untuk melebur dengan tuntutan dan konsekuensi
tanggung jawab sosial, serta komitmen yang tinggi untuk menjadikan perusahaan yang
dipimpinnya sebagai pembawa berkah bagi komunitas baik di tingkat lokal, nasional,
maupun internasional.
Menurut Crainer ada lebih dari 400 definisi tentang leadership (Mullins, 2005). Dari sekian
banyaknya definisi tentang kepemimpinan, ada yang menyebutkan kepemimpinan
merupakan suatu kegiatan untuk memengaruhi orang lain. Kepemimpinan merupakan suaru
proses untuk memengaruhi aktivitas kelompok. Kepemimpinan merupakan kemampuan
memeroleh kesepakatan pada tujuan bersama. Kepemimpinan adalaah suatu upaya untuk
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan adalah sebuah
hubungan yang saling memengaruhi antara pemimpin dan pengikutnya. Walaupun cukup
sulit menggeneralisir, pada prinsipnya kepemimpinan (leadership) berkenaan dengan
seseorang memengaruhi perilaku orang lain untuk suatu tujuan. Tapi bukan berarti bahwa
setiap orang yang memengaruhi orang lain untuk suatu tujuan disebut pemimpin.
Menurut Kreitner & Kinicki (2005 : 372) menyatakan bahwa kepemimpinan (leadership)
didefinisikan sebagai “Suatu proses pengaruh sosial dimana peran pemimpin untuk
mengusahakan partisipasi sukarela dari para bawahannya dalam suatu target guna mencapai
tujuan organisasi”.3 Sedangkan arti kepemimpinan berdasarkan A Robert Baron (2003:471
), ialah “ Leadership is the process whereby oone individual influences or her group members
toward the attainment of defined group or organizational goals. ”Kepemimpinan merupakan
proses dimana individu memberikan pengaruh anggota kelompok lain tentang perolehan
tujuan yang telah diputuskan oleh kelompok atau organisasi. Definisi lainnya menurut Mc
Shane (2005:436) bahwa ‘kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberi dampak,
mendorong dan memungkinkan orang lain agar berkontribusi pada keefektifan dan
kesuksesan organisasi dimana mereka merupakan anggotanya.”
Tipe kepemimpinan yang mempunyai perbedaan dapat berpe-ngaruh terhadap efektivitas
atau kinerja organisasi (Nanjun deswaraswamy, 2014).
Menurut Sulaksana, 2002, peranan pemimpin dalam organisasi, antara lain : Membantu
kelompok dalam mencapai tujuan; Memungkinkan para anggota memenuhi kebutuhan;
Mewujudkan nilai kelompok; Merupakan pilihan para anggota kelompok untuk mewakili
pendapat mereka dalam interaksi dengan pemimpin kelompok lain; Merupakan seorang
fasilitator yang dapat menyelesaikan konflik kelompok.
Pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur
pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan (supporting behavior). Sedangkan
berdasarkan kepribadian maka gaya kepemimpinan dibedakan menjadi (Robert Albanese,
David D. Van Fleet, 1994).
Posisi kepemimpinan ditetapkan dalam pengaturan kerja untuk membantu organisasi subunit
untuk mencapai tujuan keberadaannya dalam sistem yang lebih besar. Tujuan organisasi
dioperasionalkan sebagai arah untuk kegiatan kolektif. Proses kepemimpinan diarahkan
dalam mendefinisikan, menetapkan, mengidentifikasi, atau menerjemahkan arahan untuk
pengikut mereka dan memfasilitasi atau memungkinkan proses organisasi yang seharusnya
menghasilkan pencapaian tujuan. Tujuan dan arah organisasi menjadi jelas dalam banyak
hal, termasuk melalui misi, visi, strategi, tujuan, rencana, dan tugas. (Zaccaro, 2001).
Berbicara mengenai kepemimpinan, terlebih dahulu akan disajikan menurut para ahli.
Sebagaimana dikemukakan oleh Handayaningrat (1996:452), mengemukakan bahwa :
“kepemimpinan merupakan kecakapan untuk menyakinkan orang-orang agar mengusahakan
secara tegas tujuan-tujuannya dengan penuh semangat. Orang-orang atau bawahan tersebut
akan melakukan tugasnya dengan dilakukan seorang pemimpin organisasi akan berhasil bila
didukung oleh kemampuan mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam mencapai
sasarannya”.
Kepemimpinan itu sebagai suatu seni. Sebagaimana menurut pendapat John Pfiffner,
mengemukakan bahwa : “kepemimpinan adalah seni untuk mengkoordiasikan dan
memberikan dorongan terhadap individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang
diinginkan”.
Dari kedua pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu
seni untuk mengkoordiasikan, mengarahkan dan mengendalikan orang lain untuk
bekerjasama mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditentukan dalam suatu organisasi.
Jelaslah bahwa kepemimpinan merupakan peranan yang sangat penting dalam suatu
organisasi.
Pendapat lain sebagaimana dikemukakan oleh Slamet (2002:29), menyatakan bahwa :
“kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk
mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu”.
Di sisi lain kepemimpinan itu merupakan inti dari pada manajemen. Sebagaimana menururt
pendapat Millet (dalam Sarwoto, 1994:45) yang mengemukakan : “manajemen adalah proses
memimpin dan melancarkan pekerjaan dari orang-orang terorganisir secara formal sebagai
kelompok untuk memepoleh tujuan yang diinginkan”.
Seorang pemimpin harus dapat melakukan sesuatu bagi anggota organisasi yang
dipimpinnya. Sebagaimana menurut Sulaksana, 2002, peranan pemimpin dalam organisasi,
antara lain: Membantu kelompok dalam mencapai tujuan; Memungkinkan para anggota
memenuhi kebutuhan; Mewujudkan nilai kelompok; Merupakan pilihan para anggot
kelompok untuk mewakili pendapat mereka dalam interaksi dengan pemimpin kelompok
lain; Merupakan seorang fasilitator yang dapat menyelesaikan konflik kelompok.
Selain itu, Robinson (dalam Ginting, 1999). Para ahli mengemukakan bahwa peranan yang
perlu ditampilkan pemimpin, adalah : mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala; memberi
informasi; sebagai seorang perencana; memberi sugesti; mengaktifkan anggota; mengawasi
kegiatan; memberi semangat untuk mencapai tujuan; sebagai katalisator; mewakili
kelompok; memberi tanggung jawab; menciptakan rasa aman, dan sebagai ahli dalam bidang
yang dipimpinnya.
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa peranan pemimpin dalam organisasi
adalah berperan sebagai kepala dalam membantu kelompok untuk mencapai tujuan.
Berkaitan dengan organisasi, secara sederhana organisasi merupakan sarana, alat, tepat atau
wadah dari pada sekelompok orang untuk bekerjasama guna mencapai tujuan bersama. Agar
lebih jelasnya, akan dikemukakan oleh pendapat para ahli. Sebagaimana pendapat
Schermerhorn, 2000, mengemukakan bahwa : “organisasi adalah sekumpulan orang yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama”.
Selanjutnya, Robbins, 1994, mengemukakan bahwa : “organisasi adalah sebagai suatu entitas
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, diikuti pembatasan-pembatasan yang secara relatif
berkesinambungan dengan pengidentifikasikan rambu-rambunya secara jelas serta
senantiasa berupaya meraih pencapaian tujuan atau sekelompok tujuan secara bersama-sama.
Kemudian Daft, 1989, menjelaskan 4 prinsif utama dari pendapat Robbins di atas, yaitu :
a. Organisasi merupakan entitas-entitas sosial yang terdiri atas manusia dan kelompok
manusia;
b. Organisasi akan senantiasa terarah pada tujuan tertentu, dikarenakan keberadaan tujuan
itulah merupakan perwujudan dari alasan berdirinya organisasi;
c. Organisasi mengandung sistem-sistem yang dikoordinasikan secara rasional agar mampu
meraih tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya;
d. Organisasi memiliki rambu-rambu pembatas yang relatif teridentifikasi secara jelas, yang
menentukan unsur mana saja yang termasuk bagian atau bukan dari organisasi itu.
Manajemen dan organisasi sangat berhubungan erat, karena kedua-duanya terdapat
kepemimpinan. Dengan demikian, untuk menyusun organisasi yang baik sangat diperlukan
manajemen yang baik, tentunya dalam hal ini adalah kepemimpinan ideal.
Untuk mengukur gaya kepemimpinan, dipergunakan indikator sebagai berikut (Gibson,
2004) :
a. Charisma
Adanya karisma dari seorang pemimpin akan mempengaruhi bawahan untuk berbuat dan
berperilaku sesuai dengan keinginan pimpinan.
b. Ideal influence (pengaruh ideal)
Seorang pemimpin yang baik harus mampu memberikan pengaruh yang positif bagi
bawahannya.
c. Inspiration
Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menjadi sumber inspirasi bagi bawahannya,
sehingga bawahan mempunyai inisiatif agar dapat berkembang dan memiliki kemampuan
seperti yang diinginkan oleh pemimpinnya.
d. Intellectual stimulation
Adanya kemampuan secara intelektualitas dari seorang pemimpin akan dapat menuntun
bawahannya untuk lebih maju dan berpikiran kreatif serta penuh inovasi untuk berkembang
lebih maju.
e. Individualized consideration (perhatian individu)
Perhatian dari seorang pemimpin terhadap bawahannya secara individual akan
mempengaruhi bawahan untuk memiliki loyalitas tinggi terhadap pemimpinnya.
DAFTAR PUSTAKA

Gellerman, W., Saul, 2003. Manajer dan Bawahan, Lembaga Pendidikan dan Pembinaan
Manajemen, (LPPM), Jakarta.

Greenberg, Jerald & BaronRobert, A. 2003.Behavior in Organization : Understanding and


Managing The Human side of work, 5th Ed, Prentice Hall International

Handayaningrat, (1996). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta : PT.
Gunung Agung.

James. L. Gibson, John M. Ivancevich, James H. Donnely, 2004. Organisasi dan Manajemen,
Erlangga, Jakarta.

Kadarusman, D. 2012. Natural Intelligence Leadership: Cara Pandang Baru Terhadap Kecerdasa
dan Karakter Kepemimpinan. Jakarta: Raih Asa Sukses.

Kreitner, Robert and Kinicki, Angelo.2005. Perilaku Organisasi edisi 5. Jakarta. PT. Salemba
empat.

Mc Shane, Stephen L and Von Glinow, Mary Ann. 2005.Organizational Behaviour: Emerging
Realities for the Workplace Revolution, second Ed, Mc Graw Hill, Irwin.

Miftah Thoha, 1995. Kepemimpinan Dalam Manajemen, CV. Rajawali, Jakarta

Mullins, L. J. 2005. Management and Organisational Behaviour. England: Pearson Education


Limited.

Nanjun deswaraswamy. 2014. Leadership Stlye. Journal Advances in Management Vol. 7(2)
February 2014

Robbins, S.P. (1994). Teori Organisasi : Struktur, Desain & Aplikasi. Jakarta : Arcan.

Robert Albanese, David D. Van Fleet, 1994. Organizational Behavior: A Managerial Viewpoint,
Dryden Press, Texas

Sarwoto, (1994). Dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Slamet, (2002). Administtrasi Negara Sebuah Pedoman Kerja : Jakarta.

Sulaksana, (2002). Menuju Masyarakat Partisifatif. Yogyakarta : Kanisius.

Zaccaro. 2001. The Nature of Organizational Leadership. Journal of George Mason University.

Anda mungkin juga menyukai