Anda di halaman 1dari 5

Mengenal Kecerdasan Ruang dari Arsitektur Rumah Adat

Indonesia

Judul Buku : Mengenal Kecerdasan Ruang dari Arsitektur Rumah Adat


Indonesia
Penulis : Muhaimin
Tahun Terbit : 2017
Penerbit : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Penyunting : Muhammad Jaruki
Ilustrator : Fajar Tri Laksono

Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki begitu banyak


keberagaman didalamnya. Keberagaman yang telah ada sejak lama menjadi
simbol persatuan dan dikemas dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika yang
mana memiliki arti “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. Unsur diversitas yang
dimiliki oleh negara Indonesia adalah suatu kekayaan dan keindahan bagi
bangsa Indonesia dimana tak hanya keanekaragaman hayati tetapi juga produk-
produk asli Indonesia yang memiliki unsur kebudayaan dan sejarah didalamnya
yang bernilai tinggi seperti : (1) Pakaian adat, (2) Alat musik tradisional, (3)
Bahasa daerah, (4) Suku dan ras, (5) Tarian tradisional, (6) Makanan tradisional,
(7) Permainan tradisional, dan tentunya (8) Rumah adat.
Rumah adat merupakan suatu bangunan tradisional dari suatu daerah yang
dibangun berdasarkan salah satu unsur kebudayaan yang berkembang dalam
masyarakat. Bangunan ini bukanlah sembarang bangunan yang memiliki
struktur konsep dan desain yang modern seperti saat ini. Dibangun dengan
metode yang sama dari generasi ke generasi tanpa adanya rekonstruksi yang
signifikan, dan dapat juga dikatakan sebagai rumah yang memperhatikan
kegunaan, fungsi sosial dan arti budaya dibalik konsep atau gaya bangunan.
Disamping itu pula tentunya menjadikan suatu unsur keunikan tersendiri bagi
masyarakat luar daerah maupun mancanegara. Hal inilah yang telah
dikemukakan oleh Muhaimin secara garis besar didalam buku ini.
Didalam buku ini mengupas rumah adat daerah Indonesia di berbagai provinsi
dengan konsep khas arsitektur tradisionalnya yang juga disertai dengan foto atau
ilustrasi rumah adat tersebut sehingga mempermudah untuk visualisasi. Meski
begitu, cakupan penjelasan rumah adat di Indonesia tidak seluruhnya dikupas
dalam buku ini. Hanya sebagian besar rumah adat yang ditampilkan serta
penjelasan konsep arsitektur bangunan secara general dan eksternal. Disisi lain,
dengan pemahaman umum seperti ini akan sangat membantu untuk memahami
akan wawasan dan eksistensi tentang rumah adat yang berada di Indonesia
terutama di kalangan anak-anak remaja.
Diawali dengan penjelasan gambaran secara umum akan rumah adat yang
berada di provinsi Jawa Timur yakni rumah Joglo. Memiliki keunikan dan
kekhasan tersendiri dari rumah adat daerah lain di Indonesia salah satunya yang
paling menonjol adalah di bagian bentuk atap dan struktur bangunan rumah.
Terdapat juga ornamen-ornamen khas Jawa dengan ditambahkan unsur ukiran-
ukiran buatan tangan yang terbuat dari kayu. Ukiran-ukiran ini bisa ditemukan
pada pintu, ornamen ruang depan, atap rumah, dan sebagainya. Selain itu ukiran
dan ornamen yang dibuat tentunya akan membuat kesan rumah adat menjadi
semakin indah dan unik.

Penjelasan secara umum diutarakan pula pada bagian rumah adat Bali yang
memiliki desain tampak luar yang serupa dengan rumah adat Jawa. Namun
dalam hal ini terdapat perbedaan pada material bahan bangunan yang digunakan
yakni ukiran yang tidak hanya terbuat dari kayu namun juga pada bahan yang
terbuat dari batu. Kemudian di daerah provinsi lain yaitu Sumatera Barat yang
juga tak kalah unik dari bangunan adat lain, dimana memiliki arstitektur luar
yang cukup rumit dan terinspirasi dari tanduk kerbau yang melengkung dan
menunjuk ke atas. Disebutkan bahwa ciri khas rumah masyarakat Sumatra
adalah rumah panggung. Bentuk dasar rumah yang merupakan balok segi empat
yang mengambang ke atas dan bagian bawah ditopang dengan penyangga
berupa tiang-tiang kayu yang kokoh. Pada bangunan ini pula tidak terlepas dari
struktur tanah Melayu yang berupa rawa-rawa.
Desain arsitektur bangunan adat di Indonesia pun tidak hanya monoton, terlihat
dari penjelasan pada rumah adat di pulau Kalimantan. Terdapat dua tipe rumah,
yaitu rumah Suku Banjar di Kalimantan Selatan dan rumah Suku Dayak di
Kalimantan Tengah, Barat, dan Timur. Ciri khas bangunan ini adalah rumah
panggung dengan bubungan tinggi dengan penyangga di tiap-tiap kakinya
seperti rumah adat Sumatera hanya ukuran bangunan ini memanjang sehingga
di sebut Rumah Panjang. Adanya warna kuning dan hitam mendominasi warna
utama pada bangunan adat ini. Dengan letak geografis dan kondisi lingkungan,
bangunan tipe panggung sangat direkomendasikan mengingat tanah gambut dan
rawa-rama cenderung tidak stabil dan mengandung air. Dalam hal ini juga
diperkuat oleh banyaknya sungai, baik sungai besar maupun sungai kecil.
Setelah mengupas wawasan bangunan adat di pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan
Kalimantan, didalam buku yang memiliki 67 halaman ini mengupas pula
bangunan adat di pulau lain yaitu : Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Maluku,
dan Papua. Dalam hal ini, penulis memberikan cakupan informasi yang bersifat
umum dan eksternal. Dijelaskan seperti pada bagian rumah adat Nusa Tenggara
Timur dimana memiliki ciri khas yakni ukuran bentuk atapnya yang tinggi
melebihi bentuk bangunan utama. Selain itu ukuran bangunannya tidak terlalu
besar seperti bangunan adat lainnya di berbagai daerah Indonesia. Keunikan dari
bangunan ini adalah atapnya yang berbentuk kerucut dan dinamakan rumah
mbaru niang.
Dilanjut dengan penjelasan umum dari rumah adat Toraja di Sulawesi Selatan
yang memiliki ciri khas bentuk atap yang menjulang tinggi dan melengkung.
Ukuran rumah adat Toraja terlihat kecil serupa dengan rumah mbaru niang.
Dalam satu areal, bangunan ini dibangun berjejer lurus sehingga terkesan rapih
dan indah saat dilihat dari jauh. Tak banyak informasi detail yang dipaparkan
oleh penulis seperti struktur bangunan dalam dan konsep desain yang dikatakan
cukup rumit tersebut dan hal ini menjadi salah satu poin kekurangan dari buku
ini.
Penulis juga mengupas kembali informasi lain yaitu pada rumah adat Maluku.
Dimana dalam hal ini pula tidak dijelaskan secara spesifik dari bangunan unik
tersebut. Cakupan informasi yang diberikan hanya pada bagian eksternal seperti
karakter khusus yang dimiliki bangunan ini adalah bentuk limas segi lima atau
enam bahkan lebih, tergantung dari ukuran rumahnya. Begitu pula dengan
struktur atap rumahnya yang memiliki bentuk limas, atap ini memiliki ukuran
lebih tinggi dari bangunan utama, seperti yang diutarakan penulis pada rumah
adat Nusa Tenggara Timur.

Dan informasi terakhir yang disuguhkan penulis adalah informasi mengenai


bangunan adat Papua. Dalam informasi ini penulis dinilai cukup baik dalam
memberikan informasi tambahan dan pendukung. Dijelaskan bahwa rumah adat
Papua adalah rumah adat yang memiliki desain arsitektur yang tak kalah unik
dan menarik dari bangunan adat daerah lainnya. Rumah adat ini disebut kaki
seribu dimana secara visual memiliki konsep perpaduan rumah adat Kalimantan
dan Sumatra untuk desain rumah panggung. Penyebutan kaki seribu ini
dijelaskan bahwa terdapat banyak sekali penyangga atau kaki penopang pada
bangunannya. Kaki ini tidak hanya terdapat pada bagian luar rumah, namun juga
pada bagian dalam rumah. Dalam hal ini, tentunya dilakukan agar bangunan
dapat berdiri dengan sangat kokoh. Selain daripada itu, pada rumah adat Honai
memiliki desain yang berbeda dari Kaki Seribu. Tidak ada kaki-kaki penyangga
pada bangunan ini. Struktur fisik rumah ini seluruhnya terbuat dari kayu yang
disususn sedemikian rupa sehingga mempunyai semacam ikatan yang kemudian
mempertemukan susunan kayu tersebut seperti saling mengunci. Yang menjadi
ciri khas bangunan ini adalah atap yang mengelilingi bangunan utama dengan
menjuntai ke bawah. Inilah yang tidak akan ditemui pada rumah adat lainnya di
Indonesia bahkan di dunia.
Secara menyeluruh masih terdapat banyak cakupan informasi yang perlu
disuguhkan lebih detail dan spesifik mengingat banyaknya keunikan dan
perbedaan yang khas pada masing-masing bangunan adat tersebut. Sejarah dan
latar belakang terbentuknya bangunan adat tersebut sangat layak untuk
disuguhkan dalam buku ini mengingat target pembaca yang diarahkan dan
mengerucut pada anak- anak remaja khususnya adalah anak SMA dimana
keingintahuan dan pemahaman lebih akan kebudayaan Indonesia dirasa cukup
memiliki potensi yang besar.

Hal berikutnya yang dikupas didalam buku ini yaitu mengenai ruang publik
pada rumah adat Indonesia. Penulis menjelaskan bahwa ruang publik terdiri atas
berbagai ruangan dalam suatu bangunan atau bahkan dalam bangunan yang
berbeda. Contohnya rumah adat kasepuhan Cirebon yang memiliki ruang publik
yang begitu luas, berupa ruang depan rumah yang berbentuk pendopo.

Bentuk ruang publik pada umumnya terdiri atas ruangan yang lebih luas
daripada ruangan lainnya. Tetapi, ruang publik di setiap rumah adat berbeda-
beda sesuai dengan adat atau kebiasaan masyarakat setempat dalam menerima
tamu.

Pada bagian berikutnya, dijelaskan juga bahwa keberadaan ruang publik dalam
suatu rumah adat tidak hanya dipergunakan untuk menerima tamu saja, tetapi
bisa digunakan untuk menjadi tempat pertemuan untuk membahas suatu
kepentingan sosial bahkan dipakai untuk latihan menari anak-anak seperti
pendopo rumah adat joglo di Jawa.

Selain rumah adat joglo di Jawa, penulis juga membeberkan beberapa


penggunaan ruang publik dalam rumah adat lainnya. Misalnya, ruang depan atau
seuramoe keue/seuramoe reunyeun dalam rumoh Aceh digunakan anak-anak
sebagai tempat mengaji pada pagi dan sore hari. Contoh lain dari penulis adalah
rumah adat taneyan lanjhang dari Madura ruang publik utama nya adalah
musala yang berfungsi sebagai tempat beribadah. Selain digunakan untuk
beribadah, musala digunakan untuk menerima tamu, pertemuan penting dan
lain-lain. Satu lagi ruang publik yang disampaikan oleh penulis adalah ruang
publik dari rumah adat dalam loka Samawa Nusa Tenggara Barat yang
digunakan untuk menerima dan menjamu tamu dalam kegiatan sosial dan
keagamaan.

Pada bagian ini penulis menyampaikan beberapa contoh penggunaan ruang


publik dalam rumah adat yang ada di Indonesia. Dengan berbagai bukti yang
disampaikan oleh penulis dalam setiap penjelasan, maka dirasa cukup untuk
dipahami oleh para pembaca. Selain itu, penggunaan bahasa yang simpel dan
tidak rumit memudahkan para pembaca untuk memahami maksud dari penulis.

Anda mungkin juga menyukai